BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 58 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2001

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETERTIBAN JALAN, FASILITAS UMUM DAN JALUR HIJAU

PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTERAMAN DAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN MASYARAKAT

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG KETERTIBAN DAN KETENTERAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 51 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 6

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM DI KABUPATEN LAMONGAN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KETERTIBAN, KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN ( K3 )

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KETERTIBAN UMUM

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 18 TAHUN 1999 T E N T A N G KETERTIBAN DAN KEBERSIHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG KEBERSIHAN, KEINDAHAN, KETERTIBAN DAN KESEHATAN UMUM

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 29 TAHUN 2003 T E N T A NG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PEMERINTAH KOTA MADIUN

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KETERTIBAN UMUM DAN KETENTERAMAN MASYARAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENERTIBAN TERNAK

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KETERTIBAN UMUM

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

KETERTIBAN, KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN (K-3)

WALIKOTA DENPASAR PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 13 TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA,

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

a. bahwa Pemerintah Kota memiliki kewajiban untuk melindungi masyarakat serta memelihara ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN KETERTIBAN UMUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 49 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 02 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KETERTIBAN UMUM DAN KETENTERAMAN MASYARAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 05 TAHUN 2001 TENTANG PELAKSANAAN MANAJEMEN LALU LINTAS JALAN DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA

BUPATI LUWU TIMUR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG KEBERSIHAN, KEINDAHAN, KETERTIBAN, DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

BUPATI KLUNGKUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 13 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENERTIBAN PEMELIHARAAN HEWAN TERNAK

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN MASYARAKAT

WALIKOTA BIMA PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA METRO. Tahun 2010 Nomor 05 PERATURAN DAERAH KOTA METRO NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG KETERTIBAN, KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENERTIBAN HEWAN TERNAK DALAM WILAYAH KABUPATEN KONAWE SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 25 TAHUN 2002 T E N T A N G KETERTIBAN DAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN DALAM WILAYAH KABUPATEN BULUNGAN

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 02 TAHUN 2005 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG JARINGAN UTILITAS TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 40 TAHUN 2005

Perda No. 6 / 2002 tentang Izin Pemakaian Tanah Pengairan atau Tanah Jalan Kabupaten Magelang. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2002

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 7 TAHUN 2006 SERI : C NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KETERTIBAN LINGKUNGAN

BUPATI NABIRE PERATURAN DAERAH KABUPATEN NABIRE NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NABIRE,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 06 TAHUN 2007 TENTANG USAHA PETERNAKAN DAN PENERTIBAN TERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KETERTIBAN UMUM

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2006

BUPATI BELITUNG, PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG KETERTIBAN UMUM

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 33 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2005 SERI E NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KETERTIBAN UMUM DAN KETENTERAMAN MASYARAKAT

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTERAMAN DAN KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 238 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, menegaskan bahwa Perda dapat memuat ketentuan tentang pembebanan biaya paksaan penegakan/pelaksanaan Perda seluruhnya atau sebagian kepada pelanggar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. bahwa agar ketentuan sanksi dalam Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 9 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Ketenteraman dan Ketertiban Umum dapat berlaku efisien, efektif dan memiliki kepastian hukum, maka Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 9 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Ketenteraman dan Ketertiban Umum, perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 9 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Ketenteraman dan Ketertiban Umum; 1

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4270); 4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025); 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5145); 2

9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur Satuan Polisi Pamong Praja (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 705); 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Luwu Timur Tahun 2014 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Luwu Timur Tahun Nomor 80). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR dan BUPATI LUWU TIMUR MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTERAMAN DAN KETERTIBAN UMUM. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 9 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Ketenteraman dan Ketertiban Umum (Lembaran Daerah Kabupaten Luwu Timur Tahun 2014 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 86) diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan Pasal 45 ditambahkan 1 (satu) ayat, sehingga Pasal 45 berbunyi sebagai berikut: Pasal 45 (1) Setiap orang dan badan, dilarang: a. menyelenggarakan dan/atau melakukan praktek pengobatan tradisional; 3

