AKTIVITAS ANTIFIDAN EKSTRAK DAUN MINT (Mentha arvensis L.) DAN BUAH LADA HITAM (Piper nigrum L.) TERHADAP ULAT KROP KUBIS (Crocidolompa pavonana F.

dokumen-dokumen yang mirip
AKTIVITAS ANTIFIDAN EKSTRAK DAUN MINT (Mentha arvensis L.) DAN BUAH LADA HITAM (Piper nigrum L.) TERHADAP ULAT KROP KUBIS (Crocidolompa pavonana F.

KAJIAN TOKSISITAS EKSTRAK DAUN MINT (Mentha arvensis L.) TERHADAP MORTALITAS ULAT KROP KUBIS (Crocidolomia pavonana F.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Komponen Bioaktif, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan September 2012

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Jurusan Proteksi Tanaman

BAHAN DAN METODE. Pestisida, Medan Sumut dan Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Medan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Kasa Sentral Pengembangan

Uji Toksisitas Potensi Insektisida Nabati Ekstrak Kulit Batang Rhizophora mucronata terhadap Larva Spodoptera litura

BAHAN DAN METODE Tempat Penelitian Serangga Uji Bahan Tanaman Uji Penyiapan Tanaman Pakan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di

KISARAN HAMA SASARAN FORMULASI INSEKTISIDA BOTANI FTI-1 DAN KEAMANANNYA PADA BIBIT BEBERAPA FAMILI TANAMAN

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Insektisida Tephrosia vogelii

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Entomologi Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (BALITTAS) Karangploso,

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penanaman Brokoli Perbanyakan Serangga Uji Crocidolomia pavonana

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and

BAB I PENDAHULUAN. masih tergantung pada penggunaan pestisida sintetis yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. satu hama daun yang penting karena hama ini bersifat polifag atau mempunyai

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat: Penelitian dilakukan di Green House Kebun Biologi, Fakultas. 2. Waktu: Bulan Desember Februari 2017.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilakukan di Green House Kebun Biologi,

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produksi kubis di Indonesia banyak mengalami hambatan, di

UJI EFIKASI EKSTRAK DAUN MIMBA TERHADAP LARVA DOLESCHALLIA POLIBETE CRAMER (NYMPHALIDAE: LEPIDOPTERA) PADA TANAMAN HANDEULEUM (GRAPTOPHYLLLUM PICTUM)

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

BAB III METODE PENELITIAN

AKTIVITAS INSEKTISIDA EKSTRAK BUAH CABAI JAWA

METODE PENELITIAN. Penelitian evaluasi ketahanan beberapa aksesi bunga matahari (Halianthus

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2014 di

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK NIKOTIN FORMULA 1 (PELARUT ETHER) TERHADAP MORTALITAS Aphis gossypii (HOMOPTERA; APHIDIDAE)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium Proteksi

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di Green House Kebun. Biologi FMIPA UNY.

KETAHANAN DAN PENGARUH FITOTOKSISITAS CAMPURAN EKSTRAK Piper retrofractum & Annona squamosa PADA PENGUJIAN SEMI LAPANG. Oleh: Nur Isnaeni A

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tumbuhan Sumber Insektisida Nabati Penyiapan Tanaman Media Uji

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyiapan Tanaman Pakan Pembiakan Serangga Uji

BAB III METODE PENELITIAN. (BALITTAS) Karangploso Malang pada bulan Maret sampai Mei 2014.

PENGARUH EKSTRAK ETANOL CABAI MERAH

UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA INSEKTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) (Lepidoptera : Noctuidae) DI LABORATORIUM ABSTRACT

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas

24 J. Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika ql), bfaret ZO&

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilakukan di Green House Kebun Biologi

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

PERLUASAN HAMA SASARAN FORMULASI INSEKTISIDA NABATI RSA1 PADA TIGA SPESIES SERANGGA HAMA SAYURAN NUR ASYIYAH

Potensi Insektisida Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack) terhadap Hama Kubis Crocidolomia pavonana (F.) (Lepidoptera: Crambidae)

BAB 1 PENDAHULUAN. petani dan dikonsumsi masyarakat karena sayuran tersebut dikenal sebagai

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Persiapan tanaman uji, tanaman G. pictum (kiri) dan tanaman A. gangetica (kanan)

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sayuran sawi sehari-harinya relatif cukup tinggi, sehingga

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

PENGUJIAN BIOINSEKTISIDA DARI EKSTRAK KLOROFORM KULIT BATANG TUMBUHAN Bruguiera gymnorrhiza Lamk. (RHIZOPHORACEAE)

VI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan bahan pangan pokok terutama ketergantungan masyarakat yang besar

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) selama 1 menit dan didiamkan selama 30 menit. diuapkan dengan evaporator menjadi 1 L.

III. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

Oleh: Nur Alindatus Sa Diyah

PEMANFAATAN EKSTRAK KLOROFORM KULIT BATANG TUMBUHAN NYIRI BATU (Xylocarpus moluccensis (Lamk) M. Roem.) (Meliaceae) SEBAGAI BIOINSEKTISIDA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, FMIPA

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi penduduk Indonesia yang diperlukan setiap hari. Salah satunya

EFEKTIVITAS EKSTRAK BABADOTAN (Ageratum conyzoides L.) TERHADAP TINGKAT KEMATIAN LARVA Spodoptera litura F.

BAB III METODE. kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, masing-masing perlakuan

PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT

EFEKTIFITAS EKSTRA DAUN MIMBA TERHADAP PENGENDALIAN HAMA Plutella Xylostella L. PADA TANAMAN KEDELE. Ir. Bukhari, M.P

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sirih hijau (Piper betle L.) sebagai pengendali hama Plutella xylostella tanaman

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hama. Pertanian jenis sayuran kol, kubis, sawi dan sebagainya, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sayuran, kacang-kacangan, tomat, jagung dan tembakau. Helicoverpa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dikembangkan adalah produk alam hayati (Sastrodiharjo et al.,

UJI AKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK DAUN KELADI BIRAH (Alocasia indica Schott) TERHADAP LARVA NYAMUK Culex sp. ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. dan kehidupan makhluk hidup lainnya. Tumbuhan yang dapat digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. faktor struktur tanah, pencemaran, keadaan udara, cuaca dan iklim, kesalahan cara

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan

A. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

EFEKTIVITAS EKSTRAK AKAR TUBA TERHADAP HAMA ULAT KROP CROCIDOLOMIA. PAVONANA PADA TANAMAN KUBIS DI KOTA TOMOHON

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 48 ekor itik Cihateup fase grower dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

BAB I PENDAHULUAN. kekeringan dan mudah diperbanyak dengan stek. Walaupun telah lama dikenal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Entomologi BALITKABI-Malang pada bulan

3. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 124 Jurnal Agrotek Tropika 2(1):124-129, 2014 Vol. 2, No. 1: 124 129, Januari 2014 AKTIVITAS ANTIFIDAN EKSTRAK DAUN MINT (Mentha arvensis L.) DAN BUAH LADA HITAM (Piper nigrum L.) TERHADAP ULAT KROP KUBIS (Crocidolompa pavonana F.) Amelia Hestiana 1), Nur Yasin 1), Agus Muhammad Hariri 1) & Subeki 2) 1) Jurusan Agroteknologi, 2) Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung Jl. Prof. Soemantri Brodjonegoro, No. 1, Bandar Lampung 35145 ABSTRAK Salah satu hama yang banyak menimbulkan kerusakan pada tanaman kubis adalah Crocidolomia pavonana (F.). Hama ini menyerang bagian krop tanaman kubis. Salah satu alternatif pengendalian hama yang aman terhadap kesehatan manusia dan lingkungan yaitu dengan menggunakan pestisida nabati. Contohnya yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati adalah tanaman mint (Mentha arvensis) dan buah lada hitam (Piper nigrum) diuji dalam penelitian ini melalui 3 tahapan bioassay. Pengamatan aktivitas antifidan dilakukan 24, 48, dan 72 jsa. Peubah yang diamati adalah luas daun yang dimakan larva. Hasil dari bioassay 1 ekstrak daun mint fraksi air memberikan indeks antifidan lebih tinggi (48,74%) dibanding fraksi etil asetat (21,61%) pada 72 jsa. Sedangkan ekstrak buah lada hitam fraksi etil asetat memiliki indeks antifidan lebih tinggi (58,24% ) dibanding fraksi air (33,8%). Oleh karena itu fraksi air ekstrak daun mint dimasukan kedalam diaion HP 20 kolom kromatografi dan dielusi menjadi 100% H 2 O, 20% MeOH/H 2 O, 50% MeOH/H 2 O dan 100% MeOH. Sedangkan fraksi etil asetat ekstrak buah lada hitam dimasukan kedalam di silika kolom kromatografi dan dielusi menjadi 100% CHCl 3, 3%MeOH/ CHCl 3, 20% MeOH/ CHCl 3, dan 100% MeOH. Dari keempat fraksi ini hasil bioassay 2 menunjukkan bahwa ekstrak daun mint fraksi 100% H 2 O memiliki indeks antifidan lebih tinggi (38,9%) dibandingkan dengan fraksi lainnya. Fraksi 100% CHCl 3 ekstrak buah lada hitam mempunyai indeks antifidan lebih tinggi (49,5%) dibandingkan fraksi lainnya. Selanjutnya fraksi 100% H 2 O dan 100% CHCl 3 diuji dengan konsentrasi 40.000 ppm, 20.000 ppm, 10.000 ppm, 5.000 ppm, 2.500 ppm, 1.250 ppm dan kontrol. Dari keenam konsentrasi ini, pada ekstrak daun mint dan buah lada hitam bioassay 3, penggunaan konsentrasi 40.000 ppm pada metode daun tanpa pilihan dan daun pilihan memberikan indeks antifidan tertinggi. Kata kunci : insektisida nabati, ekstraksi dan fraksinasi, Mentha arvensis, Piper nigrum, Crocidolomia pavonana. PENDAHULUAN Hama yang banyak menimbulkan kerusakan pada tanaman kubis adalah Crocidolomia pavonana (F.). Ulat ini sering menyerang daun yang masih muda, terutama kropnya. Ulat yang masuk ke dalam krop sulit untuk dikendalikan (Sunarjono, 2010). C. pavonana menyerang tanaman kubis sejak awal pembentukan krop hingga terbentuknya krop. Sampai saat ini pengendalian C. pavonana yang dilakukan oleh petani adalah dengan menggunakan insektisida sintetik. Aplikasi insektisida sintetik dapat dilakukan dengan mudah dan hasilnya dapat dilihat dengan cepat. Namun demikian cara ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi organisme bukan sasaran seperti parasitoid, predator, serta resistensi dan resurgensi hama, serta pencemaran lingkungan (Perry et al, 1998 dalam Nugroho, 2008). Untuk itu, perlu dikembangkan sarana pengendalian alternatif yang efektif terhadap hama sasaran serta aman terhadap lingkungan.saat ini telah dikembangkan insektisida nabati yang berasal dari tumbuhan untuk mengatasi dampak negatif dari penggunaan insektisida sintetik. Insektisida nabati merupakan sarana pengendalian alternatif yang lebih aman dibandingkan dengan insektisida sintetik sehingga sesuai untuk digunakan dalam pengendalian hama terpadu (PHT) (Prijono, 2006 dalam Nugroho, 2008). Salah satu famili tumbuhan yang akhir-akhir ini sering dilakukan penelitian adalah Piperaceae. Di antara famili Piperaceae yang banyak mendapat perhatian yaitu Piper nigrum (Bernard et al, 1995; Scott et al, 2008 dalam Nugroho 2008). Ekstrak daun mint (Mentha arvensis) dapat mengendalikan hama Plutella xylostella, Spodoptera litura, dan C. pavonana (Kardinan, 2004). Namun hingga saat ini belum diketahui aktivitas antifidan ekstrak buah lada hitam dan daun mint terhadap ulat krop kubis C. pavonana. Oleh karena itu perlu dilakukan uji aktivitas antifidan ekstrak daun mint dan buah lada hitam terhadap C. pavonana.

