BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan sistem syari ah di Indonesia. Kini bank syari ah yang tadinya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Pemerintah mengeluarkan UU No.7 Tahun disebut Bank Syariah, yang diawali dengan berdirinya Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan nonbank yang berbentuk koperasi berbasis syariah. BMT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi liberalisasi industri perbankan. Para ulama waktu itu telah berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan lembaga keuangan sangat berperan dalam ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu akhir-akhir ini banyak bermunculan lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. hlm.15. Press, 2008,hlm. 61

BAB I PENDAHULUAN. negara adalah sektor perbankan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad, Sistem Bagi Hasil dan Pricing Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2016, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Lembaga keuangan tersebut diharapkan bisa menyokong seluruh bagian

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang. 1 Peri Umar Farouk, Sejarah Perkembangan Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan perencanaan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. Hasan, memperkirakan bahwa pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang No 7

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dimana sektor ekonomi menjadi tolok ukur kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional yang membuka sistem baru dengan membuka bank. berpengaruh dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. atau badan badan hukum koperasi yang memberikan kebebasan masuk

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik untuk disimak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. penting menentukan keberhasilan bisnis ini (Suratman, 2012). Seperti penelitian Mustakim (2013) yang menunjukan bahwa krisis

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks negara berembang, sistim perekonomian negara sering kali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) merupakan lembaga keuangan syariah

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang hanya mengejar target pendapatan masing-masing, sehingga tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. syari ah yang paling sederhana yang saat ini banyak muncul di Indonesia bahkan hingga

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. lalu di Indonesia dengan konsep perbankan, baik yang berbentuk konvensional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan agama yang lengkap dalam memberikan. tuntunan dan panduan bagi kehidupan umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, dalam

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara signifikan pada akhir-akhir ini, baik itu lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata secara material dan spiritual seperti yang tertuang pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Aziz A, Pedoman Pendirian BMT. Jakarta: Pinbuk Press, 2004, h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. adalah perbankan yang dalam sistem pelaksanaannya berdasarkan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. melalui paket-paket kebijakan untuk mendorong kehidupan sektor usaha

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan permodalan tidak mudah diperoleh. 1. Mudharabah BMT Bina Umat Sejahtera Semarang (Universitas Negeri Semarang, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia dari hari ke hari mengalami

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan.

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

2015 ANALISIS TINGKAT PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN D ITINJAU D ARI ASPEK KARAKTER NASABAH (STUD I KASUS PAD A BAITUL MAAL TAMWIL D I KOTA BAND UNG)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non-bank seperti koperasi simpan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini setiap Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) serta

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. diragukan lagi. Salah satunya adalah Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). sementara yang lain merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia tetap dianggap terpenting dari

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan suatu sisi kehidupan yang tidak terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. syariah yang kegiatan utamanya menghimpun dana dan menyalurkannya. Lembaga ini biasa di sebut dengan Koperasi Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. atas asas kekeluargaan. (Sholahuddin dan Hakim, 2008: 179) dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah).

Jawaban UAS PLKS 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perbankan syariah sistem pembiayaan mudharabah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULAN. denganberkembangnya lembaga keuangan syariah. Sejak adanya undang. undang No 7 tahun 1992 yang kemudian direkomendasi oleh UU No.

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memicu perbankan untuk menjalankan dual banking system yaitu bank. konvensional yang juga menjalankan unit usaha syariah.

