BUPATI B A T A N G, NOMOR 26 TAHUN 2014 DENGAN R A H M A T TUHAN Y A N G MAHA E S A

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 18 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 55 TAHUN 2010

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI B A T A N G. P E R A T U R A N BUPATI B A T A N G NOMOR 2. 5 TAHUN 2014 DENGAN R A H M A T TUHAN Y A N G MAHA E S A

NOMOR : 15 TAHUN 2010

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 916 TAHUN 2011

PROVINSI PAPUA BUPATI JAYAPURA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 86 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2017

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 13 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 7 TAHUN 2014

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945, disebutkan bahwa negara

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 55 TAHUN 2008

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 51 Tahun : 2016

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN ( PKPT ) TAHUN 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASANN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

Arsip Nasional Republik Indonesia

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 78,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 86 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2011

PEMERINTAH KOTA BLITAR I N S P E K T O R A T Jl. Imam Bonjol No. 9 Telp (0342)

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA TASIKMALAYA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PEMERINTAH KOTA BLITAR I N S P E K T O R A T Jl. Imam Bonjol No. 9 Telp (0342)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MALUKU TENGGARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG POLA ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 7 TAHUN 2008 TENTANG SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN INDRAMAYU

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI OGAN HOMERING ULU TIMUR NOMOR S TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH BUPATI SRAGEN,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR : 180/19/KEP/ /2013 TENTANG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORAGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN BREBES

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2015

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT ACEH

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 53 Tahun : 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN I N S P E K T O R A T Jalan A. Yani Nomor 17 Telp. (0517) KANDANGAN 71211

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERDAYAAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 11 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUARA ENIM NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 34 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KLINIK KONSULTASI AKSELERASI PENYELESAIAN REKOMENDASI HASIL PENGAWASAN BERBASIS E-CONSULTING

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN BUPATI SEMARANG NOMOR : 061/0217/2016 TENTANG RENCANA KINERJA TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 18 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 50 Tahun : 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

Transkripsi:

BUPATI B A T A N G P E R A T U R A N BUPATI B A T A N G NOMOR 26 TAHUN 2014 T E N T A N G P E D O M A N P E L A K S A N A A N T I N D A K L A N J U T R E K O M E N D A S I HASIL P E M E R I K S A A N R E G U L E R I N S P E K T O R A T K A B U P A T E N B A T A N G P A D A P E M E R I N T A H K A B U P A T E N B A T A N G DENGAN R A H M A T TUHAN Y A N G MAHA E S A BUPATI B A T A N G, Menimbang a. Bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas pengawasan fungsional dan menunjang terwujudnya penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), maka setiap temuan hasil pengawasan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), wajib ditindaklanjuti secara konsisten oleh pimpinan unit kerja/atasan langsung sebagai penanggung jawab kegiatan.. b. bahwa tindak lanjut hasil pengawasan Aparat Pengawasan Intern Pemenntah tersebut sangat diperlukan datam rangka memperbaiki manajemen Pemerintahan, antara lain aspek kelembagaan, ketatalaksanaan dan S D M Aparatur, serta dasar penilaian kinerja pimpinan unit kerja, agar suatu temuan yang sama tidak terulang kembali. c bahwa untuk menindaklanjuti laporan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada huruf b, perlu ditetapkan Pedoman Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Inspektorat Kabupaten, dengan Peraturan Bupati.

