2 adanya standar alat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan yang harus ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Pada prinsipnya, setiap orang yang beru

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG ALAT DAN MESIN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG ALAT DAN MESIN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG ALAT DAN MESIN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG ALAT DAN MESIN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG ALAT DAN MESIN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2012, No.72 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Alat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 205/Kpts/OT.210/3/2003 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN LALU LINTAS TERNAK DAN PEREDARAN BAHAN ASAL HEWAN DI KABUPATEN BULUKUMBA

II. KETENTUAN HUKUM TERKAIT KEAMANAN PANGAN. A. UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2001 TENTANG ALAT DAN MESIN BUDIDAYA TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR JAWA TENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2001 TENTANG ALAT DAN MESIN BUDIDAYA TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2001 TENTANG ALAT DAN MESIN BUDIDAYA TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEAMANAN PANGAN PRODUK PETERNAKAN DITINJAU DARI ASPEK PASCA PANEN: PERMASALAHAN DAN SOLUSI (ULASAN)

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 75/Permentan/OT.140/12/2007 TENTANG ALAT DAN MESIN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN [LN 2009/84, TLN 5015]

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

2 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/Permentan/OT.140/7/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN ITIK LOKAL YANG BAIK

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2001 TENTANG ALAT DAN MESIN BUDIDAYA TANAMAN

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

PEDOMAN PEMBIBITAN ITIK LOKAL YANG BAIK

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PANGKALPINANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

2013, No.6 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Pemberdayaan Peternak adalah segala upaya yang dila

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 6

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI KOTA TAHUN : 2014 TENTANG. : a. bahwa Undang Nomor 18. dalam dan produktivitas

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Program Studi Keahlian Agribisnis Produksi Ternak

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Menteri Petanian tentang Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 381/Kpts/OT.140/10/2005 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI KONTROL VETERINER UNIT USAHA PANGAN ASAL HEWAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 381/Kpts/OT.140/10/2005 TENTANG

PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI MEKANISASI PETERNAKAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN TAHUN 2007

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

LAMPIRAN IX : PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 34 Tahun 2016 TANGGAL : 9 Agustus 2016 SOP BIDANG PETERNAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG OTORITAS VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1983 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG

PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA METRO NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PETERNAKAN, KESEHATAN HEWAN DAN PERIKANAN

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG

Bagian Kelima Bidang Produksi Pasal 12 (1) Bidang Produksi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi

2 seluruh pemangku kepentingan, secara sendiri-sendiri maupun bersama dan bersinergi dengan cara memberikan berbagai kemudahan agar Peternak dapat men

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR SUMATERA BARAT

Z. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

Transkripsi:

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KESEHATAN. Hewan. Peternakan. Alat. Mesin. Penggunaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 72) PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG ALAT DAN MESIN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN I. UMUM Dalam rangka menyelenggarakan peternakan dan kesehatan hewan diperlukan alat dan mesin yang pengadaan, peredaran, dan penggunaannya perlu diawasi. Alat dan mesin yang digunakan untuk menghasilkan barang konsumsi, seperti telur, daging dan susu, harus dapat menjamin produk yang layak dan aman untuk dikonsumsi. Untuk daging yang dipersyaratkan halal, alat dan mesin yang akan digunakan juga harus mampu menghasilkan produk yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH). Dalam penerapannya alat dan mesin yang digunakan harus memperhatikan prinsip kesejahteraan hewan. Alat dan mesin dalam Peraturan Pemerintah ini terdiri atas alat dan mesin peternakan dan alat dan mesin kesehatan hewan. Alat dan mesin peternakan digunakan untuk melaksanakan fungsi perbibitan dan budidaya, pakan, serta panen dan pasca panen. Alat dan mesin kesehatan hewan digunakan untuk melaksanakan fungsi pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan, kesehatan masyarakat veteriner, kesejahteraan hewan, dan pelayanan kesehatan hewan. Dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan alat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan berlangsung sangat dinamis. Karena banyaknya alat dan mesin tersebut diperlukan adanya pengawasan. Dengan demikian diperlukan

2 adanya standar alat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan yang harus ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Pada prinsipnya, setiap orang yang berusaha di bidang peternakan dan kesehatan hewan dapat mengadakan dan mengedarkan alat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan. Namun untuk memberikan perlindungan kepada pengguna alat dan mesin dan konsumen dari produk hewan yang dihasilkan dengan menggunakan alat dan mesin, serta mendorong masyarakat untuk melakukan berbagai rekayasa untuk menghasilkan prototipe, dalam Peraturan Pemerintah ini ditetapkan bahwa yang dapat memroduksi alat dan mesin di dalam negeri hanya setiap orang yang memperoleh izin dari bupati/walikota. Demikian juga pemasukan alat dan mesin dari luar negeri hanya dapat dilakukan oleh badan usaha yang memperoleh izin dari menteri yang bertanggung jawab di bidang perdagangan setelah memperoleh rekomendasi teknis dari Menteri. Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota melakukan pembinaan dan pengawasan secara berjenjang agar penggunaan alat dan mesin dari dalam negeri lebih diutamakan dan masyarakat yang menggunakan alat dan mesin dapat dilindungi kepentingannya. Diharapkan dengan Peraturan Pemerintah ini pengembangan maupun pemanfaatan alat dan mesin dapat lebih optimal untuk mewujudkan agribisnis peternakan yang berdaya saing dan menunjang terwujudnya sistem kesehatan hewan nasional. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Cukup Jelas. Pasal 4 Pasal 5 Cukup jelas

