BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Dinas Sosial Dan Pemakaman Kota Pekanbaru

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 4.1 Perkembangan Singkat Kota Pekanbaru. masih relatif terbelakang dibanding dengan Kota-Kota menengah yang ada

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kota Pekanbaru terletak antara Bujur timur dan 0 0

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM. Dinas Sosial 1.

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Perkembangan Dinas Sosial Provinsi Riau

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SIDOARJO PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA

B U P A T I T A S I K M A L A Y A

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 30 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN

Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) , Fax (0370) Kode Pos TELAAHAN STAF

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 23 TAHUN 2001 TENTANG

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

KEPALA DINAS UPTD SEKRETARIAT BIDANG PARTISIPASI SOSIAL DAN MASYARAKAT BIDANG REHABILITASI SOSIAL BIDANG PELAYANAN SOSIAL

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE A DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

BAB II PROFIL INSTANSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE C DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SAMOSIR

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE B DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kota Bandung A. Kepala Dinas B. Sekretariat

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS SOSIAL

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS SOSIAL

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL ACEH

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE B DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE A DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

KATA PENGANTAR. Banjarmasin, 10 Januari 2015 KEPALA DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN DINSOS JABAR BAB I PENDAHULUAN

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

RENCANA STRATEGIS DINAS SOSIAL PROVINSI BALI TAHUN

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

: SOSIAL ORGANISASI : DINAS SOSIAL Halaman sebelum perubahan

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 17,800, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 45,668,879, BELANJA LANGSUNG 53,024,950,000.00

RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PROFILE DINAS SOSIAL DAN PENANGGULANGAN BENCANA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS SOSIAL PROVINSI BALI PERIODE

PEMERINTAH KOTA PAREPARE RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2015

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KOTA SERANG

DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN

BAB II DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA. A. Sejarah Ringkas Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

INDIKATOR KINERJA UTAMA

RENCANA STRATEGIS ( RS ) TAHUN 2011 s/d 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 54 Tahun : 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 DINAS SOSIAL KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NO

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 43 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN MUSI RAWAS

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017

BAB II PERENCANAAN KINERJA.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

FUNGSI a. pelaksanaan penyusunan rencana dan program kerja kesekretariatan ; b. pelaksanaan pelayanan kesekretariatan yang

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB II PERENCANAAN KINERJA.

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Dinas Sosial Dan Pemakaman Kota Pekanbaru 1. Terbentuknya Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, bukan berarti Indonesia telah merdeka seutuhnya dan merasa aman dari penjajah. Belanda ternyata tidak ingin melepas begitu saja jajahannya meski Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaan. Dengan maksud ingin menjajah kembali Indonesia maka Belanda dengan kekuatan penuh pasukan tempurnya kembali ingin menguasai Indonesia. Terjadilah pertempuran yang sangat sengit antara dua bangsa yang berbeda tujuan dan keinginan. Di dalam pertempuran ini banyak terjadi kekacauan, sehingga banyak rakyat yang mengungsi. Oleh pejuang yang berada di garis belakang maka dikoordinirlah para relawan yang membantu para pejuang dan pengungsi ini. Tugas para relawan adalah membuat dapur umum, menyuplai logistik dan makanan serta pekerjaan lainnya yang dibutuhkan pada saat itu. Dampak peristiwa ini menumbuhkan perasaan hubungan yang emosional dan persaudaraan yang kental antara pejuang, pengungsi, relawan dan orang-orang yang terlibat dalam peristiwa pertempuran tersebut. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai Hari Kesetiakawanan Sosial yang jatuh pada tanggal 22 Desember 1947 yang cikal bakal lahirnya Departemen Sosial. Hingga kini pemerintah 14