Mengingat 1 2 3 4 5. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II { Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2757 ); Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421): Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 85 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 4654); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82); 11 Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten (Lembaran Daerah Kabupaten Tahun 2008 Nomor 1 Seri E Nomor 1); 12. Peraturan Daerah Kab. Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah da Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten ( Lembaran Daerah Kabupaten Tahun 2011 Nomor 23 ) 13. Peraturan Daerah Kab. Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Perda Kab. Nomor 3 Th. 2008 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tahun 2011 Nomor 24 )

14, Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 25 Tahun 2011 Perubahan Atas Peraturan Daerah No.4 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Satuan Polisi dan Pamong Praja (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 68 Seri D); Memperhatikan 1. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) Nomor; PER/05/M.PAN/031/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) 2 Surat Edaran Menteri Negara PAN Nomor SE/02/M.PAN/01/2005 tentang Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan APIP 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Th 2007 Tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 Tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa M E M U T U S K A N : Menetapkan P E R A T U R A N BUPATI B A T A N G T E N T A N G P E D O M A N TINDAK L A N J U T R E K O M E N D A S I HASIL P E M E R I K S A A N R E G U L E R I N S P E K T O R A T K A B U P A T E N B A T A N G Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Laporan Hasil Pemeriksaan ( LHP ) dalam Bentuk Bab adalah laporan yang disusun dalam bentuk Bab oleh Tim Pemeriksa yang terdiri dari dua bagian bagian Pertama berisi ringkasan Hasil Pemeriksaan yang memuat secara lengkap mengenai hasil pemeriksaan dengan mencantumkan atribut / ciri - ciri temuan dan kode temuan. Laporan berbentuk Bab terdiri atas beberapa Bab yang maksudnya untuk melaporkan hasil pemeriksaan secara menyeluruh 2 Laporan Hasil Pemeriksaan ( LHP ) dalam bentuk Surat adalah Laporan Bentuk surat memuat hal - hal yang bersifat strategis dan Mendesak untuk segera ditindak lanjuti.

2. Rekomendasi adalah saran dari pemeriksa berdasarkan hasil pemeriksaannya, yang ditujukan kepada Kepala SKPD/ Kepala Kelembagaan Lainnya yang benwenang untuk melakukan tindakan dan/atau perbaikan 3 Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten. 4 Pimpinan Unit Kerja adalah merupakan obyek pemeriksaan Inspektorayt Kabupaten. 5. Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan yang selanjutnya disebut TLRHP adalah Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Inspektorat Kabupaten 6. Pemantauan tindak lanjut atas rekomendasi hasil pemeriksaan, adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis oleh Inspektorat untuk menentukan bahwa Pejabat telah melaksanakan rekomendasi hasil pemeriksaan dalam tenggang waktu yang telah ditentukan oleh Undang- Undang. 7. Sekretariat Inspektorat Kabupaten sebagai Tim Pemutahiran Data/Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Inspektorat Kabupaten yang selanjutnya disebut Tim TLRHP Inspektorat Kabupaten adalah Tim yang dibentuk oleh Bupati untuk melaksanakan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Inspektorat Kabupaten 8. Daerah adalah Kabupaten. 9. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah 10. Bupati adalah Bupati. 11. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati. 12. DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kab. 13. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten 14 Inspektur adalah Inspektur Kabupaten Inspektorat adalah Inspektorat Kabupaten. Pasal 2 Maksud ditetapkannya Pedoman Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan ini adalah untuk memberikan acuan bagi Pimpinan Unit Kerja dalam menindaklanjuti hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten

Pasal 3 Tujuan ditetapkannya Pedoman Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan ini adalah agar tindak lanjut terhadap hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan akuntabel. Pasal 4 (1) Obyek Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Reguler adalah unit kerja termasuk SKPD, UPTD, Perusahaan Daerah dan Lembaga Daerah Lainnya yang dibentuk dengan Peraturan daerah Kabupaten (2) Obyek Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Reguler Inspektorat Kabupaten, meliputi: a. Semua SKPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten yang dibentuk dengan Peraturan Daerah Kabupaten. b. Perusahaan Daerah, apabila kepemilikan / pengelolaan masih dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten. c. Kecamatan d. Desa/ Kelurahan Pasal 5 Ruang lingkup kegiatan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Reguler Inspektorat Kabupaten, meliputi Rekomendasi : a. Sistem Pengendalian Intern b. Pemeriksaan Administrasi Umum Pemerintahan c. Pengawasan Urusan Pemerintahan Pasal 6 Susunan Tim Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Inspektorat Kabupaten, sebagai berikut: a. Sekretaris Daerah Kabupaten sebagai Pembina b. Inspektur Kabupaten sebagai Penanggungjawab c. Sekretaris Inspektorat Kabupaten sebagai Wakil Penanggungjawab d. Kepala Sub.Bagian Inspektorat Kabupaten sebagai Ketua Tim e. Staf Sekretariat Inspektorat Kabupaten sebagai Anggota Tim Pasal 7 (1) Inspektorat Kabupaten dalam melaksanakan fungsl pengawasan melakukan pemeriksaan terhadap Unit Kerja.

