2015 HUBUNGAN ANTARA VO2MAX DAN DAYA JELAJAH WASIT SEPAK BOLA LISENSI C3 DALAM SUATU KOMPETISI DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah salah satu jenis olahraga permaianan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita terus menerus dimanjakan dengan segala sesuatu yang otomatis. bersenyawa dengan hidup manusia (Depdiknas, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan olahraga yang cukup populer, digemari dan paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah

2015 PERSEPSI ATLET WANITA JAWA BARAT TERHAD AP WASIT WANITA D ALAM CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB 1 PENDAHULUAN.

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Permainan sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang terkenal dan sangat

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pemain diberikan teknik-teknik dasar sepakbola yang baik dan benar.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. atau kekurangan latihan fisik (Karhiwikarta, 1983). Pada saat berolahraga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. futsal mulai terkenal di dunia dan banyak di gemari oleh. semua masyarakat dunia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga, seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus manusia untuk mengulangi masalah-masalah yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN. tingkat anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita. Pada awal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ashari Nopdiana, 2015 Profil fisik dan teknik klub basket garuda kelompok putra usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dijadikan sebagai sarana atau media untuk berekreasi, mata pencaharian, pendidikan, kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat sekarang ini olahraga sangat digemari banyak orang diseluruh

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

2015 ANALISIS KEBUTUHAN LATIHAN TEKNIK PEMAIN SEPAKBOLA DALAM LIGA SUPER INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat dan

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. juta permainan sepakbola dimainkan setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. gerak. Kecepatan lari merupakan unsur kemampuan gerak yang merupakan

2015 PROFIL KONDISI FISIK ATLET BOLA BASKET PUTRI TINGKAT SMA SE-JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan paling populer di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TENDANGAN PENALTI DENGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG TIM SEPAK BOLA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya olahraga itu sendiri. Menurut Sumarjo (2002) yang dikutip Deva

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam abad informasi telah membawa pengaruh yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membicarakan olahraga, tidak akan terlepas dari persoalan

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. individu dan tim yang menyatu dalam sebuah kerja sama keseluruhan. Pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

Hendra Muliyadi 1, M. Rif at 2, Wakidi 3

HUBUNGAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLING BOLA FUTSAL PADA ATLET O2SN KECAMATAN SUMEDANG UTARA

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, semua orang mengenalnya, baik anak-anak, remaja, tua -muda, pria

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Disamping dimainkan secara tim, permainan sepak bola sangat menarik karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga futsal kini menjadi olahraga permainan yang diminati dari

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud adalah passing, shooting, controlling, dan heading. Untuk memperoleh

I. PENDAHULUAN. Untuk mencapai kinerja (Performance) yang lebih baik dari seorang pemain

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. November-Desember 2012 pada siswa kelas V SDN 8 Kabila Kecamatan Kabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga salah satu cara untuk membina dan mempertahankan kesegaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

TINJAUAN KONDISI FISIK PEMAIN SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) GENERASI MUDA GANTING (GMG) KELOMPOK UMUR-15 KOTA PADANG PANJANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

, 2015 HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN PERATURAN PERMAINAN FUTSAL DENGAN KINERJA WASIT FUTSAL ASPROV PSSI JAWA BARAT SAAT MEMIMPIN PERTANDINGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Gerak merupakan perpindahan kedudukan terhadap benda lainnya baik

DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) SOLO FUTSAL CENTER

2016 HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN, KECERDASAN INTELEKTUAL, DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KINERJA WASIT FUTSAL LEVEL 1 KOTA BANDUNG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada mahasiswa jurusan pendidikan keolahragaan.

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh seluruh rakyat di dunia. Di Indonesia khususnya di Provinsi

I. PENDAHULUAN. digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Mulai dari anak-anak,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Moch.Vichi Fadhli Rachman, 2015 PENGARUH LATIHAN UMPAN KOMBINASI TERHADAP DOMINASI BALL POSSESSION DALAM CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh kalangan remaja pada saat ini. Dalam permainan sepakbola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

2016 HUBUNGAN KONSENTRASI DENGAN HASIL KETEPATAN SERVIS ATAS PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permainan sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang terkenal dan sangat digemari oleh hampir seluruh masyarakat di dunia.baik dewasa, remaja, dan anak anak, bahkan putera maupun puteri. Sepak bola merupakan olahraga yang praktis dan memerlukan teknik dan taktik yang khusus, karena sepak bola merupakan olahraga berkelompok. Kondisi fisik yang prima sangatlah menunjang penampilan bagi pemain sepak bola. Penampilan fisik yang buruk tentunya akan berdampak buruk juga bagi teknik dan taktik Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang terdiri dari dua regu dan setiap regu minimal 7 orang pemain, maksimal 11 orang pemain yang berada di lapangan. Bola dimainkan oleh seluruh anggota gerak tubuh, kecuali tangan, dan dibatasi oleh aturan-aturan tertentu yang bertujuan untuk memasukan bola sebanyak mungkin kegawang lawan dan menjaga gawang sendiri dari serangan (Kosasih, 1991, hlm. 103). Jenis permainan tersebut sangat popular di masyarakat. Terbukti dengan banyaknya orang yang menggemari permainan tersebut mulai dari usia anak-anak, remaja, dewasa, sampai lanjut usia sekalipun. Rusli Lutan (2003, hlm. 45) menjelaskan dalam dunia olahraga sepak bola, resiko pertanggung jawaban terhadap keberhasilan atau kegagalan suatu pertandingan bukan saja menjadi tanggung jawab pemain, tim manager, atau pelatih akan tetapi yang sangat dominan ditentukan oleh kepemimpinan wasit. Berangkat dari hasil pengalaman tersebut, penulis berpikir bahwa berjalan lancar dan tidaknya sebuah pertandingan sepak bola tergantung kepada kinerja wasit dalam memimpin pertandingan tersebut. Wasit memiliki hak penuh selama pertandingan kepada pemain, pelatih, dan official sebuah tim. Wasit juga memiliki perlindungan penuh dari Federasi Internasional Sepak Bola (FIFA) sebagai lembaga tertinggi sepak bola dunia atau dari lembaga sepak bola di suatu negara.

2 Wasit sepak bola terdiri dari berbagai tingkatan, diantaranya wasit berlisensi Fifa, C1, C2, dan C3 dengan jadwal dan penugasan yang berbeda. Wasit yang berlisensi Fifa mempunyai wewenang memimpin tingkat internasional, C1 mempunyai wewenang memimpin tingkat nasional, sedangkan wasit berlisensi C2 mempunyai wewenang memimpin tingkat daerah, dan wasit berlisensi C3 mempunyai wewenang memimpin pertandingan tingkat cabang. Wasit harus mempunyai kodisi fisik yang prima saat memimpin suatu pertandingan, Jonath dan Krempel dalam Farmolodi (2008) menjelaskan bahwa Pengertian kondisi fisik dalam olahraga dapat dilihat dalam arti sempit dan luas, dalam arti sempit merupakan keadaan yang meliputi kekuatan, kecepatan dan daya tahan. Sedangkan dalam arti luas meliputi kekuatan, daya tahan, kelenturan (fleksibility) dan koordinasi. Beban fisik seorang wasit tidak kalah berat dibanding para pemain. Sebagai perbandingan, selama pertandingan normal 2 x 45 menit, seorang striker bisa berlari secara total sejauh 9 kilometer, jarak yang kurang lebih sama ditempuh pemain belakang. Sedangkan dalam satu pertandingan, seorang gelandang atau pemain tengah bisa berlari total sejauh 10,5 kilometer, pada kasuskasus tertentu bahkan bisa sampai lebih dari 12 kilometer. Jadi jarak yang di tempuh seorang wasit dalam satu pertandingan yaitu lebih jauh dari striker atau pemain bertahan, namun mendekati seorang gelandang. Rata-rata jarak yang di tempuh wasit dalam satu pertandingan adalah 10,3 kilometer, untuk itu wasit juga memerlukan kemampuan fisik yang baik agar bisa terhindar dari kelelahan saat bertugas.hal itu dibuktikan dengan rata-rata VO2max Wasit FIFAsebesar 52.8 ± 6.23 ml (kg.min) -1 dibawah rata-rata pemain bola level internasional yang mencapai 60 ± 7.45ml (kg.min) -1 (Abdul Aziz, 2012, hal. 24). Sedangkan pertandingan Liga Pendidikan Indonesia (LPI) antar SMA berkisar selama 2 x 35 menit yang akan dijadikan penelitian oleh penulis. Wasit memiliki daya jelajah yang tinggi saat memimpin suatu pertandingan karena kondisi fisik yang diperlukan wasit sepakbola hampir sama dengan kondisi fisik yang diperlukan pemain sepak bola dengan jarak kurang lebih 100 meter di lapangan dengan ukuran lebar 75m dan panjang 110m selama

3 pertandingan yang berlangsung dengan durasi waktu 2 x 45 menit atau lebih (PSSI, 2010, hlm 4). Dari uraian di atas jelasl bahwa wasit sepak bola harus bisa memenuhi syarat yang sudah ditentukan oleh FIFA, salah satunya adalah kondisi fisik yang berkaitan dengandaya tahan VO2max yang memenuhi syarat serta daya jelajah yang tinggi saat memimpin suatu pertandingan. Maka, bertolak dari latar belakang tersebut ditunjang oleh keberadaan penulis sebagai salah satu wasit sepak bola, maka penulis tertarik untuk meneliti Hubungan antara VO2max dan Daya jelajah Wasit Sepak Bola Lisensi C3 dalam suatu kompetisi di Kabupaten Bandung Barat. B. Identifikasi Masalah Penelitian Wasit sepak bola lisensi C3 adalah awal berkarir untuk menjadi wasit profesional, masih ada tingkatan selanjutnya setelah lisensi C3 yaitu lisensi C2 untuk tingkat daerah, lisensi C1 untuk tingkat nasional, dan lisensi Fifa untuk tinggkat internasional. Saat mememimpin suatu pertandingan sepak bola wasit dituntut untuk bergerak mengikuti aliran bola serta memiliki daya jelajah yang baik. Oleh karena itu wasit harus memiliki kondisi fisik yang baik pada saat memimpin suatu pertandingan. Aspek fisik menjadi sasaran utama untuk menunjang penampilan yang baik, hal ini tidak hanya berlaku bagi pemain sepak bola itu sendiri tetapi juga berlaku bagi wasit sepa kbola karena kondisi fisik yang diperlukan wasit sepak bola hampir sama dengan kondisi fisik yang diperlukan pemain sepak bola. Untuk memenuhi daya tahan tersebut seorang wasit harus mempunyai VO2max yang tinggi, tingginya VO2max wasit akan mempengaruhi kondisi fisik atau kesegaran jasmani wasit tersebut. Sehingga dalam memimpin suatu pertandingandapat fokus dan tidak mudah mengalami kelelahan. Berdasarkan hal tersebut, penulis meidentifikasi masalah penelitian ini agar penulis dan pembaca mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan atara VO2max dan daya jelajah wasit sepak bola lisensi C3 dalam suatu kompetisi di Kabupaten Bandung Barat.

4 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara VO2max dan Daya jelajah pada saat wasit lisensi C3 memimpin pertandingan sepak bola di Kabupaten Bandung Barat? D. Tujuan Penelitian Terkait dengan rumusan penelitian di atas, penulis tetapkan bahwa tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Mengetahui hubungan antara VO2max dan Daya jelajah saat wasit lisensi C3 memimpin pertandingan sepak bola di Kabupaten Bandung Barat. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Sebagai sumbangsih keilmuan yang bermanfaat tentang daya tahan VO2max dan Daya jelajah wasit saat memimpin suatu pertandingan. 2. Sebagai bahan informasi data untuk perwasitan di Indonesia pada umumnya dan bagi Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI Kab.Bandung Barat pada khususnya. 3. Sebagai referensi bagi yang akan melakukan penelitian mengenai materi yang berhubungan dengan wasit dikemudian hari. F. Struktur Organisasi Skripsi Dalam penulisan skripsi ini, penuli smemaparkan urutan dalam penyusunannya. Adapun urutan dari masing-masing babakan penulis jelaskan sebagai berikut: 1. Pada BAB I, berisi uraian tentang pendahuluan yang akan dipaparkan mengenai: latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

5 2. Pada BAB II, berisi uraian tentang kajian pustaka yang akan dipaparkan mengenai: sepak bola, wasit, dan kondisi fisik, terdapat didalamnya penjelasan tentang sepak bola, wasit, dan kondisi fisik. Selanjutnya komponen-komponen yang berperan dalam kondisi fisik wasit, terdapat didalamnya penjelasan VO2max dan daya jelajah. Selanjutnya anggapan dasar atau asumsi dan rumusan hipotesis. 3. Pada BAB III, berisi uraian tentang metode penelitian yang akan dipaparkan mengenai: metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, langkah-langkah penelitian, agenda penelitian, instrument penelitian, pelaksanaan penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data. 4. Pada BAB IV, berisi uraian tentang hasil pengolahan dan analisis data yang akan dipaparkan mengenai: deskripsi data hasil penelitian, selanjutnya hasil pengolahan, yang mana terdapat penjelasan konfersi Z- Skor dan T-Skor, normalitas data, koefisien korelasi. Selanjutnya adalah pembahasan dan analisis temuan.