Negara Republik Indonesia setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) atau hari jadi Departemen Sosial. Pada tahun 1948 pemerintah Negara Republik Indonesia yang baru berdiri dan sedang dilanda perang merasakan perlunya suatu instansi yang sah yang dikelola oleh pemerintah dalam rangka membantu peperangan, maka pada tahun itu dibentuklah yang namanya Inspeksi Sosial mulai dari pusat sampai ke daerahdaerah yang tugas pokoknya adalah membantu tentara Republik Indonesia dalam peperangan. Kemudian pada tahun 1950 Inspeksi Sosial ditukar namanya menjadi Jawatan Sosial yang tugas pokoknya adalah membantu korban perang dan para veteran pejuang. Kemudian pada tahun 1965 Jawatan Sosial yang tugas utamanya adalah membantu para korban perang dan veteran pejuang ditambah tugas pokoknya dengan membantu para penyandang cacat (paca), Tenaga Kerja Indonesia, dan Organisasi Sosial (orsos). Pada tahun 1974 Jawatan Sosial diganti nama menjadi Departemen Sosial Republik Indonesia untuk tingkat pusat yang dikepalai oleh seorang Menteri Republik Indonesia, untuk tingkat provinsi disebut Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Sosial Provinsi yang dikepalai oleh seorang kepala departemen, sementara untuk tingkat kabupaten/kota disebut Kantor Departemen Sosial Kabupaten/Kota, untuk tingkat kecamatan disebut Petugas Sosial Kecamatan yang berkantor di kantor camat setempat. Tugas utama dari Departemen Sosial adalah perintis pejuang kemerdekaan, mengangkat pahlawan nasional, penyandang cacat, karang taruna, panti asuhan, fakir miskin, korban bencana, lembaga sosial, organisasi sosial, korban tindak kekerasan dalam rumah tangga, korban 15

perdagangan anak, gelandangan dan pengemis (gepeng), pekerja seks komersil (psk), korban HIV/AIDS, korban napza, komunitas adat terpencil. Pada tahun 1998, Departemen Sosial pernah dibubarkan oleh Presiden Republik Indonesia yang pada saat itu dijabat oleh KH. Abdurrahman Wahid atau Gusdur, dengan alasan yang tidak jelas. Dan pada tahun 1999, dihidupkan kembali Departemen Sosial dengan berganti nama menjadi Badan Kesejahteraan Sosial Nasional (BKSN) untuk tingkat pusat. Kemudian pada tahun 2000 diganti kembali dengan nama Departemen Sosial dan Kesehatan Republik Indonesia. Selanjutnya pada tahun 2001 Departemen Sosial Republik Indonesia dihidupkan kembalioleh Presiden yang pada waktu itu dijabat oleh Megawati Soekarno Putri. Pada tahun itu juga untuk Kota Pekanbaru sesuai dengan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas, maka terbentuklah Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru berdasarkan Peraturan Daerah Kota Nomor 7 Tahun 2001 1. Pada tahun 2008 Pemerintah Kota Pekanbaru mengeluarkan Perda Nomor 8 Tahun 2008 tentang Struktur dan Tata Kerja yang baru untuk Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru. Kedudukan Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru adalah unsur pelaksanapemerintah daerah dibidang Kesejahteraan Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru yang pada saat ini dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan terdiri dari 1 sekretaris dan 4 Kepala Bidang (Kabid), 15 Kepala Seksi (Kasi) dan tenaga jabatan fungsional dengan jumlah personil 59 orang yang dilatar belakangi dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda, dalam pelaksanaan 1 Peraturan Pemerintah Kota Pekanbaru Nomor 7 Tahun 2001 16

sehari-hari berada di bawah tanggung jawab Walikota melalui Sekretaris Kota Pekanbaru 2. Kedudukan Dinas Sosial dan Pemakaman sesuai dengan tuntutan Undang-undang Otonomi Daerah Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dimana kabupaten/kota diberikan wewenang yang luas baik dalam urusan pemerintahan maupun dalam pengelolaan pembangunan. Kewenangan yang luas ini disatu sisi dapat dipandang sebagai kesempatan bagi daerah untuk berkembang dan berbuat sendiri demi kemajuan suatu daerah tersebut, dan disisi lain merupakan tantangan baru yang cukup berat dan menantang. Kemudian untuk menunjang pelaksanaan pelayanan penyediaan tempat pemakaman umum di Kota Pekanbaru, maka oleh pemerintah Kota Pekanbaru pada tahun 2004 dibuatkanlah 6 (enam) te mpat pemakaman umum yang tersebar di sekitar Kota Pekanbaru yang tata kelolanya diatur dan ditangani oleh Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru. 2. Visi dan Misi Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru Setiap organisasi atau instansi pemerintah diharuskan mempunyai suatu pandangan dan pencapaian ke depannya dalam menangani dan melaksanakan pekerjaannya dalam arti kata adanya visi dan misi, supaya apa yang dilaksanakan itu terstruktur, strategis dan tetap pada pedoman yang telah ditetapkan. Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategik, merupakan suatu langkah penting 2 Perda Nomor 8 Tahun 2008 tentang Struktur dan Tata Kerja 17