(2) Inspektorat Kabupaten dalam melakukan pemeriksaan pada Unit Kerja membuat Laporan Hasil Pemeriksaan. (3) Inspektur Kabupaten menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Reguler kepada Pemimpin Unit Kerja yang dipehksa untuk ditindaklanjuti lewat Sekretariat Inspektorat Kabupaten selaku Tim Pemutakhiran Data/Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan (4) Sekretariat Inspektorat Kabupaten menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Reguler Inspektorat Kabupaten kepada Pimpinan Unit Kerja sekaligus membenkan pemahaman temuan dan rekomendasi hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten. Pasal 8 (1) Pemimpin Unit Kerja setelah menerima Laporan Hasil Pemeriksaan Reguler dan menindaklanjuti rekomendasi hasil pemeriksaan paling lambat 15 (lima belas) sejak Laporan Hasil Pemeriksaan diterima, 2) Hasil tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beserta dokumen pendukungnya disampaikan kepada Bupati melalui Inspektur Kabupaten Pasal 9 (1) Inspektur Kabupaten setelah menerima hasil tindak lanjut dari Pemimpin Unit Kerja melalui Sekretariat Inspektorat Kabupaten selaku Tim TLRHP melakukan vehfikasi untuk menilai/menguji: a. kesesuaian tindak lanjut dengan rekomendasi; b. kelengkapan, kebenaran, dan keabsahan dokumen pendukung pelaksanaan tindak lanjut; c. kebenaran dan/atau ketepatan hasil pemeriksaan. (2) Berdasarkan hasil verifikasi, Inspektur Kabupaten menetapkan status penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan yaitu: a. sesuai dengan rekomendasi dan dinyatakan selesai; b. dalam proses penyelesaian; c. belum ditindaklanjuti. (3) Inspektur Kabupaten menyampaikan hasil verifikasi penyelesaian tindak lanjut kepada Pemimpin Unit Kerja. Pasal 10 (1) Inspektur Kabupaten memberikan surat peringatan pertama kepada Pemimpin Unit Kerja yang diperiksa apabila pelaksanaan tindak lanjut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 belum diselesaikan. (2) Pemimpin Unit Kerja yang diperiksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyelesaikan tindak lanjut dan menyampaikan laporan paling lambat 1(satu) bulan setelah diterimanya surat peringatan pertama.