b. memproduksi atau mengedarkan obat tradisional, kosmetik atau sediaan farmasi lainnya yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat dan mutu; dan c. menyimpan dan menjual obat-obatan ilegal dan/atau obat palsu. (2) Penyelenggaraan praktek pengobatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan apabila memenuhi syarat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dengan terlebih dahulu mendapat izin dari pejabat yang ditunjuk. (3) Setiap orang dan/atau badan dilarang memproduksi atau mengedarkan atau menjual rokok tanpa label cukai atau rokok dengan label cukai palsu. 2. Ketentuan BAB XX Pasal 58 diubah dan ditambahkan 11 (sebelas belas) ayat dan di antara Pasal 58 dan Pasal 59 disisipkan 6 (enam) Pasal yakni Pasal 58A, Pasal 58B, Pasal 58C, Pasal 58D, Pasal 58E, dan Pasal 58F, sehingga berbunyi sebagai berikut: BAB XX Sanksi Administrasi Bagian Kesatu Pembebanan Biaya Paksaan Penegakan Peraturan Daerah Pasal 58 (1) Setiap orang dan/atau badan hukum yang melakukan perbuatan melanggar tertib jalan berupa: a. menambah, mengubah dan/atau merusak marka jalan dan badan jalan daerah paling banyak Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu b. mengambil, memindahkan, membuang, dan merusak tanda peringatan, pot bunga, pipa air, pipa gas, kabel listrik, papan nama jalan, lampu penerangan jalan, dan alat sejenis yang telah dipasang oleh pihak yang berwenang dikenakan pembebanan Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu c. berjualan atau berdagang, menyimpan atau menimbun barang di badan/bahu jalan dan di tempat lain yang tidak sesuai dengan peruntukannya dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu d. mencuci kendaraan bermotor dan menyimpan kendaraan bermotor di badan jalan dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu 4

e. memasang tenda untuk hajatan di atas badan jalan sehingga mengganggu aktivitas lalu lintas jalan tanpa mendapatkan izin dari Bupati atau Pejabat yang berwenang dikenakan pembebanan Rp1.000.000,00 (satu juta f. memasang portal penghalang jalan Daerah, membuat speed bump pada jalan umum tanpa mendapatkan izin dari Bupati atau Pejabat yang berwenang dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta g. melakukan kegiatan balapan liar di jalan umum yang dapat mengganggu ketertiban serta membahayakan keselamatan orang lain daerah paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta h. mengotori dan/atau merusak jalan akibat dari suatu kegiatan proyek maupun kegiatan perorangan dikenakan pembebanan Rp10.000.000,00 (sepuluh juta i. membakar sampah/kotoran atau benda lain di jalan maupun di bahu jalan dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu j. membongkar, memotong, merusak, menambah dan/atau membuat tidak berfungsi pagar pengaman jalan dikenakan banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta k. membuang sampah di jalan selain di tempat yang telah ditentukan daerah paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu l. merusak pagar pemisah jalan dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta m. menempatkan dan/atau membiarkan kendaraan rongsokan dalam keadaan rusak, memperbaiki dan mengecat kendaraan di jalan daerah paling banyak Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu n. memasang perangkat/alat yang dapat mengganggu fungsi jalan daerah paling banyak Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu o. melakukan kegiatan yang menyebabkan air menggenangi jalan yang dapat mengganggu kelancaran lalu lintas di jalan dikenakan banyak Rp1.000.000,00 (satu juta 5

