PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.984/AJ. 401/DRJD/2005 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.603/AJ 401/DRJD/2007 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : HK.205/1/1/DRJD/2006 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.2435 / AJ.409 / DRJD / 2007 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.276/AJ-401/DRJD/10 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK 113/HK.207/DRJD/2010 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 60 TAHUN 1993 T E N T A N G MARKA JALAN MENTERI PERHUBUNGAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 62 TAHUN 1993 T E N T A N G ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 65 TAHUN 1993 T E N T A N G FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMBATASAN ANGKUTAN BARANG PADA RUAS JALAN PROVINSI RUAS JALAN SAKETI-MALINGPING-SIMPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 18 TAHUN 1994 T E N T A N G

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR: SK 3229/AJ 401/DRJD/2006 TENTANG TATA CARA PENOMORAN RUTE JALAN

Penempatan marka jalan

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 3 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Perda No. 19/2001 tentang Pengaturan Rambu2 Lalu Lintas, Marka Jalan dan Alat Pemberi Izyarat Lalu Lintas.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah ser

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1990

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG KELAS JALAN DAN PENGAMANAN PERLENGKAPAN JALAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2003 SERI E NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 33 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 31 TAHUN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 04 TAHUN 2003 TENTANG PERLENGKAPAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK

b. bahwa dalam rangka kebutuhan transportasi dan penanggulangan muatan lebihdi pulau Jawa, diperlukan penetapan kelas jalan;

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA

Persyaratan Teknis jalan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT,

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG JALAN DAN PENGATURAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 17 TAHUN 2007

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2018, No Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 881) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan U

NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBATASAN JAM OPERASIONAL KENDARAAN ANGKUTAN TANAH DAN PASIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM. 62 TAHUN 2011 PENGATURAN WAKTU OPERASI KENOARAAN ANGKUTAN BARANG 01 JALAN TOL OALAM KOTA 01 OKI JAKARTA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1990 TENTANG JALAN TOL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2006

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

- 1 - PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN KELAS JALAN DAN PENGATURAN LALU LINTAS

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR2TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN BONGKAR MUAT BARANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS, RAMBU LALU LINTAS DAN MARKA JALAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN. NOMOR : 60 Tahun 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 34 TAHUN 2014 TENTANG MARKA JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : 1453/HK.402/DRJD/2005

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.1320/HK.205/DRJD/2005 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 13 (Tiga belas)

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN. Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS). Pasal 1

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOM0R 25 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 15 TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

PETUNJUK TERTIB PEMANFAATAN JALAN NO. 004/T/BNKT/1990

PEDOMAN. Perencanaan Separator Jalan. Konstruksi dan Bangunan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Pd. T B

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pd T Perambuan sementara untuk pekerjaan jalan

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4104/2003 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KETERTIBAN LALU LINTAS DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


4. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,

TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK. 75/AJ.601/DRJD/2003. Tentang PENYELENGGARAAN POOL DAN AGEN PERUSAHAAN OTOBUS (PO)

PENGENALAN RAMBU-RAMBU DAN MARKA LALU LINTAS BAGI SISWA SMK DALAM RANGKA MEMBENTUK PERILAKU TERTIB BERLALU LINTAS

Pengertian Lalu Lintas

BENTUK, WARNA DAN UKURAN SURAT PERSETUJUAN PENGANGKUTAN ALAT BERAT DAN PENGANGKUTAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK.1763/AJ.501/DRJD/2003 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 34 TAHUN 2014 TENTANG MARKA JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN. Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd. T B

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.1187/HK.402/DRJD/2002

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 8 TAHUN 1997 SERI C.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V MEDIAN JALAN. 5.2 Fungsi median jalan

Transkripsi:

