BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan koperasi di Indonesia secara global telah mengalami sebuah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 berjumlah unit, dan pada tahun 2012 berjumlah saja, melainkan mencakup pula koperasi syariah 1.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi pada lingkungan bisnis sebagai akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN. pesat seiring dengan semakin berkembangnya industri perbankan syariah.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang beranggotakan

BAB I PENDAHULUAN. utama yaitu, menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan memberikan. Perbankan syariah atau perbankan Islam merupakan suatu sistem

Relationship marketing selanjutnya disebut RM berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu atau

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Promosi, Lokasi, dan Prosedur Pencairan Pinjaman Secara

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, permasalahan sampah menjadi sebuah ancaman tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. alternatif untuk mengurangi dualisme ekonomi keuangan di Indonesia. Dualisme

BAB I PENDAHULUAN. Buku Pintar, 2012, h Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 60.

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan adanya tantangan - tantangan yang semakin luas dan kompleks, fungsi dan tanggung jawabnya melayani masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan, juga sebagai upaya untuk memeratakan hasil-hasil. pembangunan yang telah dicapai. Di sektor-sektor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia dari hari ke hari mengalami

BAB I PENDAHULUAN. koperasi di indonesia merupakan bagian dari bagian usaha nasional secara keseluruhan. Koperasi

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Potensi Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Berbagai Negara (Sumber: Dr. Halim Alamsyah, 2011:3)

A. Latar Belakang. 1 Peri Umar Farouk, Sejarah Perkembangan Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pembangunan yang semakin berkembang seperti sekarang. ini, pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia telah banyak

BAB I PENDAHULUAN 2008), 118.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain (Susanto, 2008:59). nyata dari sektor perbankan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan bank syariah di Indonesia masih perlu disosialisasikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Bank maupun Lembaga Keuangan Non Bank. jelas. Sistem operasionalnya menggunakan syariah islam,hanya produk dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah merupakan bisnis yang menjanjikan dan semoga bukan

BAB IV ANALISIS TENTANG STRATEGI DAN KENDALA YANG DIHADAPI OLEH PT. BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA DHARMAWANGSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini di Indonesia lembaga keuangan syariah mulai berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dalam merebut nasabah serta mempertahankan pangsa pasar

BAB I PENDAHULUAN. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat. Meningkatnya persaingan dari pesaing

online dan lokasi didapatkan hasil sebesar 0,002 yang mana nilainya lebih kecil

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan operasionalnya pasti tidak akan terlepas dari risiko.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profit merupakan sesuatu yang sangat vital bagi semua unit usaha (perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pada lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan salah

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia perbankan hendaknya memberikan dampak positif dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Strategi pemasaran merupakan salah satu awal dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ritel atau pasar eceran yang begitu pesat,

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA 35.2/PER/M.KUKM/X/2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Industri jasa sangat beragam dan berkaitan dengan empat sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan perbankan saat ini semakin berkembang di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional yang membuka sistem baru dengan membuka bank. berpengaruh dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN JASA KOPERASI PANDAWA JAYA PABELAN KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

Lebih lanjut mari kita perhatikan QS Al Israa ayat 26 sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Islamic Banking atau juga disebut dengan Interest Free Banking. 1 Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah menjadi fenomena yang tidak dapat dihindarkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam era globalisasi. Ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru baik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keinginan konsumen. Jadi seseorang dalam melakukan suatu pembelian bukan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan. ekonominya berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah.