p. menggunakan trotoar dan/atau badan jalan sebagai tempat parkir kendaraan dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu dan q. memasang leaflet, brosur, spanduk, alat peraga kampanye pemilu, dan/atau reklame lainnya pada jembatan di sepanjang jalan daerah paling banyak Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah). (2) Setiap orang dan/atau badan hukum yang melakukan perbuatan melanggar tertib angkutan jalan dan angkutan sungai berupa: a. mengangkut bahan berdebu dan bahan berbau busuk dengan menggunakan alat angkutan yang terbuka dikenakan banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu b. menyelenggarakan angkutan material tanah, pasir, batu dan/atau limbah kayu tanpa izin Bupati atau Pejabat yang ditunjuk daerah paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta c. berjalan di luar ruas jalan yang telah ditetapkan atau berhenti di luar tempat pemberhentian yang telah ditetapkan bagi angkutan umum dan sejenisnya dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu d. berjalan di luar ruas jalan yang telah ditetapkan bagi pengendara roda dua, roda tiga, roda empat, dan sejenisnya dikenakan banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu e. membuat keramba, rakit, dan/atau angkutan penyeberangan lainnya di sepanjang jalur sungai (water way) tanpa izin pejabat yang ditunjuk dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu f. melakukan pengaturan lalu lintas pada persimpangan jalan, tikungan atau tempat berbalik arah tanpa kewenangan dikenakan banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu g. melakukan pungutan uang terhadap kendaraan pribadi, kendaraan umum maupun angkutan barang yang melintas di jalan tanpa kewenangan dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu dan h. tidak menyediakan tempat sampah dan kantong plastik di dalam kendaraan dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah). 6

(3) Setiap orang dan/atau badan hukum yang melakukan perbuatan melanggar tertib jalur hijau, taman, dan tempat umum berupa: a. melakukan perbuatan atau tindakan dengan alasan apapun yang berakibat terjadi kerusakan pagar taman, jalur hijau atau taman serta kelengkapannya dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta b. mengalihkan fungsi jalur hijau, taman dan tempat umum tanpa perintah jabatan dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah Rp5.000.000,00 (lima juta c. berjualan atau berdagang, menyimpan atau menimbun barang di jalur hijau, taman dan tempat umum yang tidak sesuai dengan peruntukkannya tanpa izin dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk daerah paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta d. melakukan pemangkasan/penebangan pohon/tanaman, atau ranting pohon/tanaman yang tumbuh di sepanjang jalan, jalur hijau, dan taman tanpa perintah jabatan dikenakan pembebanan Rp500.000,00 (lima ratus ribu e. mendirikan bangunan yang dapat mengakibatkan berubahnya fungsi jalur hijau, taman, dan tempat umum dikenakan banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta f. membakar sampah di jalur hijau, taman, dan tempat umum daerah paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu dan g. memasang leaflet, brosur, spanduk, alat peraga kampanye pemilu dan/atau reklame lainnya di sepanjang jalan, jalur hijau, dan taman tanpa izin dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk daerah paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah). (4) Setiap orang dan/atau badan hukum yang melakukan perbuatan melanggar tertib sungai, danau, drainase, kolam, dan pesisir pantai berupa: a. mendirikan bangunan tempat tinggal dan/atau tempat usaha di atas drainase, sungai dan bantaran sungai serta dalam kawasan waduk dan danau tanpa izin Bupati atau Pejabat yang ditunjuk daerah paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta b. memasang/menempelkan kabel atau pipa di bawah atau melintasi drainase, sungai dan di dalam kawasan waduk dan danau tanpa izin Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dikenakan pembebanan Rp500.000,00 (lima ratus ribu 7

c. memasang/menempatkan keramba ikan di dalam sungai, waduk dan danau tanpa izin Bupati atau Pejabat yang ditunjuk daerah paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta d. menutup drainase dan/atau gorong-gorong tanpa perintah jabatan daerah paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta e. membuang/memasukkan limbah B3 atau zat kimia berbahaya pada sumber air mengalir atau tidak seperti sungai, drainase, jaringan air kotor, saluran air minum, sumber mata air, kolam air minum, danau dan sumber mata air lainnya dikenakan banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta f. melakukan aktifitas tambang mineral bukan logam dan batuan yang berpotensi merusak lingkungan sungai dan/atau danau dan mengancam keselamatan warga di sekitar sungai dan/atau danau tanpa izin Bupati atau Pejabat yang berwenang dikenakan banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta g. mengubah aliran sungai, mendirikan, mengubah atau membongkar bangunan di dalam atau melintas sungai, mengambil dan menggunakan air sungai untuk keperluan usaha komersil tanpa izin Bupati atau Pejabat yang berwenang dikenakan banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta h. mempersempit, mengurug drainase dan selokan dengan tanah atau benda lainnya sehingga mengganggu kelancaran air ke sungai atau saluran pembuangan dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu i. membuang bangkai hewan/sampah di dalam drainase atau sungai daerah paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu j. mandi, membersihkan angggota badan, mencuci pakaian, kendaraan atau benda dan/atau memandikan hewan di air mancur, kolam dan/atau tempat kelengkapan keindahan kota daerah paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu k. mengambil air dari air mancur, kolam kelengkapan keindahan kota dan tempat lainnya yang sejenis dikenakan pembebanan Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu 8

