Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 43 TAHUN TAHUN 2011 TENTANG OPERASI PASAR MURAH KEBUTUHAN POKOK MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat. Jalan Diponegoro No. 22 Telepon : (022) , , Fax BANDUNG

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 024 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

ZâuxÜÇâÜ ]tãt UtÜtà PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 21 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT TIRTA GEMAH RIPAH

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 24 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 853 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 20 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT JASA SARANA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYALURAN SUBSIDI SEMBAKO KEGIATAN BAZAR/ PASAR MURAH SEMBAKO DI KOTA PARIAMAN

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 09

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 069 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 063 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 065 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2014 TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 061 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 09 TAHUN 2016 TENTANG

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 043 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 024 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 45

WALIKOTA TASIKMALAYA,

TATACARA PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 95 TAHUN 2009 PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DI JAWA BARAT TAHUN 2009

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DALAM RANGKA SINERGITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI

PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 140 TAHUN 2015 SERI E.125

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 72 TAHUN 2014

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0112 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

2017, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan L

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2014 SERI A.5...

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 09 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 08 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 39 Tahun 2016 Seri E Nomor 28 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH. JALAN WASTUKANCANA NO. 2 Telp BANDUNG

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2012

TATACARA PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBERIAN HIBAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH (NPHD) TENTANG PEMBERIAN HIBAH DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 023 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.412, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Pertambangan. Panas Bumi. Alokasi. Dana. Bagi Hasil.

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 7 TAHUN TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 65 TAHUN 2015

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 5 TAHUN 2015

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2009

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 73 TAHUN 2010

Transkripsi:

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 43 TAHUN 2011 33 TAHUN 2011 TENTANG OPERASI PASAR MURAH KEBUTUHAN POKOK MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka menyediakan kebutuhan pokok masyarakat dengan harga terjangkau, perlu diselenggarakan Operasi Pasar Murah dengan harga subsidi di Kabupaten/Kota se-jawa Barat; b. bahwa untuk menunjang kelancaran pelaksanaan Operasi Pasar Murah sebagaimana dimaksud pada pertimbangan huruf a, perlu diatur mengenai Operasi Pasar Murah Kebutuhan Pokok Masyarakat, yang ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat; : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 15) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286 ); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4254); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 450); 13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 9 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 46);

3 14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 46); 15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 23 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2011 (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 23 Seri A); 16. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 108 Tahun 2009 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Tahun 2009 Nomor 181 Seri E); 17. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 86 Tahun 2010 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2011 (Berita Daerah Tahun 2010 Nomor 85 Seri A) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 28 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 86 Tahun 2010 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2011 (Berita Daerah Tahun 2011 Nomor 27 Seri E); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG OPERASI PASAR MURAH KEBUTUHAN POKOK MASYARAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Provinsi Jawa Barat. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Daerah. 3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Barat. 4. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Jawa Barat. 5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat. 6. Dinas adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat. 7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat. 8. Biro Keuangan adalah Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat. 9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat.

4 10. Operasi Pasar Murah adalah aktivitas kegiatan berbasis perdagangan komoditi pangan berbentuk penjualan langsung yang dilakukan oleh penyedia kebutuhan pokok masyarakat, kepada masyarakat dengan harga yang telah disubsidi. 11. Kebutuhan Pokok Masyarakat adalah bahan kebutuhan masyarakat sehari-hari, meliputi beras, gula kristal putih dan minyak goreng. 12. Subsidi Harga untuk Kegiatan Operasi Pasar Murah adalah bantuan kepada masyarakat yang bersumber dari APBD, untuk Operasi Pasar Murah. 13. Subsidi Bahan Kebutuhan Pokok Masyarakat adalah subsidi yang diberikan kepada masyarakat untuk mendapatkan bahan kebutuhan pokok masyarakat dengan besaran subsidi yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. 14. Penerima Subsidi Harga untuk Kegiatan Operasi Pasar Murah adalah rumah tangga masyarakat miskin yang ada di Kabupaten/Kota se-jawa Barat. 15. Penyaluran Subsidi Kebutuhan Pokok Masyarakat adalah proses pendistribusian subsidi kebutuhan pokok masyarakat dari Pemerintah Daerah kepada masyarakat melalui Operasi Pasar Murah yang dilakukan oleh Penyedia Barang kebutuhan pokok masyarakat. 16. Penyedia Barang Kebutuhan Pokok Masyarakat adalah badan usaha berbadan hukum yang bergerak di bidang usaha perdagangan kebutuhan pokok masyarakat, yang ditunjuk oleh Kepala Dinas. 17. Harga Eceran Penjualan Kebutuhan Pokok Masyarakat adalah harga eceran per kilogram atau per liter kebutuhan pokok masyarakat yang disepakati oleh Pemerintah Daerah dan Penyedia Barang kebutuhan pokok masyarakat. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud dan tujuan dilaksanakannya Operasi Pasar Murah, yaitu untuk membantu rumah tangga masyarakat miskin di Daerah dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, meliputi beras, gula kristal putih dan minyak goreng melalui subsidi yang bersumber dari APBD, dan dilaksanakan pada bulan Ramadhan, menjelang hari besar keagamaan dan/atau saat terjadi kenaikan/lonjakan harga. BAB III RUANG LINGKUP Pasal 3 Ruang lingkup pelaksanaan Operasi Pasar Murah meliputi kegiatan berbasis perdagangan komoditi pangan berupa beras, gula kristal putih dan minyak goreng yang dilakukan oleh penyedia kebutuhan pokok masyarakat kepada masyarakat, dengan harga yang telah mendapat subsidi dari Pemerintah Daerah.