dalam perjalanan suatu organisasi. Visi tidak hanya penting pada waktu mulai bekerja, tetapi juga pada kehidupan organisasi selanjutnya. Adapun visi dan misi dari Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru di antaranya sebagai berikut : a. Visi Sebagaimana yang telah dirumuskan bersama, bahwa visi dari Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru adalah Terwujudnya Kesejahteraan Sosial bagi PMKS/PSKS dilandasi kesetiakawanan sosial serta pemakaman yang indah dan tertib. b. Misi Dari visi di atas, dapat dirumuskan misi dari Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru sebagai berikut : 1) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sarana kerja. 2) Meningkatkan dan memberdayakan PMKS/PSKS agar tumbuh dan berkembang dalam sistem masyarakat. 3) Meningkatkan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja PMKS dan PSKS. 4) Meningkatkan pelayanan sosial kepada masyarakat secara optimal melalui Pekerjaan Sosial Masyarakat (PSM). 5) Menciptakan lapangan kerja melalui kerjasama dengan dunia usaha 3. 3 Draf Gambaran Umum Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru 18

3. Sasaran dan Prioritas Serta Kebijakan Dalam kinerjanya, Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru mempunyai sasaran dan prioritas serta kebijakan sebagai patokan untuk menjalankan dan menangani beberapa masalah-masalah sosial yang ada di lapangan sesuai dengan apa yang diharapkan dan tepat sasaran. a. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 1) Kemiskinan (Fakir miskin, Wanita rawan sosial dan ekonomi). 2) Ketunaan (Gelandangan dan pengemis, Wanita tuna susila). 3) Keterkantaran (Anak terlantar, Anak jalanan, Anak nakal, Lanjut usia terlantar). 4) Kecacatan (Cacat fisik, Cacat mental, Cacat ganda). 5) Korban Bencana (Bencana alam, Bencana sosial). 6) Tindak Kekerasan (Korban tindak kekerasan, antara lain: anak, wanita dan lanjut usia). Berikut data-data PMKS dalam sebuah tabel : Tabel II. 1 Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial No Jenis PMKS Satuan LK PR 1 Anak Balita Terlantar Jiwa 14 13 2 Anak Terlantar Jiwa 2.750 2.890 3 Anak Nakal Jiwa 580 70 4 Anak Jalanan Jiwa 380 142 19

5 Keluarga Rentan Sosial KK 240 110 Ekonomi 6 Korban Tindak Kekerasan Jiwa 188-7 Lanjut Usia Terlantar Jiwa - - 8 Penyandang Cacat Jiwa - - 9 Tuna Susila Jiwa - - 10 Gelandangan dan Pengemis Jiwa 54 97 11 Korban Penyalahgunaan Jiwa 95 25 Napza 12 Keluarga Fakir Miskin KK - - 13 Keluarga Tinggal di Rumah KK - - Tak Layak Huni 14 Korban Bencana Alam Jiwa - - 15 Pekerja Migran Bermasalah Jiwa - - Sosial 16 Orang Dengan HIV/AIDS Jiwa - - (ODHA) 20

b. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) Tabel II. 2 Data Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial No PSKS Jumlah 1 Karang Taruna 71 2 Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) 150 3 Taruna Siaga Bencana (TAGANA) 275 4 Organisasi Sosial (LSM) 163 5 Peran serta Dunia Usaha 57 c. Taman Pemakaman Umum (TPU) Tabel II. 3 Data Tempat Pemakaman Umum Yang Dikelola Jumlah TPU Pemerintah Kota Pekanbaru 6 Masyarakat 60 d. Kebijakan 1) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pegawai di lingkungan Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru. 2) Meningkatkan kesejahteraan sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). 21

