SATU MEMAKNAI KEBAHAGIAAN

dokumen-dokumen yang mirip
My Journey with Jesus #2 - Perjalananku dengan Yesus #2 THE JOY OF THE LORD SUKACITA DALAM TUHAN

KAYA TAPI ZUHUD. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY)

JADIKAN PEKERJAAN KITA SEBAGAI SOULMATE

EKSPRESI MAKNA BERSYUKUR UNTUK HIDUP DALAM PERJANJIAN ANUGERAH

PENGORBANAN Oleh Nurcholish Madjid

"Ia [kasih]tidak melakukan yang tidak sopan."

Menemukan Rasa Aman Sejati

et{tá t et{tá t V Çàt 1


Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu

Testimoni. Ucapan Terima Kasih. Kata Penjemput. Daftar Isi. Ketika Akar Ketidakbahagiaan Ditemukan. Bahagia Begitu Menggoda

DAFTAR ISI. Pengantar.1. Bab I: Preambul Sinis.2. Bab II: Serba-Serbi Sinis 4. Bab III: Perkenalkan, Tokoh Sinis 9

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kenyataan adalah persepsi Anda. Jika Anda ingin mengubah kenyataan hidup Anda, mulailah dengan mengubah persepsi Anda. (Dr.

Perkebunan produktif di lereng pegunungan

Sukses Dimulai dari Impian Besar

BAB I PENDAHULUAN. membiasakan anak dengan prinsip-prinsip hidup yang mencerminkan kepribadian

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan segala problematikanya yang begitu beragam. Fenomena-fenomena

o Ketika hasil pekerjaan saya yang saya harapkan tidak tercapai, saya malas untuk berusaha lebih keras lagi

Victorious Living #3 - Hidup Berkemenangan #3 MAKING A CHANGE IN YOUR LIFE MENGUBAH HIDUP ANDA

للسنة االولى مصلح فتح الرمحن.

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN

Bagaimana Membentuk Pola Pikir yang Baru

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa abad yang lalu pada waktu penduduk dunia belum sepadat

TIPS MEMBANGUN RUMAH TANGGA YANG HARMONIS DARI KANG MASRUKHAN. Tahukah anda bahwa untuk membangun sebuah Rumah Tangga yang harmonis

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

AKU PASTI BISA KULIAH

Pertemuan Kedua KABAR GEMBIRA BERHADAPAN DENGAN MATERIALISME

Diciptakan untuk Menjadi Serupa dengan Kristus.

KEBEBASAN DARI KEKUATIRAN DAN KEGELISAHAN Bagian ke-2

Strategi dan kiat-kiat untuk menuju kesuksesan!

Jalan hidup memang tak selamanya mudah, pasti ada tikungan, tanjakan, dan rintangan yang harus kita lewati. Tak usah takut kawan, hadapilah dengan

AKHLAK PRIBADI ISLAMI

PETUNJUK PENGGUNAAN AUDIO MP3 TEKNOLOGI OTAK MENDATANGKAN KELIMPAHAN RAHASIA BAGAIMANA MENARIK KELIMPAHAN DALAM HIDUP ANDA

BAGIAN 1: SPIRAL DEVELOPMENT MATURITY

Written by Pere Liagre Published Date Barangsiapa dibimbing oleh Roh Allah adalah putera Allah (bdk. Rm 8:14)

Keimanan pada Wujud Ilahi

Rahasia Alkitab. "Dapatkah engkau menemukan Allah"

I Love My Job and My Family:

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi adalah kualitas sumber daya manusia. As ad (2004) mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal di Indonesia dengan nama Lao Tzu memiliki nama asli Li Er, hidup pada abad

Mengukir Masa dengan Tulisan

Jodoh dan pernikahan yang sempurna

Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

CINTA TANPA DEFINISI 1 Agustus 2010

KITAB AYUB PERTANYAAN DISKUSI

Zaman sekarang susah ya cari yang serius Semua cowok itu sama aja, suka nyakitin

SEKOLAH SESUDAH INI. "Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka."

Pdt Gerry CJ Takaria

BAB IV PERILAK TERPUJI

En-Publishing Refleksi-refleksi mengenai Rumah Sakit. Perenungan buat dokter, perawat, pasien, keluarga

BERFIKIR PERUBAHAN. Kode Mata Kuliah : OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

Dar Almady. Kata-Kata Bijak Richard Denny. dalam Buku Succeed for Yourself

BAB III ETOS KERJA ORANG JEPANG. Tidak ada memungkiri bahwa kerja keras merupakan kata kunci untuk

KABAR BAIK BAGI ORANG MISKIN Kebaktian Minggu Adven Ke-1 GKI Gunung Sahari 27 Nopember 2011, Pk 06.00, 08.00, & 17.00

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian

Day Days Success Mastery Program Ariesandi S., CHt. Self Mastery. Tujuan dan komitmen

BAB V PRINSIP-PRINSIP MEMBANGUN KELUARGA BAHAGIA. tersebut jelas untuk semua orang, namun jalan menuju bahagia tidaklah mudah, ada banyak ujian

1. Mengapa bermeditasi?

BAB IV ANALISIS RISIKO KUFUR NIKMAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kepuasan Hidup ( Life Satisfaction) seseorang berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkannya sendiri.

Bab I Apa Sih Kuncinya?

NAPOLEON HILL. THINK and GROW RICH

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. Siapa berjalan pada jalannya sampai.

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan

saja ada satu hal yang merupakan kunci. Kunci itu adalah cinta. Cinta dari hati.

I. PENDAHULUAN. berbeda-beda baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan

Pemuda Kurang Minat Dalam Pertanian

Jangan Sekadar Jadi Guru

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

BAB II TEORI PILIHAN RASIONAL JAMES S. COLEMAN DAN TEORI. KEBUTUHAN PRESTASI DAVID McCLELLAND. dianggap relevan untuk mengkaji permasalahan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan ketat sejak di Hollandsch Inlandsche Scholl (HIS) dan Meer

PENGEMBANGAN DIRI A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari

Multy Policies Strategy Uuntuk Pemerataan Dan Peningkatan Kualitas Pendidikan

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI)

SWT, baik itu berupa nikmat kesehatan, keamanan, maupun kebutuhan harian. Qona ah adalah

SYAIR KERINDUAN. Genre: Puisi-puisi cinta, sahabat, keluarga semuanya tentang CINTA dan CITA-CITA.

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Adam Smith Sebuah Primer Bagian 4: Tentang Wealth of Nations. Upah bergantung pada pertumbuhan ekonomi

Seri Terang Ilahi: Mengapa Saya Ada di Dunia? Page 1 of 7 Kurt De Haan (BAGIAN KEDUA)

Sukses dengan anak tangga pencitraa diri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan impian setiap manusia, sebab perkawinan dapat membuat hidup

MENYIBAK HAKIKAT KESUKSESAN TERTINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan

20 Jam Terpenting. Timothy Athanasios

BERJALAN DI BAWAH CAHAYA. Menuju Hidup Bahagia

MENGHAYATI PERAN ISTRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

Apakah Allah Mengharapkan Terlalu Banyak?

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

Damai Sejahtera. Pendalaman Alkitab untuk KTB CM UKSW : Minggu 3 Bulan November sejahtera.

Transkripsi:

SATU MEMAKNAI KEBAHAGIAAN 1

Dalam bab Memaknai Kebahagiaan ini ini akan didiskusikan 3 tema utama yang akan mengantarkan pada keseluruhan isi buku ini, yaitu: - Apa Itu Kebahagiaan? - Inner Happiness: Rahasia Hidup Bahagia - Bagaimana Meraih Kebahagiaan Ini? 2

-1- Apa Itu Kebahagiaan? Kesehatan bukanlah ketiadaan dari penyakit, melainkan kebahagiaan di dalam diri kita. (Amanda Gore) Di balik semua fenomena dan hiruk-pikuk aktivitas manusia di dunia ini terdapat sesuatu hal yang dicari oleh mereka tanpa terkecuali, termasuk kita. Jika kita dapatkan sesuatu itu, layaknya mendapatkan seluruh isi dunia ini. Tetapi jika tidak memiliki sesuatu tadi meskipun mungkin kita sudah memiliki segalanya, kita seperti tidak memiliki apa-apa. Sesuatu yang dicari semua manusia itu adalah kebahagiaan, kebahagiaan hidup yang hakiki dan sejati yang tak tergoyahkan bukan sekadar kesenangan atau kenyamanan-kenyamanan hidup semata. Banyak orang yang bahkan bercita-cita ingin lebih bahagia dari yang telah mereka raih dan rasakan. Mereka ingin lebih banyak merasakan kegembiraan, lebih banyak tawa, lebih banyak kesenangan, lebih sukses dalam hidup, karier, pekerjaan, lebih banyak kekayaannya, dan masih banyak lagi keinginankeinginan lebih yang ingin diraih dari sebelum-sebelumnya. Tujuannya sama, yaitu agar kebahagiaan sesungguhnya, yang sejati dan hakiki tadi, bisa diraih bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya. Tidak hanya dalam kehidupan di dunia ini, sesudah kematian pun kita ingin hidup bahagia. Kadang tidak sedikit orang yang rela menderita, dengan keyakinan dapat hidup bahagia di surga nanti. Betapa kebahagiaan telah menjadi keinginan dan cita-cita tertinggi dari semua harapan dan angan-angan yang dijadikan tujuan hidup manusia secara keseluruhan. 3

Tetapi apakah sesungguhnya kebahagiaan itu? Tampaknya belum banyak orang memahaminya dengan tepat dan menguntungkan bagi kehidupannya. Pertanyaan ini telah melahirkan renungan-renungan mendalam dan telah dibahas dalam berbagai kitab suci dan banyak kalangan filsuf sejak zaman dahulu. Inti semuanya sama bahwa kebahagiaan hidup sangatlah penting dan semua itu juga telah menawarkan banyak jalan untuk meraihnya. Akan tetapi rupanya pandangan-pandangan semua kitab suci dan orang bijak tadi telah banyak ditinggalkan dan anggapan itu sudah diabaikan oleh manusia di zaman modern kita sekarang ini. Oleh karenanya pencapaian kebahagiaan hidup di dunia Barat misalnya, seperti diungkapkan oleh Howard Cutler (2001), selama ini kelihatannya dianggap tidak populer, sulit dijabarkan, dan mustahil. Bagi pikiran Barat saya kebahagiaan bukan sesuatu yang dapat ditumbuhkembangkan, dan dipertahankan. Kebahagiaan yang datang selama ini tidak lebih dari sekadar kebetulan entah dari mana datangnya, dan tidak dapat diperkirakan. Demikian Cutler menuliskannya. Kebahagiaan bisa dipahami sebagai perasaan kualitas yang hanya dapat dirasakan namun sulit untuk diidentifikasi melalui nalar dan logika biasa dan matematis atau kuantitas misalnya. Oleh karena itu, orang yang telah memiliki kekayaan melimpah, rumah mewah, mobil mentereng, karier yang baik, istri dan anak yang sehat; secara logika dan nalar biasa dan perhitungan matematis atau kuantitas mesti dia akan menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan. 4

Karena semuanya telah terpenuhi dan dimiliki. Hanya memang karena kebahagiaan itu berada di luar logika matematis dan kuantitas, akan tetapi sebagai kualitas perasaan, tidak secara otomatis seseorang akan merasakan kebahagiaan hidup dengan semua apa yang telah dimilikinya tadi. Karenanya, jawaban atas pertanyaan di atas tidaklah mudah jika hanya didekati dengan pendekatan akal dan logika yang matematis serta kuantitas tadi. Hanya orang yang menjalaninyalah yang dapat mengetahui hakikat dan faktor-faktor dari kebahagiaan hidupnya itu. Kebahagiaan sekali lagi merupakan suatu kualitas perasaan subjektif seseorang. Dalam pengertian ini, kaya dan miskinnya seseorang tidak dapat menjadi jaminan atau faktor penentu yang akan menyebabkan kebahagiaan dan ketidakbahagiaannya. Sebab kebahagiaan seperti halnya kebenaran, keadilan, keindahan, kebaikan, merupakan nilai kualitas tadi. Semuanya hanya terasakan adanya. Inilah sebabnya orang tidak pernah sepakat tentang suatu rumusan apa yang disebut bahagia, walaupun jalan menuju kebahagiaan telah terbuka lebar sebagaimana dituntunkan oleh agamaagama yang ada. Kebahagiaan juga tidak selalu diidentikkan sematamata dengan euphoria (perasaan gembira berlebihan) meskipun itu bagian dari kebahagiaan, atau juga bersenang-senang demi kesenangan itu sendiri. Kebahagiaan yang dimaksudkan, sebagaimana ditulis Heather Summers & Anne Watson (2007), menghasilkan yang terbaik dari apa yang kita miliki pada setiap momen di sini atau sekarang ini. Sekaligus, menghentikan proyeksi kebahagiaan ke dalam waktu dan tempat yang akan datang seperti pikiran-pikiran ketika saya telah lulus, ketika saya sudah naik jabatan, ketika saya menang lotre, dan ketika-ketika lainnya, maka saya akan bahagia. Kebahagiaan berlaku untuk 5

saat dan sekarang ini juga, dengan semua yang ada di sekeliling kita, dengan semua anugerah yang telah Tuhan berikan kepada kita, dengan semua orang yang mengasihi kita keluarga, bukan dengan pikiran-pikiran yang mengatakan jika sudah ini dan jika sudah itu. Kemampuan untuk hidup dengan bahagia dalam kekinian atau sekarang juga akan memberi kita sumbangan banyak kenangan bahagia, yang dengannya akan menyediakan file-file kebahagiaan untuk masa yang akan datang dan akan menjadi sumber brilian untuk menghadapi masa yang sulit atau situasi tidak bahagia. Ini juga sangat penting untuk dipahami dan dipraktikkan oleh kita. Keputusan ini akan meneguhkan kita pada perilaku syukur yang mengapresiasi tanpa syarat atau secara penuh semua hal yang telah jelas-jelas ada dan menjadi bagian dari hidup kita. Kita tidak akan pernah merasakan hidup bahagia tanpa kehadiran syukur, karena kita akan dipermainkan oleh banyak angan dan keinginan yang sering kali tidak realistis yang ironinya menghilangkan nilai semua yang telah kita miliki tadi. Tanpa hidup dalam ke-kini-an ini, kita akan dibuat terus-menerus hidup dalam angan-angan, bayang-bayang, dan imajinasi-imajinasi yang menipu. Bagian lain dari rahasia hidup bahagia adalah memahami bahwa kehidupan ini laksana sungai yang panjang yang memiliki banyak cabang; kolam yang tersembunyi di sudut batu karang, diikuti dengan arus perlahan-lahan, mengalir melalui daerah yang damai dan tenang, berselang-seling dengan arus bergejolak yang memecah batu di lembah, bercampur lumpur, kemudian tenang dan bening kembali (Gore: 2006). Semuanya adalah bagian dari sungai (kehidupan). Hidup tidak akan pernah selalu lancar, meskipun kita menginginkannya demikian. Tanpa keseimbangan antara deras dan damainya 6

perjalanan sungai kehidupan tadi, hidup kita akan menjemukan. Semua itu merupakan bentuk semaraknya panggung kehidupan, di mana kita harus belajar darinya. Dengan ungkapan lain, terdapat samudra hikmah luar biasa di sana untuk kita pahami dan jadikan pelajaran. Kebahagiaan juga dihubungkan dengan keterbebasan atau ketakterikatan kita dari sikap: pertama, membandingbandingkan diri kita dengan orang lain, dan, kedua, memiliki harapan atau tuntutan yang berlebihan terhadap seseorang atau sesuatu. Kedua sikap ini sering kali juga membuat hidup kita tidak bahagia, sehingga kebahagiaan akan muncul ketika kita terbebas darinya. Kebiasaan kita untuk membandingkan diri kita dengan yang lain bukanlah keadaan yang menguntungkan. Sebagai contoh, pendapatan kita yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sering kali menjadi tidak cukup dan bermakna lagi ketika kita membandingkannya dengan pendapatan tetangga yang lebih besar. Sejumlah atlet profesional dengan pahit mengeluhkan pendapatannya yang hanya lima puluh juta per bulan, karena rekan setimnya mendapat 78 juta per bulan. Dia kemudian menjadikan gaji lebih tinggi rekan setimnya tadi sebagai pembenaran atas ketidakbahagiaan (dan ketidakadilan) hidup. Jelas bagi kita bahwa tidak ada yang menguntungkan dari sikap membanding-bandingkan ini. Harapan dan tuntutan yang berlebihan kepada sesuatu atau seseorang dapat dihilangkan dengan sikap syukur. Sebab rahasia sejati dalam kebahagiaan adalah syukur ini. Kunci kebahagiaan hanya ada pada syukur, demikian seorang guru SMA di daerah Bantul pernah mengatakan kepada penulis. Bila kita tidak memiliki rasa syukur, mustahil untuk bahagia, dan merusak rasa syukur adalah tindakan yang berlebihan yang tidak masuk di akal. 7

Tidak jarang kita mendambakan kebahagiaan datang ketika kita punya uang melimpah ruah, mobil terbaru, rumah yang lebih besar, tubuh yang lebih indah, pasangan yang sempurna, dan banyak lagi... serta terus memikirkan sesuatu atau tempat lain yang diyakini dapat membawa kebahagiaan kepada kita. Padahal yang namanya keinginan-keinginan itu tumbuh subur tanpa harus disiram, mekar merona tanpa harus dipelihara, dan sering kali mengalahkan kebutuhan-kebutuhan yang seharusnya diprioritaskan demikian sang guru menutup pembicaraan. Mirip seseorang yang menahan laparnya dengan telur di hadapannya sepanjang hari, hanya karena menunggu seekor ayam hari esok yang belum pasti. Tindakan yang salah bukan? Mari kita renungi, banyak hal yang bisa kita syukuri di sekitar kita yang membuat hidup kita sungguh berarti dan bermakna. Tidak usah jauh-jauh memandang. Lihatlah ke sekeliling kita dan ungkapkan rasa syukur itu setiap saat kepada apa dan siapa yang ada di sekitar kehidupan kita. Pandangilah... ada rumah tempat berteduh dan istirahat kita, di mana kita tenang di dalamnya. Ada tetangga yang menghargai dan menghangatkan kehidupan kita ini. Ada keluarga yang mencintai, istri atau suami yang setia (sanjunglah ia, pujilah ia, lambungkanlah perasaannya, jadikan ia yang paling spesial, mengabdilah padanya), anak yang membahagiakan, teman yang mendukung, makan cukup, dan lain-lain. Hal-hal yang tampaknya sering dianggap sederhana atau sepele, tetapi tanpa semua itu, mustahil kita akan hidup dengan bahagia. Dalam suatu riset yang telah melibatkan ribuan orang untuk mengisi Kuesioner Kebahagiaan di www.switchosuccess. co.uk dan dibantu oleh Unit Inovasi dan Usaha Universitas Lancaster ditemukan suatu analisis mengenai kemungkinan 8

dari segala usia yang berbeda memiliki pendapat seputar apa yang mewujudkan kebahagiaan (Summers dan Watson: 2007). Temuan-temuan itu adalah sebagai berikut: Kesehatan yang baik tidak mesti memberi kita kebahagiaan, akan tetapi kesehatan buruk membuat kita tidak bahagia. Membandingkan diri kita dengan orang lain, memengaruhi kebahagiaan kita. Umumnya orang menganggap bahwa diri mereka tidaklah seberuntung bila dibandingkan dengan orang lain. Mereka memerhatikan tentang siapa mereka dan apa yang mereka miliki, dan perbandingan itu mengantarkan pada perasaan tidak bahagia dan ketidakpuasan. Memiliki semakin banyak barang tidak meningkatkan kebahagiaan. Namun justru akan membuat kita ingin memiliki lebih banyak lagi. Sumber kebahagiaan yang paling kuat adalah hubungan dengan orang lain, apakah itu teman, keluarga, atau hubungan yang lebih dekat. Tidak mungkin kita dapat melihat kebahagiaan tanpa juga memikirkan ketidakbahagiaan. Menghilangkan ketidakbahagiaan terlebih dahulu merupakan langkah yang ditawarkan oleh M. H. Pieper dan William J. Pieper dalam bukunya Menggapai Kebahagiaan (2006), bahwa ketidakmampuan banyak orang untuk menjalani kehidupan yang diinginkan merupakan akibat dari, dalam bahasanya, kecanduan ketidakbahagiaan. 9

Dalam pemahaman ini, kita dituntut untuk mengenali dan mengalahkan hal-hal yang menyebabkan kecanduan ketidakbahagiaan yang tidak membahagiakan, dan pada saat yang sama, kita singkap potensi bahagia yang ada di dalam diri kita untuk kita latih, kita munculkan, dan kita tumbuhkan. Karena memang dalam kenyataannya banyak kesempatan bahagia kita menjadi berkurang, hilang, dan disabotase oleh hal-hal yang menyebabkan ketidakbahagiaan yang tidak perlu. Seperi sikap rakus, serakah, iri hati dan dengki, stres, cemburu, rakus, dan lain-lainnya. Bagi M. H. Pieper dan William J. Pieper kebahagiaan merupakan kesejahteraan batin yang tidak rentan terhadap gejolak kehidupan dan menuntun kita ke kehidupan yang dipenuhi pilihan-pilihan positif dan memuaskan. Itulah beberapa pengertian rasional kebahagiaan. Jelas tidak memadai. Mereka yang bahagia mungkin akan merasakan bahwa banyak aspek bahagia tidak tercakup dalam uraian di atas. Bahagia sulit dirumuskan dengan kata-kata dan definisi sempit. Ia ada, hadir, tanpa terasa, tetapi memang terasa bagi dirinya dan orang lain. Mereka yang bahagia tidak akan merasakan berlalunya waktu. Mereka yang hidup bahagia terpatri dalam kekinian dan ke-di sini-an. Bahagia adalah kreatif, bukan konsumtif. Produktif, bukan malas. Kemandekan adalah ketidakbahagiaan, demikian diisyaratkan oleh seorang Muhammad bin Abdullah 15 abad yang lalu. 10