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.984/AJ. 401/DRJD/2005 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS YANG BERSIFAT PERINTAH DAN/ATAU LARANGAN PADA RUAS TOL CIKAMPEK PURWAKARTA PADALARANG (CIPULARANG) DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Menimbang : a. bahwa dalam Keputusan Menteri Perhubungan No. 60 Tahun 1993 tentang Marka Jalan, Keputusan Menteri Perhubungan No. 61 Tahun 1993 tentang Rambu lalu lintas dan Keputusan Menteri Perhubungan No. 62 Tahun 1993 tentang Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas, telah ditetapkan pengaturan lalu lintas yang bersifat perintah dan/atau larangan pada jalan tol. b. bahwa dengan dioperasikannya ruas jalan tol Cikampek Purwakarta Padalarang (Cipularang) perlu ditetapkan pengaturan lalu lintas yang bersifat perintah dan/atau larangan yang dinyatakan dengan rambu rambu lalu lintas, marka jalan dan/atau alat pemberi isyarat lalu lintas. c. bahwa ketentuan sebagaiman dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Pengaturan Lalu Lintas yang Bersifat Perintah dan/atau Larangan pada Ruas Jalan Tol Cikampek Purwakarta Padalarang (Cipularang); Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembar Negara Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembar Negara Nomor 132); 2. Undang Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembar Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembar Negara Nomor 3480);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1990 tentang Jalan Tol (Lembar Negara Tahun 1990 Nomor 12, Tambahan Lembar Negara Nomor 3405); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan (Lembar Negara Tahun 1993 Nomor 60, Tambahan Lembar Negara Nomor 3529); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005; 6. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 24 Tahun 2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 91 Tahun 2001; 7. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 1993 tentang Marka Jalan; 8. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 61 Tahun 1993 tentang Rambu Rambu Lalu Lintas di Jalan; 9. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 1993 tentang Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas di Jalan; 10. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK.116/AJ.404/DRJD/1997 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Perlengkapan Jalan Memperhatikan : Surat Direktur Utama PT. Jasa Marga (Persero) Nomor AA.OP04.89 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penetapan Rambu Larangan dan Perintah MEMUTUSKAN Menetapkan : PENGATURAN LALU LINTAS YANG BERSIFAT PERINTAH DAN/ATAU LARANGAN PADA RUAS TOL CIKAMPEK PURWAKARTA PADALARANG (CIPULARANG)

Pasal 1 Untuk keperluan keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan pada jalan tol Cikampek Purwakarta Padalarang (Cipularang), ditetapkan pengaturan lalu lintas yang bersifat perintah dan/atau larangan berupa : a. gerakan lalu lintas kendaraan bermotor (penggunaan jalur/lajur, berhenti, mendahului, berpindah lajur, parkir dalam keadaan darurat); b. perilaku pengemudi di jalan; c. kewajiban penggunaan sabuk keselamatan; d. batas kecepatan maksimum kendaraan bermotor 100 km/jam dan/atau minimum 80 km/jam, pada lokasi tertentu dapat diatur kecepatan maksimum 80 km/jam dan/atau minimum 60 km/jam; e. ukuran kendaraan berserta muatannya lebar maksimum 2500 milimeter dan tinggi maksimum 4200 milimeter; f. muatan sumbu terberat (MST) maksimum yang diizinkan 10 Ton; g. larangan bagi pejalan kaki memasuki jalan tol; h. larangan penggunaan jalan tol selain untuk kendaraaan bermotor roda empat atau lebih; i. larangan menaikkan dan / atau menurunkan penumpang; j. larangan penggunaan jalan selain untuk kegiatan lalu lintas; k. larangan menarik kendaraan bermotor, kecuali dengan kendaraan derek; l. larangan penggunaan kendaraan angkutan barang untuk mengangkut penumpang; m. pengaturan lalu lintas dalam keadaan darurat. Pasal 2 Pengaturan yang bersifat perintah dan/atau larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dinyatakan dengan rambu perintah, rambu larangan dan marka jalan. Pasal 3 (1) Rambu perintah dan rambu larangan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 harus sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 61 Tahun 1993 tentang Rambu Rambu Lalu Lintas di Jalan. (2) Rambu perintah dan/atau larangan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dipasang di lokasi sebagaimana tercantum dalam lampiran I Peraturan ini.

Pasal 4 (1) Marka jalan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 harus sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 1993 tentang Marka Jalan. (2) Jenis jenis marka jalan yang ditempatkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), sesuai lampiran II Peraturan ini. Pasal 5 (1) Pemasangan rambu lalu lintas dan penempatan marka jalan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 dan pasal 4 harus memenuhi spesifikasi teknis yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat; (2) Rambu lalu lintas dan marka jalan yang dipasang di Jalan Tol sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memiliki spesifikasi teknis yang lebih tinggi dari jalan arteri non-tol. Pasal 6 (1) Untuk keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di jalan tol, pengaturan lalu lintas yang bersifat perintah dan/atau larangan sebagaimana dimaksud pasal 3 dan pasal 4 harus dilengkapi dengan rambu peringatan dan rambu petunjuk serta fasilitas pengendali dan pengaman pemakai jalan. (2) Pemasangan iklan dan sejenisnya di jalan tol dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu fungsi rambu lalu lintas dan marka jalan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). Pasal 7 (1) Pemasangan Rambu lalu lintas dan penempatan marka jalan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 dan pasal 4 harus diselesaikan paling lama 60 (enam puluh) hari sejak tanggal ditetapkan Peraturan ini; (2) Rambu lalu lintas dan marka jalan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mempunyai kekuatan hukum setelah 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pemasangan dan penempatan;