3) Melaksanakan bimbingan sosial dan pelatihan keterampilan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dengan bekerja sama dengan dunia usaha dan instansi terkait guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. 4) Memberikan bantuan kesejahteraan sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dalam bentuk: Usaha Ekonomi Produktif (UEP), Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan Korban Bencana. 5) Memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang cacat, Korban Tindak Kekerasan (KTK), Gelandangan dan Pengemis (Gepeng) serta penyakit sosial lainnya. 6) Mengembangkan/meningkatkan prakarsa dan peran aktif masyarakat serta memberdayakan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) secara optimal dalam pembangunan kesejahteraan sosial melalui: Karang Taruna, Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat, Organisasi Sosial/LSM dan dunia usaha. 7) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat melalui penataan Taman Pemakaman Umum (TPU) berupa sarana dan prasarananya serta pemakaian mobil ambulan yang dikelola oleh Pemerintah Kota Pekanbaru 4. 4 Draf Gambaran Umum Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru 22

4. Tugas Pokok Berdasarkan pembagian bidang di Dinas Sosial Pekanbaru, maka masing masing bidang memiliki tugas pokok yaitu : a. Kepala Dinas Sosial dan Pemakaman mempunyai rincian tugas: 1) Merumuskan kebijakan teknis dalam bidang sosial dan pemakaman. 2) Menyelenggarakan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang sosial dan pemakaman. 3) Membina dan melaksanakan urusan bidang sosial dan pemakaman 4) Melakukan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang sosial dan pemakaman. 5) Membina Unit Pelaksanaan Teknis Dinas dalam lingkup tugasnya. 6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. b. Sekretariat mempunyai rincian tugas: 1) Memimpin, menyelenggarakan kegiatan administrasi kepegawaian, umum, perlengkapan, keuangan dan program dinas. 2) Menyusun rencana kerja dan membuat laporan tahunan. 3) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan program kerja tahunan di lingkungan dinas. 4) Mewakili Kepala Dinas apabila yang bersangkutan berhalangan atau tidak berada di tempat. 5) Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan sub bagian-sub bagian. 23

6) Mengkoordinasikan dan melaksanakan pelayanan dan pengaturan rapat dinas, upacara serta keprotokolan. 7) Mengkoordinasikan, membina, merumuskan laporan tahunan dan evaluasi setiap bidang sebagai pertanggung jawaban dinas. 8) Mengkoordinasikan, membina pemeliharaan kebersihan, ketertiban, ketertiban dan keamanan kantor. 9) Membagi tugas kepada bawahan dengan cara disposisi atau secara lisan agar bawahan mengetahui tugas dan tanggung jawab masingmasing. 10) Mengevaluasi tugas Sekretariat berdasarkan informasi, data, laporan yang diterima untuk bahan penyempurnaan lebih lanjut. 11) Melaporkan pelaksanaan tugas Sekretariat kepada atasan secara lisan maupun tertulis. 12) Memfasilitasi dan asistensi tugas Sekretariat dengan cara konsultasi, kunjungan kerja, sosialisasi dan bimbingan teknis. 13) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. c. Bidang Pelayanan dan Pemberdayaan Sosial mempunyai rincian tugas: 1) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan pembinaan dan pengendalian serta pelayanan kesejahteraan anak, keluarga, lanjut usia dan jompo, bimbingan keluarga miskin dan pemberdayaan lembagalembaga sosial termasuk pengawasan terhadap panti sosial, penyuluhan sosial serta jaminan sosial. 24

2) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan bimbingan teknis dan pengendalian program pelayanan soaial dan pemberdayaan sosial 3) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan inventarisasi data penyandang masalah kesejahteraan (PMKS) dan potensi serta sumbersumber kesejahteraan sosial (PSKS) dibidang tugasnya. 4) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan penyiapan dan pengumpulan bahan dalam rangka penyusunan kegiatan penyuluhan, bimbingan sosial dan pengembangan swadaya masyarakat dibidang kesejahteraan sosial. 5) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan kerjasama dengan unit kerja lainnya serta instansi terkait sesuai dengan bidang tugasnya. 6) Mengkoordinasikan, membina, menyusun laporan dan hasil-hasil yang dicapai dalam pelaksanaan tugasnya 7) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan pelaksanaan tugas lain atas petunjuk pimpinan 8) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya d. Bidang Rehabilitasi Sosial mempunyai rincian tugas: 1) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan dan bimbingan dibidang rehabilitasi sosial 2) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan pelaksanaan pembinaan lanjut, pelayanan sosial, pemberdayaan bagi penyandang 25

