BAB I PENDAHULUAN. menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis yang begitu pesat ini menimbulkan berbagai kasus bisnis

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam semua area profesi akuntansi Louwers et al. dalam (Husein, 2004). Profesi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

Standar Auditing & Kode Etik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

2. Pertanyaan Mengenai Persepsi terhadap Kode Etik Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri

ARUM KUSUMAWATI B

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, profesi akuntan publik menjadi sorotan dan perhatian di masyarakat. Profesi ini memang

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena yang dihadapi dunia pengauditan global beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

Etika Bisnis & Profesi

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini, perusahaan dan profesi auditor sama-sama dihadapkan pada. tantangan-tantangan yang berat. Mereka sama-sama harus

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetisi dalam dunia kerja, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis. Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

DAN KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK by Ely Suhayati SE MSi Ak Ari Bramasto SE Msi Ak

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Profesi ini dikenal masyarakat melalui jasa audit yang disediakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab pada audit atas laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang disajikan oleh manajeman dapat dipercaya.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA

HUBUNGAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, SITUASI AUDIT, ETIKA, PENGALAMAN SERTA KEAHLIAN AUDIT DENGAN KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR OLEH

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penilai yang bebas terhadap seluruh aktivitas perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. diasumsikan bahwa seseorang yang profesional memiliki kepintaran, profesionalismenya dalam melaksanakan tugasnya.

PENDAHULUAN. Perkembangan profesi akuntan publik disuatu negara sejalan dengan. berkembangnya perusahaan dan juga bentuk badan hukum perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public

BAB I PENDAHULUAN. agar auditor dapat memberikan jaminan mutlak ( absolute assurance) mengenai. hasil akhir proses audit yaitu laporan auditor.

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Auditing adalah sebagai proses sistematis untuk secara objektif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Miller dan Bailey (2001), auditing adalah: An audit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan laporan hasil audit. Agar pemerintah puas dengan pekerjaan

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS AUDITOR (Survey pada Auditor di Surakarta dan Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan

BAB I PENDAHULUAN. profesi. Etika Profesi diperlukan agar apa yang dilakukan oleh suatu profesi tidak

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini telah menjadi sorotan bagi akuntan publik. Banyaknya kasus

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Praktek-praktek dalam dunia bisnis seringkali dianggap sudah menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia bisnis merupakan dunia amoral yang tidak lagi mempertimbangkan etika (Hery, 2006). Beberapa tahun terakhir telah terjadi penurunan kepercayaan publik pada dunia bisnis dan pimpinan politik. Hal ini ditunjukkan oleh adanya berbagai kasus yang terjadi seperti korupsi, praktek ilegal oleh pimpinan perusahaan, dan profesional yang tidak kompeten (Husein, 2003). Dalam rangka untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, akuntan memerlukan suatu aturan perilaku yang ditetapkan oleh organisasi profesi dan harus ditaati oleh para anggotanya. Dalam aturan tersebut diatur hal-hal yang dilarang dan diperbolehkan. Penyimpangan atas aturan ini akan dikenakan sanksi oleh organisasi. Aturan perilaku ini akan menjamin adanya perlindungan terhadap kepentingan masyarakat pemakai jasa akuntan (Subroto, 2001). Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merupakan satu-satunya organisasi profesi akuntan di Indonesia yang berupaya untuk melakukan penegakan etika profesi bagi akuntan. IAI seperti halnya organisasi profesi di negara-negar lain

2 telah sejak tahun 1973 mempunyai kode etik yang secara terus menerus mengalami revisi dan penyempurnaan. Kode etik IAI yang terakhir ditetapkan dalam kongres VIII IAI di Jakarta tahun 1998. Kompartemen akuntan Publik IAI sebagai bagian Ikatan Akuntan Indonesia yang sangat bekepentingan terhadap kode etik mengesahkan aturan etika Kompartemen Akuntan Publik (KAP) pada tahun 2000 (Subroto,2001). Dalam melaksanakan profesinya, seorang auditor diatur oleh suatu kode etik akuntan. Kode etik akuntan dapat diartikan sebagai suatu sistem prinsip-prinsip moral dan pelaksanaan aturan yang memberikan pedoman kepada akuntan dalam berhubungan dengan klien, masyarakat, dan akuntan lain sesama profesi (Munawir,1995). Etika profesi memiliki lima dimensi yaitu: independensi, integritas dan obyektivitas, standar umum prinsip akuntansi, tanggung jawab kepada klien, tanggung jawab kepada rekan sepforesi, tanggung jawab dan praktik lain. Independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh akuntan publik. Independensi berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaan untuk kepentingan umum. Akuntan publik tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Auditor berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik (Christiawan, 2002).

