BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neni SUharjani, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tri Suryani, 2013

I. PENDAHULUAN. yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Fokus dan Masalah Penelitian, Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri Berbasis Sains Teknologi Masyarakat Terhadap Hasil Belajar Hasil Belajar IPS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. selain keterampilan menulis, berbicara, dan mendengar yang perlu dikuasai

I. PENDAHULUAN. bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

I. PENDAHULUAN. dengan lingkungannya. Dari proses belajar mengajar itu akan diperoleh suatu hasil, yang pada

BAB I PENDAHULUAN. Realitas Indonesia sebagai negeri bencana tidak dapat ditampik lagi. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Rotari, 2016

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang tersebut, tugas utama guru adalah mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari fenomena dan hukum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ahmad Faiq Mu tasim Billah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7-E TERHADAP PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP BENTUK MUKA BUMI DALAM MATA PELAJARAN IPS

MODUL SISTEM EKONOMI INDONESIA (2 SKS) PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE DEVELOPMENT) & HAMBATAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sangat bergantung pada lingkungan hidupnya, manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. nasional sedang menggalakan pendidikan berbasis karakter. Undang-Undang

BAB I. PENDAHULUAN. kebutuhannya namun tidak memikirkan keadaan lingkungan yang menjadi

I. PENDAHULUAN. maupun internal diidentifikasikan sebagai berikut. Faktor-faktor eksternal

PENGEMBANGAN SILABUS BAHASA INGGRIS UNTUK MADRASAH IBTIDAIYYAH DENGAN MODEL TEMATIK INTEGRATIF BERBASIS KARAKTER

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serta mendukung pembangunan berkelanjutan. Menanamkan kesadaran dan. keluarga, sekolah, dan masyarakat (Sumaatmadja, 2001:56).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN KOMITMEN GLOBAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan adalah konstruktivisme. Menurut paham konstruktivisme,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan adalah membangun gagasan dan emosi secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Menurut Sujarwo (2012:3), pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab ini difokuskan pada beberapa subbab yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Fitri Aliva, 2013 Pengembangan Green Behaviour Melalui Model Pembelajaran Pelayanan (Service Learning)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP) merumuskan 16

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Keterampilan proses sains menurut Rustaman (2003, hlm. 94), terdiri dari : melakukan pengamatan (observasi), menafsirkan pengamatan (interpretasi),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mutu Pendidikan Nasional secara umum harus ditingkatkan, baik dari proses

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ghita Fasya Azuar, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan Pertambangan. Kuliah 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

2015 PERANAN PROGRAM ADIWIYATA DALAM MEMBINA KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN SISWA DI SMP NEGERI 6 BANDUNG

Menghitung PDRB Hijau di Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN. masalah itu sendiri sehingga pembelajaran akan lebih terpusat pada siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ke arah positif. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan sebagai bentuk kebersamaan antara dunia pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni Pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Hubungan Krisis Lingkungan Hidup dengan Krisis Nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Tujuan Penulisan Laporan

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. pengembangan kemampuan siswa dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam

A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yossy Intan Vhalind, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Udara, air, tanah, flora, fauna, dan manusia adalah unsur-unsur lingkungan hidup yang dalam interaksinya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Manusia mempengaruhi lingkungan dengan cara memanfaatkan sumber daya yang ada pada lingkungan, sedangkan lingkungan mempengaruhi manusia dengan cara menghendaki agar bersikap dan berperilaku bijak dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Artinya, manusia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh unsur-unsur lingkungan hidup sehingga wajib menjaga fungsi dari masing-masing unsur-unsur lingkungan tersebut agar kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain dapat terwujud baik di masa sekarang ataupun pada masa yang akan datang. Kenyataan fenomena yang ada pada saat ini, manusia selalu menghadapi berbagai masalah lingkungan, diantaranya: banjir; longsor; masalah sampah; dan lain-lain, dimana hal ini merupakan gambaran kurang harmonisnya interaksi manusia dengan lingkungan sebagaimana seharusnya sehingga terjadi kemerosotan kualitas lingkungan hidup. Masalah-masalah lingkungan tersebut berkaitan dengan ketidakmampuan manusia untuk mengembangkan satu sistem nilai sosial, gaya hidup dan lembagalembaga sehingga tidak mampu hidup serasi dengan lingkungan. Karena itu, melalui pendidikan berusaha mengembangkan setiap warga negara agar memiliki pengetahuan tentang lingkungan biofisik dan masalah-masalah yang terkait, membangun kesadaran agar warga negara terlibat secara efektif dalam bertindak menuju pengembangan masa depan kehidupan di bumi sehingga peduli atau menjadikan bumi sebagai tempat yang penting bagi kehidupan manusia itu sendiri. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup adalah melalui sendi pembangunan sosial budaya, diantaranya adalah dengan cara mengubah sikap dan perilaku manusia agar memiliki kepedulian terhadap Neni SUharjani, 2014 Perbedaan Hasil Belajar Model Berbasis Masalah Dengan penggunaan Dalam Materi IPS Untuk Menumbuhkan Kepedulian Terhadap Lingkungan (Green Behavior) Studi Eksperimen di Kelas VIII SMPN 35 Kota BAndung Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2 lingkungan. Hal ini diupayakan melalui bidang pendidikan, karena dalam bidang inilah pengetahuan individu dapat ditingkatkan untuk menghasilkan pemahaman yang lebih baik sehingga dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan pengetahuan dan pembinaan sikap tentang lingkungan hidup merupakan cara yang harus ditempuh agar kelangsungan hidup manusia yang akan datang tidak terancam oleh perilakunya sendiri. Hal ini selaras seperti yang dikemukakan oleh Kartika (2011:2), Kesadaran dan kepedulian manusia terhadap lingkungan tidak dapat tumbuh begitu saja secara alamiah, namun harus diupayakan pembentukannya secara terus menerus sejak usia dini melalui kegiatan-kegiatan nyata yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Untuk menanamkan kesadaran akan kepedulian terhadap lingkungan, langkah yang paling strategis adalah melalui pendidikan tentang lingkungan hidup. Pemahaman yang benar tentang lingkungan dan permasalahan serta manfaatnya bagi keberlangsungan kehidupan manusia, diharapkan akan membentuk sikap yang baik dan pada akhirnya akan membentuk perilaku yang baik pula dalam memperlakukan lingkungan sesuai dengan peranannya dalam kehidupan di masyarakat. Membekali pengetahuan tentang lingkungan kepada generasi muda akan menjadi langkah awal pengetahuan yang baik dalam membentuk pemahaman benar dan sikap yang positif serta perilaku yang baik terhadap lingkungan. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu bidang pendidikan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman yang baik bagaimana warga masyarakat dapat bersikap peduli terhadap lingkungan sekitarnya, selaras dengan tujuan NCSS (National Council for the Social Studies) yaitu membentuk menjadi warga masyarakat yang baik, The primary purpose of social studies is to help young people develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizens of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world. Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial adalah membantu generasi muda mengembangkan kemampuan dalam membuat keputusan secara tepat sebagaimana seharusnya, sehingga menjadi warga negara yang baik walaupun dengan keragaman budaya, menjadi masyarakat yang demokratis dalam ketergantungannya pada kehidupan dunia.

3 Sumaatmadja, dkk (2008:1.17) juga mengemukakan, IPS sebagai program pendidikan,tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial semata-mata, melainkan harus pula membina peserta didik menjadi warga masyarakat dan warga negara yang memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama dalam arti yang seluasluasnya. Karena itu, peserta didik yang dibinanya tidak hanya cukup berpengetahuan dan berkemampuan berpikir tinggi, melainkan harus pula memiliki kesadaran yang tinggi serta tanggung jawab yang kuat terhadap kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara. Kenyataan yang terjadi di sekolah sekarang ini, masih banyak guru ketika menyampaikan pembelajaran IPS hanya menumbuhkan budaya menghapal dalam belajar sehingga tidak mengembangkan kemampuan berpikir dan mengembangkan nilai. Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran banyak menggunakan pendekatan ekspositorik dimana interaksi guru lebih dominan dan peserta didik cenderung diposisikan sebagai pemerhati guru. Hal inilah yang kemudian menjadikan mata pelajaran IPS menjadi membosankan dan kurang diminati oleh peserta didik sehingga perolehan pengetahuan dan pemahaman materi yang didapatkan oleh siswa tidak sesuai seperti yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran. Padahal menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013, cara penyampaian materi pembelajaran dalam pola pemikiran kurikulum 2013, yaitu sebagai berikut: 1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihanpilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama; 2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakatlingkungan alam, sumber/media lainnya); 3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); 4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains); 5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);

4 6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; 7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; 8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan 9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis. Menurut Kemendikbud (2013), konsep pendekatan kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. Model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran penugasan merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar di sekolah sesuai dengan pola pikir kurikulum 2013 serta diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan mendapatkan pemahaman yang baik dengan mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki peserta didik sehingga membangun pengertian baru. Depdiknas, 2003 (Komalasari, 2010:58) berpendapat bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu strategi pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran. Dalam hal ini siswa terlibat dalam penyelidikan untuk pemecahan masalah yang mengintegrasikan keterampilan dan konsep dari berbagai isi materi pelajaran. Strategi ini mencakup pengumpulan informasi berkaitan dengan pertanyaan, menyintesa, dan mempresentasikan penemuannya kepada orang lain. Model pembelajaran penugasan menurut Grand, 2005 (Sumarmi, 2012:171) adalah merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan

5 baru berdasarkan pengalaman dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran berbasis proyek dirancang guna investigasi bagi pelajar sekaligus memahami pada saat menghadapi permasalahan yang kompleks. Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran sistematis, mengikutsertakan pelajar dalam mempelajari pengetahuan dan keahlian yang kompleks, pertanyaan authentic, dan perancangan produk dan tugas. Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran penugasan dalam materi pelajaran Lingkungan Hidup dan Upaya Penanggulangannya dalam Pembangunan Berkelanjutan, diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman pada peserta didik tentang lingkungan dengan baik, sehingga pada akhirnya mampu melaksanakan pemahaman yang di dapatkan dengan cara bersikap dan berperilaku bijak terhadap lingkungan sekitar dan membantu meminimalisasi masalah-masalah kerusakan lingkungan. Pendekatan tambahan yang dapat digunakan dalam pembelajaran lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan adalah pengembangan green behavior. Green behavior memiliki pengertian perilaku hijau merupakan perilaku pro-lingkungan sebagaimana dikemukakan oleh Steg & Vlek dalam European Commission: Science for Environment Policy (2012), Pro-environmental or green behaviour is behaviour that minimises harm to the environment as much as possible, or even benefits it. Pro-lingkungan atau perilaku hijau adalah perilaku bagaimana manusia berbuat baik dan menghindari perbuatan buruk dalam lingkungan sekitarnya. Green behavior peranannya sangat berhubungan dengan pembangunan berkelanjutan yang tengah dilaksanakan di berbagai negara termasuk Indonesia, karena berusaha memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang dengan meminimalkan kerusakan lingkungan sebanyak mungkin dan mampu memanfaatkan lingkungan sebaik. Iskandar (2009:40) menyatakan, setelah diselenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi tentang Lingkungan dan Pembangunan (the United Nations Conference on Environment and Development UNCED) tahun 1992 di Rio de Janeiro Brasil, disepakati dan menjadi komitmen semua negara di dunia