cacat, anak terlantar/anak nakal, eks korban napza, bekas hukuman dan tuna susila 3) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan kerjasama dengan unit kerja lain dan instansi terkait sesuai dengan bidang dan tugasnya 4) Mengkoordinasikan, membina, merumuskan dan menyusun laporan, hasil-hasil yang dicapai dalam pelaksanaan tugas 5) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan pelaksanaan tugas lain atas petunjuk pimpinan 6) Mengkoordinasikan, menyusun dan merumuskan rencana kegiatan bidang. 7) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. e. Bidang Bantuan Sosial mempunyai rincian tugas: 1) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program bantuan sosial, advokasi sosial dan perlindungan sosial. 2) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan pembinaan, pemberian bantuan dan perlindungan sosial terhadap korban bencana alam, kerusuhan sosial dan tindak kekerasan 3) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan pemberian penghargaan, bantuan dan perlindungan sosial kepada keluarga pahlawan dan perintis kemerdekaan 26

4) Mengkoordinasikan, membina, dan merumuskan penanaman nilainilai kepahlawanan dan perintis kemerdekaan kepada generasi muda 5) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan pengendalian, pengawasan dan pengumpulan dana bantuan sosial 6) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan kerjasama dengan unit kerja lain dan instansi terkait sesuai dengan bidang tugasnya 7) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan penyusunan laporan, hasil-hasil yang dicapai dalam pelaksanaan tugas 8) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan pemberian petunjuk teknis pelaksaanaa tugas kepada bawahan 9) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan pelaksanaan tugas lain atas petunjuk pimpinan 10) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan pelaksanaan tugas bidang lain 11) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya f. Bidang Pemakaman mempunyai rincian tugas: 1) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan penyelenggaraan pendaftaran dan pencatatan penggunaan pemakaman dalam rangka penguatan retribusi 2) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan penggunaan pemakaman dalam rangka efektifitas dan efesiensi pemakaman 27

3) Mengkoordinasikan dan merumuskan pemeliharaan dan penertiban taman pemakaman milik pemerintah, swasta dan masyarakat serta mengawasi pengelolaannya dalam rangka menunjang kebersihan, keindahan, ketertiban dan keamanan kota 4) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan penyusunan rencana, pengadaan lahan pemakaman, penataan pemakaman dan pembuatan peta lokasi pemakaman serta peta penggunaan tanah pemakaman 5) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan kerjasama dengan unit kerja lain dan instansi terkait sesuai dengan bidang tugasnya 6) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan penyusunan laporan hasil-hasil yang dicapai dalam pelaksanaan tugas 7) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan serta memberikan petunjuk tehnis pelaksanaan tugas kepada bawahannya 8) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan pelaksanaan tugas lain atas petunjuk pimpinan 9) Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan pelaksanaan tugas bidang. 10) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 5. Struktur Organisasi Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru Adapun susunan organisasi Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru adalah sebagai berikut : 28

a. Kepala Dinas b. Sekretaris 1) Sub Bagian Kepegawaian, Umum dan Perlengkapan 2) Sub Bagian Keuangan 3) Sub Bagian Penyusunan Program c. Bidang Pelayanan dan Pemberdayaan Sosial 1) Seksi Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lansia 2) Seksi Pemberdayaan Keluarga Miskin 3) Seksi Lembaga dan Penyuluhan Sosial d. Bidang Rehabilitasi Sosial 1) Seksi Rehabilitasi Anak Nakal, Eks Korban Napza dan Hukuman 2) Seksi Rehabilitasi dan Pemberdayaan Penyandang Cacat 3) Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial e. Bidang Bantuan Sosial 1) Seksi Bantuan Sosial dan Korban Bencana 2) Seksi HAM, Pahlawan dan Perintis Kemerdekaan 3) Seksi Pengendalian, Pengawasan dan Pengumpulan Dana Sosial f. Bidang Pemakaman 1) Seksi Registrasi, Penyiapan Lahan dan Perlengkapan 2) Seksi Pemeliharaan dan Pemanfaatan Pemakaman 3) Seksi Pengawasan dan Pengendalian Pemakaman g. Kelompok Jabatan Fungsional h. Unit Pelayanan Teknik Dinas (UPTD) 29