Hestiana et al.:aktivitas antividan ekstrak daun mint (Metha arvensis L.) 125 BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Komponen Bioaktif Jurusan Teknologi Hasil Pertanian untuk ekstraksi dan fraksinasi, serta aplikasi dan pemeliharaan serangga uji. Sedangkan pemeliharaan tanaman inang dilakukan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2012 sampai Mei 2013. Tanaman inang yang digunakan untuk pemeliharaan serangga uji C. pavonana dalam pengujian ekstrak daun mint dan buah lada hitam adalah brokoli. Benih brokoli ditanam pada media semai polybag kecil berukuran 0,5 kg. Benih yang telah ditanam pada media semai selanjutnya dipelihara pada ruangan dan disemprot air setiap hari. Setelah brokoli tumbuh setinggi 5 cm selanjutnya dipindahkan pada polybag yang lebih besar yang berisi tanah dan pupuk kandang seberat 5 kg dan pupuk NPK 0,5 g. Tanaman brokoli dirawat di dalam rumah kaca hingga tanaman brokoli siap digunakan. Penelitian ini diawali dengan pengumpulan larva uji dari lapangan di Way Kandis Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung. Larva dikumpulkan dari bunga tanaman sawi yang terserang C. pavonana. Larva yang telah terkumpul dipelihara dalam stoples yang ditutup dengan kain kasa dengan pakan daun brokoli. Pada saat larva mencapai instar IV stoples diberi tanah untuk persiapan larva menjadi pupa. Ngengat yang muncul dari pupa dipelihara dalam kurungan plastik bening yang beraerasi. Di dalam kurungan diletakkan tanaman brokoli yang dapat digunakan imago sebagai media peletakan telur dan kapas yang telah diolesi madu 50% sebagai pakan imago. Serangga uji dipelihara sampai menghasilkan telur dan dipelihara sampai diperoleh larva instar II. Daun mint dijemur pada panas matahari, daun mint kering dan buah lada hitam kemudian dihaluskan dengan blender kering. Hasilnya ditimbang dan diperoleh sebanyak 1,4 kg tepung daun mint.dan 1 kg tepung buah lada hitam kering. Tepung daun mint kemudian direndam dalam 4,5 L sedangkan tepung buah lada direndam 2 L larutan alkohol 96% selama 14 hari. Setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Filtrat disaring dengan kain saring kemudian diuapkan dengan rotary evaporator. Filtrat pekat tersebut kemudian diekstrak dengan EtOAc hingga diperoleh fraksi H 2 O dan EtOAc. Kedua fraksi tersebut selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas antifidan terhadap C. pavonana pada konsentrasi 40.000 ppm sebagai bioassay 1. Hasil bioassay 1 dari kedua fraksi tersebut ternyata fraksi lapisan H 2 O pada ekstrak daun mint dan fraksi EtOAc terbukti mempunyai aktivitas antifidan terhadap C. pavonana. Oleh karena itu fraksi lapisan H 2 O pada ekstrak daun mint dan fraksi EtOAc digunakan untuk uji tahap berikutnya. Sedangkan fraksi H 2 O pada ekstrak daun mint selanjutnya dimasukkan ke dalam diaion HP 20 kolom kromatografi dan dielusi 100% H 2 O (1 l), 20% MeOH/H 2 O (1 l), 50% MeOH/ H 2 O (1 l), dan 100% MeOH (1 l). Adapun fraksi EtOAc pada ekstrak buah lada hitam dimasukkan ke dalam silika gel kolom kromatografi dan dielusi 100% CHCl 3 (500 ml), 3% MeOH/CHCl 3 (500 ml), 20% MeOH/CHCl 3 (500 ml), dan 100% MeOH (500 ml) secara berurutan. Setiap fraksi diuapkan hingga kering dan selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas antifidan terhadap ulat krop kubis pada konsentrasi 40.000 ppm sebagai bioassay 2. Dari masing-masing fraksi tersebut ternyata fraksi 100% H 2 O pada ekstrak daun mint dan fraksi 100% CHCl 3 pada ekstrak buah lada hitam terbukti mempunyai aktivitas antifidan terhadap C. pavonana. Oleh karena itu fraksi 100% H 2 O dan 100% CHCl 3 diuapkan hingga kering dengan rotary evaporator untuk bioassay 3 dengan konsentrasi 40.000 ppm, 20.000 ppm, 10.000 ppm, 5.000 ppm, 2.500 ppm, 1.250 ppm, dan kontrol. Pada pengujian ekstrak daun mint dan buah lada hitam terdapat dua uji yaitu uji potong daun tanpa pilihan dan Uji potong daun pilihan. Pada uji potong daun tanpa pilihan, potongan daun dibuat dengan cara memotong daun brokoli sehingga membentuk segi empat (4 x 4 cm). Setiap potongan daun dicelupkan pada ekstrak daun mint atau buah lada hitam selama 5 detik. Potongan daun kemudian diangkat menggunakan pinset untuk dikering-anginkan, sedangkan potongan daun kontrol dicelupkan pada aquades lalu diletakkan dalam stoples (diameter 14 dan tinggi 6 cm) yang diberi kertas putih sebagai alasnya. Pada tutup stoples plastik dibuat jendela sirkulasi udara dari kain kasa (diameter 5 cm) di bagian tengahnya. Daun yang tertinggal diamati kemudian diganti dengan daun yang segar (Dadang dan Prijono, 2008). 25 ekor larva C. pavonana instar II dilepas ke masing-masing stoples dan dibiarkan makan selama 24 jam. Pada uji potong daun pilihan, pengujian dengan metode pilihan dilakukan melalui prosedur yang sama dengan uji tanpa pilihan, tetapi dalam perlakuan ini potongan daun perlakuan dan kontrol diletakan dalam stoples yang sama. Tiga potongan daun perlakuan ekstrak daun mint atau buah lada hitam, dan tiga potongan daun kontrol disusun secara berurutan di sekitar pinggiran toples plastik (Dadang dan Prijono, 2008). Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas makan larva C. pavonana. Konsentrasi ekstrak daun mint dan buah lada hitam. Peubah yang dpamati adalah luas daun yang dimakan larva. Pengamatan aktivitas makan dilakukan setpap 24, 48, dan 72 jam setelah aplikasi.