3 Huruf e Huruf f Yang dimaksud dengan Alat dan mesin dalam laboratorium pengamatan dan pengidentifikasian penyakit hewan antara lain mikroskop fluorescent antibody test (FAT) dan polymerase chain reaction (PCR). Di antara penyakit hewan tersebut ada yang pengendalian dan penanggulangannya diprioritaskan dan memerlukan alat dan mesin untuk menanggulangi penyakit hewan strategis yaitu yang mempunyai sifat cepat menular, mengakibatkan kematian, merugikan ekonomi, dan zoonosis yang menular dari hewan kepada manusia, misalnya anthrax, avian influenza/flu burung, dan rabies. Yang dimaksud dengan Alat dan mesin dalam pengawetan (preservasi), penyimpanan sumber daya genetik jasad renik dan bahan biologis antara lain tabung penyimpan semen beku dan/atau embrio dan tempat penyimpanan dingin (freezer) sumber daya genetik. Yang dimaksud dengan Alat dan mesin dalam pendiagnosaan dan pengujian penyakit hewan, terapi hewan antara lain microtome dan mesin pewarna histopatologi. Yang dimaksud dengan Alat dan mesin dalam pembuatan, pengujian, penyediaan, peredaran, dan penyimpanan obat hewan antara lain mesin pembuat ampul dan mesin pengatur suhu dan kelembaban ruangan. Yang dimaksud dengan Alat dan mesin dalam pengelolaan limbah antara lain incinerator dan autoclave. Yang dimaksud dengan biosafety adalah kondisi dan upaya untuk melindungi personel atau operator serta

4 Huruf e Huruf f lingkungan laboratorium dan sekitarnya dari agen penyakit hewan dengan cara menyusun protokol khusus, menggunakan peralatan pendukung, dan menyusun desain fasilitas pendukung. Yang dimaksud dengan biosecurity adalah kondisi dan upaya untuk memutuskan rantai masuknya agen penyakit ke induk semang dan/atau untuk menjaga agen penyakit yang disimpan dan diisolasi dalam suatu laboratorium tidak mengontaminasi atau tidak disalahgunakan, misalnya, untuk tujuan bioterorisme. Yang dimaksud dengan Alat dan mesin dalam biosecurity dan biosafety misalnya biosafety level (BSL) 1, 2, dan 3. Yang dimaksud dengan Alat dan mesin di tempat produksi antara lain alat fumigasi dan alat dan mesin pemerah susu sapi. Yang dimaksud dengan pemotongan hewan meliputi pemotongan hewan ruminansia (memamah biak) dan kuda, unggas, serta babi dan aneka ternak. Yang dimaksud dengan Alat dan mesin untuk pemeriksaan dan pengujian daging, telur, susu, madu dan produk hewan lainnya misalnya ph meter dan alat pengukur kandungan protein dan lemak. Yang dimaksud dengan Alat dan mesin hygiene dan sanitasi misalnya fogging dan sprayer. Yang dimaksud dengan Alat dan mesin di tempat pemerahan misalnya penampung susu (milk can), tangki susu, unit pendingin susu (cooling unit). Yang dimaksud dengan Alat dan mesin di tempat pengolahan antara lain pasteurisasi susu, pembuat dendeng, dan alat ekstraksi madu.

5 Ayat (4) Ayat (5) Huruf g Huruf h Huruf e Yang dimaksud dengan Alat dan mesin di tempat penjajaan atau penyajian antara lain loyang untuk penyajian daging dan etalase. Yang dimaksud dengan Alat dan mesin penanganan bencana antara lain peralatan khusus baik untuk keselamatan pengawas terhadap risiko bencana dalam bentuk masker oksigen maupun peralatan untuk melaksanakan penanganan bencana dalam bentuk alat desinfeksi penyakit hewan menular akibat bencana seperti leptospirosis. Yang dimaksud dengan Alat dan mesin untuk penangkapan dan penanganan misalnya alat pemingsan. Yang dimaksud dengan Alat dan mesin untuk penempatan dan pengandangan misalnya sangkar dan alat angkut day old chick (DOC) dan day old duck (DOD). Yang dimaksud dengan Alat dan mesin untuk pengidentifikasian dan penandaan hewan misalnya microchip dan eartag. Yang dimaksud dengan medik veteriner dalam ketentuan ini termasuk untuk kesehatan hewan laboratorium dan hewan aquatik.