B. Geografi Dan Demografi Kecamatan Sail 1. Terbentuknya Kecamatan Sail Kecamatan Sail pada awalnya dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Dati II Kampar. kemudian berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru No. 3 Tahun 2003. Kecamatan Sail secara geografis mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Lima Puluh b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bukit Raya c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pekanbaru Kota d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tenayan Raya Adapun luas wilayah kecamatan Sail saat ini adalah ± 3,26 Km2 yang terdiri dari 3 Kelurahan yaitu : a. Kelurahan Cintaraja b. Kelurahan Sukamaju c. Kelurahan Sukamulia Sedangkan dalam hal pelaksanaan administrasi pemerintahan untuk kecamatan sail saat ini berjalan dengan baik dan lancar dengan jangkauan pelayanan 3 (tiga) kelurahan, 18 RW, 75 RT. Dan untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan maka telah di buka loket pelayanan di kantor kecamatan. Pada loket pelayanan tersebut secara transparan ditetapkan proses, mekanisme, waktu, tariff dan dasar hukum pemberian pelayanan. Dan jumlah 30

aparat pemerintahan di kecamatan Sail adalah 34 Orang, 16 Orang diantaranya berada di sekretariatan Kecamatan 5. 2. Visi dan Misi Kecamatan Sail Adapun visi dan misi dari Kecamatan Sail adalah sebagai berikut : a. Visi Terdepan Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan dan Terbaik Pemberian Pelayanan Publik Sekecamatan Kota Pekanbaru. b. Misi 1) Mengutamakan pelayanan publik sebagai dasar terciptanya pelayanan secara prima kepada masyarakat. 2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur yang berkualitas, bertanggung jawab serta berjiwa profesionalisme. 3) Melaksanakan koordinasi di setiap lini terkait dengan penciptaan komunikasi yang efektif di antara aparatur kecamatan. 4) Meningkatkan kerjasama, loyalitas dan integritas di dalam jiwa setiap aparatur kecamatan. 3. Penduduk dan Agama Khususnya di Kecamatan Sail, Berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh pihak kecamatan pada Tahun 2013 yang tersebar dalam tiga kelurahan jumlah penduduknya adalah 23.037 jiwa yang terdiri dari laki-laki 5 Draf Kecamatan Sail 31

berjumlah 11.406 jiwa dan perempuan berjumlah 11.629 jiwa, sedangkan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 5.985 6. Untuk lebih jelasnya perincian jumlah penduduk di Kecamatan Sail di setiap kelurahan, dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel II. 4 Rekapitulasi Jumlah Penduduk Kecamatan Sail tahun 2013 No 1. 2. 3. Jenis Kelamin Jumlah Jumlah Kelurahan Lk Pr Penduduk KK Cintaraja 3.322 3.302 6.624 1.711 Sukamulia 4.208 4.787 8.995 2.707 Sukamaju 3.878 3.540 7.418 1.567 Jumlah 11.408 11.629 23.037 5.985 Pertumbuhan penduduk ini rupanya dibarengi pula dengan pertumbuhan anak terlantar yang ada di Kota Pekanbaru. Pada tahun 2009 jumlah anak terlantar tercatat sebanyak 1.586 jiwa yang berasal dari beberapa kecamatan di Kota Pekanbaru, khususnya di Kecamatan Sail jumlah anak terlantar berkisar sekitar 33 orang. Untuk data terbaru anak terlantar yang ada pada saat ini belum ada, karena minimnya referensi data sensus yang ada baik itu di Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru maupun di Badan Pusat Statistik. Untuk mata pencaharian atau pekerjaan penduduk di Kecamatan Sail ini pada umumnya mereka adalah wiraswasta/pedagang, pegawai negeri, buruh, pengrajin/industri kecil, dan TNI/POLRI. 6 Daftar Rekapitulasi Jumlah Penduduk Kecamatan Sail. 32

Sedangkan agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Kecamatan Sail, didominasi oleh agama Islam. Data ini mengacu pada jumlah kemajemukan suku dan agama masyarakat riau, yang dinyatakan bahwa penduduk Kecamatan Sail, yang beragama Islam berjumlah 21.556 jiwa, beragama Katolik berjumlah 734 jiwa, beragama Protestan berjumlah 594 jiwa, beragama Hindu berjumlah 85 jiwa, beragama Budha berjumlah 68 jiwa. 33