(3) Inspektur Kabupaten Bata memberikan surat peringatan kedua kepada Pemimpin Unit Kerja yang diperiksa apabila pelaksanaan tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) belum diselesaikan. (4) Pemimpin Unit Kerja yang diperiksa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib menyelesaikan tindak lanjut dan menyampaikan laporan paling lambat 15 (lima belas) hari setelah diterimanya surat peringatan kedua. (5) Inspektur Kabupaten memberikan surat peringatan ketiga kepada Pemimpin Unit Kerja yang diperiksa apabila pelaksanaan tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (4) belum diselesaikan. Pasal 11 (1) Untuk mempercepat pelaksanaan tindak lanjut, Sekretariat Inspektorat Kabupaten selaku Tim TLRHP melakukan monitoring pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan yang belum ditindaklanjuti atau dalam proses penyelesaian. (2) Monitoring tindak lanjut hasil pemeriksaan dapat berbentuk : a. verifikasi tindak lanjut hasil pemeriksaan; b. konsultasi penyelesaian tindak lanjut; dan/atau c. bimbingan teknis penyelesaian tindak lanjut. (3) Tim TLRHP Inspektorat Kabupaten menyusun laporan hasil monitoring pelaksanaan tindak lanjut. (4) Laporan Hasil Monitoring Pelaksanaan Tindak Lanjut disampaikan kepada Inspektur Kab. melalui Sekretaris Inspektorat Kab. Pasal 12 Inspektur Kabupaten dapat melakukan audit investigasi pada Unit Kerja yang belum menyelesaikan tindak lanjut setelah 15 (lima belas) hari menerima peringatan ketiga. Pasal 13 (1) Hasil investigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 yang berindikasi tindak pidana korupsi dilimpahkan kepada aparat penegak hukum setelah mendapat ijin Bupati. (2) Hasil investigasi yang bukan tindak pidana korupsi dilimpahkan kepada pejabat yang berwenang memberikan sanksi sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Pasal 14 Setiap pemimpin dan/atau pejabat pada satuan kerja wajib melaksanakan tindak lanjut hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten Pasal 15 (1) Setiap pemimpin dan/atau pejabat pada satuan kerja wajib melaksanakan tindak lanjut hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat pemeriksaan eksternal

(2) Inspektur Kabupaten memfasilitasi penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan eksternal Pasal 16 Pemimpin dan/atau pejabat pada satuan kerja yang tidak melaksanakan tindak lanjut hasil pemeriksaan, dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundangundangan. Pasal 17 Segala pembiayaan yang berkaitan dengan kegiatan ini dibebankan kepada A P B D Kabupaten Pasal 18 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Bupati ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya, ditetapkan oleh penanggung jawab T L R H P Inspektorat Kabupaten, sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 19 (1) Peraturan Bupati ini berlaku pada tanggal diundangkan (2) Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Ditetapkan dl P a d a tanggal April 2014 BUPATI B A T A N G Y O Y O K RIYO SUDIBYO Diundangkan di pada tanggal ^ April 2014 S E K R E T A R I S D A T E N B A T A N G, NASIKHIN B E R I T A D A E R A H K A B U P A T E N BATANG TAHUN 2014 NOMOR

L A M P I R A N I P E R A T U R A N BUPATI BATANG T E N T A N G P E D O M A N TINDAK LANJUT R E K O M E N D A S I HASIL P E M E R I K S A A N INSPEKTORAT K A B U P A T E N B A T A N G N O M O R : 26 T a h u n 2014 T A N G G A L : 28 April 2014 T U G A S M A S I N G - M A S I N G TIM T I N D A K L A N J U T R E K O M E N D A S I H A S I L P E M E R I K S A A N I N S P E K T O R A T K A B U P A T E N B A T A N G NO JABATAN DALAM TIM 1 Sekretaris Daerah JABATAN TUGAS TIM DALAM DINAS Pembina Memberi pembinaan dalam Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Inspektorat Kab. 2 Penanggungjawab Inspektur Bertanggungjawab atas pelaksanaan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Inspektorat Kabupaten 3 Wakil Penanggungjawab Sekretaris Inspektorat 1) Memberikan arah kebijakan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Inspektorat Kabupaten 2) Mengkoordinasikan pelaksanaan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Inspektorat Kabupaten 3) Mereviu hasil Tindak Lanjut dari Ketua Tim 4 Ketua Tim Kepala Sub. Bagian 1) Mempelajari dan mengidentifikasi kondisi, kriteria dan rekomendasi atas LHP Inspektorat Kabupaten

