BAB I PENDAHULUAN. ilmu-ilmu eksak. Suherman menjelaskan bahwa pelajaran matematika mempunyai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar tersebut, sudah dapat dipastikan pengetahuan-pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. siswa, karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan unsur penting dalam usaha mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika. Menurut Cooney yang dikutip oleh Thoumasis dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mengembangkan cara berfikir. Sehingga matematika sangat diperlukan baik

datar berdasarkan kemampuan berpikir geometris Van Hiele sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam membekali peserta didik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pikiran-pikiran manusia berhubungan dengan ide dan penalaran. Ide-ide yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sarbaini, Identifikasi Tingkat Berpikir Siswa Berdasarkan Teori Van

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Pertama Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metaphorical Thinking. (repository.upi.edu, 2013), 3.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses pemberian pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dilaksanakan untuk meningkatkan serta mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Elly Susanti, Proses koneksi produktif dalam penyelesaian mmasalah matematika. (surabaya: pendidikan tinggi islam, 2013), hal 1 2

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE DITINJAU DARI GENDER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

Siti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung

ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM BELAJAR GEOMETRI BERDASARKAN TEORI BELAJAR VAN HIELE

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

BAB I PENDAHULUAN. atau hanya gambaran pikiran. Makna dari penjelasan tersebut adalah sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya akan selalu berkembang ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu,

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE

Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele ABSTRAK

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI PENELITIAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang aktivitas abstraksi siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menunjang kemajuan suatu

DESKRIPSI KEMAMPUAN GEOMETRI SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. pemahaman dapat dimaksudkan sebagai proses, cara, atau perbuatan memahami.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu Negara dikelilingi bangsa yang mempunyai kualitas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir

ANALISIS KETERAMPILAN GEOMETRI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

BAB I PEDAHULUAN. matematika perlu diajarkan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari. Belajar dikelas dianggap beban berat yang membosankan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkup persekolahan. Suherman mendefinisikan pembelajaran adalah proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMECAHAN MASALAH PADA SOAL CERITA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

KETERAMPILAN DASAR GEOMETRI SISWA KELAS V DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DI MI AL ISTIQOMAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Bidang studi matematika secara garis besar memiliki dua arah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan konstribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari. Mengingat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Slameto (2010:3) belajar adalah proses usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu dasar yang memegang peranan penting

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran. Efektivitas itu sendiri menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berperan dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Segitiga. (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2012), Elly Susanti. Proses koneksi Produktif dalam Penyelesaikan Masalah Matematika,

Geometri Siswa SMP Ditinjau dari Kemampuan Matematika. (Surabaya: PPs UNESA, 2014), 1.

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN SPATIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN DIMENSI TIGA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR VOLUME BANGUN RUANG SISI LENGKUNG. Abu Khaer

BAB II KAJIAN TEORETIS. matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Matematika juga berfungsi dalam ilmu pengetahuan, artinya selain

BAB II KAJIAN TEORETIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal Aronson (Abidin, 2014,

BAB I PENDAHULUAN. perlu ditingkatkan, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan memegang peranan penting dalam menunjang. kemajuan bangsa Indonesia di masa depan. Setiap orang berhak

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, baik itu ilmu eksak maupun ilmu non-eksak, mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. setiap jenjang pendidikan di Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu hal

PEMAHAMAN KONSEP LUAS DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL LEARNING CYCLE 5E DISERTAI PETA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari anak-anak sampai dengan orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, manusia membutuhkan pendidikan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Sejauh kita memandang maka harus sejauh itulah kita

BAB I PENDAHULUAN. tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini diperlukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. matematika. Matematika dapat membekali siswa untuk memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2016 KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Peran pendidikan matematika sangat penting bagi upaya menciptakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. terapannya mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan

Eko Wahyu Andrechiana Supriyadi 1, Suharto 2, Hobri 3

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.