BAB I PENDAHULUAN. dan harapan-harapan. Kepuasan merupakan fungsi dari kesan kerja dan

BAB IV PENGHIMPUNAN DANA DI BNI SYARIAH DHARWANGSA SURABAYA

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya tujuan utama suatu perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. memenangkan pasar dan pencapaian tujuannya, salah satu caranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan kebutuhan konsumen. Dalam kondisi seperti ini, konsumen berada

BAB I PENDAHULUAN 66. Aksara, 2001, h.1. 1 Mansur, Ekonomi Islam, Salatiga :STAIN Salatiga Press, 2009, h.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lembaga-lembaga keuangan di Indonesia, termasuk koperasi berupa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di era modern sekarang ini masyarakat selalu mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. eksistensinya dalam membantu tumbuh kembangnya perekonomian masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga keuangan yang menjalankan usahanya berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu akhir-akhir ini banyak bermunculan lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan lembaga keuangan sangat berperan dalam ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak itu hingga sekarang perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Konsumen akan merasa kurang atau tidak puas, apabila dirasakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala global, regional maupun nasional adalah industri jasa perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar

ANALISIS PENGARUH STRATEGI POSITIONING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. penciptaan dan pertukaran produk dan nilai 1. Berhasil tidaknya suatu usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, begitupula kompetisi perekonomian sangat terasa disemua sektor

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan sistem syari ah di Indonesia. Kini bank syari ah yang tadinya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan saat ini sangat pesat dengan disertai adanya

BAB I PENDAHULUAN. masuknya para pesaing untuk ikut menikmati manfaat yang diberikan oleh

BAB V PEMBAHASAN. Untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama, kedua dan ketiga, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dekade terakhir ini, peningkatan kualitas akan jasa yang ditawarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya

BAB I PENDAHULUAN. 1 pergeseran yang semula hanya untuk memenuhi kebutuhan, meningkat menjadi harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia perbankan sebagai salah satu industri yang mengalami

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR 009/PER/LPDB/2011 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. Non Performing Financing (NPF) merupakan salah satu instrumen penilaian

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah adalah Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Dimana baitul

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang berorientasi pada pelanggan tersebut, membuat perusahaan harus. mencapai kepuasan pelanggan (Rangkuti, 2002:53).

BAB 1 PENDAHULUAN. nasabahnya dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Bank merupakan suatu badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi sekarang ini, menuntut Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yakni memperoleh pangsa pasar (market share) dan penjualan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara signifikan pada akhir-akhir ini, baik itu lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. barang maupun produk jasa. Semua perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan berkembang semakin kompleks dengan segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada masa sekarang telah maju dengan pesat

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam pasal 1 ayat 2 UU Perbankan yang menyatakan bahwa bank

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Ikin Ainul Yakin

A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang menginginkan jasa transaksi keuangan yang dilaksanakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan koperasi di Indonesia secara global telah mengalami sebuah peningkatan yang cukup menggembirakan. Hal ini dapat dibuktikan dengan data dari Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) yang menyatakan total koperasi di Indonesia hingga bulan Mei 2012 berjumlah 192.433 unit. Pertumbuhan koperasi tersebut terjadi peningkatan 6,72% untuk per tahunnya, yaitu pada tahun 2009 berjumlah 170.411 unit, tahun 2010 berjumlah 177.482 unit, dan pada tahun 2012 berjumlah 188.181 unit. 1 Jumlah koperasi yang disebutkan di atas bukan hanya berasal dari koperasi konvensional saja, melainkan mencakup pula koperasi syariah. Menurut Sekretaris Kementerian Negara KUKM Agus Muharram ketika rapat kerja (raker) komite II DPD menyatakan bahwa jumlah KSP/KJKS sebesar 9.017 unit dan USP/UJKS Koperasi sebesar 87.047 unit. 2 Dari jumlah tersebut, untuk jumlah KJKS dan UJKS 1 Tanpa Nama, Koperasi Indonesia Berjumlah 192.433 Unit, dalam http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/09/04/koperasi-di-indonesia-berjumlah-192443-unit- 484232.html, diakses 16 April 2013 10.56 2 Ibid.,