2) Menyerahkan LHP Inspektorat Kab. beserta Koreksi Intern Bupati kepada Pimpinan Unit Kerja sekaligus memberi pemahaman temuan dan rekomendasi hasil pemeriksaan kepada Pimpinan Unit Kerja 5 Anggota Tim Staf Sekretariat 3) Melaksanakan kesepakatan dengan Pimpinan Unit Kerja mengenai waktu penyelesaian T L R H P Inspektorat Kab. dalam waktu 15 (lima belas) hari. 4) Menyusun laporan Tindak Lanjut dan melaporkan hasilnya kepada Inspektur Kabupaten melalui Sekretaris Inspektorat selaku Wakil Penanggungjawab untuk direviu. 1) Melaksanakan Pemantauan Tindak Lanjut bersama Ketua Tim 2) Membantu Ketua Tim dalam membuat Laporan Hasil Tindak Lanjut. Ditetapkan di P a d a tanggal t & April 2014 BUPATI B A T A N G Y O Y O K RIYO SUDIBYO

LAMPIRAN 11 PERATURAN BUPATI BATANG TENTANG PEDOMAN TINDAK LANJUT REKOMENDASI HASIL PEMERIKSAAN INSPEKTORAT REGULER KABUPATEN BATANG NOMOR Tahun 2014 TANGGAL April 2014 S T A N D A R O P E R A S I O N A L P R O S E D U R T I N D A K L A N J U T R E K O M E N D A S I H A S I L P E M E R I K S A A N I N S P E K T O R A T K A B U P A T E N B A T A N G NO T A H A P W A K T U I T a h a p I 1 Inspektorat Kab. menyampaikan LHP dan Selambat-lambatnya Koreksi Intern kepada Pimpinan Unit Kerja 15 (lima belas) hari setelah menerima LHP Reguler dari Tim Pemeriksa Inspektorat Kab. 2 Wakil Penanggungjawab dan Ketua Tim bersama anggota Tim : a. Mempelajari dan mengidentifikasi kondisi,kriteria dan rekomendasi atas LHP Reguler Inspektorat Kahb. b. Menyampaikan LHP Reguler, memberi pemahaman temuan dan Rekomendasi, dan membuat kesepakatan waktu penyelesaian T L R H P Reguler Inspektorat Kab. dalam kurun waktu 15 hari kalender kepada Pimpinan Unit Kerja, 3 Pimpinan Unit Kerja melaksanakan kesepakatan mengenai waktu penyelesaian T L R H P Regular Inspektorat Kab. dan mempelajari kondisi,kriteria dan rekomendasi yang telah disampaikan oleh Ketua Tim 2 hari 1 hari 1 hari

4 Pimpinan Unit Keria menindal<lanjuti dengan membuat /melengkapi/mempertanggungjawabkan dan/atau menyetor uang ke K a s Daerah dan/atau K a s Negara sesuai dengan Rekomendasi LHP Inspektorat Kabupaten 5 Pimpinan Unit Kerja melaporkan hasil T L R H P kepada Bupati melalui Inspektur Kab. 8 hari 1 hari J u m l a h 15 hari II T a h a p II 1 Tim T L R H P menenma hasil tindak lanjut LHP Reguler dari Pimpinan Unit Kerja terkait 2 Tim T L R H P, memverifikast hasil tindak lanjut LHP Reguler dari Pimpinan Unit Kerja terkait 3 Tim T L R H P membuat Laporan Hasit Tindak Lanjut, selanjutnya diajukan kepada Sekretaris Inspektorat selaku Waki! Penanggungjawab untuk direviu 4 Hasil Tindak Lanjut yang sudah direviu untuk disampaikan kepada Inspektur 5 Laporan Hasil Tindak Lanjut dikirim ke Pimpinan Unit Kerja dan Bupati lewat Sekreatris Daerah selaku Pembina Tindak Lanjut 1 hari 2 hari 3 hari 1 hari 1 hari 6 Tim T L R H P melaksanakan pemantauan T L R H P secara terus menerus sampai dengan Rekomendasi LHP selesai ditindaklanjuti Formulir/Dokumen vano diounakan: 1. Laporan Hasil Pemeriksaan Reguler Inspektorat Kabupaten 2. Himpunan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan inspektorat Kabupaten 3. Laporan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Inspektorat Kabupaten. BUPATI B A T A N G Y O Y O K RIYO SUDIBYO