PANJANG TULANG FEMUR DAPAT MENJADI PENENTU TINGGI BADAN PRIA DEWASA MUDA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. badan yang kemudian dipopulerkan oleh Hewing pada tahun Formula

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membantu penyidik dalam memenuhi permintaan visum et repertum, untuk

Korelasi antara Tinggi Badan dan Panjang Jari Tangan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG LENGAN BAWAH T E S I S REINHARD JOHN DEVISON /IKF PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS

Hubungan panjang klavikula dan tinggi badan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat angkatan 2012

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 terdapat banyak kasus mutilasi yang terungkap di Indonesia.

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG TELAPAK TANGAN TESIS ISMURRIZAL / IKF PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TULANG FEMUR PADA ETNIS SANGIHE DI MADIDIR URE. Novitasari Mangayun

PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG LENGAN ATAS

Abdul Gafar Parinduri RSUD Sultan Sulaiman Dinas Kesehatan Serdang Bedagai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik (non-eksperimental)

ABSTRAK HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TULANG LENGAN PADA POPULASI DEWASA DI DENPASAR

KORELASI PANJANG RADIUS DENGAN TINGGI BADAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT ANGKATAN 2010

MENENTUKAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG TUNGKAI ATAS TESIS

I. PENDAHULUAN. Tinggi badan ditentukan olah kombinasi faktor genetik dan faktor. antropologis untuk menentukan perbedaan rasial (Patel, 2012).

KORELASI PANJANG LENGAN ATAS DENGAN TINGGI BADAN PADA WANITA SUKU BANJAR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KORELASI PANJANG LENGAN BAWAH DENGAN TINGGI BADAN PRIA DEWASA SUKU BANJAR

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 1

Perkiraan Tinggi Badan Berdasarkan Tulang Panjang Usia Tahun

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA

Perkiraan Tinggi Badan Berdasar Panjang Telapak Kaki Pada Populasi Mongoloid Dewasa Di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan desain

Tubuh kita juga memiliki komponen yang membuatnya dapat bergerak atau beraktivitas. Apa saja yang terlibat bila kita melakukan gerak?

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PANJANG TULANG FEMUR DENGAN TINGGI BADAN PADA PRIA DEWASA MUDA

BAB V IDENTIFIKASI FORENSIK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan metode analitik korelatif, dengan pendekatan cross

KORELASI PANJANG LENGAN BAWAH DAN TINGGI BADAN MAHASISWI SUKU BANJAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor lingkungan. Tinggi badan adalah ukuran kumulatif yang terdiri atas

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai

PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM. by : Hasty Widyastari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA

HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TANGAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT ANGKATAN 2013

PERBEDAAN RASIO D2:D4 ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU. Oleh : RATNA MARIANA TAMBA

I. Panduan Pengukuran Antropometri

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktif, serta terdiri atas ratusan otot, tendon, dan ligamen. Kaki manusia dapat

PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG

HUBUNGAN TINGGI BADAN DAN PANJANG ULNA PADA ETNIS SANGIHE DEWASA DI MADIDIR URE

Korelasi Antara Panjang Tulang Radius dengan Tinggi Badan pada Pria Dewasa. Correlation Between Long Bone Radius With In Male Adult Height

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Struktur anatomis telapak tangan terdiri dari dua bagian utama yaitu : a. Bagian tulang : Carpal, metacarpal, dan phalangs

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALatihan Soal 3.1

MATERI DAN METODE. Jenis Kelamin Ciamis Tegal Blitar 45 ekor 20 ekor 38 ekor 56 ekor 89 ekor 80 ekor

BAB 1 PENDAHULUAN pulau dengan keanekaragaman suku yang tinggi (Kementerian

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 15. SISTEM GERAK MANUSIALatihan Soal 15.1

METODE. Materi. Tabel 2. Distribusi Ayam Kampung yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT kemudian dapat digunakan untuk

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PANJANG ULNA DENGAN JENIS KELAMIN DAN TINGGI BADAN

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d.