BAB II KAJIAN TEORITIK. Menurut National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang diberikan sejak pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dari yang mudah sampai yang rumit. Hal itu berguna untuk mengembangkan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

I. PENDAHULUAN. dirinya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki alat-alat potensial yang harus dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi dengan cepat, melimpah dan mudah. Siswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, ayat (1) 31, ayat (1). 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metematika mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari - hari. Hampir semua ilmu membutuhkan matematika sebagai alat bantu, terutama ilmu-ilmu eksak. Suherman menjelaskan bahwa pelajaran matematika mempunyai tiga fungsi, yaitu: (1) sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan informasi, misalkan melalui tabel, (2) sebagai pola pikir dalam pemaknaan suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan antara pengertian-pengertian itu, misalkan dengan pengamatan terhadap contoh dan bukan contoh, sehingga siswa mampu menangkap pengertian suatu konsep serta melakukan penggeneralisasian, dan (3) sebagai ilmu pengetahuan. 1 Ketiga fungsi tersebut seharusnya menjadi perhatian di setiap pengajaran matematika di sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menyebutkan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, dan kreatif. 2 Menurut Herman, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi harus didasari oleh penguasaan matematika, karena penguasaan matematika merupakan kunci utama 1 Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung : JICA Universitas Pendidikan Indonesia, 2001), h. 55 2 BSNP, Badan Standar Nasional Pendidikan, (Http://www.ditpib.or.id/2006/ppt/SMP%20 Mtk. Pdf, tanggal 10 maret 2010), h. 1-2 1

2 dalam penguasaan ilmu pengetahuan. 3 Dari pernyataan di atas, matematika dianggap sebagai ilmu dasar yang memegang peranan penting dalam mempercepat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada di dalamnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Soedjadi bahwa salah satu karakteristik matematika adalah memiliki objek kajian yang abstrak, 4 sehingga mempelajari matematika memang membutuhkan pemahaman dan latihan yang cukup. Belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep, mencari hubungan antar konsep dan strukturnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Cooney: A students ability to learn mathematics is directly related to his or her understanding of mathematical concepts and principles 5 Maksudnya, kemampuan siswa untuk belajar matematika berhubungan langsung dengan pemahamannya mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika. Konsep merupakan fondasi atau bangunan dasar dari ide-ide kompleks yang akan disusun siswa. Akan tetapi, konsep matematika yang abstrak menjadi sebuah tantangan bagi para siswa dalam belajar matematika, banyak para siswa yang merasa mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Kesulitan siswa dalam memahami materi atau konsep matematika merupakan masalah bagi guru dalam 3 Herman hudoyo, Strategi Belajar Mengajar Matematika, (IKIP malang, 1990), h. 35 4 Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Surabaya: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 1999). h. 9 5 Gunawan Sujana, Pengaruh permainan cempleng terhadap prestasi siswa kelas 1 sekolah dasar, (Yogyakarta: skripsi), h. 15

3 mengajar matematika karena siswa yang memahami konsep dengan baik akan lebih dapat menggeneralisasikan dan mentransfer pengetahuannya dari pada siswa yang hanya menghafal konsep. Penekanan utama pembelajaran matematika yang baik adalah bagaimana agar siswa memahami konsep-konsep matematika dengan baik dan mampu membuat sebuah konsep yang baru dari konsep yang telah diketahui sebelumnya. Dengan demikian membuat sebuah konsep baru, diperlukan sebuah proses yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan objek tersebut dari beberapa konsep yang telah dimiliki sebelumnya. Sehingga dihasilkan sebuah pemahaman ide matematika yang mempunyai kompleksitas di dalam struktur matematika. Untuk mencapai tujuan di atas pada proses pembelajarannya guru tidak bisa hanya langsung mentransfer pengetahuan matematika secara utuh ke dalam pikiran siswa akan tetapi diperlukan suatu proses pembentukan konsep melalui serangkaian aktivitas yang dialami langsung oleh siswa. Serangkaian aktivitas pembentukan konsep abstrak tersebut secara sederhana dapat di sebut sebagai proses abstraksi 6. Abstraksi merupakan proses yang fundamental dalam matematika dan pendidikan matematika, keberadaan abstraksi pada proses pembelajaran merupakan suatu keharusan, karena abstraksi berperan penting dalam pembentukan konsepkonsep matematika. 6 Farida Nur Hasanah, Abstraksi siswa SMP Belajar Geometri Melalui Penerapan Model Van Hiele, (http://www.repository.upi.edu/operator/upload/t_mat_0706810_chapter1. pdf. diakses tangal 24 juni 2012), h.2