BAB I PENDAHULUAN. pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan pesat. Pemerintah mengeluarkan UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan syari ah, yang menjadi tonggak awal beroperasinya bank syari ah di Indonesia (ahmad sumiyanto,2008:120). Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut bank syari ah, yang di awali dengan berdirinya bank muamalat Indonesia (BMI). BMI ini merupakan pelopor berdirinya perbankan yang berlandaskan sistem syari ah di Indonesia. Kini bank syari ah yang tadinya diragukan akan sistem operasionalnya telah menunjukkan kemajuan, sehingga perbankan syariah saat ini lebih menjadi salah satu alternative sumber pembiayaan bagi nasabah yang akan mengajukan pembiayaan (ghozali,2006:60). Perkembangan dari perbankan syariah juga menyentuh pada sektor perkoperasian yang memunculkan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT).BMT merupakan sebuah lembaga nonbank yang berbentuk koperasi berbasis syariah (adiwarman, 2008: 79). BMT ini berusaha memberikan bantuan dana kepada para pedagang maupun usaha mikro yang masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan kredit dari bank. Walaupun dana yang dipinjamkan masih 1

2 berskala kecil, cukup membantu karena pembayarannya bisa diangsur tanpa memberatkan nasabah. Karena BMT ini mampu berkontribusi sebagai salah satu lembaga pembiayaan untuk usaha mikro melalui pinjaman tanpa menggunakan bunga atau riba, sehingga masyarakat kecil dapat meningkatkan usahanya dalam berbagai bidang tanpa takut dengan bunga yang tinggi. Data dari pusat Inkubasi Bisnis usaha kecil tahun 2013 menunjukkan bahwa pertumbuhan BMT terus mengalami kenaikan. Adapun untuk BMT yang berada di jawa timur adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Data BMT di jawa timur Data BMT Di jawa timur No jumlah Asset Jumlah BMT 1 >Rp 1.000.000.000 6 2 Rp 900.000.000-Rp 1.000.000.000 15 3 Rp 250.000.000-Rp 500.000.000 32 4 Rp 90.000.000 Rp 250.000.000 20 5 < Rp 90.000.000 13 total 86 Sumber: PINBUK Alhamdulillah kini koperasi BMT Sidogiri sudah menginjak tahun ke 16 dengan kemajuan yang sangat pesat. menurut data per oktober 2013 aset BMT

3 Sidogiri telah menembus angka 950 Miliyar, dan inilah yang menjadikan BMT Sidogiri menjadi salah satu BMT paling besar di jawa timur.selama ini BMT sidogiri menyasar bisnis komunitas, tidak hanya kalangan pesantren tetapi juga komunitas bisnis mikro seperti pedagang-pedagang dipasar tradisional, peternak dan petani.bmt sidogiri berencana mengembangkan asuransi mikro syariah bagi segmen-segmen tersebut. (www.republika.co.id20/12/2013) Perkembangan BMT di Indonesia sendiri sampai saat ini telah mencapai jaringan yang tersebar diseluruh Indonesia dan tampil sebagai pendorong intermediasi usaha riil-mikro.hal ini dibuktikan dengan jumlah BMT atau koperasi jasa keuangan syariah yang telah dikembangkan sampai kepelosok Indonesia(sutrisno hadi, 1995:98).Koperasi syariah atau BMT saat ini telah berjumlah 3.200 BMT dengan nilai asset mencapai Rp..3.2 triliyun. Selain itu dengan kehadiran BMT diharapkan mampu menjadi sarana dalam menyalurkan dana untuk usaha bisnis kecil dengan mudah dan bersih, karena didasarkan pada kemudahan dan bebas riba/ bunga (maharani vinci, 2009:89) BMT merupakan salah satu model lembaga keuangan syariah paling sederhana yang saat ini banyak muncul, kehadiran BMT di Indonesia muncul disaat umat islam mengharapkan adanya lembaga keuangan yang berbasis syariah dan bebas dari unsur riba yang dinyatakan haram. (www.fazabeikhanza.blogspot.com 21/12/2013) eksistensi lembaga keuangan syariah sejenis BMT, Jelas memiliki arti penting bagi pembangunan ekonomi

