BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini turut mempercepat laju

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DI SMA NEGERI 2 PATI TAHUN PELAJARAN 2005/2006

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang bersifat universal. Di

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS DI SD NEGERI SRONDOL 02 SEMARANG) RINGKASAN TESIS. Oleh: UTIK SETYARTI Q

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TESIS

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional dewasa ini sedang dihadapkan pada empat krisis

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia. Oleh karena

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA TESIS. Oleh : Ties Setyaningsih

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

INTERAKSI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan human investment. Semakin baik pendidikan. sebuah Negara, semakin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada sekolah yang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah tempat belajar bagi para peserta didik dan merupakan tempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SMP NEGERI 2 KISMANTORO KABUPATEN WONOGIRI TESIS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

Studi tentang pelaksanaan pengajaran geografi di sekolah standar nasional. Oleh : Siti Zahratul Hajar NIM K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara historis telah menjadi landasan moral dan etik dalam

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur yang ada di sekolah dengan orang tua murid/masyarakat.

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

KEEFEKTIFAN SEKOLAH TERAKREDITASI

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Tujuan pendidikan berdasarkan di dalam tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. panjang, persiapan yang matang, dukungan sumber daya manusia dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa dan Negara yang otentik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara untuk menjadi negara maju, bermartabat, dan sejahtera. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. (skill), sikap hidup (attitude) sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi menjadi pilar utama dalam melahirkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab II pasal 3 mengamanatkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini turut mempercepat laju perkembangan ekonomi dan industri, yang mempunyai pengaruh penting terhadap dunia pendidikan. Salah satu dampak pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang paling nyata dirasakan yaitu menyangkut lapangan kerja, baik dilihat dari kebutuhan masyarakat maupun kemampuan dalam menyediakan atau menyiapkan tenaga kerja. Dalam hubungannya dengan masalah penyiapan tenaga kerja, yang dihadapi di lapangan yaitu rendahnya mutu tenaga kerja di negara kita. Berbicara tentang rendahnya mutu tenaga kerja, berarti kita bicara tentang sumber daya manusia yang masih rendah kualitasnya. Peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu mendapat perhatian yang sangat serius. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas Lembaga Pendidikan merupakan institusi yang paling bertanggung jawab terhadap masa depan suatu bangsa dan diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu lembaga 1

2 pendidikan seyogianya menjadi lembaga strategis dalam upaya mengembangkan segenap potensi individu, termasuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan bagi peserta didik, yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatua Republik Indonesia. Upaya meningkatkan mutu pendidikan merupakan serangkaian kebijakan pemerintah menyusul adanya indikasi semakin merosotnya mutu pendidikan yang berdampak pada rendahnya mutu SDM belakangan ini. Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya nyata walaupun belum optimal untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang diamanatkan pada pasal 3 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. Pasal tersebut berbunyi : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berbicara tentang mutu pendidikan ada beberapa teori yang mendukung. Menurut Minarti (2011:401) Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Konsep sekolah unggul adalah sekolah yang secara terus menerus meningkatkan kinerjanya dan menggunakan sumber daya yang dimiliki secara optimal untuk menumbuhkembangkan prestasi siswa secara menyeluruh. Hal ini berarti bukan hanya prestasi akademik saja yang

3 dikembangkan, melainkan juga potensi psikis, fisik, etik, moral, religi, spirit, adversity dan intelgensi. Faktor yang menentukan sekolah unggul atau efektif adalah faktor sumber daya manusia yaitu guru, disamping faktor lainnya seperti kurikulum, sarana prasarana dan sumberdaya sekolah lainnya dimanfaatkan secara optimal. Berarti kepala sekolah, tenaga administrasi, pengembang kurikulum di sekolah dan penjaga sekolahpun harus dilibatkan secara aktif, karena semua sumber daya tersebut akan menciptakan iklim sekolah yang mampu menjadikan sekolah itu unggul atau efektif. Mendukung konsep di atas, menurut Mantja: Keberhasilan sekolah banyak ditentukan oleh para guru dan kepala sekolah, meskipun keberhasilan kerja guru juga dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu faktor yang berperan penting adalah peran pokok yang dimainkan oleh kepala sekolah melalui kepemimpinan, dengan membangun dan mempertahankan semangat kerja yang positif dan tinggi. (Mantja, 2010:401) Maksudnya adalah bagaimana struktur organisasi sekolah itu disusun, bagaimana warga sekolah berpartisipasi, bagaimana setiap personal memiliki peran dan tanggung jawab yang sesuai dan bagaimana terjadinya pelimpahan dan pendelegasian wewenang yang disertai tanggung jawab. Hal ini tidak dapat lepas dari pengelolaan sekolah oleh personal yang terkait pada sekolah tersebut. Pemerintah sudah cukup berupaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan melalui perubahan kurikulum, penyediaan infrastruktur,

4 penyediaan buku pelajaran, juga meningkatkkan mutu guru lewat pendidikan dan pelatihan, bimtek, workshop dan kegiatan akademik yang lain. Berbagai program dimunculkan antara lain Revitalisasi KKG yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidika (LPMP), Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM (PKPS-BBM) bidang pendidikan dalam bentuk BOS, yang muaranya pada peningkatan baik kuantitas maupun kualitas/mutu pendidikan. Akan tetapi karena pengelolaannya terlalu kaku dan sentralistik, program-program inipun tidak memberikan dampak positif, terbukti angka partisipasi pendidikan nasional maupun mutu pendidikan tetap belum seperti yang diharapkan. Pengelolaan pendidikan yang baik sangat didambakan untuk mencapai keunggulan masyarakat, bangsa dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, yang secara politis diharapkan dapat menjadi landasan dalam pengembangan pendidikan di Indonesia baik secara makro, meso maupun mikro. Kebijakan tersebut menawarkan satu model manajemen yang cocok diterapkan di sekolah sebagai bentuk aktualisasi dari otonomi secara mikro. Untuk itu, manajemen sekolah standar nasional merupakan satu model manajemen sekolah yang sangat terkait dengan upaya meningkatkan mutu pendidikan secara mikro. Kata pengelolaan hasil terjemahan dari management, menurut Follet (Subagio, 2006: 10) yaitu seni melakukan sesuatu dengan bantuan orang lain. Berarti pengelolaan suatu tujuan dengan bantuan orang lain, bukan dengan

5 jalan melaksanakannya sendiri. Searah dengan usaha peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan sesuai dengan era desentralisasi, di mana bidang pendidikan juga dikelola secara otonomi oleh pemerintah daerah, sehingga pendidikan harus ditingkatkan ke arah yang lebih baik dalam arti relevansinya bagi kepentingan daerah maupun kepentingan nasional. Sistem pengelolaan pendidikan akan menentukan efektif tidaknya kurikulum, berbagai peralatan belajar, waktu mengajar dan proses mengajar itu sendiri dalam proses mengajar yang menghasilkan tamatan pendidikan yang diinginkan.( Tilaar, 2008:28) Pengelolaan/manajemen sekolah saat ini memiliki kecenderungan ke arah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau School Based Mangement. Manajemen berbasis sekolah sebagai salah satu instrumen untuk meningkatkan mutu pendidikan diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih luas kepada kepada sekolah untuk mengambil keputusan atas kebijakan yang akan ditempuh dengan melibatkan secara langsung semua pihak yang ada di sekolah.(supriyanto, 2009:33) Realita yang berkembang sekarang memang masyarakat sudah mulai kritis dalam menentukan dan memilih lembaga pendidikan (sekolah) bagi anak-anaknya. Masyarakat memilih sekolah unggulan/efektif/berprestasi atau sejenisnya dan produktif untuk anak-anaknya dalam melanjutkan sekolah. Kondisi ini dapat menjadikan kesenjangan sekolah satu dengan lainnya saat awal tahun pelajaran (penerimaaan siswa baru). Satu sisi di sekolah unggulan diminati banyak calon siswa, sementara sekolah yang tidak

6 unggul kosong pengunjung untuk mendaftarkan sekolah. Sekolah unggul, identik dengan program-program unggulan yang dapat dikembangkan oleh sekolah. Dengan berlakunya Standar Nasional Pendidikan, sebagaimana penjelasan PP 19 tahun 2005 pasal 11 ayat (2) dan (3), pemerintah memetakan sekolah/madarasah menjadi sekolah /madarasah yang sudah atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan dan sekolah/madarasah yang belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan. Selanjutnya pemerintah mengkategorikan sekolah /madarasah yang telah atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan ke dalam kategori mandiri, dan sekolah/madarasah yang belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan ke dalam kategori standar. Untuk tingkat Sekolah Dasar, sekolah dalam kategori mandiri disebut Sekolah Dasar Standar Nasional ( SDSN). Standar Nasional Pendidikan menurut PP 19 tahun 2005 meliputi Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standat Penilaian, Standar Sarana Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Pengelolaan, dan Standar Pembiayaan. Keberadaan Sekolah Dasar Standar Nasional menjadi harapan masyarakat untuk mengantar anak-anak mereka mendapatkan pendidikan yang unggul. Namun kenyataannya masyarakat masih menuai kekecewaan, karena apa yang diharapkan dari sekolah tersebut masih belum sesuai dengan yang diinginkan. Berdasarkan laporan hasil Evaluasi Diri Sekolah yang

7 disimpulkan oleh para pengawas sekolah menunjukkan Sekolah Dasar Standar Nasional masih belum bisa memenuhi beberapa standar yang disyaratkan. Sebagai sekolah yang sudah ditetapkan sebagai Sekolah Standar Nasional, mestinya harus berusaha mewujudkan pemenuhan beberapa standar yang masih berada di bawah standar nasional. Usaha sekolah yang bisa dilakukan salah satunya adalah dalam hal pengelolaan berbagai komponen yang ada di sekolah itu sendiri. Pengelolaan semua komponen yang ada di sekolah harus lebih optimal, jika ingin menghasilkan lulusan yang berkualitas. SD Negeri Sukoharjo 01, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati merupakan salah satu dari bagian sistem pendidikan nasional di bawah Direktorat Pendidikan Dasar menangkap kebijakan pemerintah melalui program pengembangan sekolah berstandar nasional. Pimpinan dan komponen manajemen pendidikan di Sekolah Dasar ini mengambil keputusan untuk membawa dan mengelola SD Negeri Sukoharjo 01 Wedarijaksa Pati menjadi Sekolah Dasar berstandar nasional. Pengelolaan sekolah standar nasional tentunya tidak sekejap dapat terwujud. Proses pengelolaan memerlukan dukungan semua pihak terkait dalam pengembangan sekolah ini. Keunikan dan karakteristik dari SD Negeri Sukoharjo 01 Wedarjaksa Pati yang berbeda dengan sekolah lain membuat daya tarik tersendiri. SD

8 Negeri Sukoharjo 01 adalah salah satu Sekolah Dasar di Kecamatan Wedarijaksa Pati yang dijadikan sebagai rujukan Sekolah Dasar Standar Nasional, karena kondisinya yang mendekati pemenuhan standar nasional pendidikan. Karakteristik sementara yang terlihat, perkembangan SD Negeri Sukoharjo 01 Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati mempunyai sarana dan prasarana yang memadahi, tenaga pendidik yang hampir semuanya sarjana, prestasi semakin tahun semakin meningkat. Banyak prestasi sekolah yang dapat terbaca oleh masyarakat desa Sukoharjo, dan sebagai satusatunya Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN ) di Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti merasa tertarik untuk mengkaji, mendalami konsep dan hal ihwal yang terkait dengan esensi substansial pengelolaan dan pengembangan sekolah dasar standar nasional, serta SD Negeri Sukoharjo 01 Kecamatan Wedarijaksa kabupaten Pati sebagai setting penelitian. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti sengaja mengedepankan dan mengangkat karakteristik pengelolaan menjadi fokus penelitian dalam penulisan tesis dengan judul PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL DI SD NEGERI SUKOHARJO 01 KECAMATAN WEDARIJAKSA KABUPATEN PATI.

9 B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka fokus penelitian ini adalah bagaimana ciri-ciri pengelolaan sekolah standar nasional di SD Negeri Sukoharjo 01 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. Fokus penelitian tersebut dijabarkan ke dalam 4 sub fokus sebagai berikut : 1. Bagaimana ciri-ciri pengelolaan kurikulum dan pembelajaran sekolah standar nasional di SD Negeri Sukoharjo 01, Kecamatan Wedarijaksa,Pati? 2. Bagaimana ciri-ciri pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan sekolah dasar standar nasional di SD Negeri Sukoharjo 01, Kecamatan Wedarijaksa, Pati? 3. Bagaimana ciri-ciri pengelolaan sarana prasarana sekolah standar nasional di SD Negeri Sukoharjo 01, Kecamatan Wedarijaksa, Pati? 4. Bagaimana ciri-ciri pembinaan peserta didik sekolah standar nasional di SD Negeri Sukoharjo 01, Kecamatan Wedarijaksa, Pati C. Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian, maka tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan secara mendalam tentang : 1. Pengelolaan kurikulum dan pembelajaran di SD Negeri Sukoharjo 01. 2. Pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan di SD Negeri Sukoharjo 01. 3. Pengelolaan sarana dan prasarana di SD Negeri Sukoharjo 01. 4. Pembinaan peserta didik di SD Negeri Sukoharjo 0

10 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi kepala sekolah selaku manajer dan pemimpin dalam pengelolaan sekolah standar nasional. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan atau referensi, bahan evaluasi sekaligus masukan sekolah demi perbaikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. b. Bagi Dinas Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi penting dalam menangkap kegiatan dan pengelolaan Sekolah Dasar Standar Nasional, sehingga dukungan dan kebijakan yang diambil lebih tepat dalam pengembangan sekolah dan dunia pendidikan selanjutnya. c. Bagi Komite Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada komite sekolah tentang pengelolaan Sekolah Dasar Standar Nasional, sehingga partisipasi komite sekolah lebih sesuai dalam pertimbangan mengambil keputusan suatu program sekolah.

11 E. Daftar Istilah Daftar istilah ini peneliti tulis dengan tujuan menghindari kesalahpahaman makna tiap istilah dalam penelitian ini. 1. Sekolah Dasar Standar Nasional adalah Sekolah Dasar yang telah memenuhi atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian. 2. Pengelolaan Sekolah Standar Nasional adalah segala kegiatan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan penilaian/evaluasi secara strategis dengan melibatkan semua unsur yang ada di sekolah untuk menjadi sekolah yang lebih bermutu dari sebelumnya guna memenuhi standar nasional pendidikan. 3. SD Negeri Sukoharjo 01 adalah satu-satunya Sekolah Dasar Standar Nasional yang berada di wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Wedarijaksa kabupaten Pati.