6 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Huruf e Huruf f Huruf g Yang dimaksud dengan Alat dan mesin untuk pemeriksaan dan pengujian veteriner misalnya alat dan mesin dalam laboratorium pengamatan dan pengidentifikasian penyakit hewan misalnya mikroskop fluorescent antibody test (FAT) dan polymerase chain reaction (PCR). Cukup Jelas Yang dimaksud dengan dalam hal tertentu yaitu: a. alat dan mesin tidak tersedia di dalam negeri; b. spesifikasi alat dan mesin yang diproduksi di dalam negeri tidak tersedia; dan/atau c. jumlah alat dan mesin produksi dalam negeri tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Yang dimaksud dengan pemasukan dari luar negeri adalah impor alat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan. Yang dimaksud dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang standardisasi yaitu Peraturan

7 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional, beserta peraturan pelaksanaannya. Pengujian dimaksudkan untuk menghindari kerugian pengusaha dalam memroduksi alat dan mesin secara komersial serta menjamin mutu dan efektifitas alat dan mesin yang diedarkan kepada konsumennya. Pemberian sertifikat dimaksudkan agar jaminan mutu dan efektifitas alat dan mesin dapat dinikmati oleh pengguna. Yang dimaksud dengan uji verifikasi yaitu pemeriksaan terhadap kebenaran spesifikasi teknis yang tertera dalam petunjuk penggunaan dan/atau brosurnya. Yang dimaksud dengan uji unjuk kerja yaitu pengujian yang dilakukan untuk menilai faktor keamanan serta kinerja alat dan mesin. Dalam pengujian ini termasuk pengujian laboratorium dan lapangan. Yang dimaksud dengan uji beban berkesinambungan yaitu pengujian yang dilakukan untuk menilai ketahanan fungsi komponen utama alat dan mesin melalui pemberian beban berat tertentu yang terus menerus.

8 Pasal 12 Ayat (4) Ayat (5) Huruf e Yang dimaksud dengan uji pelayanan yaitu pengujian yang dilakukan untuk menentukan mudah tidaknya alat dan mesin yang dioperasikan. Yang dimaksud dengan uji kesesuaian yaitu pengujian yang dilakukan pada kondisi uji yang berbeda untuk mengetahui tingkat kesesuaian alat dan mesin terhadap jenis ternak/hewan atau jasa pelayanan kesehatan hewan. Akreditasi lembaga penguji dilakukan oleh Komite Akreditasi Nasional. Menteri berkewajiban untuk melakukan pembinaan agar semua lembaga penguji yang ditunjuk dapat segera diakreditasi. Yang dimaksud dengan cara dan prosedur uji yang standar yaitu sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang tercantum dalam Standar Nasional Indonesia.

9 Ayat (6) Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Cukup jelas Yang dimaksud dengan ketentuan peraturan perundangundangan adalah Peraturan perundang-undangan di bidang Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Ayat (4) Ayat (5) Ayat (6) Alat dan mesin yang berasal dari pemasukan dari luar negeri perlakuannya harus ekivalen dengan perlakuan terhadap alat dan mesin produksi dalam negeri.

10 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Yang dimaksud dengan dimensi antara lain panjang, lebar, tinggi, volume, diameter, dan berat. Yang dimaksud dengan pelayanan purna jual antara lain pelayanan perbaikan, penyediaan suku cadang dan/atau pelatihan bagi penggunanya. Pasal 23 Alih teknologi dimaksudkan agar bangsa Indonesia dapat memroduksi seluruh kebutuhan alat dan/atau mesin peternakan dan kesehatan hewan yang diperlukan.

11 Pasal 24 Ayat (4) Pasal 25 Yang dimaksud dengan keahlian khusus penggunaan alat dan mesin misalnya penggunaan alat dan mesin antara lain penggunaan alat dan mesin yang digunakan untuk memasukan pakan dengan sonde, atau memasukkan obat dengan infuse. Ketentuan ini dimaksudkan dalam rangka pemenuhan aspek kesejahteraan hewan. Yang dimaksud dengan organisasi keahlian peternakan yaitu: a. Asosiasi Ilmu Nutrisi Indonesia (AINI); dan b. Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI). Yang dimaksud dengan organisasi profesi kedokteran hewan yaitu Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI). Yang dimaksud dengan alat dan mesin kesehatan hewan tertentu adalah alat dan mesin yang apabila digunakan dengan tidak benar dapat berakibat fatal pada manusia, hewan, dan lingkungan, misalnya alat dan mesin yang penggunaannya dilakukan secara parenteral. Yang dimaksud dengan secara parenteral adalah alat dan mesin yang dalam penggunaannya dimasukkan ke dalam tubuh hewan.

12 Pasal 26 Ayat (4) Ayat (5) Ayat (6) Pasal 27 Kearifan lokal dan pengetahuan tradisional berpotensi untuk dikembangkan sesuai dengan kondisi agroekologi, sosial budaya, tingkat pengetahuan dan ekonomi masyarakat. Pengawasan dimaksudkan untuk melindungi kepentingan pengguna, pengedar, produsen, serta badan usaha yang memasukkan alat dan/atau mesin dari luar negeri, konsumen produk hewan dan masyarakat. Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30

13 Pasal 31 Pasal 32 Pasal 33 Pasal 34 Pasal 35 Yang dimaksud dengan menteri terkait yaitu: a. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian; dan b. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perdagangan.