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Susunan gigi dan penampilan wajah memainkan peranan yang penting dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB - 3 T O R S I. Gambar 3.2

Pengaruh Aktivitas Pengayuh Becak Dan Lamanya Bekerja Terhadap Munculnya Stress Markers Pada Calcaneus

Anthropometry. the study of human body dimensions. TeknikIndustri 2015

Sistem Gerak pada Manusia. mendeskripsikan sistem gerak pada manusia serta hubungannya dengan kesehatan.

Perbandingan Korelasi Penentuan Tinggi Badan antara Metode Pengukuran Panjang Tibia Perkutaneus dan Panjang Telapak Kaki

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, PANJANG LENGAN, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI TERHADAP RENANG PUNGGUNG. Jurnal. Oleh ANGGUN ANINDITA SANI

BAB II LANDASAN TEORI

PERBEDAAN PADA PROPORSI TUBUH ETNIS BALI DENGAN ETNIS MADURA DI SURABAYA Rini Linasari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengevaluasi performa dan produktivitas ternak. Ukuran-ukuran tubuh

PENGEMBANGAN MODEL PENENTUAN VOLUME SEGMEN TUBUH WANITA ETNIS JAWA. Jl. Letjen. S. Humardani No. 1 Sukoharjo *

BAB I PENDAHULUAN. fisik dengan menggunakan anggota tubuhnya. Biasanya anggota yang. badan, pergerakan tersebut bisa terjadi pada saat beraktivitas.

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah Coturnix coturnix Japonica

PROFIL KORBAN KASUS PEMERIKSAAN KERANGKA DI PROVINSI RIAU PERIODE

MENGENAL PARAMETER PENILAIAN PERTUMBUHAN FISIK PADA ANAK Oleh: dr. Kartika Ratna Pertiwi, M. Biomed. Sc

BESARAN DAN SATUAN. 1. Pengertian Mengukur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014

Dian Kemala Putri Bahan Ajar : Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Teknik Industri Universitas Gunadarma

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara di dunia. Keadaan ini dapat berupa defisiensi makronutrien,

Medical First Responder. Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot)

RPP KELAS KONTROL. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

PENGARUH PANJANG JARI TELUNJUK TANGAN DAN JARI MANIS TANGAN TERHADAP TINGGI BADAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. TEMPAT, WAKTU, PERALATAN DAN OBYEK PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. walaupun satu spesies, tetap bervariasi. Kenyataan ini mendorong orang untuk

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. KATA PENGANTAR... v. ABSTRAK... vi. ABSTRCT... vii RINGKASAN...

DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

ANTROPOMETRI. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi

HUBUNGAN TINGI BADAN DAN TINGGI BAHU PASIS KODAM I/BUKIT BARISAN TAHUN Oleh : BENJAMIN RICARDO

Transkripsi:

PANJANG TULANG FEMUR DAPAT MENJADI PENENTU TINGGI BADAN PRIA DEWASA MUDA Purwani Tjahja Handajani dan Agus Prima Abstrak. Pengukuran tinggi badan dengan cara mengukur panjang tulang femur sangat membantu dalam beberapa kasus dengan hanya ditemukan beberapa potongan tulang secara terpisah. Tinggi badan tubuh manusia diyakini erat hubungannya dengan ukuran dari panjang tulang-tulang panjang, terutama femur. Ukuran panjang tulang-tulang panjang memiliki hubungan yang signifikan dalam memperkirakan tinggi badan manusia. Hal ini sangat membantu dalam autopsi yang dilakukan oleh ahli forensik terhadap tubuh manusia yang tidak utuh atau sudah dalam keadaan rusak atau terpotong-potong. (JKS 2014; 1: 38-42) Kata kunci : Perkiraan tinggi badan, panjang tulang femur, antropometri dengan struktur tulang Abstract. Height measurement by measuring the length of the femur bone is helpful in some cases with only a few pieces of bone found separately. Human body height believed to be closely related the length of the long bones, especially the femur. Length of long bones have a significant relationship in the predicted human height. This measuremetn is very helpful in autopsy performed by a forensic expert on the human body when it is found not intact or has been in a state of disrepair or mutilated. (JKS 2014; 1: 38-42) Key words : Estimated height, femur length, anthropometry with bone structure Pendahuluan Setiap manusia memiliki tinggi badan yang berbeda antara satu individu dengan individu lainnya. Walaupun dua individu memiliki tinggi badan yang sama, tetapi kenyataannya proporsi panjang bagianbagian tulang yang menentukan tinggi badan tidaklah sama. 1-3 Tinggi badan manusia diukur dari puncak kepala sampai bagian bawah plantar kaki, kemudian ditentukan berapa panjangnya. Hasil pengukuran panjang ini disebut tinggi badan. Selain cara untuk menentukan tinggi badan dengan mengukur panjang dari puncak kepala sampai bagian bawah plantar kaki, dapat digunakan pengukuran dengan metode lain, yaitu dengan dilakukan pengukuran terhadap panjang tulang tertentu, misalnya tulang femur. Dengan diketahuinya panjang tulang femur, maka dapat 1 Purwani Tjahja Handajani adalah Dosen Bagian Anatomi Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Banda Aceh, Agus Prima adalah Dosen Bagian Anatomi Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Banda Aceh diketahui berapa tinggi badan orang tersebut. 1,3,4 Pengukuran dengan cara mengukur panjang tulang femur, terutama digunakan dalam bidang kedokteran forensik. Banyak sekali kasus kematian karena pembunuhan yang telah dilakukan dalam waktu yang cukup lama sehingga yang tersisa hanyalah tulang-tulang saja yang sudah tanpa jaringan tubuh. Pada kasus pembunuhan karena mutilasi, tentu saja sulit untuk menentukan tinggi badan dari potonganpotongan tubuh yang sudah ditemukan. Lain halnya dalam bidang antropologi, yaitu dengan penemuan fosil manusia yang hanya tinggal kerangkanya saja, sehingga sulit diketahui berapa tinggi badan manusia dari kerangka yang ditemukan. Dengan diketahuinya panjang tulang femur, maka dapat diketahui tinggi badan orang tersebut. 1-3 Antropometri dengan Struktur Tulang Johan Sigismund Elsholtz adalah orang pertama yang menggunakan istilah antropometri dalam pengertian sesungguhnya (tahun 1654). Ia adalah seorang ahli anatomi berkebangsaan 38

JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 14 Nomor 1 April 2014 Jerman. Pada saat itu ia menciptakan alat ukur yang disebut anthropometron, namun pada akhirnya Elsholtz menyempurnakan alat ukurnya dan inilah cikal bakal instrumen atau alat ukur yang sekarang kita kenal sebagai antropometer. 1,2 umumnya diukur dalam satuan centimeter (cm), ini juga didasari atas formula tentang perkiraan tinggi badan yang sudah ada, dan alat ukur yang digunakan umumnya adalah antropometer ataupun alat ukur lainnya (seperti kaliper geser/ sorong). 1-3, Tinggi badan diukur pada saat berdiri secara tegak lurus dalam sikap anatomi. Kepala berada dalam posisi sejajar dengan dataran Frankfurt. Tinggi badan adalah hasil pengukuran maksimum panjang tulang-tulang secara paralel yang membentuk poros tubuh (The Body Axix), yaitu diukur dari titik tertinggi di kepala (cranium) yang disebut Vertex, ke titik terendah dari tulang kalkaneus (the calcanear tuberosity) yang disebut heel. 1 Gambar 1 Papan Osteometri 2 Struktur tubuh manusia disusun atas berbagai macam organ yang tersusun sedemikian rupa satu dengan lainnya, sehingga membentuk tubuh manusia seutuhnya, dan kerangka adalah struktur keras pembentuk tinggi badan. Proses pertumbuhan dimulai sejak terjadi konsepsi dan berlangsung terus-menerus sampai umur dewasa, kemudian stabil dan pada usia relatif tua akan kembali berkurang. Pada saat sesudah dilahirkan, umur dapat diperkirakan sesuai golongan pertumbuhan dan perkembangan badan, antara lain bayi, balita, anak-anak, dewasa muda. Pada janin, bayi baru lahir dan anakanak sampai masa puber, umur dapat ditentukan berdasarkan tinggi (panjang) dan berat badan. Beberapa faktor harus dipertimbangkan antara lain keturunan, bangsa, gizi dan lain-lain. Namun pada orang dewasa tua penentuan umur berdasarkan tinggi badan dan berat badan tidak dapat dipergunakan lagi. Dalam rangka membangun/membentuk tinggi tubuh manusia, maka tubuh dibangun atas struktur susunan tulang-tulang/ kerangka yang terikat/ terkait satu sama lainnya, dengan demikian maka tinggi tubuh manusia akhirnya dapat diukur. Pengukuran tinggi badan manusia Gambar 2 Pengukuran tinggi badan dan tinggi titik anatomis lainnya 2 Identifikasi Tulang Upaya identifikasi pada tulang/kerangka bertujuan untuk membuktikan bahwa tulang tersebut adalah : 1. Apakah tulang manusia atau hewan; 2. Apakah tulang berasal dari satu individu; 3. Berapakah usianya; 4. Berapakah umur tulang itu sendiri; 5. Jenis kelamin; 6. Tinggi badan; 7. Ras; 8. Berapa lama kematian; 9. Adakah ruda paksa/ deformitas tulang; 10. Sebab kematian. 1,5 Ada begitu banyak hal yang dapat diungkap dari pemeriksaan terhadap tulang/kerangka, dan kenyataannya bahwa tinggi badan memiliki peranan penting dalam sebuah proses identifikasi. Pengetahuan identifikasi terhadap tulang sangat berperan tidak hanya pada saat organ tubuh hanya tinggal tulang-belulang saja, tetapi banyak hal yang dapat diungkap dari tulang/kerangka tersebut 39