l. mengambil, memindahkan atau merusak tutup selokan atau saluran air lainnya serta komponen bangunan pelengkap jalan dan/atau fasilitas umum dan fasilitas sosial tanpa perintah jabatan dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta m. menangkap ikan dan hasil perikanan lainnya dengan menggunakan, bahan kimia, bahan peledak atau bahan/alat yang dapat merusak fungsi kelestarian lingkungan di pesisir pantai atau sungai atau Danau dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta n. melakukan penambangan pasir laut, dan terumbu karang yang dapat merusak fungsi kelestarian lingkungan biota laut di pesisir pantai dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta dan o. menebang atau merusak kawasan bakau (mangrove) dikenakan banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah). (5) Setiap orang dan/atau badan hukum yang melakukan perbuatan melanggar tertib lingkungan berupa: a. membiarkan hewan peliharaan berkeliaran di lingkungan permukiman dan tempat umum dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu b. membangun di sepanjang jalur hijau, taman, dan tempat umum tanpa izin Bupati dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta c. melakukan kegiatan/usaha di sepanjang jalur hijau, taman, dan tempat umum lainnya tanpa izin Bupati dikenakan pembebanan Rp5.000.000,00 (lima juta d. mencorat-coret, menulis, melukis, menempel iklan di dinding atau di tembok halte, tiang listrik, pohon, dan fasilitas umum lainnya daerah paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta e. membuang, menumpuk dan membakar sampah dan/atau barang di jalur hijau, taman, dan tempat lainnya yang dapat merusak keindahan dan kebersihan lingkungan dikenakan pembebanan Rp500.000,00 (lima ratus ribu 9

f. merusak prasarana dan sarana umum pada saat berlangsungnya penyampaian pendapat, unjuk rasa dan/atau pengerahan massa daerah paling banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta g. membuang benda dan/atau sarana yang digunakan pada saat penyampaian pendapat, unjuk rasa, pengerahan massa, dan rapat umum di jalan, jalur hijau, dan tempat umum lainnya dikenakan banyak Rp5.000.000,00 (lima juta h. mendirikan dan mengoperasionalkan tempat yang digunakan untuk melakukan kegiatan permainan yang berindikasi dan/atau mengarah kepada permainan peruntungan dan/atau perjudian daerah paling banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta i. membuat kebisingan atau kegaduhan di sekitar tempat tinggal atau membuat sesuatu yang dapat mengganggu ketenteraman orang lain dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu j. membuang cairan atau benda yang berbau menyengat sehingga dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan penghuni sekitarnya dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu k. mengotori dan merusak drainase, jalur hijau, dan fasilitas umum lainnya dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta l. menggunakan fasilitas umum yang tidak sesuai dengan peruntukannya dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu m. menebang, memangkas dan/atau merusak pohon pelindung dan/atau tanaman lainnya yang berada di lokasi fasilitas umum tanpa perintah dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu dan n. merusak pohon, fasilitas umum dan fasilitas sosial dikenakan banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah). 10