Koperasi sendiri sebesar 2.362 unit, dengan tingkat nasional sebanyak 85 unit, tingkat provinsi sebanyak 189 unit, dan tingkat kabupaten sebanyak 2.088 unit. 3 Perkembangan jumlah koperasi secara global tersebut sejalan dengan perkembangan koperasi yang ada di Jawa Timur. Menurut Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur jumlah koperasi di Jawa Timur mencapai 29.150 unit. Dan dari jumlah tersebut, jumlah KSP-USP Koperasi dan KJKS/UJKS-Koperasi mencapai 24.915 unit atau sekitar 85% dari jumlah koperasi. 4 Pemaparan data koperasi di atas dapat kita lihat bahwa baik secara global maupun yang ada di Provinsi Jawa Timur saja, koperasi yang ada didominasi oleh koperasi sejenis koperasi simpan-pinjam. Dan diantara koperasi-koperasi yang ada, koperasi yang berbasis syariah juga telah ikut serta didalamnya. Mulai bermunculannya koperasi yang berbasis syariah di Indonesia, seiring dengan bermuncullannya bank-bank yang berbasis syariah. Lahirnya koperasi syariah tersebut juga memiliki landasan agama yang kuat. Landasan tersebut ada dalam Al- Quran: 5 3 Tanpa Nama, Menilik Perkembangan Koperasi Syari ah dan Potensinya dalam Perbaikan Kesejahteraan Masyarakat, dalam http://fossei.org/2013/01/menilik-perkembanngan-koperasi-syariahdan-potensinya-dalam-perbaikan-kesejahteraan-masyrakat/, diakses 16 April 2013 11.07 4 Tanpa nama, Dinas Koperasi dan UMKM akan menggelar Expo Pembiayaan KSP/USP- Koperasi, dalam http://www.diskopjatim.go.id/index.php?option=com_content&article&id=734:exp&catid=53:utama, diakses 16 April 2013 11.03 5 Abdus Sami et. al, Al-Qur anku dengan Tajwid Blok Warna Disertai Terjemah, (Jakarta: Lestari Book, 2004), 64.

Β ϑ Β Ι I Ι I Α Α Μ Α Α η ΑΒ Β Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar). (Q.S An-Nisa : 29).... Α φ Α I Θ Α Α Β Μ Ν Α ϕ ϑ Α Α Β Μ Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. (Q.S Al-Ma idah: 2). 6 Selain landasan hukum dari segi agama, landasan berdirinya koperasi yang berbasis Syariah juga datang dari Negara. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri (Kepmen) Koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor 91/kep/M.KUKM/IX/2004 tanggal 10 September 2004 tentang petunjuk pelaksanaan kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keungan Syariah. 7 Dari sinilah makin banyak koperasi syariah bermunculan di Indonesia. Salah satu koperasi syariah di Indonesia adalah UJKS Tursina. UJKS Tursina terletak di Jl. Lidah Kulon No. 349 Surabaya, yang mulai dirintis tahun 2010 tanggal 6 Ibid,. 84. 7 Hilman Maulana, Sejarah Koperasi Syari ah Indonesia, dalam http://hilmanmaulana23.blogspot.com/2012/11/sejarah-koperasi-syariah-indonesia.html, diakses 16 April 2013 11.10

26 Mei. Badan hukum UJKS Tursina mengikuti Koperasi Primer Tursina No. 26/BH/436.4.13/2005. Hal ini karena UJKS Tursina merupakan unit usaha Koperasi Primer Tursina yang ada di Ngagel Tirto No.11 Surabaya. Produk yang ditawarkan di UJKS Tursina untuk saat ini meliputi pembiayaan dan tabungan Murabahah. 8 UJKS Tursina belum pernah dijadikan objek penelitian oleh peneliti lain, oleh karena dengan adanya penelitian ini pihak UJKS Tursina sangat senang dan menyambut dengan baik. Berikut penuturan Pram Puji Rahayu selaku pimpinan UJKS Tursina saat diwawancara oleh peneliti : saya senang dan menerima dengan baik, mbak. Saya juga membutuhkan data ini, karena data ini belum ada. Saya juga kepingin tahu tanggapan nasabah tentang UJKS ini. UJKS Tursina sampai saat ini telah berdiri selama 2 tahun, dan selama 2 tahun tersebut telah mendapatkan nasabah mencapai 1100 orang sampai bulan Maret 2013. Berikut adalah perkembangan jumlah nasabah di UJKS Tursina: Tabel 1.1 Data Jumlah Nasabah Rata-rata Perbulan UJKS Tursina Bulan Januari-Maret Tahun 2013 No. Bulan Jumlah Nasabah Pembiayaan Jumlah Nasabah Tabungan Jumlah Total 1 Januari 420 634 1054 2 Februari 422 657 1079 3 Maret 428 673 1100 Sumber: UJKS Tursina, 2013 (Data Diolah) 8 Bu Pram, wawancara,ujks Tursina No. 349 Lidah Kulon, 26 April 2013

Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah nasabah perbulan rata-rata mengalami peningkatan sebesar 2,1%. Lokasinya yang berada di pinggir jalan raya membuat UJKS Tursina mudah dilihat sehingga masyarakat mengetahui keberadaan UJKS Tursina. Hal ini memungkinkan calon nasabah melirik dan tertarik dan kemudian mencari informasi tentang UJKS dan berniat menjadi nasabah. Lokasi berpengaruh terhadap dimensi-dimensi pemasaran strategis, seperti fleksibilitas, Competitive positioning, manajemen permintaan, dan fokus strategis. Lokasi merupan faktor krusial yang berpengaruh terhadap kesuksesan suatu jasa karena erat kaitannya dengan pasar potensial penyedia jasa. 9 UJKS Tursina merupakan satu-satunya koperasi syariah yang ada di wilayah tersebut. Akan tetapi meski tidak ada pesaing sacara langsung, banyak sekali pesaing dari koperasi konvensional. Dan hampir seluruh lembaga keuangan di wilayah tersebut terletak di pinggir jalan, meskipun tidak semua. Namun yang pasti mereka sama-sama bersaing untuk mendapatkan nasabah. Kondisi persaingan yang cukup ketat tersebut untuk dapat bertahan, maka UJKS Tursina harus mampu memberikan kualitas pelayanan yang baik. Menurut Zeithaml Kualitas pelayanan didefinisikan sebagai penilaian pelanggan atas keunggulan atas keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh. 9 Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, (Malang: Bayumedia Publishing, 2006), 147.

Kualitas pelayanan yang baik akan menancap di benak konsumen dan merupakan salah satu faktor unggul dari para pesaingnya. Setiap orang pasti ingin diperlakukan dengan baik. Dan ketika sebuah lembaga mampu menyediakan kualitas pelayanan yang optimal, maka dia akan merasa puas. Kepuasan yang dialami konsumen dengan sendirinya dia akan lebih yakin dan percaya. Karena kualitas merupakan kunci untuk menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan. 10 Dari kulitas pelayanan ini pula mungkin seseorang akan berminat menjadi nasabah karena ingin menikmati lembaga keuangan yang profesional dan sesuai harapan mereka. Selain itu, sebuah lembaga juga harus mampu menjadikan perusahaannya sebagai lembaga dengan pencitraan yang baik. Citra yang baik dari suatu organisasi (baik koorporasi maupun lokal), merupakan aset. Hal ini karena citra mempunyai suatu dampak persepsi konsumen dari komunikasi dan operasi dalam berbagai hal. 11 Gronrooss mengidentifikasi terdapat empat peran citra bagi suatu organisasi, Pertama, citra menceritakan harapan, bersama dengan kampanye pemasaran eksternal, seperti periklanan, penjualan pribadi, dan komunikasi dari mulut ke mulut. Kedua, citra adalah penyaring yang mempengaruhi persepsi pada kegiatan perusahaan. Ketiga, Citra adalah fungsi dari pengalaman dan juga harapan konsumen. Keempat, citra mempunyai dampak penting dalam manajemen, dengan 144. 332. 10 Philip Kotler dan Kevin Lane, Manajemen Pemasaran, Edisi 13(Jakarta: Erlangga, 2009), 11 Sutisna, Perilaku Konsumen dan Tingkah Laku Pemasan, (Bandung:Rosda Karya, 2002),