4 Soedjadi dalam bukunya Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia mengemukakan pengertian abstraksi sebagai berikut : suatu abstraksi terjadi bila kita memandang beberapa objek kemudian kita gugurkan ciri-ciri atau sifat-sifat objek itu yang dianggap tidak penting atau tidak diperlukan, dan akhirnya hanya diperhatikan atau diambil sifat penting yang dimiliki bersama. 7 Abstraksi di dalam matematika adalah proses untuk memperoleh intisari konsep matematika, menghilangkan kebergantungannya pada objek -objek dunia nyata yang pada mulanya mungkin saling terkait, dan me ngeneralisasikannya sehingga ia memiliki terapan-terapan yang lebih luas atau bersesuaian dengan penjelasan abstrak lain untuk gejala yang setara. 8 Menurut Mega abstraksi siswa adalah gambaran alami tentang aktivitas mengorganisasi vertikal konsep matematika yang telah dikonstruksi sebelumnya menjadi sebuah struktur matematika baru. Gambaran alami dapat berupa gambar, skema atau grafik. Sedangkan Aktivitas dalam abstraksi merupakan aktivitas mengumpulkan, menyusun, mengorganisasi, mengembangkan unsur-unsur metematis, menjadi unsur baru. Aktivitas yang digunakan ialah mengenali, merangkai dan mengkonstruksi. 9 Penelitian ini, abstraksi siswa sebagai proses maupun hasil tentang bagaimana siswa mengenali suatu bangun, ciri-ciri dan pengertian suatu bangun, merangkai ciri- 7 Soedjadi, op. cit., h. 125 8 http://id.wikipedia.org/wiki/abstraksi_%28matematika%29. Diakses pada tangal 28 mei 2012 9 Mega Teguh Budiarto, Profil Abstraksi Siswa SMP dalam Mengkonstruksi Hubungan Antar Segiempat (Surabaya: Desertasi Unesa, 2008), h. 31

5 ciri yang dimiliki oleh beberapa bangun untuk mengkonstruksi hubungan antar bangun tersebut. Untuk mengetahui proses abstraksi siswa akan diobservasi aktivitas mengenali, merangkai dan mengkonstruksi. Mengenali berarti mengidentifikasi suatu struktur matematika yang telah ada sebelumnya baik pada aktivitas yang sama atau aktivitas sebelumnya. Pengenalan terhadap suatu struktur matematika yang sudah pernah dipelajari, terjadi ketika seorang siswa menyadari bahwa suatu struktur yang telah dikonstruksinya dan mungkin telah digunakan sebelumnya, sesuai dengan sesuatu situasi matematika yang diberikan. Merangkai memiliki konotasi aplikasi yaitu menggunakan pengetahuan terstuktur untuk dirangkai menjadi kemungkinan penyelesaian dari masalah yg diberikan. Merangkai ialah mengkombinasikan unsur struktural untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Mengkonstruksi adalah mengorganisasi ciri yang dimiliki objek menjadi struktur baru yang belum dimiliki. aktivitas mengorganisasi ciri yang dimiliki oleh bangun menjadi sebuah jaringan hubungan antar bangun. 10 Aktivitas abstraksi siswa haruslah menjadi perhatian, hal ini dikarenakan dari aktivitas abstraksi dapat dilihat seberapa jauh siswa memahami suatu konsep dan bagaimana ia dapat mengkonstruk konsep yang telah ia miliki sebelumnya dengan konsep yang baru hingga menemukan sebuah hubungan dari konsep tersebut. 10 Ibid., h. 32