Purwani Tjahja Handajani dan Agus Prima, Panjang Tulang Femur dapat Menjadi penentu Tinggi Badan Pria Dewasa Muda pada saat masih dibaluti oleh jaringan otot, tendon dan kulit. Diantara hal yang dapat diungkapkan pada saat tulang terbalut jaringan lunak, adalah pengukuran panjang dari tulang-tulang panjang untuk mengukur tinggi badan, perkiraan usia korban juga dapat dilakukan dengan melihat gambaran garis epifise. Hal tersebut tentunya dapat dilakukan dengan mengukur tulang secara langsung pada organ tersebut ataupun dengan mengukur panjangnya organ dan melihat garis epifise melalui pemeriksaan radiologist. 1,4,5 Identifikasi tulang belulang atau bagian potongan tulang maupun bagian tulang belulang yang masih dibaluti sebagian atau seluruh jaringan kulit yang diakibatkan oleh kasus mutilasi, gigitan binatang buas, maupun akibat lainnya sebaiknya tidak menggunakan satu prosedur pemeriksaan identifikasi, sangat disarankan agar semaksimal mungkin menggunakan berbagai metode identifikasi yang ada sehingga kesimpulan yang diperoleh dapat maksimal. Dalam penentuan tinggi badan juga sebaiknya demikian agar hasil maksimal maka disarankan untuk menggunakan seluruh bagian sisa jaringan yang ada dan menggunakan berbagai metode atau formula pengukuran yang ada. 1,3,5 Perkiraan Tinggi Badan berdasarkan hal tersebut, maka diyakini bahwa tinggi badan tubuh manusia diyakini erat hubungannya dengan ukuran dari panjang tulang-tulang tersebut. Disebutkan bahwa ukuran panjang tulangtulang panjang memiliki hubungan yang signifikan dalam memperkirakan tinggi badan manusia. Sering sekali autopsi yang dilakukan oleh ahli forensik tidak dilakukan terhadap tubuh yang masih utuh, tetapi sudah dalam keadaan rusak atau terpotong-potong. 1,2 Ketebalan bagian tulang rawan yang hilang rata-rata (Martin-Saller, 1957) adalah : Tabel 1 Perkiraan rata-rata kehilangan tulang rawan 2 Tulang Ujung atas Ujung bawah Total Maka harus ditambah Femur. Humerus Tibia. Radius. 2,0 mm. 3,0 mm. 2,5 mm. 1,3 mm. 1,0 mm. 4,5 mm. 2,8 mm. 4,5 mm. 2,5 mm. 7,1 mm. 4,1 mm. 6,2 mm. 3,2 mm. Pada keadaan tubuh yang tidak lagi utuh, dapat diperkirakan tinggi badan seseorang secara kasar, yaitu dengan : 1,2 a. Mengukur jarak kedua ujung jari tengah kiri dan kanan pada saat direntangkan secara maksimum, akan sama dengan ukuran tinggi badan. b. Mengukur panjang dari puncak kepala (Vertex) sampai symphisis pubis dikali 2, ataupun ukuran panjang dari symphisis pubis sampai ke salah satu tumit, dengan posisi pinggang dan kaki diregang serta tumit dijinjitkan. c. Mengukur panjang salah satu lengan (diukur dari salah satu ujung jari tengah sampai ke acromion di klavicula pada sisi yang sama) dikali dua (cm), lalu ditambah lagi 34 cm (terdiri dari 30 cm panjang 2 buah klavicula dan 4 cm lebar dari manubrium sterni/ sternum) d. Mengukur panjang dari lekuk di atas sternum (sternal notch) sampai symphisis pubis lalu dikali 3,3 e. Mengukur panjang ujung jari tengah sampai ujung olecranon pada satu sisi yang sama, lalu dikali 3,7 f. Panjang femur dikali 4 g. Panjang humerus dikali 6. Bila pengukuran dilakukan pada tulangtulang saja, maka dilakukan penambahan 2,5 sampai 4 cm untuk mengganti jarak sambungan dari sendi-sendi. Ketika sendisendi tidak lagi didapat, maka perhitungan tinggi badan dapat dilakukan dengan mengukur tulang-tulang panjang dengan 40

JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 14 Nomor 1 April 2014 menggunakan beberapa formula yang ada. 1,4 Bila yang diukur adalah tulang yang dalam keadaan kering, maka umumnya telah terjadi pemendekan sepanjang 2 millimeter (mm) dibanding dengan tulang yang segar, yang tentunya hal tersebut harus diperhatikan dalam melakukan penghitungan tinggi badan. Secara spesifik Glinka menyebutkan bahwa bila ingin merekonstruksi tinggi badan manusia ketika hidup, namun rekonstruksi dilakukan dari tulang-tulang saja maka karena tulang menjadi kering harus diperhitungkan penyusutan yang terjadi untuk tiap-tiap tulang. Pada beberapa tulang disebutkan penyusutan untuk masing-masing tulang femur sebesar 2,3-2,6 mm, humerus sebesar 1,3 mm, tibia sebesar 1,7 mm dan radius sebesar 0,7 mm.5 Dalam mencari tinggi badan sebenarnya, perlu diketahui pula bahwa rata-rata tinggi badan laki-laki lebih besar dari perempuan, maka perlu ada rumus yang terpisah antara laki-laki dan perempuan. Apabila tidak dibedakan, maka perhitungan ratio laki-laki : perempuan adalah 100:90. 1,4 Secara sederhana pula, Topmaid dan Rollet membuat formula perkiraan tinggi badan yang kemudian dipopulerkan oleh Ewing pada tahun 1923, formula tersebut hanya memperkirakan apakah seseorang tersebut tinggi, sedang atau pendek, dan tidak memberi ukuran ketinggian yang begitu tepat. Dalam formula ini disebutkan bahwa panjang tulang humerus, femur, tibia dan tulang belakang masing-masing adalah 20%, 22%, 27% dan 35% dari pada ketinggian individu si empunya tulang tersebut. 1,3,4 Di bawah ini akan ditampilkan beberapa formula yang ada tentang perhitungan perkiraan tinggi badan oleh beberapa ahli. 1. Formula Karl Pearson. Formula ini telah dipakai luas diseluruh dunia sejak lama (tahun 1899). Formula ini membedakan formula untuk laki-laki dan perempuan untuk subjek penelitian kelompok orang-orang Eropa (European) dengan melakukan pengukuran pada tulang-tulang panjang yang kering. 1 Tabel 2 Formula Karl Pearson untuk laki-laki dan perempuan 2 No Laki-laki Perempuan 1 Tinggi badan = 81.306 + 1.88 x F1. Tinggi badan = 72.844 + 1.945 x F1. 2 Tinggi badan = 70.641 + 2.894 x HI. Tinggi badan = 71.475 + 2.754 x H1. 3 Tinggi badan = 78.664 + 2.376 x TI. Tinggi badan = 74.774 + 2.352 x TI. 4 Tinggi badan = 85.925 + 3.271 x RI. Tinggi badan = 81.224 + 3.343 x R1. 5 Tinggi badan = 71.272 + 1.159 x (F1 + T1) Tinggi badan = 69.154 + 1.126 x (F1+T1). 6 Tinggi badan = 71.443 Tinggi badan = 69.154 + 1.126 x (F1 + + 1.22 x (F1 + 1.08 x TI). 1.125 x T1). 7 Tinggi badan = 66.855 + 1.73 x (H1 + R1). Tinggi badan = 69.911 + 1.628 x (H1+R1). 8 Tinggi badan = 69.788 + 2.769 x (H1 + 0.195 Tinggi badan = 70.542 + 2.582 x (H1 + 0.281 x R1). x RI). 9 Tinggi badan = 68.397 + 1.03 x F1 + 1.557 x Tinggi badan = 67.435 + 1.339 x F1 + 1.027 HI. x H1. 10 Tinggi badan = 67.049 + 0.913 x F1 + 0.6 x Tinggi badan = 67.469 + 0.782 x F1 + 1.12 x T1 + 1.225 x HI 0.187 x RI. T1 + 1.059 x H1 0.711 x R1. Catatan : F1 - panjang maksimal tulang paha (femur).; H1 - panjang maksimal tulang lengan atas (humerus). R1 - panjang maksimal tulang pengumpil (radius); T1 - panjang maksimal tulang kering (tibia); 41