(3) Tanggal pemasangan dan penempatan sebagaimana dimaksud ayat (2) harus diumumkan kepada pemakai jalan oleh PT. (Persero) Jasa Marga; (4) Jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) digunakan untuk memberikan informasi kepada pemakai jalan; (5) Pemberian informasi sebagaimana dimaksud ayat (4) dilakukan melalui media cetak, media elektronika, media lain atau petugas di jalan tol. Pasal 8 Pelanggaran terhadap ketentuan perintah dan/atau larangan yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas dan marka jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan pasal 4, dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku. Pasal 9 (1) Pemasangan rambu rambu lalu lintas dan Penempatan marka jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4, dapat ditinjau kembali, apabila : a. adanya perubahan pengaturan manajemen lalu lintas; b. adanya perubahan geometrik jalan; c. adanya penambahan lajur lalu lintas. (2) PT. (Persero) Jasa Marga wajib melaporkan setiap perubahan sebagaimana dimaksud ayat (1) kepada Direktur Jenderal Perhubungan Darat Pasal 10 Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Jalan melakukan pembinaan dan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan Peraturan ini.

Pasal 11 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 12 Juli 2005 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Ir. ISKANDAR ABUBAKAR, MSc. NIP. 120 092 889 Salinan Peraturan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Menteri Perhubungan; 2. Menteri Pekerjaan Umum; 3. Menteri Hukum dan HAM; 4. Menteri Komunikasi dan Informasi; 5. Jaksa Agung Republik Indonesia; 6. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; 7. Gubernur Propinsi Jawa Barat;

Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor :SK.984/AJ. 401/DRJD/2005 Tanggal : 12 Juli 2005 DAFTAR LOKASI RAMBU LALU LINTAS YANG BERSIFAT PERINTAH DAN/ATAU LARANGAN PADA RUAS TOL CIKAMPEK - PADALARANG ARAH JAKARTA - BANDUNG No RUAS DAUWAN - SADANG (PURWAKARTA UTARA) 1 66 + 200 2 67 + 600 5c 4 68 + 100 12 5 72 + 900 5c 6 74 + 800 12 7 76 + 000 9 5a 8 76s+ 200 Lokasi (Sta) Tabel Rambu Jalan 3 67 + 700 9 5a ARAH KELUAR GERBANG TOL SADANG 9 76s + 600 9 10 76s + 700 12 dari 100 km/jam dan perintah kecepatan minimum yang diwajibkan 60 km/jam. Tambahan KECUALI PETUGAS TRUK KECEPATAN KURANG 60 KM/JAM DILARANG MELEWATI CIPULARANG KELUAR GERBANG SADANG dari 100 km/jam dan perintah kecepatan minimum yang diwajibkan 60 km/jam Perintah lajur atau bagian jalan yang wajib dilewati sesuai dengan arah anak panah dari 40 km/jam DILARANG MENAIKKAN DAN MENURUNKAN PENUMPANG DI DAERAH GERBANG TOL 11 76s + 700 1e Papan Tambahan : BAYAR TOL Perintah lajur atau bagian jalan yang wajib dilewati sesuai dengan arah anak panah 12 76s + 700 8b 13 76s + 700 8c dengan lebar lebih dari 2,50 m dengan tinggi lebih dari 4,20 m 14 76s + 800 6 Larangan Mendahului 15 78s + 500 4a 16 78s + 450 2b Perintah lajur jalan yang wajib dilewati sesuai dengan arah anak panah dan larangan masuk bagi semua kendaraan bermotor.

Tabel Rambu No Lokasi (Sta) Jalan ARAH MASUK GERBANG TOL SADANG 17 78s + 550 4a 18 78s + 540 Larangan masuk bagi semua kendaraan roda tiga 19 78s + 540 3c bermotor roda dua 20 78s + 530 3n Larangan masuk bagi semua kendaraan tidak bermotor 21 78s + 530 3q Larangan masuk bagi sepeda dan becak 22 78s + 520 3r Larangan masuk bagi pejalan kaki 23 78s + 510 8f dengan muatan sumbu lebih dari 10 Ton 24 78s + 450 9 dari 60 km/jam. 25 78s + 400 6 Larangan Mendahului 26 78s + 150 12 DILARANG MEMBAWA PENUMPANG PADA KENDARAAN BAK TEBUKA 27 78s + 100 12 DILARANG MENARIK KENDARAAN DI TOL 28 78s + 000 12 DILARANG MENAIKKAN DAN MENURUNKAN PENUMPANG DI DAERAH GERBANG TOL 29 76s + 700 1e Papan Tambahan : BAYAR TOL 30 76s + 700 8b 31 76s + 700 8c 32 76s + 800 dengan lebar lebih dari 2,50 m dengan tinggi lebih dari 4,20 m Lajur yang wajib dilewati sesuai dengan arah anak panah RUAS SADANG/PURWAKARTA UTARA - PURWAKARTA SELATAN/JATILUHUR 33 76 + 300 9 5a dari 100 km/jam dan perintah kecepatan minimum yang diwajibkan 60 km/jam. 34 76 + 500 4a 35 77 + 100 12 36 77 + 300 12 37 77 + 475 12 DILARANG MEMBUANG BENDA APAPUN DI TOL 38 77 + 800 5c 39 79 + 800 11a 40 79 + 900 9 5a 41 79 + 900 4a Batas akhir kecepatan maksimum 100 km/jam dari

No Lokasi (Sta) Tabel Rambu Jalan 42 80 + 450 12 43 80 + 500 4a 44 80 + 650 12 45 80+ 850 12 DILARANG MEMBUANG BENDA APAPUN DI TOL TRUK KECEPATAN KURANG 60 46 82 + 600 12 KM/JAM DILARANG MELEWATI CIPULARANG KELUAR GERBANG JATILUHUR 47 83 + 150 9 5a dari ARAH KELUAR GERBANG TOL JATILUHUR 48 0J + 800 Perintah lajur atau bagian jalan yang wajib dilewati sesuai dengan arah anak panah 49 0J + 600 9 dari 40 km/jam 50 0J + 500 12 DILARANG MENAIKKAN DAN MENURUNKAN PENUMPANG DI DAERAH GERBANG TOL 51 0J + 500 1e Papan Tambahan : BAYAR TOL 52 0J + 450 5c 53 0J + 200 2b ARAH MASUK GERBANG TOL JATILUHUR 54 OJ + 50 12 55 OJ + 100 12 56 0J + 150 4a 57 0J + 165 58 0J + 165 3c 59 0J + 170 3n 60 0J + 175 3q Larangan berbalik arah bagi kendaraan bermotor. Perintah lajur atau bagian jalan yang wajib dilewati sesuai dengan arah anak panah dan larangan masuk bagi semua kendaraan bermotor. DILARANG MEMBAWA PENUMPANG PADA KENDARAAN BAK TEBUKA DILARANG MENARIK KENDARAAN DI TOL Larangan masuk bagi semua kendaraan roda tiga bermotor roda dua Larangan masuk bagi semua kendaraan tidak bermotor Larangan masuk bagi sepeda dan becak 61 0J + 180 3r Larangan masuk bagi pejalan kaki 62 0J + 180 8f 63 0J + 480 2b dengan muatan sumbu lebih dari 10 Ton Perintah lajur atau bagian jalan yang wajib dilewati sesuai dengan arah anak panah dan larangan masuk bagi semua kendaraan bermotor.

No Lokasi (Sta) Tabel Rambu Jalan DILARANG MENAIKKAN DAN 64 0J + 500 12 MENURUNKAN PENUMPANG DI DAERAH GERBANG TOL 65 0J + 500 1e Papan Tambahan : BAYAR TOL 66 0J + 500 8b 67 0J + 500 8c 68 0J + 700 2b RUAS PURWAKARTA SELATAN/JATILUHUR - PLERED 69 84 + 700 9 5a 70 84 + 900 4a 71 85 + 600 12 72 85 + 800 12 73 85 + 850 74 85 + 900 5c 75 87 + 600 76 90 + 100 5C 77 90 + 900 9 5a 78 91 + 300 4a 79 91 + 700 5c 80 91 + 700 81 92 + 000 12 82 92 + 200 12 RUAS PLERED - CIKALONG WETAN 83 92 + 800 4a 84 92 + 850 9 dengan lebar lebih dari 2,50 m dengan tinggi lebih dari 4,20 m Perintah lajur atau bagian jalan yang wajib dilewati sesuai dengan arah anak panah dan larangan masuk bagi semua kendaraan bermotor. dari TRUK DAN BUS GUNAKAN LAJUR KIRI TRUK DAN BUS GUNAKAN LAJUR KIRI dari TRUK DAN BUS GUNAKAN LAJUR KIRI dari

No Lokasi (Sta) Tabel Rambu Jalan 85 93 + 100 5c 86 95 + 400 4a 87 96 + 100 5c 88 97 + 200 89 97 + 500 9 5a 90 97 + 650 4a 91 98 + 250 12 92 98 + 250 12 93 98 + 650 12 94 99 + 100 5c TRUK DAN BUS GUNAKAN LAJUR KIRI dari tambahan : SEPANJANG TOL DILARANG MEMBUANG BENDA APAPUN DI TOL 95 100 + 000 9 96 101 + 000 4a 97 101 + 700 98 102 + 500 5c RUAS CIKALONG WETAN - PADALARANG BARAT 99 104 + 800 4a 100 105 + 100 12 101 105 + 400 5c 102 107 + 000 9 103 107 + 200 4a 104 108 + 000 12 105 108 + 200 12 dari TRUK DAN BUS GUNAKAN LAJUR KIRI DILARANG MENAIKKAN DAN MENURUNKAN PENUMPANG SEPANJANG TOL dari Papan tambahan : SEPANJANG TOL DILARANG MEMBUANG BENDA APAPUN DI TOL

No Lokasi (Sta) Tabel Rambu Jalan 106 109 + 400 9 5a 107 109 + 700 4a 108 110 + 950 5c 109 112 + 300 4a 110 112 + 500 111 116 + 000 5c 112 117 + 100 12 113 116 + 800 4a 114 116 + 500 9 5a dari TRUK DAN BUS GUNAKAN LAJUR KIRI dari DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Ir. ISKANDAR ABUBAKAR, MSc. NIP. 120 092 889

Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor :SK.984/AJ. 401/DRJD/2005 Tanggal : 12 Juli 2005 Tabel Rambu No Lokasi (Sta) RUAS PADALARANG BARAT - CIKALONG WETAN 1 120+300 DAFTAR LOKASI RAMBU LALU LINTAS YANG BERSIFAT PERINTAH DAN/ATAU LARANGAN PADA RUAS TOL CIKAMPEK - PADALARANG ARAH BANDUNG - JAKARTA 2 120 + 250 4a 3 120 + 200 9 5a 4 119 + 500 12 5 119 + 000 5c 6 116 + 050 5c 7 115 + 700 9 5a 8 112 + 300 4a 9 111 + 900 9 5a 10 110 + 955 5c 11 109 + 800 4a 12 106 + 000 9 5a 13 105 + 500 5c 14 105 + 200 12 15 105 + 000 12 16 105 + 100 4a 17 104 + 900 4a 18 104 + 800 12 Perintah lajur atau bagian jalan yang wajib dilewati sesuai dengan arah anak panah Larangan berbalik arah Papan Tambahan : KECUALI PETUGAS Larangan berbalik arah Papan Tambahan : KECUALI PETUGAS DILARANG MEMBUANG BENDA APAPUN DI TOL DILARANG MENAIKKAN DAN MENURUNKAN PENUMPANG SEPANJANG TOL

No Lokasi (Sta) Tabel Rambu RUAS CIKALONG WETAN - PLERED 19 102 + 800 9 5a 20 102 + 520 5c 21 101 + 100 4a 22 99 + 600 12 DILARANG MENAIKKAN DAN MENURUNKAN PENUMPANG SEPANJANG TOL 23 99 + 100 5c 24 98 + 500 4a 25 98 + 700 9 5a 26 98 + 450 4a 27 97 + 850 12 28 97 + 650 12 DILARANG MEMBUANG BENDA APAPUN DI TOL 29 97 + 450 12 30 96 + 100 5c 31 95 + 700 4a 32 95 + 200 9 5a RUAS PLERED - PURWAKARTA SELATAN 33 94 + 000 5b Batas akhir kecepatan minimum yang diwajibkan 60 km/jam 34 93 + 950 12 TRUK GUNAKAN LAJUR KIRI 35 93 + 900 12 TRUK DILARANG MENDAHULUI 36 92 + 900 12 TRUK KECEPATAN MAKSIMUM 60 KM/JAM 37 92 + 850 9 60 km/jam dengan papan tambahan : TRUK 38 92 + 600 5c 39 92 + 200 4a 40 92 + 000 9 60 km/jam dengan papan tambahan : TRUK 41 91 + 350 5c Batas akhir kecepatan minimum yang 42 89 + 900 5b diwajibkan 60 km/jamm dengan papan tambahan : TRUK

No Lokasi (Sta) Tabel Rambu 43 89 + 950 9 5a 44 88 + 125 12 45 88 + 00 9 5a 46 87 + 880 5c 47 87 + 400 9 5a 48 86 + 900 5c 49 84 + 800 9 5a ARAH KELUAR/ MASUK GERBANG TOL JATILUHUR 50 84+700 (OJ + 800) Lajur yang wajib dilewati sesuai dengan Masuk dari arah arah anak panah 51 BANDUNG KE 9 JATILUHUR 40 km/jam 52 OJ + 000 Lajur yang wajib dilewati sesuai dengan Masuk dari arah arah anak panah 53 JATILUHUR KE 9 JAKARTA 40 km/jam RUAS PURWAKARTA SELATAN - PURWAKARTA UTARA 54 83 + 350 9 5a 55 83 + 150 4a Tambahan : SEPANJANG TOL KECUALI DARURAT 56 82 + 100 12 57 82 + 400 12 58 82 + 200 12 DILARANG MEMBUANG BENDA APAPUN DI TOL 59 80 + 700 9 5a 60 80 + 525 5c Tambahan KECUALI PETUGAS 61 79 + 800 11a Batas akhir kecepatan maksimum 100 km/jam 62 79 + 150 9 5a 63 78 + 950 4a 64 78 + 350 12 65 78 + 150 12 66 77 + 950 12 67 77 + 725 5c 100 km/jam dan perintah kecepatan Tambahan : SEPANJANG TOL KECUALI DARURAT DILARANG MEMBUANG BENDA APAPUN DI TOL

Tabel Rambu No Lokasi (Sta) ARAH KELUAR/MASUK GERBANG TOL SADANG Lajur yang wajib dilewati sesuai dengan 68 76s + 200 arah anak panah Masuk dari arah 69 BANDUNG KE SADANG 9 40 km/jam Lajur yang wajib dilewati sesuai dengan 70 76s+ 800 arah anak panah Masuk dari arah 71 SADANG KE JAKARTA 9 40 km/jam RUAS SADANG/PURWAKARTA UTARA - DAWUAN 119 76 + 000 9 5a 120 75 + 600 12 121 75 + 500 12 122 72 + 950 5c 123 70 + 300 5c 124 69 + 500 9 5a 100 km/jam dan perintah kecepatan Tambahan KECUALI PETUGAS 100 km/jam dan perintah kecepatan 125 68 + 500 4a 126 68 + 400 Papan Tambahan : SEPANJANG TOL Perintah lajur atau bagian jalan yang wajib dilewati sesuai dengan arah anak panah DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Ir. ISKANDAR ABUBAKAR, MSc. NIP. 120 092 889

Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor :SK.984/AJ. 401/DRJD/2005 Tanggal : 12 Juli 2005 DAFTAR MARKA YANG BERSIFAT PERINTAH DAN/ATAU LARANGAN PADA RUAS TOL CIKAMPEK - PADALARANG No Lokasi (STA-STA) Bentuk Marka 1 Seluruh ruas jalan Garis Utuh Warna Putih Sebagai Pemisah Jalur/Lajur Larangan bagi kendaraan melintasi garis tersebut 2 Seluruh ruas jalan Garis Utuh dan Garis Putus - Putus Sebagai Pemisah Jalur/Lajur Arus lalu lintas dekat marka utuh dilarang melintasi garis ganda tersebut 3 Seluruh ruas jalan 4 Sebelum Persimpangan (dengan ruas utama, jalan akses, rest area, dll) Garis Utuh Warna Kuning/Putih Tanda Panah Warna Putih Tepi kanan jalan Pada lajur kanan Dilarang berhenti pada daerah yang dibatasi marka membujur warna kuning/putih Perintah untuk lalu lintas yang akan berjalan lurus 5 Sebelum Persimpangan (dengan ruas utama, jalan akses, rest area, dll) Tanda Panah Warna Putih Pada lajur kiri Perintah untuk lalu lintas yang akan belok kiri 6 Memasuki lajur pendakian a. Arah Jakarta - Bandung 1) 84 + 250 2) 85 + 350 3) 91 + 500 4) 97 + 100 5) 101 + 700 6) 112 + 500 7) 113 + 500 8) 114 + 600 b. Arah Bandung - Jakarta 1) 108 + 200 Tulisan Bus Truk dan Tanda Panah Warna Putih Lajur paling kiri Perintah untuk bus dan truk untuk bersiap memasuki lajur pendakian khusus bus dan truk 7 Lajur Pendakian a. Arah Jakarta - Bandung 1) 84 + 450-85 + 000 2) 85 + 550-88 + 400 3) 91 + 700-92 + 200 4) 97 + 300-98 + 700 5) 101 + 700-102 + 200 6) 112 + 700-113 + 100 7) 113 + 700-114 + 000 8) 114 + 800-115 + 100 b. Arah Bandung - Jakarta 1) 108 + 000-107 + 300 Tulisan Bus Truk Warna Putih (pengulangan sesuai jarak lajur pendakian) Lajur paling kiri pada jalur dengan 3 lajur Perintah untuk bus dan truk menggunakan lajur pendakian khusus bus dan truk 8 Lajur Pendakian a. Arah Jakarta - Bandung 1) 84 + 800 2) 88 + 200 3) 92 + 000 4) 98 + 500 5) 102 + 000 6) 112 + 900 7) 113 + 800 8) 114 + 900 b. Arah Bandung - Jakarta 1) 107 + 500 Tulisan Bus Truk dan Tanda Panah Warna Putih Lajur pendakian Perintah untuk bus dan truk untuk bersiap keluar lalur pendakian khusus bus dan truk 9 Lajur Khusus Truk 93 + 500-89 + 900 (arah Bandung - Jakarta) Tulisan Truk Warna Putih Lajur paling kiri Perintah untuk truk menggunakan lajur khusus truk

No Lokasi (STA-STA) Bentuk Marka 10 Persimpangan dengan ruas utama, jalan akses, rest area, dll Cheron Warna Putih Diujung penghalang pada saat arus memisah (Dierging) dilengkapi dengan Rambu Perintah Tabel II B ( dan ) Dilarang melewati atau berhenti diatas marka cheron kecuali petugas dan dalam keadaan darurat 11 Pertemuan persimpangan dengan ruas utama, jalan akses, rest area, dll Cheron Warna Putih Diujung penghalang pada saat arus bergabung (Merging) Dilarang melewati atau berhenti diatas marka cheron kecuali petugas dan dalam keadaan darurat 12 Pertemuan persimpangan 2 lajur tanpa pemisah jalur (Median) Cheron Warna Putih Diujung penghalang pada saat arus lalu lintas dua arah tak Dilarang melewati atau terbagi. Dilengkapi berhenti diatas marka dengan Rambu cheron kecuali petugas Perintah Tabel II B () dan dalam keadaan darurat dan Rambu Larangan Tabel II A (2b). DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Ir. ISKANDAR ABUBAKAR, MSc. NIP. 120 092 889

Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor :SK.984/AJ. 401/DRJD/2005 Tanggal : 12 Juli 2005 DAFTAR LOKASI ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS PADA RUAS TOL CIKAMPEK - PADALARANG NO. RUAS LOKASI (KM) JENIS PERSIMPANGAN 1 2 3 4 1 Simpang Empat Gerbang Tol Sadang - Sadang - Jalan Arteri Cikampek - Purwakarta 785 + 600 Simpang Empat ke Cikampek Ke Gerbang Tol Sadang ke Sadang ke Purwakarta 2 Simpang Tiga Gerbang Tol Jatiluhur - Jalan Arteri Purwakarta - Padalarang 0J + 000 Simpang Tiga Ke Gerbang Tol Jatiluhur Ke Purwakarta Ke Padalarang DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Ir. ISKANDAR ABUBAKAR, MSc. NIP. 120 092 889