6 Geometri adalah cabang matematika yang memiliki banyak konsep didalamnya. hal ini sejalan dengan pendapat Farida bahwa geometri merupakan salah satu cabang matematika yang mempelajari objek -objek seperti titik, garis, bidang, ruang beserta hubungan-hubunganya yang keseluruhan objeknya jelas bersifat abstrak. Namun, seringkali objek-objek abstraksi dalam geometri sedapat mungkin divisualisasikan dan dihubungkan dengan objek-objek yang real secara empiris. Padahal di sisi lain, hubungan-hubungan antara objek geometri yang abstrak harus dipelajari secara deduktif karena bersifat teoretis. Hal ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar geometri. 11 Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), materi geometri bangun datar segitiga diberikan pada kelas V SD/MI. Pada kelas IV materi geometri bangun datar segitiga juga sudah disampaikan ini berarti pada jenjang ini siswa telah pada tahap pemahaman konsep terutama pada konsep segitiga. Untuk mengetahui profil abstraksi siswa pada jenjang SD/MI, peneliti ingin mengadakan penelitian yang berkaitan dengan profil abstraksi siswa pada materi bangun datar segitiga dengan judul Profil Abstraksi Siswa dalam Mengkonstruk Hubungan antar Segitiga. B. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut. 11 Farida Nur Hasanah, op.cit., h. 6

7 1. Bagaimana profil abstraksi siswa kelompok tinggi MI Darul Ulum Medaeng Sidoarjo dalam mengkonstruk hubungan antar segitiga? 2. Bagaimana profil abstraksi siswa kelompok sedang MI Darul Ulum Medaeng Sidoarjo dalam mengkonstruk hubungan antar segitiga? 3. Bagaimana profil abstraksi siswa kelompok rendah MI Darul Ulum Medaeng Sidoarjo dalam mengkonstruk hubungan antar segitiga? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan : 1. Profil abstraksi siswa kelompok tinggi MI Darul Ulum Medaeng Sidoarjo dalam mengkonstruk hubungan antar segitiga. 2. Profil abstraksi siswa kelompok sedang MI Darul Ulum Medaeng Sidoarjo dalam mengkonstruk hubungan antar segitiga. 3. Profil abstraksi siswa kelompok rendah MI Darul Ulum Medaeng Sidoarjo dalam mengkonstruk hubungan antar segitiga. D. Manfaat Penelitian berikut : Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai

8 1. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk mengetahui profil abstraksi siswa sebagai bahan pertimbangan untuk dapat merancang dan mengadakan model pembelajaran yang mempermudah siswa dalam memahami konsep abstrak dalam matematika. 2. Bagi pihak yang terkait dan pemegang kebijakan pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan diskusi untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan matematika. 3. Bagi peneliti dan peneliti yang lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pemikiran untuk kegiatan penelitian sejenis. E. Definisi Operasional Untuk menghindari perbedaan penafsiran, maka diberikan istilah-istilah sebagai berikut : 1. Abstraksi merupakan hasil dan proses mengorganisasi konsep matematika yang telah dimiliki sebelumnya menjadi sebuah struktur metamatika baru. Mengorganisasi ialah aktivitas menggumpulkan, menyusun, mengembangkan unsur-unsur matematis, menjadi unsur baru. Aktivitas yang digunakan dalam abstraksi ialah mengenali, merangkai dan mengkonstruksi. a) mengenali ialah aktivitas mengidentifikasi ciri suatu segi tiga b) merangkai ialah aktivitas menggabungkan ciri dua segitiga

9 c) mengkonstruksi ialah aktivitas mengorganisasi ciri yang dimiliki segitiga menjadi struktur baru yang belum dimiliki siswa. 2. Profil abstraksi ialah gambaran alami tentang mengorganisasi vertical konsep matematika yang telah dikonstruk sebelumnya menjadi sebuah struktur matematika yang baru. Gambaran dapat berbentuk diagram, gambar, grafik atau skema. 3. Jaringan hubungan antar segitiga adalah representasi hubungan dua segitiga atau lebih yang dapat berbentuk jaringan atau skema. 4. Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga sisi yang membentuk tiga titik sudut. F. Batasan Penelitian Agar simpulan penelitian ini terfokus, maka diberikan batasan-batasan penelitian sebagai berikut: a. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa MI Darul Ulum Medaeng Sidoarjo kelas V tahun ajaran 2011/2012. b. Peneliti mengambil subjek penelitian sebanyak 6 siswa yang terdiri dari 2 siswa golongan tinggi, 2 siswa golongan sedang dan 2 siswa golongan rendah. Keenam subjek tersebut berdasarkan nilai rapor matematika terakhir dan hasil pertimbangan guru kelas.

10 c. Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini difokuskan pada soal tentang materi bangun datar segitiga.