Purwani Tjahja Handajani dan Agus Prima, Panjang Tulang Femur dapat Menjadi penentu Tinggi Badan Pria Dewasa Muda 2. Formula Antropologi Ragawi UGM Formula Antropologi Ragawi UGM merupakan formula perkiraan tinggi badan untuk jenis kelamin pria orang dewasa suku Jawa. 3 Tabel 3 Formula Antropologi Ragawi UGM 3 Formula Tinggi badan = 897 + 1.74 Y (femur kanan) Tinggi badan = 822 + 1.90 Y (femur kiri) Tinggi badan = 879 + 2.12 Y (tibia kanan) Tinggi badan = 847 + 2.22 y (tibia kiri) Tinggi badan = 867 + 2.19 y (fibula kanan) Tinggi badan = 883 + 2.14 y (fibula kiri) Tinggi badan = 847 + 2.60 y (humerus kanan) Tinggi badan = 805 + 2.74 y (humerus kiri) Tinggi badan = 842 + 3.45 y (radius kanan) Tinggi badan = 862 + 3.40 y (radius kiri) Tinggi badan = 819 + 3.15 y (ulna kanan) Tinggi badan = 847 + 3.06 y (ulna kiri ) Kesimpulan Pengukuran dengan cara mengukur panjang tulang femur, terutama digunakan dalam bidang kedokteran forensik. Banyak sekali kasus kematian karena pembunuhan yang telah dilakukan dalam waktu yang cukup lama sehingga yang tersisa hanyalah tulang-tulang saja yang sudah tanpa jaringan tubuh. Pada kasus pembunuhan karena mutilasi, tentu saja sulit untuk menentukan tinggi badan dari potonganpotongan tubuh yang sudah ditemukan. Pengukuran tinggi badan dengan menggunakan tulang femur dapat dilakukan dengan formula Karl Pearson, Formula Antropologi Ragawi UGM. Daftar Pustaka 1. S.C. M. Manual of Forensic Medicine. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers PVT. Ltd.; 1994. p. 45 8. 2. El Najjar M.Y. Forensic Anthropology. New York: Publisher Illionis; 1978. p. 83 105. 3. Budiyanto A. Identifikasi Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FK UI; 1999. p. 197 2002. 4. Ludwig. Handbook of Autopsy Practice. 3rd ed. New Jersey: Humana Press Inc; 2002. p. 95 9. 5. Camps F.E. Gradwohl s Legal Medicine. Chicago: A John Wright & Sons Ltd. Publication; 1976. p. 109 35. 42