3 Standar umum bersifat pribadi dan lebih berhubungan dengan persyaratan-persyaratan untuk menjadi akuntan publik dan mutu pekerjaannya atau kemampuan auditor yang bersangkutan. Dengan kata lain, standar umum berhubungan dengan persyaratan atau kualitas diri untuk menjadi auditor, persyaratan adanya keharusan untuk bersikap independen bagi setiap auditor, dan kemampuan diri auditor untuk mempergunakan keahlian atau kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama (Munawir, 1995) Seorang anggota tidak dibenarkan menyatakan pendapatnya bahwa laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, jika laporan tersebut terdapat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang mempunyai pengaruh yang material terhadap laporan keuangan sebagai suatu keseluruhan, kecuali anggota tersebut dapat menunjukkan bahwa disebabkan keadaan yang tidak biasa laporan keuangan itu justru akan menyesatkan. Dalam beberapa hal, laporannya harus menjelaskan penyimpangan yang terjadi dan pengaruhnya, jika praktis, berikan alasan mengapa bila sesuai dengan prinsip akan menghasilkan laporan yang menyesatkan (Munawir, 1995). Dalam aturan etika profesi juga terdapat beberapa tanggung jawab yang harus dilaksankan dan ditaati oleh para anggota, yaitu tanggung jawab kepada klien, tanggung jawab kepada rekan seprofesi, dan tanggung jawab dan praktek lain. Tanggung jawab kepada klien seorang anggota tidak dibenarkan menyingkapkan informasi-informasi yang diperoleh selama

4 pelaksanaan penugasan profesionalnya tanpa seijin klien. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi seorang anggota tidak dibenarkan berusaha menawarkan jasa profesionalnya kepada seseorang atau unit lain organisas yang pernah atau periode sebelumnya dilayani oleh akuntan publik lain. Tanggung jawab dan praktek lain seorang anggota tidak diperkenankan untuk berusaha memperoleh klien melalui reklame, atau bentuk permintaan lain sedemikian rupa sehingga merupakan hal yang salah atau palsu, menyesatkan atau menipu. Dan seorang anggota yang praktek akuntan publik, baik dia sebagai pemilik atau pekerja, hanya boleh dalam bentuk sebuah partnership. Dalam melakukan tugas profesionalnya, akuntan memiliki kode etik profesi. Dengan adanya kode etik ini diharapkan akuntan dalam bertindak akan memperhatikan aspek etis. Namun, efektivitas kode etik ini sangat tergantung pada sejauh mana pemahaman akuntan publik terhadap kode etik profesinya. Faktor lain yang mempengaruhi seseorang dalam berperilaku etis adalah organisasinya (Hunt dan Vitell dalam Husein, 2003). Oleh sebab itu perilaku etis individu dipengaruhi oleh nilai-nilai organisasinya, juga dapat pula berpengaruh dari faktor nilai-nilai individu, seperti sifat individu yaitu Machiavellian. Richmond dalam Purnamasari (2006) menjelaskan bahwa hubungan paham machiavellian yang membentuk suatu tipe kepribadian yang disebut sifat machiavellian serta pertimbangan etis dengan kecenderungan perilaku

5 individu dalam menghadapi dilemma-dilema etika (perilaku etis). Dapat disimpulkan bahwa seseorang dengan tingkat machiavellian yang tinggi maka semakin mungkin seseorang akan berperilaku tidak etis dalam pengambilan keputusan, begitu pula sebaliknya seseorang dengan tingkat Machiavellian yang rendah maka semakin mungkin seseorang akan berperilaku etis dalam pengambilan keputusan. Begitu juga dengan pertimbangan etis, semakin tinggi level pertimbangan etis seseorang maka akan semakin berperilaku etis dalam pengambilan keputusan. Salah satu manfaat dari jasa KAP adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingakan laporan keuangan yang tidak atau belum diaudit. Karena itu diperlukan suatu jasa professional yang independen dan obyektif (yaitu akuntan publik) untuk menilai kewajaran laporan keungan yang disajikan manajemen. Seorang auditor dalam membuat keputusan pasti menggunakan lebih dari satu petimbangan rasional, yang didasarkan atas pelaksanaan etika yang berlaku yang dipahaminya dan membuat suatu keputusan yang adil. Keputusan auditor dilakukan melalui bentuk pendapat (opinion) mengenai kewajaran laporan keuangan, oleh karena itu akuntan publik (external auditor) memanfaatkan laporan audit atau produk auditing ini untuk mengkomunikasikan opininya terhada kewajaran laporan keuangan yang diperiksa (Hery, 2006).