(6) Setiap orang dan/atau badan hukum yang melakukan perbuatan melanggar tertib usaha tertentu berupa: a. menempatkan benda dengan maksud untuk melakukan suatu usaha di jalan, jalur hijau, taman, dan tempat umum tanpa izin dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk dikenakan pembebanan Rp1.000.000,00 (satu juta b. melakukan usaha pembuatan, perakitan, dan memasukkan becak motor dan/atau barang yang difungsikan sebagai becak motor dan/atau sejenisnya tanpa izin dari Pemerintah Daerah atau pejabat yang ditunjuk dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu c. menjual, mengedarkan, menyimpan, mengelola daging hewan dan/atau bagian lainnya yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan tidak layak dikonsumsi dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta d. memasukkan ternak tanpa disertai dengan surat kesehatan hewan dan tujuan pengiriman dari pejabat instansi yang berwenang dari daerah asal ternak dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta e. melakukan usaha pengumpulan, penampungan, dan penyaluran tenaga kerja atau pengasuhan tanpa memperoleh izin dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta f. melakukan usaha pengumpulan, penampungan barang bekas dan mendirikan tempat kegiatan usaha yang mengganggu ketertiban umum tanpa izin Bupati atau pejabat yang ditunjuk dikenakan banyak Rp5.000.000,00 (lima juta dan g. membuat, menyimpan, mengedarkan dan/atau memperjual belikan petasan tanpa izin dari Pejabat yang berwenang dikenakan banyak Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah). (7) Setiap orang dan/atau badan hukum yang melakukan perbuatan melanggar tertib bangunan berupa: a. mendirikan bangunan dan/atau benda lain yang menjulang, menanam atau membiarkan tumbuh pohon atau tumbuhtumbuhan lain dalam kawasan saluran udara tegangan tinggi dalam radius sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dikenakan banyak Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu 11

b. mendirikan bangunan pada ruang milik jalan, daerah sempadan sungai, taman, dan jalur hijau dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta dan c. membangun menara dan/atau tower telekomunikasi, tanpa mendapat izin dari Bupati dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). (8) Setiap orang dan/atau badan yang melakukan perbuatan melanggar tertib sosial berupa: a. meminta bantuan dan/atau sumbangan yang dilakukan secara sendiri dan/atau bersama-sama di jalan, di pasar, di kendaraan umum, di lingkungan permukiman, di rumah sakit, di sekolah, di kantor dan di tempat ibadah dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta b. beraktivitas sebagai pengemis, pengamen, pedagang asongan, dan/atau pengelap mobil di jalanan dan/atau di lampu lalu lintas dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu c. mengkoordinir pengemis, pengamen, pedagang asongan, dan pengelap mobil di jalan dan/atau di tempat umum lainnya daerah paling banyak Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu d. mengeksploitasi anak dan/atau bayi untuk mengemis dikenakan banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta e. memberikan sejumlah uang dan/atau barang kepada pengemis, pengamen, pedagang asongan, dan pengelap mobil di jalan dan/atau di tempat umum dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu f. bertingkah laku dan/atau berbuat asusila di jalan, jalur hijau, taman dan/atau tempat umum lainnya dikenakan pembebanan Rp1.000.000,00 (satu juta g. menjadi tunasusila di jalan dan/atau di tempat umum dikenakan banyak Rp5.000.000,00 (lima juta h. menyuruh, memfasilitasi, membujuk, dan memaksa orang lain untuk menjadi tunasusila dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta 12

i. memakai jasa penjaja seks komersial di jalan dan/atau di tempat umum dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta j. melakukan praktek perdagangan manusia (traficking), mempekerjakan anak di bawah umur dikenakan pembebanan Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). (9) Setiap orang dan/atau badan hukum yang melakukan perbuatan melanggar tertib kesehatan berupa: a. menyelenggarakan dan/atau melakukan praktek pengobatan tradisional tanpa izin dari pejabat yang berwenang dikenakan banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta b. memproduksi atau mengedarkan obat tradisional, kosmetik atau sedian farmasi lainnya yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat dan mutu dikenakan banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta c. menyimpan dan menjual obat ilegal dan/atau obat palsu daerah paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta d. memproduksi atau mengedarkan produk rokok tanpa label cukai atau label cukai palsu dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta e. menjual produk rokok tanpa label cukai atau label cukai palsu daerah paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah). (10) Setiap orang dan/atau badan yang melakukan perbuatan melanggar tertib pedagang kreatif lapangan dan pasar berupa: a. melakukan kegiatan berdagang di jalan, trotoar, ruang terbuka hijau dan fasilitas umum dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu b. melakukan kegiatan berdagang yang mengakibatkan kebersihan, keindahan, ketertiban, keamanan dan kenyamanan terganggu daerah paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu c. menggunakan lahan usaha yang melebihi ketentuan yang telah diizinkan Bupati dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta 13

d. membuang sampah dan limbah di sembarang tempat yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan hidup dan penyumbatan di saluran pembuangan air (drainase) dikenakan pembebanan Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu e. menggunakan tempat berdagang untuk kegiatan yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan daerah paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta f. menjual barang dagangan yang merugikan, membahayakan bagi konsumen yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan daerah paling banyak Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu g. melakukan kegiatan usaha dengan cara merusak dan/atau mengubah bentuk trotoar, fasilitas umum dan/atau bangunan disekitarnya dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah). (11) Setiap orang dan/atau badan hukum yang melakukan perbuatan melanggar tertib pendaratan hasil perikanan berupa: a. mendaratkan hasil perikanan selain pada tempat pendaratan hasil perikanan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Daerah daerah paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta b. mengadakan atau mengusahakan tempat pendaratan hasil perikanan dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu dan c. melakukan aktivitas jual beli hasil perikanan selain pada tempat yang telah ditentukan oleh Pemerintah Daerah dikenakan banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah). (12) Setiap orang dan/atau badan hukum yang melakukan perbuatan melanggar tertib tempat hiburan dan keramaian berupa: a. menyelenggarakan tempat usaha hiburan tanpa izin Bupati atau pejabat yang ditunjuk dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta b. menyelenggarakan kegiatan pornoaksi dan/atau pornografi daerah paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta 14

c. menyelenggarakan permainan ketangkasan yang bersifat komersial di lingkungan permukiman dikenakan pembebanan Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta d. mendirikan, melindungi dan merahasiakan tempat yang digunakan untuk melakukan kegiatan permainan yang mengarah kepada permainan peruntungan atau mengarah kepada perjudian dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta e. menjual minuman beralkohol pada tempat hiburan antara lain diskotek, bar, kafe dan tempat karaoke tanpa izin dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta dan f. melakukan aktivitas yang melanggar ketertiban umum termasuk melakukan tindakan asusila pada tempat hiburan dikenakan banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah). (13) Setiap orang dan/atau badan hukum yang melakukan perbuatan melanggar tertib pemeliharaan ternak berupa: a. tidak mengatur, mengurus dan mengawasi pemeliharaan ternaknya sehingga mengganggu ketertiban dan/atau merusak sumber daya alam dan lingkungan hidup dan/atau menimbulkan kerugian bagi orang lain dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta b. membiarkan ternak besar seperti sapi, kerbau, kambing, kuda, babi, rusa, domba dan biri-biri berkeliaran tanpa pengembala daerah paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta c. tidak memiliki Kartu Pemilik Ternak (KPT) dan tanda cap bagi ternak yang telah mencapai usia 1 (satu) tahun dan/atau ternak besar dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah paling banyak Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu dan d. memasukkan/mengeluarkan ternak dari wilayah daerah tanpa memiliki penggantian Kartu Pemilik Ternak (KPT) dikenakan banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah). 15

Bagian Kedua Sanksi Administrasi Lainnya Pasal 58A Selain dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan perda, pelanggar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58, juga dapat dikenakan sanksi administrasi lainnya berupa: a. teguran lisan; b. peringatan tertulis; c. penghentian sementara dari kegiatan; d. penahanan untuk sementara waktu Kartu Tanda Pengenal (KTP) dan/atau kartu identitas lainnya; e. pemasangan/penempelan stiker/papan pengumuman sebagai pelanggar; f. penerbitan rekomendasi pencabutan izin; g. pencabutan/pembekuan izin; dan/atau h. pembongkaran, penyitaan, dan/atau penyegelan. Bagian Ketiga Pelaksanaan Penegakan Sanksi Administrasi Pasal 58B Pelaksanaan sanksi administrasi dan pembebanan biaya paksaan penegakan perda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 dan Pasal 58A merupakan tindakan represif non yustisial. Pasal 58C Pelaksanaan penegakan perda ini dilaksanakan oleh satuan polisi pamong praja dan/atau PPNS Daerah dengan bekerjasama instansi terkait. Pasal 58D (1) Biaya paksaan penegakan perda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 merupakan penerimaan Daerah dan dibayarkan kepada Kas Daerah selambat-lambatnya dalam jangka waktu 3 x 24 jam sejak ditetapkan. (2) Apabila pembayaran tidak dilaksanakan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka dapat dikenakan sanksi administrasi lainnya. Pasal 58E (1) Pembayaran pembebanan biaya paksaan penegakan perda tidak menghapuskan kewajiban pelanggar untuk tetap melakukan ketentuan Peraturan Daerah ini. (2) Pembayaran biaya paksaan penegakan perda tidak menghapuskan kewenangan Penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini. 16

Pasal 58F (1) Pelanggar yang dikenakan sanksi administrasi, dapat memperoleh kembali haknya setelah pelanggar membayar biaya paksaan penegakan perda dan melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Peraturan Daerah ini. (2) Penyidik berwenang untuk tidak melanjutkan proses penyidikan terhadap pelanggar Peraturan Daerah ini apabila pelanggar telah membayar biaya penegakan perda dan telah memenuhi kewajiban, keharusan atau tidak melakukan tindakan yang dilarang sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah dan sanksi administrasi lainnya diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Luwu Timur. Ditetapkan di Malili pada tanggal 10 Oktober 2016 BUPATI LUWU TIMUR, MUH. THORIG HUSLER Diundangkan di Malili pada tanggal 10 Oktober 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR, BAHRI SULI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR TAHUN 2016 NOMOR NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN: 17

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTERAMAN DAN KETERTIBAN UMUM I. UMUM Penyelenggaraan Ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat merupakan kewajiban Pemerintah sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat merupakan manifestasi dari Hak Asasi Manusia (HAM) dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan adanya otonomi daerah, maka kewajiban penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat tersebut juga menjadi kewajiban pemerintah daerah dalam rangka melindungi keamanaan dan kenyamanan masyarakat. Untuk mewujudkan Kabupaten Luwu Timur yang tertib dan tenteram telah ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 9 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Ketenteraman dan Ketertiban Umum. Namun setelah Peraturan Daerah ini diberlakukan ternyata memiliki banyak kekurangan yang harus diperjelas dan dipertegas termasuk pengaturan mengenai penegakan ketentuan sanksi, padahal penegakan sanksi menjadi inti dari pembentukan peraturan daerah ini serta menjadi tugas Satpol PP dan PPNS untuk melaksanakannya. Dalam peraturan Daerah ini ditambahkan pembebanan biaya paksaan penegakan peraturan daerah sebagai sanksi administratif pemerintah dengan besaran sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini. 18

Adapun tujuan pembebanan biaya paksaan penegakan perda dalam Peraturan Daerah ini sebagai berikut: a. sebagai landasan hukum untuk melakukan penegakan Perda Penyelenggaraan Ketenteraman dan Ketertiban Umum; b. memberikan perlindungan hukum bagi seluruh stakeholder dalam upaya mewujudkan ketentraman dan ketertiban; c. sebagai sarana pembinaan dalam rangka menumbuhkan ketaatan hukum bagi masyarakat; d. menghentikan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh setiap orang; e. memulihkan dan mengembalikan kepada keadaan fungsi semula sebagai akibat pelanggaran Perda; dan f. memberikan efek jera kepada setiap pelanggar. Oleh karena itu, untuk menyempurnakan Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 9 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Ketenteraman dan Ketertiban Umum agar dapat berlaku efisien, efektif, dan memiliki kepastian hukum dipandang perlu dilakukan penyempurnaan melalui revisi/perubahan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 45 Cukup jelas. Pasal 58 Cukup Jelas. Pasal 58A Cukup Jelas. Pasal 58B Cukup Jelas. Pasal 58C Cukup Jelas. Pasal 58D Cukup Jelas. 19

Pasal 58E Cukup Jelas. Pasal 58F Cukup Jelas. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 20