5 BAB IV JENIS KOMODITAS KEBUTUHAN POKOK MASYARAKAT Pasal 4 Jenis komoditas kebutuhan pokok masyarakat yang disediakan untuk kegiatan Operasi Pasar Murah, meliputi : a. beras medium produksi dalam negeri pengadaan tahun 2011; b. gula kristal putih bukan rafinasi; dan c. minyak goreng kemasan produksi dalam negeri ber- SNI. BAB V SUMBER DANA DAN ALOKASI SUBSIDI OPERASI PASAR MURAH Pasal 5 (1) Belanja Subsidi Operasi Pasar Murah Kebutuhan Pokok Masyarakat untuk Kabupaten/Kota di Daerah bersumber dari APBD Tahun Anggaran 2011, sebesar Rp. 38.500.000.000,- (tiga puluh delapan miliar lima ratus juta rupiah). (2) Penyediaan anggaran maksimal Subsidi Operasi Pasar Murah Kebutuhan Pokok Masyarakat untuk Kabupaten/Kota berdasarkan Rumah Tangga Sasaran hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Tahun 2008, ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. BAB VI PELAKSANAAN OPERASI PASAR MURAH Bagian Kesatu Waktu Pasal 6 Pelaksanaan kegiatan Operasi Pasar Murah kebutuhan pokok masyarakat sebagaimana dimaksud pada Pasal 5, dilaksanakan pada waktu : a. bulan Ramadhan; b. 3 (tiga) sampai dengan 7 (tujuh) hari menjelang hari besar keagamaan; dan/atau c. pada saat terjadi kenaikan/lonjakan harga mendekati 10 % (sepuluh persen) dibandingkan harga rata-rata selama 1 (satu) bulan sebelumnya berdasarkan data perkembangan harga yang dicatat oleh Dinas yang membidangi Perdagangan di Kabupaten/Kota.

Bagian Kedua Kegiatan Paragraf 1 Dinas Pasal 7 (1) Mekanisme kegiatan Operasi Pasar Murah oleh Dinas, meliputi : a. Dinas menetapkan Penyedia Barang yang bersedia menjual kebutuhan pokok masyarakat dengan harga eceran penjualan yang disepakati; b. Dinas mengalokasikan besaran subsidi Operasi Pasar Murah kebutuhan pokok masyarakat untuk Pemerintah Kabupaten/Kota; dan c. Dinas bersama-sama dengan Penyedia Barang kebutuhan pokok masyarakat menetapkan harga yang berlaku pada saat pelaksanaan Operasi Pasar Murah melalui kesepakatan harga, yang dituangkan dalam Naskah Perjanjian Kerjasama. (2) Penyelenggaraan Operasi Pasar Murah kebutuhan pokok masyarakat dilaksanakan melalui Perjanjian Kerjasama antara Kepala Dinas dengan Penyedia Barang, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Paragraf 2 Dinas yang membidangi Perdagangan di Kabupaten/Kota Pasal 8 Mekanisme kegiatan Operasi Pasar Murah oleh Dinas yang membidangi Perdagangan di Kabupaten/Kota, meliputi : a. Dinas yang membidangi Perdagangan di Kabupaten/Kota menetapkan penerima subsidi dan lokasi Operasi Pasar Murah; b. Dinas yang membidangi Perdagangan di Kabupaten/Kota menyediakan kupon dan membagi kupon kepada masyarakat di lokasi Operasi Pasar Murah, meliputi Kecamatan, Kelurahan, RW dan RT, dengan nilai subsidi : 1. Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah) per kilogram untuk gula kristal putih; 2. Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah) per liter untuk minyak goreng; dan 3. Rp.1.500,- (seribu lima ratus rupiah) per kilogram untuk beras. c. Setiap Kepala Keluarga (KK) penerima subsidi Operasi Pasar Murah kebutuhan pokok masyarakat mendapatkan paling banyak : 1. 2 (dua) kupon untuk minyak goreng; dan 2. 2 (dua) kupon untuk gula kristal putih; dan 3. 2 (dua) kupon untuk beras; d. Dinas yang membidangi Perdagangan di Kabupaten/Kota mengusulkan pelaksanaan Operasi Pasar Murah di Kabupaten/Kota masing-masing kepada Dinas, yang ditembuskan kepada Penyedia Barang kebutuhan pokok masyarakat; 6