6 Alasan yang mendasari diperlukannya perilaku professional pada setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan profesi, terlepas dari yang dilakukan secara perorangan. Bagi akuntan publik, penting untuk meyakinkan klien dan pemakai laporan keuangan akan kualitas audit dan jasa lainnya. Oleh karenanya, ada dorongan kuat bagi KAP untuk bertindak dengan profesionalisme yang tinggi. Kepercayaan pemerintah dan masyarakat terhadap dunia usaha atas jasa yang diberikan para pelaksana bisnis, khususnya auditor menuntut adanya pemahaman atas etika profesi yang bersangkutan (Hery, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Richmond (2001) menyatakan bahwa terdapat pengaruh sifat Machiavellian terhadap keputusan etis auditor. Sedangkan penelitian Suliani (2010) menyatakan bahwa terdapat pengaruh pertimbangan etis dan Machiavellian terhadap pengambilan keputusan etis. Chau et.al. (2007) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh sifat Machiavellian terhadap keputusan etis auditor. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Stead et.al. (1987). Devaluisa (2009) menyimpulkan bahwa Machiavelian mempengaruhi pengambilan keputusan begitu pula pertimbangan etis, tetapi gender tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan etis. Apabila pelaksanaan etika etis dan pertimbangan etis baik dalam prakteknya, serta semakin rendah sifat Machiavellian, maka akan semakin meningkatkan pengambilan keputusan etis akuntan publik.

7 Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Hery (2006). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian ini mencoba menambahkan beberapa variabel lain yang terkait dengan pengambilan keputusan akuntan publik yaitu Machiavellian dan pertimbangan etis yang selanjutnya akan diuji kembali guna melihat hasil yang didapatkan setelah ada penambahan beberapa variabel tersebut. Jika dikaitkan dengan standar IAPI 2010 etika profesi ini terdiri dari: prinsip integritas, prinsip objektivitas, prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-kahtian professional, prinsip kerahasiaan, dan prinsip perilaku professional. Dari latar belakang tersebut, peneliti terarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : PENGARUH PELAKSANAAN ETIKA PROFESI, SIFAT MACHIAVELLIAN, DAN PERTIMBANGAN ETIS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS AKUNTAN PUBLIK (Studi Empiris di KAP Semarang). 1.2. Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah-masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah pelaksanaan etika profesi (prinsip integritas) berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan etis akuntan publik?

8 2. Apakah pelaksanaan etika profesi (prinsip objektivitas) berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan etis akuntan publik? 3. Apakah pelaksanaan etika profesi (prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional) berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan etis akuntan publik? 4. Apakah pelaksanaan etika profesi (prinsip kerahasiaan) berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan etis akuntan publik? 5. Apakah pelaksanaan etika profesi (prinsip perilaku profesional) berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan etis akuntan publik? 6. Apakah sifat Machiavellian berpengaruh negatif terhadap pengambilan keputusan etis akuntan publik? 7. Apakah pertimbangan etis berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan etis akuntan publik? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian adalah hal pokok yang harus ada dan ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan penelitian. Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji apakah pelaksanaan etika profesi (prinsip integritas) berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan etis akuntan publik.

9 2. Untuk menguji pelaksanaan etika profesi (prinsip objektivitas) berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan etis akuntan publik. 3. Untuk menguji pelaksanaan etika profesi (prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional) berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan etis akuntan publik. 4. Untuk menguji pelaksanaan etika profesi (prinsip kerahasiaan) berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan etis akuntan publik. 5. Untuk menguji pelaksanaan etika profesi (prinsip perilaku profesional) berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan etis akuntan publik. 6. Untuk menguji sifat Machiavellian berpangaruh negatif terhadap pengambilan keputusan etis akuntan publik. 7. Untuk menguji pertimbangan etis berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan etis akuntan publik. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi Profesi Auditor Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Profesi Auditor untuk lebih meningkatkan kinerjanya dengan lebih memahami

10 kode etik profesinya sehingga auditor akan semakin berperilaku etis dalam melakukan penugasan audit dan dalam pengambilan keputusan etis. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada perusahaan agar lebih berhati-hati dalam memilih auditor perusahaannya dengan lebih mempertimbangkan perilaku etis auditor. 3. Bagi Dunia Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan etis auditor. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.

11 1.5. Kerangka Pikir Etika Profesi: Prinsip integritas Prinsip objektivitas. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional Prinsip kerahasiaan Prinsi perilaku profesional (+) Pengambilan Keputusan Etis Akuntan Publik Sifat Machiavellian ( ) (+) Pertimbangan Etis Gambar : Kerangka Pikir Penelitian

12 1.6. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Menguraikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pikir, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Menguraikan tentanng landasan teori yang berhubungan dengan penelitian dan pengembanngan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Menguraikan tentang sampel penelitian, sumber dan jenis data, definisi operasional dan pengukuran variabel penelitian, teknik pengumpulan data, alat analisis data, teknik pengukuran dan pengolahan data. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi tentang analisis dan pembahasan data yang akan menguraikan berbagai perhitungan yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. BAB V KESIMPULAN Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan, saran dan analisa yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya.