BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang andal. Kualitas SDM sangat penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu,

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik berada dalam

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM DI SMP MUHAMMADIYAH 7 BAJANG MLARAK PONOROGO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

الل ه ك ث ير ا BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk merubah tingkah laku ke arah yang baik. Tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat komplek, dimulai dari sistem pendidikan yang berubah-ubah ketika

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Allah swt berfirman dalam Q.S. al-hujuraat ayat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

PENGAJIAN RAMADAN 1435 H PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karakter manusia pada dasarnya sudah dijamin oleh Allah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al- terutama bidang kerohanian. Disana Al-Quran merupakan pedoman pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan. berkualitas dan mempunyai kelebihan dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menggunakan fitrah tersebut manusia belajar dari keluarga, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena dengan pendidikan dapat membentuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam

BAB V PEMBAHASAN. A. Kemampuan Membaca Al Qur an Siswa di MAN se-kabupaten Blitar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

BAB I PENDAHULUAN. peluang sebesar-besarnya kepada setiap anak Indonesia, untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selanjutnya mampu membekali

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan segala potensinya sehingga mencapai kualitas diri yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman kualitas hidup serta cara berpikir seseorang akan jauh lebih

HALAMAN PERSEMBAHAN. karya tulis ini untuk: Bapak Ibuku yang telah menumbuhkembangkanku. Para Guruku yang telah ikhlas mendidikku

PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan zaman saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. mengartikan pendidikan tertulis the education is the development of knowledge, skill,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan secara mendasar, karena membawa kepada perubahan individu sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sejumlah pengalaman dari seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di masa sekarang dan masa mendatang sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi kehidupan manusia saat ini, pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya membimbing, mendidik, dan mengarahkan ke arah yang ingin dicapai, tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal haruslah dengan membiasakan diri melakukan kebaikan. Sejalan dengan Undang-undang no. 23 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah agar manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Maksudin, 2013: 46). Sedangkan menurut Sayyid Qutb, tujuan pendidikan adalah melahirkan manusia Qur ani, yakni manusia yang mengaktualisasikan ayat-ayat Allah, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis ke dalam kehidupan sehari-hari (Raharjo, 2000 : 137). Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. (Narwanti, 2011 : 14). Pendidikan juga merupakan proses pendewasaan diri baik baik dalam aktifitas berpikir, maupun berprilaku. proses ini dapat 1

2 berlangsung dalam institusiformal, informal, dan atau non formal. Dalam banayak hal proses ini melibatkan pihak lain, baik dalam bentuk physical figure maupun hasil cipta, rasa dan karsa yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dalam konteks proses pendidikan harus didasarkan pada al-qur an dan al-hadits (Raharjo, 2000 : 137). Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan masalah pendidikan ini tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan masyarakat. Di mana salah satu tujuan pendidikan adalah pembentukan akhlak. Pendidikan akhlak seharusnya dimulai dalam keluarga, sejak waktu kecil anak-anak di arahkan dan dibimbing dengan kebiasaan yang baik. Seorang anak merupakan sosok individu yang perlu dilatih dan dibina untuk dipersiapkan menjadi manusia yang kokoh imannya serta berakhlak mulia, untuk itu wajib ditanamkan kepadanya dasar-dasar keimanan ajaran-ajaran Islam dan nilai-nilai kemuliaan akhlak. Akhlak merupakan gerakan di dalam jiwa seseorang yang menjadi sumber perbuatannya yang bersifat alternatif baik atau buruk, sesuai dengan pengaruh pendidikan yang diberikan kepadanya. Akhlak merupakan budi pekerti, perangai, tingkah laku (tabiat) dan adat kebiasaan (Hasan, 1982 : 10). Akhlak Islam merupakan tata nilai bersifat samawi dan azali, yang mewarnai cara berpikir, bersikap dan bertindak seorang muslim terhadap dirinya, Allah dan Rasul-Nya, terhadap

3 sesama dan terhadap alam lingkungannya. Tujuan pokok pendidikan akhlak adalah agar setiap orang berbudi pekerti (berakhlak), bertingkaj laku (tabiat), berperangai atau beradab istiadat yang baik, yang sesuai dengan ajaran Islam (Hasan, 1982 : 11). Dalam dunia pendidikan orang tua dan guru memiliki peran yang sangat besar untuk mendidik dengan baik. keteladanan dan kebiasaan seorang pendidik memiliki pengaruh kepada peserta didik. Pendidikan bertujuan untuk memberi perubahan, sebagaimana diketahui bahwa pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja terencana yang dilaksanakan oleh orang dewasa yang memiliki ilmu dan keterampilan pada anak didik, demi terciptanya manusia sempurna yang berkarakter atau insan kamil (Wibowo, 2012 : 18). Pendidikan akhlak termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan akhlak sendiri bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang (Wiyani, 2012 : 11-12). Namun permasalahannya, pendidikan akhlak selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan seharihari di masyarakat (Wiyani, 2012 : 12) sehingga pada zaman sekarang ini