4 berwawasan syariah terutama dalam memberikan solusi bagi pemberdayaan usaha kecil dan menengah serta menjadi inti kekuatan ekonomi yang berbasis kerakyatan dan sekaligus menjadi penyangga utama sistem perekonomian nasional. Dilihat secara konsepsi, BMT merupakan suatu lembaga yang eksistensinya sangat dibutuhkan masyarakat terutama kalangan mikro. (adiwarman karim, 2008:167) BMT sidogiri adalah salah satu lembaga keuangan mikro syariah yang menyelenggarakan pembiayaan untuk usaha masyarakat dengan akad murobahah. Kebutuhan akan modal membuat pembiayaan ini cukup diminati. Sudah 16 tahun berdirinya BMT ini jelas sudah banyak nasabah yang tercatat di BMT sidogiri.pada BMT sidogiri sendiri terdapat 8 produk yang di tawarkan, diantaranya murobahah(jual beli), musyarokah (kerja sama), mudhorobah(bagi hasil),ba i bistamanil Ajil (jual beli), qord al hasan(hutang), rohn(gadai syariah islam), ijaroh (sewa),hawalah(anjak piutang).(imam ghozali,2006:67). Tingkat margin yang digunakan membuat ketertarikan tersendiri, karena jika dilihat lebih lanjut margin yang ditetapkan lebih rendah dibandingkan dengan bunga dikoperasi konvensional. Setiap nasabah tentunya mempunyai alasan tersendiri dalam memutuskan pengajuan pembiayaan murobahah ini.kebanyakan nasabah BMT sidogiri lebih memilih pembiayaan murobahah dibandingkan pembiayaan lainnya. Berdasarkan data yang dilihat bahwa 50 persen nasabah memilih

5 murobahah dan 20 persen memilih mudhorobah,dan 30 persen nasabah memililih musyarokah, ba i bistamanil Ajil, qord al hasan, rohn, ijaroh, dan hawalah. Hal ini membuat proporsi pembiayaan di BMT ini tidak seimbang (www.bmtugtsidogiri.co.id4/12/2013) Gambar 1.1 Porsi pembiayaan di BMT Sidogiri 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Murobahah Mudhorobah Musyarokah, DLL Sumber: BMT Sidogiri (data diolah) Pembiayaan Murabahah merupakan salah satu produk penyaluran dana yang cukup digemari di BMT sidogiri ini. Karakteristik pembiayaan murabahah yang profitable, mudah dalam penerapan dan dengan risiko yang ringan untuk diperhitungkan.sistem bagi hasil yang dilaksanakan menjadi salah satu hal yang menarik di BMT. (sugiyiono,2007:98) Selain itu BMT juga menyadari bahwa persaingan bisnis saat ini sangat ketat, kualitas pelayan jasa yang bermutu dapat menciptakan kepuasan nasabah.banyak pelayanan yang kurang memuaskan yang diakibatkan kurangnya sasaran dari nasabah. Hal ini menyebabkan suatu perusahaan akan

6 kehilangan nasabahnya (kotler, 2006:87). Jumlah pelanggan sangat besar pengaruhnya terhadap perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, karena dalam perusahaan jasa pelanggan merupakan sumber pemasukan. Semakin banyak pelanggan maka akan semakin besar pemasukan yang didapat. Pelayanan jasa yang baik dalam suatu perusahaan akan menciptakan kepuasan bagi nasabahnya (Adiwarman karim,2008:78) Hubungan persepsi nasabah sendiri dengan keputusan pengambilan pembiayaan itu dikarenakan ada 3 proses persepsi diantaranya yaitu perhatian selektif, distori selektif dan retensi selektif (Kotler, 2006: 174-175). Sedangkan hubungan margin dengan keputusan pengambilan pembiayaan dipengaruhi oleh beberapa factor yang diantaranya jenis barang, adanya pembanding, reputasi mitra pada pembiayaan sebelumnya dan adanya alat ukur (Ahmad sumiyanto, 2008: 161). Dan pada hubungan kualitas pelayanan dengan keputusan pengambilan pembiayaan, semakin baik tingkat kualitas pelayanan suatu perusahaan jasa, tidak menutup kemungkinan semakin tinggi pula calon nasabah yang memutuskan untuk mengambil suatu pembiayaan (J.P.G.Sianipar, 2008:8). Penelitian sebelumnya di BMT MMU Sidogiri antara lain analisis sistem pengendalian intern atas pembiayaan mudhorobah pada BMT MMU Sidogiri pasuruan (deni Erwin:2006), analisis perbandingan antara koperasi simpan pinjam dengan koperasi jasa keuangan syariah baitul maal wa tamwil (BMT)

7 Sidogiri. (Kaffi Manatul ma wa: 2009), peran pembiayaan bai bitsamanil ajil terhadap pemberdayaan usaha mikro di BMT sidogiri (Bayu.P :2009). Belom ada yang melihat keputusan pembiayaan murobahah pada BMT MMU Sidogiri dilihat dari Margin, Kualitas pelayanan, dan persepsi Nasabah. Maka penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian yang berjudul Pengaruh persepsi nasabah, margin dan Kualitas Pelayanan terhadap keputusan pengambilan pembiayaan Murobahah di BMT MMU Sidogiri 1.2.Rumusan Masalah Bedasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah persepsi nasabah (X1), margin (X2) dan kualitas pelayanan (X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pengambilan pembiayaan murobahah (Y) pada BMT Sidogiri? 2. Apakah persepsi nasabah (X1), margin (X2) dan kualitas pelayanan (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pengambilan pembiayaan murobahah (Y) BMT Sidogiri? 3. Variabel manakah diantara persepsi nasabah (X1), Margin (X2), dan kualitas pelayanan (X3) yang pengaruhnya paling dominan terhadap keputusan pengmbilan pembiayaan murobahah (Y) di BMT Sidogiri?

8 1.3.Tujuan dan manfaat penelitian 1.3.1.Tujuan penelitian Sesuai dengan masalah yang diidentifikasikan di atas, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan: 1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi nasabah (X1), margin (X2) dan kualitas pelayanan (X3) secara simultan terhadap keputusan pengambilan pembiayaan murobahah (Y). 2. Untuk mengetahui pengaruh persepsi nasabah (X1), margin (X2) dan kualitas pelayanan (X3) secara parsial terhadap keputusan pengambilan pembiayaan murobahah (Y). 3. Untuk mengetahui variabel yang pengaruhnya paling dominan diantara persepsi nasabah (X1), Margin (X2) dan kualitas pelayanan (X3) terhadap keputusan pengambilan pembiayaan murobahah (Y) di BMT Sidogiri 1.3.2.Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberi kontribusi manfaat antara lain: 1. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan dibidang koperasi jasa keuangan syariah khususnya berkaitan dengan pengaruh kualiatas pelayanan, persepsi nasabah dan Margin terhadap keputusan pengambilan pembiayaan Murobahah di

9 BMT Sidogiri serta menambah pengetahuan khususnya di Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 2. Secara praktis a. Bagi BMT Penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan BMT untuk meningkatkan mutu dan pelayanan, sehingga nasabah memperoleh kepuasan terhadap layanan yang diberikan serta sebagai pertimbangan untuk menetapkan kebijakan selanjutnya. b. Bagi penulis Disamping menambah pengalaman dan menjadi pembanding antara ilmu yang diperoleh dibangku kuliah Penelitian ini diharapkan mampu menjadi media penerapan ilmu yang didapatkan penulis di bangku kuliah ke dalam kehidupan praktis 1.4. Batasan masalah Dalam penelitian ini perlu dibatasi ruang lingkup penelitian agar tidak terjadi penyimpangan sasaran.maka penelitian ini dibatasi pada pembahasan tentang pengaruh kualitas pelayanan, persepsi nasabah dan margin terhadap keputusan pengambilan pembiayaan murobahah di BMT Sidogiri.