Sari Perkuliahan Oleh : Drs. H. M. Umar Djani Martasuta, M.Pd.
Materi Kewarganegaraan Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan (DIKWAR) Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan Bangsa Negara Warganegara Demokrasi dan HAM Sistem Kepartaian Wawasan Nusantara Ketahanan Nasional Politik Strategi Nasional (Polstranas) Politik Strategi Pertahanan Keamanan (Polstrahankam)
TENTARA PELAJAR MENWA MALAWA KEWIRAAN NASIONAL DIKWIRA Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewiraan Kewiraan Vir Wira Artinya: Pahlawan, Patriot, Satria, Champian, Berani, Perkasa Kewiraan : kata sifat dari Wira Tujuan: 1. Upaya untuk membekali mahasiswa sebagai negara Indonesia secara psikis (nonpsikis) 2. Sebagai kesadaran, kecintaan serta keberanian membela bangsa dan tanah air. 3. Usaha sadar untuk menyiapkan mahasiswa sebagai peserta didik dalam mengembangkan kecintaan, kesetiaan dan keberanian membela tanah air.
LANDASAN HUKUM PKn Landasan Idiil Falsafah Bangsa INA (Pancasila) Landasan Konstitusional UUD 1945 a. Pembukaan UUD 45 (alenia ke-4), dimana tersirat segenap cita-cita dan aspirasi RI tentang kemerdekaannya b. Pasal 27 ayat 3, setiap WN behak dan Wajib ikutserta dalam upaya pembelaan negara c. Pasal 30 (1) Tiap tiap WN berhak dan wajib ikut serta dalam usaha HANKEMNEG (2) (2) Usaha HANKEMNEG dilaksanakan melalui SISHANKAMRATA oleh TNI dan Kepolisian RI sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung d. Pasal 31 ayat 1 (1) Setiap WN berhak mendapatkan pendidikan (2) Setiap WN wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya
Landasan Hukum PKn (Kewiraan) Landasan Operasional UU RI No. 3 Tahun 2002 (Pertahanan Negara) Pasal 19 (1)setiap WN berhak & wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara (2)Keikutsertaan WN dalam upaya bela negara UU RI No. 20 Tahun 2003 (Sisdiknas) Pasal 5 (1) setiap WN mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan bermutu Pasal 37 (2) Kurikulum Dikti wajib memuat (a) pendidikan Agama, (b) Pendidikan Kewarganegaraan dan (c) Bahasa
SKB Mendikbud/Menhankam 0228/U/1973 Kep.B/43/XII/73 tentang DIKWIRA di PT SKB Mendikbud/Menhankam 061/U/1985 Kep.002/II/85 tentang DIKWIRA masuk Kelompok MKDU SK Mendikbud No. 56/U/1994 tentang MKDU = MKU Dik Agama, Dik Pancasila dan DIK Kewiraan Kep Dirjen Dikti : 38/DIKTI/Kep/2002 tentang DIKWIRA = DIKWAR
TUJUAN NASIONAL Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia Memajukan kesejahteraan umum Mencerdaskan kehidupan bangsa Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
Kewarganegaraan (Citizenship) Kesadaran akan Hak dan Kewajiban sebagai WNI Kesadaran akan Hak dan Kewajiban Belanegara Hubungan antara warganegara dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Hak dan Kewajiban Hak adalah segala sesuatu yang didapat/diperoleh karena statusnya sebagai seorang warganegara Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dilaksanakan karena statusnya sebagai seorang warga negara
Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Kesadaran Bebangsa Perilaku anggota suatu bangsa didasarkan aatas perasaan solidaritas, bukan atas dasar hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang dinyatakan oleh aturan-aturan hukum. Kesadaran Bernegara Perilaku anggota/warga suatu negara didasarkan pada hak dan kewajiban-kewajiban yang dinyatakan oleh aturan-aturan hukum.