126 Jurnal Agrotek Tropika 2(1):124-129, 2014 Untuk menghitung persentase penghambat makan pada metode tanpa pilihan, pengaruh penghambat ekstrak pada aktivitas makan larva diukur melalui indeks antifidan yang dihitung berdasarkan luas daun dimakan larva (Bentley dan Hassanali, 1987) sebagai berikut: Lk Lp IA= 100% Lk Keterangan: IA = Indeks Antifidan (%) Lk = luas daun kontrol yang dimakan larva Lp = luas daun perlakuan yang dimakan larva Untuk menghitung persentase penghambat makan pada metode pilihan, penghitungan indeks antifidan yang dihitung berdasarkan luas daun yang dimakan larva dilakukan dengan rumus sebagai berikut : Lk Lp IA= 100% Lk+ Lp Keterangan : IA = Indeks Antifidan (%) Lk = Luas daun kontrol yang dimakan larva Lp = Luas daun perlakuan yang dimakan larva HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan aktivitas antifidan ekstrak daun mint dan buah lada hitam Bioassay 1. Dari hasil pengamatan indeks antifidan ekstrak daun mint dan buah lada hitam, berdasarkan luas daun yang dimakan larva (LDML) C. pavonana metode tanpa pilihan. Indeks antifidan mengalami peningkatan setelah diberi pakan perlakuan ekstrak daun mint dan buah lada hitam (Tabel 1 dan 2). Dari pengamatan pada 24, 48, dan 72 jsa (jam setelah aplikasi) pada fraksi air, indeks antifidan berdasarkan LDML berturut-turut sebesar 19,48%, 30,87%, dan 48,74%. Sedangkan indeks antifidan pada fraksi etil asetat untuk 24, 48, dan 72 jsa berturut sebesar 17,36%, 16,92%, dan 21,61%. Hasil penelitian membuktikan Tabel 1. Indeks antifidan berdasarkan luas daun dimakan larva C. Pavonana pada metode tanpa pilihan ekstrak daun mint fraksi air dan etil asetat pada konsentrasi 40.000 ppm. Etil asetat Air 24 17,36 19,48 48 16,92 30,87 72 21,61 48,74 bahwa fraksi air memiliki aktivitas antifidan lebih tinggi dibandingkan fraksi etil asetat (Tabel 1). Hal ini terjadi kemungkinan karena kandungan senyawa bioaktif dari daun mint lebih banyak dimiliki oleh fraksi air. Senyawa bioaktif yang terkandung yaitu senyawa etil asetate, limonene, dan neomenthol yang mempunyai aktivitas sebagai insektisida. Senyawa tersebut dapat menyebabkan penurunan aktivitas makan larva C. pavonana karena dapat menghambat proses sintesis protein di dalam tubuh larva. Selain senyawa tersebut, menthol merupakan kandungan utama dari ekstrak daun mint yang memberikan pengaruh antifidan terhadap larva C. pavonana (Sastrohamidjojo, 2004) Dari pengamatan pada 24, 48, dan 72 jsa untuk fraksi air indeks antifidan berturut-turut sebesar 24,07%, 19,72%, dan 33,88%. Sedangkan indeks antifidan pada fraksi etil asetat untuk 24, 48, dan 72 jsa berturut sebesar 27,9%, 47,07%, dan 58,24%. Hasil pengujian ekstrak buah lada hitam berdasarkan luas daun yang dimakan larva C. pavonana diketahui bahwa fraksi lapisan etil asetat ekstrak buah lada hitam memiliki indeks antifidan lebih tinggi dibandingkan fraksi air (Tabel 2). Fraksi etil asetat kemungkinan memiliki kandungan lebih banyak senyawa bioaktif yang menyebabkan aktivitas antifidan. Senyawa bioaktif yang tekandung pada ekstrak buah lada hitam fraksi etil asetat yaitu alkaloid, methylpyrolline, piperovaline, chavicine, dan piperidine (Kardinan, 2004). Sedangkan pada fraksi air kemungkin senyawa-senyawa bioaktif yang terkandung hanya sedikit sehingga indeks antifidan yang dimiliki lebih rendah dibandingkan dari fraksi etil asetat. Hasil dari bioassay 1 dari masing-masing fraksi yang memiliki aktivitas antifidan tinggi kemudian dilanjutkan pada bioassay 2. Pengamatan aktivitas antifidan ekstrak daun mint dan buah lada hitam pada Bioassay 2. Dari hasil penelitian bioassay-1, fraksi etil asetat dilanjutkan dengan memasukkan ekstrak ke dalam kolom khromatografi. Pada ekstrak daun mint, fraksi air dimasukan ke dalam diaion Hp 20 kolom kromatografi Tabel 2. Indeks antifidan berdasarkan luas daun dimakan larva C. Pavonana pada metode tanpa pilihan ekstrak buah lada hitam fraksi air dan etil asetat pada konsentrasi 40.000 ppm. Etil asetat Air 24 27,960 24,07 48 47,07 19,72 72 58,24 33,88

Hestiana et al.:aktivitas antividan ekstrak daun mint (Metha arvensis L.) 127 dan dielusi dengan 100% H 2 O (1 L), 20% MeOH/H 2 O (1 L), 50% MeOH/H 2 O (1 L), dan 100% MeOH (1 L) secara berurutan. Sedangkan pada ekstrak buah lada hitam, fraksi etil asetat dimasukan ke dalam silika kolom kromatografi dan dielusi dengan 100% CHCl 3 (500 ml), 3% MeOH/CHCl 3 (500 ml), 20% MeOH/CHCl 3 (500 ml), dan 100% MeOH (500 ml) secara berurutan. Hasil penelitian aktivitas antifidan ekstrak daun mint, perlakuan fraksi 100% H 2 O menunjukkan indeks antifidan lebih tinggi dibandingkan dengan fraksi lainnya. Dari pengamatan 24, 48, dan 72 jsa, indeks antifidannya makin meningkat dan semakin tinggi kandungan MeOH indeks antifidannya makin kecil (Tabel 3). Dari pengujian ekstrak buah lada hitam diketahui bahwa fraksi 100% CHCl 3 ekstrak buah lada hitam memiliki aktivitas antifidan lebih tinggi dibandingkan fraksi lainnya. Pengamatan 24, 48, dan 72 jsa indeks antifidannya makin meningkat. Sedangkan semakin tinggi kandungan MeOH indeks antifidannya makin kecil (Tabel 4). Hal ini karena kemungkinan fraksi 100% CHCl 3 memiliki kandungan ekstrak lebih murni dibandingkan dengan fraksi lainnya. Pascaaplikasi pengujian ekstrak daun mint dan buah lada hitam berdasarkan berdasarkan luas daun yang dimakan larva C. pavonana metode tanpa pilihan, diketahui bahwa fraksi 100% H 2 O ekstrak daun mint dan fraksi 100% CHCl 3 memiliki aktivitas antifidan paling tinggi dibandingkan fraksi lainnya. Hal ini kemungkinan karena fraksi 100% H 2 O dan 100% CHCl 3 dari masingmasing ekstrak lebih murni dibandingkan dengan fraksi lainnya. Fraksi 100% H 2 O dan 100% CHCl 3 didapatkan pada saat pengelmusian pertama yang kemungkinan menyebabkan fraksi tersebut memiliki lebih banyak kandungan senyawa bioaktif yang terkandung dalam daun mint, sehingga menyebabkan aktivitas antifidan yang lebih tinggi dibandingkan fraksi lainnya. Sedangkan pada fraksi 20% MeOH/H 2 O, 50% MeOH/ H 2 O, dan 100% MeOH dari ekstrak daun mint dan fraksi 3% MeOH/CHCl 3, 20% MeOH/CHCl 3, dan 100% MeOH dari ekstrak buah lada hitam didapat dari pengelmusian berikutnya setelah fraksi 100% H 2 O dan 100% CHCl 3, sehingga kemungkin senyawa-senyawa bioaktif yang terkandung dalam ekstrak daun mint yang dimiliki hanya sedikit, sehingga indeks antifidan yang dimiliki lebih rendah. Pengamatan aktivitas antifidan ekstrak daun mint dan buah lada hitam pada Bioassay 3. Dari hasil bioassay-2, fraksi 100% H 2 O dari ekstrak daun mint dan fraksi 100% CHCl 3 dari ekstrak buah lada, kemudian masing-masing dibuat konsentrasi 40.000 ppm, 20.000 ppm, 10.000 ppm, 5.000 ppm, 2.500 ppm, 1.250 ppm dan kontrol. Pengamatan aktivitas antifidan ekstrak daun mint dan buah lada hitam pada metode daun tanpa pilihan. Konsentrasi 40.000 ppm ekstrak daun mint menunjukkan indeks antifidan lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan konsentrasi lainnya. Dari pengamatan 24, 48, dan 72 jsa diketahui indeks antifidannya makin meningkat, serta makin tinggi konsentrasi ekstrak daun mint semakin tinggi indeks antifidannya (Tabel 5). Konsentrasi 40.000 ppm ekstrak buah lada hitam menunjukkan indeks antifidan lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan konsentrasi lainnya. Dari pengamatan 24, 48, dan 72 jsa diketahui indeks antifidannya makin meningkat, serta makin tinggi konsentrasi ekstrak buah lada hitam semakin tinggi indeks antifidannya (Tabel 6). Pengamatan aktivitas Tabel 3. Indeks antifidan berdasarkan luas daun dimakan larva C. pavonana pada metode tanpa pilihan pada berbagai fraksi daun mint dengan konsentrasi 40.000 ppm. Tabel 4. Indeks antifidan berdasarkan luas daun dimakan larva C. pavonana pada metode tanpa pilihan pada berbagai fraksi ekstrak buah lada hitam dengan konsentrasi 40.000 ppm. 100% MeOH 50% MeOH/H 2O 20% MeOH/H 2O 100% H 2O 24 3,63 5,86 10,71 15,30 48 6,80 9,16 11,96 34,86 72 9,31 10,65 12,11 38,95 100% MeOH 20% MeOH/ CHCl 3 3% MeOH/ CHCl 3 100% CHCl 3 24 14,98 16,16 20,75 25,27 48 18,47 17,06 19,46 42,97 72 21,24 21,15 21,17 49,56

128 Jurnal Agrotek Tropika 2(1):124-129, 2014 antifidan ekstrak daun mint dan buah lada hitam pada metode daun pilihan. Konsentrasi 40.000 ppm ekstrak daun mint menunjukkan indeks antifidan lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan konsentrasi lainnya. Dari pengamatan 24, 48, dan 72 jsa diketahui indeks antifidannya makin meningkat, serta makin tinggi konsentrasi ekstrak daun mint semakin besar indeks antifidannya (Tabel 7). Konsentrasi 40.000 ppm ekstrak buah lada hitam menunjukkan indeks antifidan lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan konsentrasi lainnya. Dari pengamatan 24, 48, dan 72 jsa diketahui indeks antifidannya makin meningkat, serta makin tinggi konsentrasi ekstrak buah lada hitam semakin tinggi indeks antifidannya (Tabel 8). Hasil dari bioassay-3, untuk metode daun tanpa pilihan dan daun pilihan pada ekstrak daun mint dan buah lada hitam, menunjukkan bahwa penggunaan konsentrasi 40.000 ppm memiliki indeks antifidan lebih tinggi dibandingkan penggunaan pada konsentrasi lainnya. Hal ini karena pada konsentrasi 40.000 ppm adalah tingkat konsentrasi paling tinggi dibandingkan konsentrasi lainya. Kandungan senyawa-senyawa bioaktif yang terdapat pada konsentrasi 40.000 ppm untuk penggunaan ekstrak daun mint dan buah lada hitam kemungkinan lebih banyak dan lebih pekat, sehingga menyebabkan tingkat konsentrasi 40.000 ppm memiliki indeks antifidan paling tinggi. Tabel 5. Indeks antifidan berdasarkan luas daun dimakan larva C. pavonana pada metode tanpa pilihan pada berbagai konsentrasi fraksi 100% H 2 O ekstrak daun mint. 40.000 ppm 20.000 ppm 10.000 ppm 5.000 ppm 2.500 ppm 1.250 ppm 24 21,77 15,85 12,66 9,68 6,58 5,14 48 33,16 24,22 20,09 16,39 10,95 7,70 72 42,14 29,57 22,24 20,27 17,03 9,29 Tabel 6. Indeks antifidan berdasarkan luas daun dimakan larva C. pavonana pada metode tanpa pilihan fraksi 100% CHCl 3 ekstrak buah lada hitam. 40.000 ppm 20.000 ppm 10.000 ppm 5.000 ppm 2.500 ppm 1.250 ppm 24 31,07 26,07 23,10 19,28 14,86 12,29 48 48,16 34,36 30,57 27,61 21,54 16,73 72 54,17 37,98 35,21 31,07 26,44 20,18 Tabel 7. Indeks antifidan berdasarkan luas daun dimakan larva C. pavonana pada metode pilihan fraksi 100% H 2 O ekstrak daun mint. 40.000 ppm 20.000 ppm 10.000 ppm 5.000 ppm 2.500 ppm 1.250 ppm 24 34,81 22,77 20,06 17,74 12,30 10,51 48 42,58 28,12 26,13 22,40 18,16 15,59 72 51,29 38,27 32,81 27,67 25,18 21,25 Tabel 8. Persentase aktivitas antifidan berdasarkan luas daun dimakan larva C. pavonana pada metode pilihan fraksi 100% CHCl 3 ekstrak buah lada hitam. 40.000 ppm 20.000 ppm 10.000 ppm 5.000 ppm 2.500 ppm 1.250 ppm 24 39,21 32,17 29,26 25,95 22,25 18,43 48 48,35 40,42 33,72 29,06 28,00 26,32 72 64,15 51,99 44,21 35,37 30,60 27,44