kata lain citra mempunyai dampak internal. 12 Dengan pencitraan perusahaan yang baik maka, konsumen akan yakin dan berminat menjadi nasabah di UJKS Tursina. Atribut-atribut yang meliputi kualitas pelayanan, lokasi, dan citra perusahaan tersebut merupakan bagian dari hal-hal yang dapat menarik minat beli masyarakat untuk menjadi nasabah UJKS Tursina. Minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan pembelian benar-benar dilaksanakan. 13 Lucas dan Britt mengatakan bahwa aspek-aspek yang terdapat dalam minat beli antara lain, perhatian, ketertarikan, keinginan, keyakinan, dan keputusan. 14 Aspek-aspek inilah yang membuat konsumen memiliki minat beli. Pemaparan latar belakang di atas, membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Kualitas Pelayanan, Lokasi, dan Citra Perusahaan terhadap Minat Beli Nasabah dalam Memilih Jasa UJKS Tursina B. Identifikasi dan Batasan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka akan timbul beberapa pernyataan sebagai berikut : 12 Ibid., 332-333. 13 Zonna Yanuar Kusuma, Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Nilai Pelanggan, dan Citra Perusahaan terhadap Minat Beli, Studi pada Pelanggan PT Sunmotor Gemilang Semarang (Skripsi Sarjana Ekonomi, Universitas Diponegoro, Oktober, 2011), 14. 14 Kartika Mandasari, Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Minat Beli Konsumen dalam Memilih Jasa Perhotelan, Studi Kasus Hotel Grasia Semarang, (Skripsi Sarjana Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang Maret, 2011), 14-15.

1. Perkembangan jumlah koperasi konvensional dan syariah secara global dan di Jawa Timur mengalami peningkatan pada tiap tahunnya. 2. Lahirnya Koperasi di Indonesia memiliki landasan baik dari segi agama maupun landasan hukumnya. 3. Keberadaan UJKS Tursina sebagai salah satu koperasi syariah di Indonesia yang terus mengalami peningkatan nasabah. 4. Pengaruh lokasi terhadap minat beli nasabah dalam memilih jasa UJKS tursina. 5. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat beli nasabah dalam memilih jasa UJKS Tursina. 6. Pengaruh citra perusahaan terhadap minat beli nasabah dalam memilih jasa UJKS Tursina. Untuk lebih fokus dan mendapatkan hasil yang lebih valid dalam penelitian ini dibatasi pada; pengaruh kualitas pelayanan, lokasi, dan citra perusahaan terhadap minat beli nasabah dalam memilih jasa UJKS Tursina. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dari penelititan ini adalah : 1. Apakah kualitas pelayanan, lokasi dan citra perusahaan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap minat beli nasabah dalam memilih jasa UJKS Tursina?

2. Apakah kualitas pelayanan, lokasi, dan citra perusahaan berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap minat beli nasabah dalam memilih jasa UJKS Tursina? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan, tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan, lokasi dan citra perusuhaan terhadap minat beli nasabah dalam memilih jasa UJKS Tursina secara parsial. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan, lokasi dan citra perusuhaan terhadap minat beli nasabah dalam memilih jasa UJKS Tursina secara simultan. E. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian yang penulis lakukan ini,diharapkan bermanfaat dan berguna untuk hal-hal berikut : 1. Teoritis a. Membangun teori tentang minat beli yang dipengaruhi oleh kualitas pelayanan, lokasi dan citra perusahaan, pada umumnya. Dan tambahan informasi serta

masukan dalam pengelolaan dan manejerial di UJKS Tursina sehingga mampu meningkatkan minat beli masyarakat, pada khususnya. b. Sebagai rujukan bagi peneliti berikutnya yang ingin meneliti ataupun mengembangkan penelitian tentang pengaruh variabel kualitas layanan, lokasi, dan citra perusahaan terhadap minat beli nasabah dalam memilih jasa UJKS Tursina. 2. Praktis a. Sebagai sarana bagi penulis untuk mempraktekkan teori-teori yang didapatkan selama perkuliahan dan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S-1) di Program Studi Ekonomi Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya. b. Menambah wawasan dan pemahaman masyarakat tentang keuangan syariah khususnya Unit Jasa Keuangan Syariah. F. Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi berupa cara mengukur variabel itu supaya dapat dioperasikan. 15 Agar lebih terarah dan tidak salah pengertian pada judul proposal Pengaruh Kualitas Pelayanan, Lokasi, dan Citra Perusahaan terhadap Minat Beli Nasabah dalam Memilih Jasa UJKS Tursina, maka perlu dijelaskan sebagai berikut: 1. Kualitas Pelayanan 15 Jogiyanto, Metodologi Penelitian Bisnis, (Yogyakarta:BPFE Yogyakarta, 2007),159.

Kualitas pelayanan adalah upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta penyampaian ketepatannya dalam mengimbangi harapan konsumen. 16 Kualitas pelayanan yang disediakan UJKS Tursina kepada para nasabahnya dengan indikator pengukur kualitas pelayanan dalam penelitian ini adalah jaminan, daya tanggap, dan reabilitas. 2. Lokasi Lokasi didefinisikan tempat bagi perusahaan untuk melakukan kegiatan atau usaha sehari-hari. Letak UJKS Tursina dalam menjalankan operasionalnya dengan indikator dalam penelitian ini adalah akses, lingkungan, dan arus lalu lintas (traffic). 17 3. Citra Perusahaan Citra perusahaan didefinisikan refleksi/pandangan tentang suatu perusahaan yang ada di setiap ingatan pelanggan. 18 Citra UJKS Tursina di mata para nasabah dengan indikator dalam penelitian ini adalah reputasi nama koperasi, realitas, dan hubungan masyarakat. 4. Minat Beli Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum 16 Munica Apriani, Analisis Pengaruh Fasilitas, Kualitas Pelayanan, dan Kepuasan Pelanggan terhadap Minat Mereferensikan, (Skripsi Sarjana Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang, 2011), 38. 17 Kartika, Analisis Faktor, 42. 18 Zonna, Analisis Pengaruh, 29.

keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. 19 Minat para nasabah yang menggunakan jasa UJKS Tursina dengan indikator dalam penelitian ini adalah ketertarikan, keinginan, dan keyakinan. 5. UJKS Unit Jasa Keuangan Syariah adalah unit usaha pada koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai dengan pola bagi hasil (Syariah), sebagai bagian dari kegiatan usaha koperasi yang bersangkutan. 20 Dalam penelitian dilakukan di UJKS Tursina. G. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan memuat uraian dalam bentuk essay yang menggambarkan alur logis dari struktur bahasan skripsi. 21 Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai skripsi ini, penulis membuat sistematika penulisan dengan membagikannya dalam beberapa bab yang satu sama lain saling berhubungan dari bab satu tentang pendahuluan sampai bab lima simpulan dan saran. Adapun susunannya adalah sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN, bab ini merupakan pengantar materi sebagai Pendahuluan yang menguraikan secara garis besar mengenai latar belakang masalah, 19 Kartika, Analisis Faktor-Faktor., 43. 20 Standar Operasioanal Prosedur Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah, Kep Men Koperasi dan UKM No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004. 21 Fakultas Syariah, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi,11

identifikas dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian pustaka, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, dalam bab ini akan memuat penjelasan analisis teoritis yang meliputi minat beli, kualitas pelayanan, lokasi dan citra perusahaan. Bab ini juga memuat review beberapa penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian yang dilaksanakan saat ini. BAB III METODE PENELITIAN, dalam bab ini metode penelitian dapat diuraikan berkaitan dengan jenis penelitian yang dipilih. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN, dalam bab ini akan memuat tentang deskripsi umum objek penelitian, hasil penelitian yang berupa data-data yang diperoleh selama penelitian, serta pembahasannya. BAB V SIMPULAN DAN SARAN, merupakan bagian akhir dari penulisan yang akan menunjukkan pokok-pokok penting dari keseluruhan pembahasan bab-bab sebelumnya. Bab ini memuat jawaban ringkas dari permasalahan yang dibahas pada bagian rumusan masalah di atas yang berisi simpulan dan saran.