6 bahwa pembangunan parsial yang hanya menekankan pada pembangunan ekonomi diganti oleh paradigma pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Pembangunan berkelanjutan dirumuskan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak dan pemenuhan kebutuhan generasi mendatang. Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan ini selaras dengan UU RI Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang mendefinisikan Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang yang terdiri dari benda, daya, keadaan, makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. SMP Negeri 35 Bandung memiliki visi sekolah yang unggul dalam prestasi, religius, berwawasan lingkungan yang sehat dan berdaya saing. Berkaitan dengan visi sekolah tersebut, kepala sekolah dibantu staf berupaya mewujudkannya. Namun untuk merealisasikan kepedulian terhadap lingkungan sekolah pada saat ini masih sulit terlaksana dengan baik walaupun telah diupayakan dengan kemampuan semaksimal mungkin dengan cara diantaranya menyediakan sarana kebersihan yang cukup memadai di sekitar lingkungan sekolah, membuat tata tertib sekolah yang mendukung sebagai alat kontrol agar sekolah menjadi bersih, dan lain sebagainya. Hal ini menjadi ketertarikan untuk melakukan kegiatan penelitian studi eksperimen dalam pembelajaran IPS dengan materi lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran penugasan, untuk lebih memotivasi peserta didik mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang mendalam sehingga pelaksanaan sikap peduli terhadap lingkungan dapat ditingkatkan, karena menurut Gunawan, (2011 : 3) pendidikan IPS di sekolah diharapkan dapat membekali peserta didik dengan pengetahuan dan wawasan tentang konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannya serta mampu memecahkan

7 masalah sosial dengan baik, yang pada akhirnya dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penelitian ini dilakukan untuk melihat seberapa besar perbedaan keberhasianl belajar model pembelajaran berbasis masalah dengan penugasan dalam pembelajaran IPS dapat menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan hidup sekitanya. Peneliti mencoba melakukan penelitian dengan judul : Perbedaan Hasil Belajar Model Berbasis Masalah dengan Penugasan dalam Materi IPS untuk Menumbuhkan Kepedulian terhadap Lingkungan (Green Behavior) Studi Eksperimen di Kelas 8 SMPN 35 Kota Bandung. B. Perumusan Masalah Luasnya ruang lingkup yang berkaitan dengan penelitian ini, dan agar penelitian ini memperoleh sasaran dan tujuan yang jelas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar model berbasis masalah dengan penugasan dalam materi IPS lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan (green behavior)? 2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar model pembelajaran berbasis masalah dengan model konvensional dalam materi IPS lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan (green behavior)? 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar model pembelajaran penugasan dengan model konvensional dalam materi IPS lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan (green behavior)?

8 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Mengkaji ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar model berbasis masalah dengan penugasan dalam materi IPS lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan (green behavior). 2. Mengkaji ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar model pembelajaran berbasis masalah dengan model konvensional dalam materi IPS lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan (green behavior). 3. Mengkaji ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar model pembelajaran penugasan dengan model konvensional dalam materi IPS lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan (green behavior). D. Manfaat Penelitian Penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu : 1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai tipe-tipe model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS dan memberikan gambaran efektivitas keberhasilan belajar model pembelajaran berbasis masalah dengan penugasan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan (green behavior). 2. Bagi peserta didik, diharapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan penugasan mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang materi lingkungan hidup dan pelestariannya sehingga dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, dengan wujud timbulnya perilaku peduli terhadap lingkungan sekitar. 3. Bagi guru, dengan adanya penggunaan model pembelajaran yang bervariasi, guru mendapatkan umpan balik untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran, dengan cara mengevaluasi melihat kelebihan dan

9 kelemahan penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dengan model pembelajaran penugasan dalam kaitannya dengan menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan (green behavior). 4. Bagi sekolah, memiliki pendidik yang lebih kompeten, profesional dan mampu meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah sesuai dengan standar nasional pendidikan dengan cara mengembangkan berbagai metode pembelajaran yang sesuai kurikulum yang berlaku. E. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan terarah, maka penulis mengemukakan sistematika penulisan sebagai berikut : ABSTRAK BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini berisi tentang teori-teori yang relevan digunakan sebagai landasan atas kerangka berpikir untuk menyelesaikan masalah, kerangka berpikir, dan hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tentang subjek penelitian, metode dan desain penelitian, operasional variabel, teknik pengumpulan data, rancangan analisis data, dan prosedur penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab hasil penelitian dan pembahasan akan menyajikan data-data yang dibutuhkan serta analisa data seperti distribusi variabel, uji instrumen, uji normalitas serta uji hipotesis. BAB V KESIMPULAN Merupakan bagian terakhir dari penulisan tesis yang membahas tentang kesimpulan dan saran-saran sesuai dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini.

10