Hestiana et al.:aktivitas antividan ekstrak daun mint (Metha arvensis L.) 129 KESIMPULAN Penggunaan ekstrak daun mint (Mentha arvensis L.) dan buah lada hitam (Piper nigrum L.) memiliki aktivitas antiifidan terhadap larva Crocidolomia pavonana F. Penggunaan ekstrak daun mint fraksi air dan fraksi etil asetat buah lada hitam memiliki indeks antifidan masing-masing sebesar 48,74% dan 58,24% pada 72 jsa dengan konsentrasi 40.000 ppm. Pada fraksi 100% H 2 O ekstrak daun mint dan fraksi 100% CHCl 3 memiliki indeks antifidan masing-masing sebesar 38,95% dan 49,56% pada 72 jsa dengan konsentrasi 40.000 ppm. Pengujian ekstrak daun mint dan buah lada hitam pada 72 jsa konsentrasi 40.000 ppm memiliki indeks antifidan paling tinggi dibandingkan dengan konsentrasi lainnya yang lebih rendah, yaitu masing-masing sebesar 42,14% dan 54,17% pada metode uji potong daun tanpa pilihan. DAFTAR PUSTAKA Dadang dan Prijono, D. 2008. Insektisida Nabati; Prinsip, Pemanfaatan, dan Pengembangan. IPB, Bogor. Hassanali, A. dan M. D. Bentley. 1987. Comparison of the insect antifeedant activities of some limonoids. Pp 683-689 In : Natural Pesticides from the Neem Tree an other tropical plant. Srcumutterer, H. and K. R. S. Ascher. (Eds). Procceding of the Therd International Neem Conference. Kenya. 730 hlm. Kardinan, A. 2004. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. http://one.indoskripsi.com/node/ 3090. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2012. Nugroho, D. A. 2008. Aktivitas residu ekstrak buah Piper cubeba (Piperaceae) dan daun Tephrosia vogelii Hook. F. (Leguminosae) terhadap larva Crocidolomia pavonana (F.) (Lepidoptera: Crambidae). Skripsi. Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. 61 hlm. Santoso, S. J. dan Sumarmi. 2008. Pengendalian Plutella xylostella dan Crocidolomia pavonana pada tanaman kubis dengan insektisida hayati. Bandung. Eksplorasi. Vol. XX No 1 Tahun 2008. 85 hlm. Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 185 hlm. Suhirman dan Ma mun. 2010. Karakteristik minyak atsiri potensial. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Bogor. 120 hlm. Sunarjono, H. 2010. Bertanam 30 Jenis Sayur. Jakarta. Penebar Swadaya. 79 hlm.