7 e. Dalam waktu paling lambat 1 x 24 jam, Dinas meneruskan usulan Dinas yang membidangi Perdagangan di Kabupaten/Kota kepada Penyedia Barang kebutuhan pokok masyarakat; f. Penyedia Barang kebutuhan pokok masyarakat menindaklanjuti usulan dalam waktu paling lambat 1 x 24 jam kepada cabang Penyedia Barang kebutuhan pokok masyarakat; dan g. Dinas yang membidangi Perdagangan di Kabupaten/Kota bekerjasama dengan Penyedia Barang kebutuhan pokok masyarakat melaksanakan Operasi Pasar Murah kebutuhan pokok masyarakat, dengan cara menjual langsung kepada masyarakat yang telah memiliki kupon dengan harga yang ditetapkan. BAB VII MEKANISME PENCAIRAN SUBSIDI KEBUTUHAN POKOK MASYARAKAT Pasal 9 Pencairan subsidi kebutuhan pokok masyarakat, dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut : a. Bupati/Walikota menyampaikan proposal rencana pelaksanaan Operasi Pasar Murah kebutuhan pokok masyarakat kepada Dinas; b. Dinas melakukan verifikasi terhadap proposal Bupati/Walikota dan dalam waktu 1 x 24 jam menyampaikannya kepada Penyedia Barang; c. Penyedia barang melaksanakan Operasi Pasar Murah kebutuhan pokok masyarakat, sesuai usulan Bupati/Walikota; d. Penyedia Barang mengajukan permohonan pencairan dana bantuan Subsisi untuk kebutuhan pokok masyarakat kepada Gubernur melalui Dinas, dengan melampirkan : 1. Proposal/rencana penggunaan belanja Subsidi, dilengkapi dengan persyaratan sebagai berikut : a) Surat Permohonan yang ditandatangani oleh Penyedia Barang; b) kuitansi yang telah ditandatangani oleh Penyedia Barang sebanyak rangkap 4 (empat) bermaterai cukup dan dibubuhi stempel Badan/organisasi; c) nomor rekening Bank; d) pakta integritas, surat pernyataan tentang penggunaan dana subsidi yang ditandatangani oleh Penyedia Barang; e) hasil audit keuangan penerima subsidi; dan f) naskah perjanjian kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan Penerima Subsidi sebagai Penyedia Barang. 2. Belanja Subsidi ditransfer melalui Kas Daerah Provinsi Jawa Barat ke rekening Penyedia Barang/penerima bantuan subsidi.

BAB VIII KELEMBAGAAN PENYELENGGARA OPERASI PASAR MURAH Bagian Kesatu Dinas Pasal 10 (3) Dalam penyelenggaraan Operasi Pasar Murah, Dinas mempunyai tugas merencanakan, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan Operasi Pasar Murah di Daerah. (4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas mempunyai fungsi : b. pengalokasian besaran subsidi kebutuhan pokok masyarakat per Kabupaten/Kota; c. penetapan penyedia barang kebutuhan pokok masyarakat sebagai penyedia dan penyalur subsidi kebutuhan pokok masyarakat; d. penetapan harga penjualan kebutuhan pokok masyarakat yang berlaku pada saat pelaksanaan penyaluran subsidi di lokasi Operasi Pasar Murah; e. pemantauan dan pengawasan pelaksanaan Operasi Pasar Murah kebutuhan pokok masyarakat di Daerah; f. pelaksanaan verifikasi dan pemrosesan dokumen kelengkapan permohonan pembayaran subsidi kebutuhan pokok masyarakat dari penyedia barang kebutuhan pokok masyarakat; dan g. pelaporan pelaksanaan Operasi Pasar Murah kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. 8 Bagian Kedua Dinas yang membidangi Perdagangan di Kabupaten/Kota Pasal 11 (1) Dalam menyelenggarakan Operasi Pasar Murah, Dinas yang membidangi Perdagangan di Kabupaten/Kota mempunyai tugas melaksanakan dan mengendalikan kegiatan Operasi Pasar Murah di Kabupaten/Kota masing-masing. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas yang membidangi Perdagangan di Kabupaten/Kota mempunyai fungsi : a. pembentukan Tim Pengelola Kegiatan Operasi Pasar Murah Kebutuhan Pokok Masyarakat; b. pendataan penerima subsidi kebutuhan pokok masyarakat; c. monitoring harga kebutuhan pokok masyarakat harian; d. pencetakan dan/atau penyediaan kupon dan pembagian kepada calon penerima subsidi;

e. penetapan lokasi pelaksanaan Operasi Pasar Murah; f. penyimpanan dokumen pelaksanaan Operasi Pasar Murah dan penyaluran subsidi kebutuhan pokok masyarakat, meliputi : 1. Keputusan Tim Verifikasi; 2. Keputusan Tim Pelaksana; 3. Kuitansi Penagihan; 4. Berita Acara Verifikasi Daftar penerima subsidi kebutuhan pokok masyarakat; 5. Kupon bukti penyaluran subsidi kebutuhan pokok masyarakat; dan 6. Dokumen pelengkap lainnya yang berkaitan dengan penyaluran subsidi kebutuhan pokok masyarakat; g. pertanggungjawaban atas pelaksanaan Operasi Pasar Murah dan penyaluran subsidi kebutuhan pokok masyarakat di daerahnya; dan h. pelaporan hasil pelaksanaan Operasi Pasar Murah kepada Dinas. 9 BAB IX PERSYARATAN PENYEDIA KEBUTUHAN POKOK MASYARAKAT Pasal 12 Persyaratan yang harus dipenuhi oleh Penyedia Barang kebutuhan pokok masyarakat yang akan ikut serta dalam kegiatan Operasi Pasar Murah, meliputi : a. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); b. Referensi Bank; c. Surat Pernyataan kesanggupan menyediakan dan menjual kebutuhan pokok masyarakat kepada masyarakat di setiap lokasi pasar murah; d. Surat Pernyataan bersedia menerima pembayaran penggantian subsidi kebutuhan pokok masyarakat dari Pemerintah Daerah setelah dokumen dinyatakan lengkap; dan e. Laporan Keuangan Penyedia Barang yang telah diaudit oleh Akuntan publik. BAB X PELAPORAN Pasal 13 (1) Dinas yang membidangi Perdagangan di Kabupaten/Kota membuat laporan realisasi pelaksanaan kegiatan penyaluran subsidi kebutuhan pokok masyarakat, meliputi : 1. laporan pelaksanaan penyaluran; 2. laporan bulanan terdiri dari :

a. jumlah masyarakat penerima kupon subsidi; b. tanggal pelaksanaan Operasi Pasar Murah; c. jumlah kebutuhan pokok masyarakat dan nilai yang disalurkan. (2) Dinas yang membidangi Perdagangan di Kabupaten/Kota, wajib menyampaikan laporan pelaksanaan secara menyeluruh kepada Dinas, setelah berakhirnya pelaksanaan penyaluran subsidi kebutuhan pokok masyarakat. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Gubernur ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya, ditetapkan oleh Kepala Dinas. 10 Pasal 15 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Barat. Ditetapkan di Bandung pada tanggal 27 Juli 2011 GUBERNUR JAWA BARAT, ttd Diundangkan di Bandung pada tanggal 28 Juli 2011 AHMAD HERYAWAN SEKRETARIS DAERAH PROVINSI JAWA BARAT, ttd Ir. H. LEX LAKSAMANA, Dipl.HE Pembina Utama NIP. 19521019 197811 1 001 BERITA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2011 NOMOR 42 SERI E