4 masih banyak peserta didik yang belum memiliki nilai-nilai pendidikan akhlak, meskipun telah melakukan pendidikan di sekolah. Kurangnya penerapan pendidikan akhlak pada anak mengakibatkan banyaknya karakter bangsa yang rusak seperti: meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, membudayanya ketidakjujuran, sikap fanatik terhadap kelompok, rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, semakin hilangnya moral baik, penggunaan bahasa yang buruk, meningkatnya perilaku merusak diri seperti penggunaan narkoba, alkohol, dan seks bebas, rendahnya rasa tanggung jawab sebagai individu dan sebagai warga negara, menurunnya etos kerja, dan adanya rasa saling curiga dan kurangnya kepedulian diantara sesama (Wibowo, 2012 : 16). Furqan menegaskan bahwa terdapat beberapa faktor penyebab merendahnya pendidikan akhlak yakni pertama, sistem pendidikan yang kurang menekankan pembentukan akhlak, tetapi lebih menekankan pada pengembangan intelektual dan kedua, kondisi lingkungan yang kurang mendukung pembangunan karakter yang baik (Majid, 2012 : 54). Dalam proses pembentukan akhlak, banyak hal yang harus diperhatikan teutama kesucian jiwa atau hati seseorang. hati seseorang sangatlah berpengaruh. Al-Ghazali, berkaitan dengan pentingnya hati dalam menentukan karakter seseorang menegaskan: Hati adalah sebagai tanah, sedang keimanan adalah sebagai benih yang ditanan di situ. Ketaatan adalah berjalan menurut arah dan arusnya hati, serta yang disalurkan. Adapun hati yang sudah terjerumus dalam kelezatan duniawiyah dan sudah berkecimpung dalam segala kemaksiatannya, dapat diumpamakan sebagai tanah

5 yang tandus dan tidak meungkin lagi ditanam benih, sebab sudah tidak subur lagi, untuk itu benih-benih yang ditanam pasti tidak akan pulang. Hati menetukan baik dan buruknya karakter anak didik, Kealiman dan keselamatan seseoarang tergantung pada keselamatan dan kebaikan hatinya. Said Hawa berdasar surah al-qur an ayat 124-125, menegaskan bahwa ajaran dari al-qur an tidak dapat disentuhkan kepada anak didik menjadi menyatu dengan kepribadiannya ketika hati mereka ada penyakitnya. Perhatikanlah, bahwa ayat tersebut dikaitkan dengan mereka yang di dalam hatinya ada penyakit, yang semestinya ayat tersebut dapat menambah keimanan, tetapi justru memperparah penyakit hati mereka. dengan demikian jika kita ingin mempersentuhkan al- Qur an secara benar dengan hati manusia agar hati bisa mengambil manfaat dari al-qur an tersebut, maka kita harus mengobati hati tersebut telebih dulu dengan menjadikannya sebagai hati yang beriman secara tulus. Dengan demikian, mensucikan atau mendidik hati merupakan titik awal yang harus dilakukan sebelum mendidik karakter, karena seseorang akan sulit menanamkan pendidikan karakter pada anak didik yang hatinya masih sakit (Suparlan, 2015 : 2-3). Dalam Islam, tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan adalah membentuk manusia yang baik lahir dan batinnya. Manusia yang memiliki kecerdasan intelektual dan spiritual. Tujuan seperti ini tidak akan tercapai tanpa adanya sistem dan proses pendidikan yang baik. Dalam Islam terdapat tiga nilai utama yaitu akhlak, adab, dan keteladanan.

6 Akhlak merujuk kepada tugas dan tanggung jawab selain syari ah dan ajaran Islam secara umum. Sedangkan term adab merujuk kepada sikap yang dihubungkan dengan tingkah laku yang baik. Dan keteladanan merujuk kepada kualitas karakter yang ditampilkan oleh seorang muslim yang baik yang mengikuti keteladanan Rasulullah SAW. ketiga nilai tersebut yang menjadi pilar pendidikan karakter dalam Islam (Majid, 2012 : 58). Sebagai umat muslim, manusia diperintahkan untuk selalu taat dan mengikuti ajaran Rasulullah saw. Rasulullah saw adalah Nabi utusan Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak manusia. Sebagaimana yang terdapat dalam ayat. و إ ن ك ل ع ل ى خ ل ق ع ظ ي م Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur. (QS. Al-Qalam:4) Rasulullah saw seorang Rasul yang ummi yakni Rasul yang tidak dapat membaca dan menulis, namun Rasul lebih cerdas daripada orang biasa. Rasulullah saw merupakan suri teladan bagi ummat manusia. Sebagaimana yang terdapat dalam ayat berikut: ل ق د ك ان ل ك م ف ي ر س ول الل ه أ س و ة ح س ن ة ل م ن ك ان ي ر ج و الل ه و ال ي و م الا خ ر و ذ ك ر الل ه ك ث ير ا. Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (QS. Al-Ahzab:22)

7 Dalam kitab al-adāb al-nabawiyyah fī al-a māl al-yaumiyyah terdapat banyak etika keseharian Rasulullah saw yang dapat menumbuhkan sebuah nilai akhlak yang dapat diterapkan kepada peserta didik. kitab al-adāb al-nabawiyyah fī al-a māl al-yaumiyyah merupakan kitab yang berisikan seratus hadits mengenai adab Rasulullah saw. kitab al-adab al-nabawiyyah fi al-a mal al-yaumiyyah merupakan karya dari Ahmad Badawi. Ahmad Badawai adalah seorang ulama Muhammadiyah yang menguasai ilmu agama dari sumbernya yang asli, dan Ahmad Badawi terkenal sebagai ulama yang ahli dibidang ilmu nahwu, sharaf dan seni kaligrafi (http://www.bloganhar.blogspot.com). Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengkaji nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab al-ᾱdab al-nabawiyyah fī al-a māl al- Yaumiyyah bagian mensucikan jiwa. Pada bagian ini merupakan proses menyucikan hati dan juga menghasilkan nilai-nilai karakter. B. Rumusan Masalah 1. Apa saja nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam kitab aladāb al-nabawiyyah fī al-a māl al-yaumiyyah tentang mensucikan jiwa? 2. Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam kitab al-adāb al-nabawiyyah fī al-a māl al-yaumiyyah tentang mensucikan jiwa bagi praktek pendidikan Islam? C. Tujuan Penelitian

8 Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sesuai dengan yang dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui nilai-nilai karakter yang terdapat dalam kitab alādab al-nabawiyyah fī al-a māl al-yaumiyyah. 2. Untuk mengetahui relevansi nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam kitab al-ādab al-nabawiyyah fī al-a māl al-yaumiyyah bagi praktek pendidikan Islam. D. Kegunaan Penelitian 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan dan memberikan kontribusi yang berharga bagi upaya orang tua dan pendidik dalam meningkatkan kualitas mendidik anak. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan kepada para guru atau orang tua untuk dapat menjadikan acuan sebagai pendidik, agar dapat menumbuhkan karakter anak menjadi lebih baik. E. Sistematika Pembahasan Untuk memberi arah yang tepat dan tidak memperluas objek penelitian, maka penulis menetapkan sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab pertama, merupakan bab pendahuluan, pendahuluan ini merupakan langkah awal dari penelitian yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

9 Bab kedua, memuat uraian tentang tinjauan pustaka dan kerangka teori yang relevan dan terkait dengan judul. Bab ketiga, memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan, mencakup jenis penelitian, sumber penelitian, metode pengumpulan data serta analisis data yang digunakan. Bab keempat, merupakan hasil dan pembahasan. Pada bab ini menguraikan tentang riwayat hidup KH. Ahmad Badawi yakni memaparkan biografi KH. Ahmad Badawi secara umum yang meliputi riwayat kehidupan, pendidikan, serta karya-karyanya. Hal ini bermaksud untuk memperoleh kelengkapan informasi. Selanjutnya, berisi tentang nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam kitab al-adāb an- Nabawiyyah fī al-a māl al-yaumiyyah tentang mensucikan jiwa. Kemudian, dilanjutkan tentang relevansi nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam kitab al-adab an-nabawiyyah fi al-a mal al- Yaumiyyah tentang mensucikan jiwa dalam praktek pendidikan Islam. Bab kelima, merupakan bagian penutup yang berisi kesimpulan, saran-saran, dan kata penutup.