BAB I LATAR BELAKANG MASALAH. kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tidak dipahami kemudian dilihat, diamati hingga membuat seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. Bandung, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : a) Secara umum masih lebih banyak mahasiswa yang menilai bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kualitas Sumber Daya Manusia. Dewasa ini semua orang membutuhkan

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam suatu perkembangan bangsa. Oleh karena itu, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan berbagai pihak yang terkait secara bersama-sama dan bersinergi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses

BAB III ANALISIS. Komunitas belajar dalam Tugas Akhir ini dapat didefinisikan melalui beberapa referensi yang telah dibahas pada Bab II.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar yang dibutuhkan mahasiswa

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

BAB I PENDAHULUAN. pada provinsi Jawa Tengah. Menurut laporan hasil ujian nasional SMP tahun

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, kebanyakan siswa tidak diajarkan bagaimana untuk belajar

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

penekanannya pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta keterampilan dalam penerapan matematika. Namun, sampai saat ini masih banyak

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN

Studi Deskriptif Mengenai Student Centered Learning yang Diterapkan. pada Siswa di SMA X Bandung

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi

Bab I PENDAHULUAN. belajar selama 12 tahun dimanapun mereka berada, baik di desa maupun di kota

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi ( Perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, baik dalam aspek fisik-motorik, intelek, sosial-emosi maupun sikap

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kreativitas siswa. Pendidikan memegang peranan penting dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Syerel Nyongkotu, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No.20 Tahun 2003 dalam Sagala,

BAB I PENDAHULUAN. Global Monitoring report, (2012) yang dikeluarkan UNESCO menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

dewasa ini merupakan perkembangan yang terjadi sebelumnya. yang dimiliki dan merupakan peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan temuan hasil

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for

BAB I PENDAHULUAN. belajar apabila dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku dan tidak tahu

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan formal maupun nonformal. mempermudah mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan data dari Badan

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat serta persaingan global menuntut lulusan pendidikan

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF. Dr. Syamsurizal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAGIAN SATU. Mengapa Harus Berubah? Penerapan Metode Problem-Based Learning (PBL)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SAKAMOTO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA (PTK

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Hal ini senada dengan S. C. Sri Utami

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat membantu suatu negara dalam mencetak SDM (Sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang tengah berkembang, tak henti-hentinya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika Khaerunnisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan pada jaman ini sangat berkembang di berbagai negara. Sekolah sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Herman S. Wattimena,2015

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) memasukkan keterampilan-keterampilan berpikir yang harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Transkripsi:

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan yang sangat cepat di semua sektor kehidupan khususnya dunia kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan adaptasi dan kreativitas. Hal ini dilakukan agar lulusan perguruan tinggi dapat mengikuti perubahan dan perkembangan yang terjadi di dunia kerja. Alasan ini menjadi pendorong bagi perguruan tinggi untuk melakukan perubahan paradigma dalam penyusunan kurikulum. Menurut Kepmendiknas No. 232/U/2000 yang dimaksud dengan kurikulum perguruan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajarmengajar di perguruan tinggi. Jadi kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah program yang memiliki rincian mata kuliah, silabus, rancangan pembelajaran, sistem evaluasi keberhasilan (dokumen program). Selain itu kurikulum juga memiliki bentuk pembelajaran yang jelas dilakukan di dalam kelas (pelaksanaan program). Dinas Pendidikan Perguruan Tinggi telah mencanangkan mengenai perubahan kurikulum bagi perguruan tinggi menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) semenjak tahun 2008. Dalam SK Mendiknas No. 045/U/2002 dilakukan pembaharuan terhadap kurikulum agar tidak terfokus pada usaha pengelompokan 1

2 mata kuliah tetapi lebih ke arah pencapaian kompetensi. Kompetensi tersebut memiliki elemen-elemen yaitu landasan kepribadian, penguasaan ilmu dan keterampilan, kemampuan berkarya, sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai, dan pemahaman kaidah dalam hidup bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya. Dalam sistem kurikulum yang diperbaharui ini yaitu KBK, pencapaian kompetensilah yang menjadi sasaran dari kurikulum tersebut. Perubahan kurikulum menjadi KBK membuat perubahan terhadap cara belajar-mengajar yang diterapkan oleh dosen kepada para mahasiswa di kelas. Dalam buku Pengembangan KBK Pendidikan Tinggi (2008) sistem kurikulum KBK menerapkan prinsip pengajaran yang berfokus kepada mahasiswa atau disebut Student Centered Learning. Student Centered Learning (SCL) menurut McCombs dan Whisler (1997) adalah model pembelajaran yang memadukan fokus antara siswa secara individual dengan fokus pada pembelajaran. Dalam hal ini mahasiswa sebagai pribadi yang memiliki pengalaman, perspektif, latar belakang, talenta, minat, kapasitas dan kebutuhan berbeda-beda menjadi perhatian dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran pada Student Centered Learning mengarah pada pengetahuan mengenai pembelajaran terbaik yang tersedia serta tentang praktek pengajaran yang paling efektif dalam meningkatkan motivasi, pembelajaran, dan prestasi para mahasiswa.

3 McCombs dan Whisler (1997) menjelasan tentang bagaimana siswa dapat menilai guru memperlakukan siswa di dalam kelas dan bagaimana siswa menilai gurunya. Jika dianalogikan pada dunia perkuliahan dapat dikatakan pada saat mahasiswa percaya bahwa dosen mendengarkan dan menunjukkan usaha untuk mengenal mereka, hal tersebut dapat membuat mahasiswa memiliki keinginan belajar yang lebih. Saat mahasiswa percaya bahwa apa yang mereka pelajari memiliki keterkaitan dengan dunia luar maka mereka akan menjadi lebih penasaran dengan apa yang sedang dipelajari. Hal ini dapat membuat mahasiswa lebih memiliki arahan dalam proses belajarnya. Mahasiswa menjadi percaya kepada dosen ketika mereka melihat tindakan yang dilakukan dosen di dalam kelas. Mahasiswa dapat menilai tindakan dosen tersebut setelah mereka melihat apa yang dilakukan dosen di dalam kelas, kemudian mahasiswa menilai mengenai tindakan dosen dengan perasaan mereka dan setelah itu baru akan muncul motivasi dari dalam diri mereka sesuai dengan tindakan dosen tersebut. Menurut buku Panduan Pengembangan KBK Pendidikan Tinggi (2008) dalam proses pembelajaran Student Centered Learning, setiap dosen dan mahasiswa memiliki peran yang penting. Peran penting dari dosen adalah bertindak sebagai fasilitator dan motivator dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan prinsipprinsip SCL (McCombs dan Whisler, 1997) yaitu sifat alami proses belajar, tujuan proses belajar, dan motivasi instrinsik untuk belajar. Selain itu dosen mengkaji kompetensi mata kuliah yang perlu dikuasai mahasiswa di akhir pembelajaran. Dosen

4 merancang strategi dan lingkungan pembelajaran dengan menyediakan berbagai pengalaman belajar yang diperlukan mahasiswa dalam rangka mencapai kompetensi yang dibebankan pada mata kuliah yang ditempuh. Hal ini sejalan dengan prinsip SCL dalam McCombs dan Whisler (1997) yaitu mengenai kosntruksi pengetahuan dan pengaruh motivasi dalam belajar. Dosen membantu mahasiswa untuk mengakses informasi, hal ini sejalan dengan prinsip SCL yaitu berpikir tingkat tinggi dan pemberian tugas-tugas yang meningkatkan motivasi belajar. Selain itu, dosen menata dan memproses pengetahuan untuk dimanfaatkan dalam memecahkan permasalahan nyata, mengidentifikasikan serta menentukan pola penilaian hasil belajar mahasiswa yang relevan dengan kompetensinya. Hal ini sesuai dengan prinsip hambatan dan kesempatan perkembangan dalam belajar. Fakultas Psikologi Universitas X adalah salah satu fakultas yang menggunakan sistem KBK dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran dengan sistem KBK ini dimulai sejak bulan Agustus tahun 2013 dan diterapkan pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2013. Fakultas Psikologi di Universitas X ini menjadi Fakultas Psikologi pertama di Jawa Barat yang menerapkan KBK pada sistem pembelajarannya (Pembantu Dekan Fakultas Psikologi Universitas X ). Sejak penerapan kurikulum tersebut, perubahan yang cukup besar terjadi dalam proses belajar mengajar di kelas. Beberapa hal yang berubah adalah jam belajar-mengajar di dalam kelas, peran dosen di dalam kelas menjadi lebih banyak sebagai fasilitator, pengerjaan tugas-tugas yang dilakukan di dalam kelas lebih banyak berkelompok dan

5 berdiskusi, dan juga mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk mencari sumber informasi dengan internet. Namun komentar dari 5 orang mahasiswa di kelas KBK ini, tugas-tugas yang diberikan sangat banyak dan sering kali tugas tersebut monoton. Hal ini terdapat didalam salah satu prinsip yang menjadi perhatian dalam SCL yaitu prinsip kaarkteristik tugas belajar yang meningkatkan motivasi (prinsip 7). Dalam prinsip ini diharapkan dosen memberikan tugas-tugas yang dapat merangsang motivasi dan membuat mahasiswa tertarik. Beberapa dosen di dalam kelas jika sudah selesai menjelaskan materi lebih sering melakukan hal yang lain daripada memantau para mahasiswa, seperti bimbingan skripsi atau usulan penelitian di dalam kelas. Selain itu menurut komentar 5 mahasiswa, terkadang dosen hanya akan mendatangi mahasiswa jika mahasiswa tersebut bertanya terlebih dahulu, sehingga mahasiswa yang aktif bertanya akan mudah diingat oleh dosen namun mahasiswa yang pasif dalam bertanya sulit diingat oleh dosen. Hal ini terdapat di dalam prinsip SCL yaitu, pengaruh motivasi dalam belajar (prinsip 5). Maksud dari prinsip tersebut adalah dosen mampu mengerahkan usaha untuk membangun keyakinan, persepsi dan perasaan positif mahasiswa sewaktu pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Menurut hasil wawancara dengan Pembantu Dekan Fakultas Psikologi Universitas X, dengan adanya perubahan kurikulum tersebut banyak hal dalam proses belajar mengajar di kelas yang juga ikut berubah. Perubahan yang terjadi adalah jam belajar mengajar di kelas menjadi bertambah. Pengelompokan mata kuliah berdasarkan kompetensi, misalnya dalam mempelajari perkembangan, mahasiswa

6 sudah langsung mempelajari perkembangan anak, remaja, dewasa awal, dewasa akhir. Dalam pengajarannya pun dosen seharusnya menjadi lebih berorientasi kepada mahasiswa. Dalam hal ini dosen tidak memberikan materi di kelas sampai jam pelajaran habis. Dosen menyampaikan materi dengan waktu yang lebih singkat. Setelah itu dosen memberikan tugas kepada mahasiswa dan harus dikerjakan di kelas secara berkelompok. Mahasiswa dapat menanyakan apa saja yang tidak dimengerti kepada dosen di kelas. Dalam proses penyelesaian tugas oleh mahasiswa, dosen berperan sebagai sumber informasi. Ketika mahasiswa bertanya, dosen menerangkan kepada mahasiswa di dalam kelompok mahasiswa yang bertanya. Mahasiswa boleh membawa laptop, ipad, modem dan alat-alat teknologi lainnya untuk membantu dalam mencari informasi dan menyelesaikan tugas di dalam kelas. Berdasarkan hasil wawancara dengan Pembantu Dekan Fakultas Psikologi Universitas X, peneliti ingin mengetahui seberapa sering mahasiswa angkatan 2013 menilai dosen menerapkan pembelajaran Student Centered Learning di dalam kelas. 1.2. Identifikasi Masalah Dari penelitian ini ingin diketahui mengenai apakah mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2013 di Universitas X kota Bandung menilai dosen sudah menerapkan pendekatan Student Centered Learning pada pembelajaran di dalam kelas.

7 1.3 Maksud dan Tujuan Peneliti 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai penilaian tentang penerapan Student Centered Learning pada Mahasiswa Psikologi angkatan 2013 di Universitas X kota Bandung. 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran penilaian mengenai penerapan 12 prinsip Student Centered Learning oleh dosen kepada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2013 di Universitas X kota Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis 1. Memberikan informasi bagi Ilmu Psikologi, khususnya setting pendidikan mengenai penerapan Student Centered Learning pada perguruan tinggi. 2. Memberikan masukan bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lanjutan mengenai Student Centered Learning.

8 1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Memberikan informasi kepada Fakultas Psikologi Universitas X di kota Bandung yaitu pimpinan fakultas dan bagian kurikulum mengenai sejauh mana penilaian terhadap penerapan pendekatan Student Centered Learning yang baru diberlakukan terhadap mahasiswa angkatan 2013. 2. Memberikan informasi kepada bagian kurikulum Fakultas Psikologi Universitas X mengenai upaya pengembangan pembelajaran Student Centered Learning bagi para dosen. 1.5 Kerangka Pikir Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengusulkan perubahan dalam kurikulum Pendidikan Perguruan Tinggi yaitu menjadi KBK. Hal ini sudah diterapkan oleh Fakultas Psikologi Universitas X dalam sistem pembelajaran di kelas pada mahasiswa angkatan 2013. Dalam sistem KBK ini pengelompokan mata kuliah sudah berdasarkan kepada kompetensikompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh para mahasiswa di kelas. Menurut buku Panduan Pengembangan KBK Pendidikan Tinggi (2008) dalam proses pembelajaran di dalam kelas, mengenai peran-peran yang diharapkan dilakukan oleh dosen beberapa sejalan dengan prinsip-prinsip

9 Student Centered Learning yang ada di dalam buku McCombs & Whisler (1997). Model pembelajaran dengan Student Centered Learning ini mulai diterapkan oleh Fakultas Psikologi Universitas X semenjak Agustus 2013. Dalam pembelajaran ini, mahasiswa menggunakan informasi, pengalaman, talenta, minat, kapasitas untuk mengolah materi yang diberikan didalam perguruan tinggi. Dalam proses pembelajaran mahasiswa di dalam kelas, ada prosesproses yang dilewati mahasiswa agar sampai pada proses evaluasi atau penilaian terhadap apa yang diberikan oleh dosen di dalam kelas. Dosen di dalam kelas melakukan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan sistem KBK dan mahasiswa menilai bagaimana sistem KBK itu sudah diterapkan pada mahasiswa di kelas. Sebelum sampai kepada penilaian ada tahapan-tahapan yang harus dilewati mahasiswa. Mahasiswa terlebih dahulu harus memahami prinsip-prinsip dasar dari setiap materi yang disampaikan oleh dosen, bagaimana cara dosen menyampaikan materi. Setelah memahami prinsip dasarnya baru mahasiswa dapat mengulang kembali informasi yang didapat dengan pemahaman sendiri. Kemudian mahasiswa mampu mengaplikasikan materi yang didapat lewat tugas-tugas yang diberikan oleh dosen di dalam kelas. Setelah itu mahasiswa bisa menganalisis tugas-tugas yang diberikan, bagaimana peran dosen di dalam kelas dalam membantu mahasiswa menganalisis tugas. Hal tersebut membuat mahasiswa di dalam

10 kelas dapat membuat solusi dari setiap permasalahan yang ada, baik tugas maupun permasalahan yang dihadapi di dalam kelas. Setelah itu mahasiswa sampai kepada proses penilaian dari setiap kegiatan belajarmengajar di dalam kelas termasuk bagaimana perilaku dosen mengajar di dalam kelas. Fokus metode pengajaran Student Centered Learning di dalam kelas Fakultas Psikologi pada angkatan 2013 berada pada mahasiswa sebagai individu yang memiliki pengalaman, perspektif, latar belakang, talenta, minat, kapasitas dan kebutuhan berbeda-beda. Pengajaran tidak hanya berorientasi kepada dosen yang menjelaskan saja, tetapi lebih berorientasi kepada mahasiswa yang mengikuti pelajaran di dalam kelas. Student Centered Learning memiliki lima domain yaitu Metakognitif dan Kognitif, Afektif, Perkembangan, Pribadi dan Sosial, dan Perbedaan Individual. Dalam kelima domain tersebut terdapat dua belas prinsip psikologis yang mengarahkan pada dasar pemikiran mengenai keunikan mahasiswa psikologi. Perbedaan setiap mahasiswa dalam mengungkapkan informasi serta materi yang telah mereka dapatkan untuk membangun pengetahuan baru dari pengetahuan serta pengalaman yang telah dialami oleh mahasiswa psikologi sebelumnya. Prinsip pertama yaitu sifat alami dari proses belajar yang artinya pembelajaran merupakan proses menemukan dan mengkonstruksi makna dari informasi dan pengalaman yang difilter melalui persepsi-persepsi, pemikiran dan perasaan mahasiswa yang unik. Dalam hal ini dosen diminta untuk

11 menunjukkan antusiasme dikelas mengenai topik yang akan dibahas. Hal ini agar membuat mahasiswa merasa antusias untuk mempelajari apa yang disampaikan oleh dosen. Dosen dapat memberitahukan tujuan dari proses mempelajari topik ini, mengapa topik ini penting dan apa saja hal yang bisa dipraktekkan oleh mahasiswa psikologi mengenai topik ini sehingga mahasiswa dapat mengerti melalui pengalaman yang sudah didapatnya setelah mempelajari topik ini. Hal ini membuat ahasiswa psikologi mampu untuk menemukan dan memfilterasi informasi-informasi yang sudah didapat dan pengalaman-pengalaman yang sudah dialami sebelumnya mengenai suatu topik tertentu yang akan dibahas oleh dosen didalam kelas. Prinsip kedua yaitu tujuan proses pembelajaran untuk menciptakan makna dari pengetahuan dan pengalaman dengan tidak terlalu memperhatikan kuantitas dan kualitas yang ada. Dalam hal ini dosen mendorong mahasiswa serta menunjukkan kepedulian akan proses pemaknaan yang dilakukan oleh mahasiswa psikologi tersebut. Dosen dapat lebih sering memberikan pertanyaan kepada mahasiswa untuk menggali seberapa paham mahasiswa dengan konsep yang diberikan. Mahasiswa akan secara perlahan memperbaiki sendiri konsep pemikiran mereka yang salah mengenai topik yang diberikan di dalam kelas. Prinsip ketiga yaitu konstruksi pengetahuan yaitu pengaitan informasi baru dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya melalui cara-cara yang

12 unik. Dalam prinsip ini, dosen memperlengkapi mahasiswa psikologi dalam memilih strategi yang tepat bagi mahasiswa untuk mengorganisasikan informasi yang telah mereka dapatkan. Mahasiswa psikologi akan menemukan caranya yang unik dan berbeda-beda dalam mengorganisasikan informasi atau materi kuliah yang disampaikan dalam pembelajaran didalam kelas. Pengetahuan yang diterima oleh mahasiswa psikologi berbeda-beda, dan para mahasiswa psikologi akan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi mereka. Prinsip keempat yaitu berpikir tingkat tinggi yang artinya adalah memfasilitasi kreatifitas dan berpikir kritis sert pengembangan keahlian. Dalam prinsip ini, dosen memberikan stimulus mengenai hakekat dari pengetahuan dan tantangan baru yang menyenangkan dalam penelitian ini. Dengan demikian mahasiswa psikologi akan merasa dirinya tertantang dan bersemangat dalam membuat penelitian ataupun tugas-tugas yang diberikan. Mahasiswa psikologi dapat mengembangkan kemampuan kognisinya dengan bantuan dosen dalam mencoba berpikir secara lebih kompleks. Prinsip kelima yaitu pengaruh motivasi terhadap pembelajaran, yang artinya bahwa dalam dan luasnya informasi serta apa dan berapa banyak informasi yang diperoleh dipengaruhi oleh beberapa faktor (self warness, value, emosi). Dalam hal ini dosen berperan untuk memberikan waktu bagi para mahasiswa untuk menciptakan iklim yang positif dalam pembelajaran,

13 memberikan tujuan-tujuan serta pengalaman yang positif bagi mahasiswa psikologi sendiri (seperti pengalaman-pengalaman atau informasi penting yang bisa didapatkan mahasiswa dalam belajar materi tersebut). Mahasiswa akan menyadari beberapa hal yang mempengaruhi diri mereka dalam proses pembelajaran dikelas. Hal tersebut adalah kesadaran akan kemampuan mahasiswa, minat dan tujuan mahasiswa untuk belajar di bidang psikologi. Prinsip keenam yaitu motivasi intrinsik mahasiswa psikologi untuk belajar. Yang dimaksud dalam prinsip ini adalah banyaknya faktor-faktor dari dalam diri mahasiswa yang akan mempengaruhi mahasiswa dalam belajar. Dosen dapat peka terhadap perasaan-perasaan takut terhadap kegagalan yang dimiliki oleh mahasiswa, kehilangan minat di tengah jalan mengenai materi atau bahkan bidang psikologi sendiri. Dalam hal ini dosen harus mendorong mahasiswa psikologi (bukan membenahi), memunculkan ketertarikan para mahasiswa kembali untuk belajar mengenai bidang tertentu atau bahkan untuk kembali tertarik dalam bidang psikologi, dengan berbagi pengalaman dan memberikan gambaran bahwa dosen sendiri pernah mengalami pasang-surut motivasi dalam diri untuk mempelajari bidang psikologi sendiri. Disini, mahasiswa psikologi bukan lagi dilihat sebagai individu yang akan belajar, tetapi manusia seutuhnya yang memiliki motivasi berbeda-beda. Hal inilah yang harus ditangkap oleh dosen.

14 Prinsip ketujuh yaitu tugas-tugas mata kuliah dalam pembelajaran psikologi yang meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Maksud dalam prinsip ini adalah rasa ingin tahu, kreatifitas dan berpikir tingkat tinggi itu dirangsang oleh tugas belajar yang memiliki tantangan yang real dan juga halhal yang baru. Dalam pengajarannya, dosen menunjukkan pengajaran dengan proses yang memperlihatkan kenyataan dari materi tersebut, sehingga mahasiswa dapat memiliki minat serta ketertarikan mengenai materi tersebut. Selama ini, tugas-tugas yang diberikan oleh dosen merupakan tugas-tugas yang otentik. Dimana mahasiswa akan diberikan tugas dalam kelas mengenai contoh kasus nyata yang terjadi di dunia mengenai topik dan materi yang dibahas didalam kelas. Prinsip kedepalan mengenai hambatan dan kesempatan perkembangan yang artinya progress individu melalui tahapan fisik, intelektual, emosi dan perkembangan sosial adalah hal yang berbeda-beda dan unik. Dosen harus mampu menentukan strategi apa yang akan diberikan didalam kelas dalam penyampaian materi. Seperti, dosen akan konsentrasi terhadap penyampaian materi kepada mahasiswa psikologi angkatan 2013 yang terlihat memiliki kemampuan menangkap informasi yang lebih lama dibandingkan yang lain. Hal ini didasarkan pada perbedaan kapasitas dan kemampuan mahasiswa psikologi sepanjang hidupnya baik fisik, intelektual, emosional, dan sosial yang unik secara genetik. Kemajuan dalam perkembangan ini tidak bisa

15 digeneralisasikan kepada seluruh mahasiswa psikologi angkatan 2013 dalam kelas di Universitas X. Pada fakultas psikologi yang terdiri dari jenjang umur mahasiswa yang berbeda-beda, kemampuan menangkap informasi, gaya belajar yang berbeda-beda sehingga akan mempengaruhi para mahasiswa dalam penerimaan materi dikelas. Dalam hal ini, dosen akan memilah dan merencanakan pemberian materi kepada mahasiswa psikologi, cara penyampaiannya seperti apabila dikelas terdapat proses kecepatan menangkap informasi yang berbeda dari mahasiswa. Prinsip kesembilan yaitu keragaman sosial dan budaya. Didalam Fakultas Psikologi khususnya kelas KBK angkatan 2013 yang terdiri dari berbagai macam kultur yang berbeda dari masing-masing mahasiswa. Dosen berusaha untuk membuat mahasiswa psikologi memahami dan menghormati setiap kultur yang ada dan tersebar diantara mahasiswa psikologi. Hal ini akan berpengaruh pada proses interaksi sosial dan komunikasi bagi para mahasiswa secara fleksibel, juga pengajaran yang adaptif bagi dosen kepada mahasiswa psikologi. Mahasiswa psikologi yang berlatar belakang Jawa dan mahasiswa psikologi yang berlatar belakang Sumatra akan mempunyai cara berbicara, intonasi, pola berpikir yang jauh berbeda dan kemungkinan akan menghambat komunikasi mereka dalam proses pembelajaran. Hal ini yang harus dimengerti oleh mahasiswa psikologi untuk dapat memahami dan menghargai satu sama lainnya.

16 Prinsip kesepuluh yaitu penerimaan sosial, self-esteem dan pembelajaran dimana dosen berusaha untuk mengerti, memahami, dan peduli terhadap potensi dari para mahasiswa. Hal ini dilakukan agar self-esteem mahasiswa psikologi meningkat. Mahasiswa psikologi, yang selama perkuliahan banyak menemukan tugas berkelompok akan merasakan prinsip ini, dimana dalam satu kelompok akan terdapat berbagai mahasiswa yang berbeda-beda, disinilah para mahasiswa tersebut akan belajar menerima satu sama lain dengan keunikan dan cara belajar yang berbeda. Dalam hal inilah self-esteem para mahasiswa psikologi akan lebih meningkat. Prinsip kesebelas yaitu perbedaan individu dalam belajar, yang dimaksud adalah mahasiswa memiliki perbedaan kemampuan dan pilihan tersendiri dalam strategi belajarnya. Dalam prinsip ini dosen harus mempunyai strategi sendiri untuk mengetahui kemampuan masing-masing mahasiswa psikologi. Mahasiswa psikologi yang datang dari berbagai macam daerah, memiliki latar belakang baik suku, agama, bahkan pola asuh dari masing-masing orang tua yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran, mahasiswa psikologi memiliki strategi masing-masing yang berbeda dan unik dalam memprosesnya. Baik dengan membuat catatancatatan kecil didalam buku, mencatat semua yang dikatakan dosen, menggaris bawahi buku, atau hanya dengan mendengarkan guru saja.

17 Prinsip keduabelas yaitu penyaringan kognitif yang merujuk pada keyakinan, pemikiran dan pemahaman pribadi dari mahasiswa psikologi dari pembelajaran dan interpretasi yang ada sebelumnya. Dosen berusaha untuk melihat perbedaan dari masing-masing mahasiswa psikologi. Disini dosen kemungkinan akan menerima pandangan negatif dari mahasiswa psikologi yang akan merasa bahwa mereka memiliki bagian penting yang berbeda, sehingga mahasiswa merasa kurang cocok dengan dosen tersebut. Hal ini yang akan memperlihatkan hal apa yang penting bagi mahasiswa psikologi itu sendiri selama pembelajaran di fakultas psikologi. Baik nilai, atau pemahaman, ataupun materi yang harus dihafalkan sebanyak-banyaknya menjadi bagian yang terpenting dalam pembelajaran di fakultas psikologi ini. Untuk mempermudah melihat proses dari kerangka pemikiran ini, peneliti membuat bagan pemikiran sebagai berikut :

18 Pendekatan Dosen Mahasiswa Psikologi angkatan 2013 di Universitas X kota Bandung Penilaian Penerapan SCL Hampir Selalu Menerapkan Hampir Tidak Pernah Menerapkan Prinsip Student Centered Learning: Metakognitif dan Kognitif Prinsip 1 : Sifat alami dari proses belajar Prinsip 2 : Tujuan proses pembelajaran Prinsip 3 : Konstruksi pengetahuan Prinsip 4 : Berpikir tingkat tinggi Afektif Prinsip 5 : Pengaruh motivasi dalam belajar Prinsip 6 : Motivasi intrinsik untuk belajar Prinsip 7 : Tugas-tugas yang meningkatkan motivasi belajar Perkembangan Prinsip 8 : Hambatan dan kesempatan perkembangan Pribadi dan Sosial Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran Prinsip 9 : Keragaman sosial dan budaya Prinsip 10 : Penerimaan sosial, self-esteem, dan pembelajaran Perbedaan Individual Prinsip 11 : Perbedaan individual dalam pembelajaran Prinsip 12 : Penyaringan kognitif

19 1.6. Asumsi Penelitian 1. Mahasiswa dapat menghayati penerapan proses pembelajaran Student Centered Learning di dalam kelas. 2. Student Centered Learning di dalam kelas KBK dapat diukur melalui penilaian mahasiswa. 3. Dalam kelas KBK sudah diterapkan 12 prinsip Student Centered Learning.