Sistem Manajemen Nasional Negara sebagai organisasi kekuasaan Bangsa Indonesia sebagai pemilik negara Pemerintah sebagai unsur manajer/penguasa Masyarakat atau rakyat sebagai unsur penunjang dan pemakai
Belanegara SE MENHANKAM SE 007/M/III/1988 Setiap tekad dan semangat untuk melakukan pembelaan negara yang dilaksanakan atas: Cinta terhadap tanah air Kesadaran Berbangsa Indonesia Kesadaran Bernegara Indonesia Rela berkorban untuk bangsa dan negara Meyakini kebenaran Pancasila Kemampuan awal Bela Negara
Pendidikan Kewarganegaraan negara lain Civic, Civic education Citizenship Life Orientation Civic & Moral Education Education Civicas People & Society Tali Matul Muwwatanah Amerika Serikat Inggris Aprika Selatan Singapura Mexico Hongaria Timur Tengah
Manusia selalu hidup bersama Hassan Shadly mengemukakan bahwa manusia selalu tertarik untuk hidup bersama dalam masyarakat, karena : Hasrat yang berdasarkan naluri untuk memelihara keturunan, untuk mempunyai anak, kehendak mana akan memaksa ia mencari istri hingga masyarakat keluarga terbentuk. Kelemahan manusia selalu mendesak ia untuk mencari kekuatan bersama, yang terdapat dalam berserikat dengan orang lain, berlindung besama-sama dan dapat pula mengejar kebutuhan sehari-hari dengan tenaga bersama. Aristoteles berpendapat bahwa manusia adalah zoon politikon, yaitu mahluk sosial yang hanya manyukai hidup bergolongan, atau sedikitnya mencari teman untuk hidup bersama yang lebih disukai dari pada hidup tersendiri.
Terbentuknya Masyarakat Masyarakat paksaan, seperti negara atau masyarakat tawanan perang Masyarakat merdeka, dapat dibagi: Masyarakat alami (nature), yaitu yang terjadi dengan sendirinya. Seperti suku yang bertalian karena darah atau keturunan. Masyarakat kultur, terbentuk karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan/keagamaan, seperti perseroan terbatas, koperasi, jama ah masjid, masyarakat gereja.
Golongan Masyarakat Gemeinchaft (masyarakat Paguyuban) Masyarakat dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Gesellschaft (masyarakat patembayan) Masyarakat yang hubungan satu sama lainnya cukup longgar, masing-masing bergerak untuk mengejar kepentingan pribadinya, sekalipun bergerak secara bersama-sama. (Fedinand Tonnies)
Pengertian Masyarakat Manusia menurut Aristoteles disebut sebagai zoon politikon, atau oleh Hugo de Groot disebutnya sebagai mahluk yang memiliki kehendak bermasyarakat (Appetitus Sosietatis) Masyarakat adalah golongan besar atau kecil, terdiri dari beberapa manusia, yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhinya.
Lahirnya Suku Bangsa Bermula muncul kehidupan bermasyarakat dalam bentuk yang masih sangat sederhana, yaitu dalam bentuk keluarga dengan anggota yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Kemudian mereka berkembang dan terus berkembang secara akumulatif, sehingga lahirlah sebuah komunitas keluarga besar yang satu sama lainnya masih ada hubungan darah atau kekerabatan yang dikenal dengan sebutan suku bangsa. Bangsa nation, natie menurut Lothrop Stoddard adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sejumlah orang yang cukup banyak, bahwa mereka merupakan suatu bangsa.
Pengertian Suku Bangsa Suku bangsa ialah golongan sosial yang khusus, yaitu bersifat bawaan sejak lahir (askriptif). Kekhususan suku bangsa ditandai oleh ciri-cirinya yaitu diperoleh secara askriptif atau didapat begitu saja bersama dengan kelahirannya, muncul dalam interaksi berdasarkan atas adanya pengakuan oleh warga suku bangsa yang bersangkutan dan diakui oleh suku bangsa lainnya.
Pengertian Bangsa Bangsa nation, natie menurut Lothrop Stoddard adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sejumlah orang yang cukup banyak, bahwa mereka merupakan suatu bangsa. Suatu bangsa terbentuk karena adanya suatu persamaan, satu persatuan karakter, watak, dimana karakter atau watak ini tumbuh dan lahir terjadi karena adanya persatuan pengalaman. (Otto Bauer) Bangsa adalah segerombolan manusia yang besar, keras ia punya keinginan bersatu, keras ia punya karakter gemeinschaft, persamaan watak, tetapi hidup di atas suatu wilayah yang nyata satu unit. (Soekarno)
Pengertian Bangsa Ernest Renan (Perancis) Bangsa terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup bersama (hasrat bersatu) dengan perasaan setia kawan yangagung. Otto Bauer (Jerman) Bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai persamaan karakter F. Ratzel (Jerman) Bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu Hans Kohn (Jerman) Bangsa adalah buah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah Jalobsen dan Lipman Bangsa adalah kesatuan budaya (cultural unity) dan suatu kesatuan politik (politic unity)
PERISTILAHAN NEGARA ETIMOLOGIS : STAAT (belanda & Jerman) STATE (Inggris) ETAT (Perancis) STATUS/STATUUM(Latin) Meletakkan dlm keadaan berdiri Menempatkan Membuat berdiri
SIFAT-SIFAT NEGARA