BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kemajuan perekonomian bangsa ditambah dengan perkembangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

SMA/SMK/MA atau sederajat (termasuk SRI di luar negeri) yang mempunyai NPSN dan telah mengisi PDSS dengan lengkap dan benar.

INFORMASI SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN) 2018

Bab 1 PENDAHULUAN. USU memiliki visi menjadi University for Industry (UfI), dengan misi:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia khususnya pembelajaran matematika harus. informasi, serta kemampuan memecahkan masalah.

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

PENGISIAN PDSS DAN PENDAFTARAN SNMPTN 2017

BII Maybank Scholarship

PENGISIAN PDSS DAN PENDAFTARAN SNMPTN 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pusat bagi kemajuan sebuah bangsa, melalui

SOSIALISASI UJIAN NASIONAL (UN) DAN UJIAN SEKOLAH (US) TAHUN 2015 SUKSES US, UN DAN SNMPTN 2015

I. PENDAHULUAN. dalam lingkungan yang lebih luas, harus dapat ditumbuh kembangkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena

PENJURUSAN SISWA. Universitas. Negeri. Padang JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN. alizamar BK UNP Padang

Panduan Rekrutment Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang mau tidak mau harus dihadapi. Tuntutan masyarakat semakin. memperoleh ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan.

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Seorang siswa mempunyai tugas utama yaitu belajar. Belajar

PANDUAN PENERIMAAN MAHASISWA BARU UNJANI PROGRAM SARJANA DAN DIPLOMA-3 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

PENGUMUMAN Nomor: 609 /H32.9/DT/2011 PENERIMAAN MAHASISWA BARU PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG TAHUN AKADEMIK 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan ekonomi suatu Negara tidak lepas dari

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas

BIMBINGAN KONSELING SMA TARAKANITA 1 KAMIS, 02 FEBRUARI 2017

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang

BIDANG KURIKULUM ( Sugiyanta (SMAN 48 Jakarta) /

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

KUTIPAN SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NASIONAL. Nomor : 56 Tahun Tentang BAB IV PENGHARGAAN/BEASISWA BAGI CALON MAHASISWA BERPRESTASI

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Riwayat Hidup. Abstract Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan potensi siswa secara optimal. Pada jenjang SMA, upaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 01 Belangkejeren, yang terletak di

PANDUAN PENERIMAAN MAHASISWA BARU UNJANI PROGRAM SARJANA DAN DIPLOMA-3 TAHUN 2015

BAB III GAMBARAN UMUM SMA SANTA THERESIA. Pos No.2, sebuah sekolah yang didirkan oleh para biarawati Ursulin pada tahun 1960.

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 PALEMBANG

II. PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN 2.1 JALUR PMDK

PENGUMUMAN Nomor: 1855/UN32.9/DT/2013 PENERIMAAN MAHASISWA BARU PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2013/2014

BROSUR PANDUAN PPDB MAN 3 MALANG TAHUN PELAJARAN

I. PENDAHULUAN. Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

Panduan Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Kristen Indonesia Tahun Akademik 2018/2019

PENGUMUMAN Nomor: 595 /UN32.9/DT/2012

KERANGKA ACUAN PROGRAM BEASISWA PRESTASI ASTRA

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi belajar yang dicapai siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda, ada

INFO, SHARING & STRATEGI MENUJU PTN

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian Korelasi Karakteristik Input Mahasiswa (Jalur

I. PENDAHULUAN. dan sebaliknya prestasi belajar yang rendah menunjukkan bahwa tujuan belajar

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG PEMINATAN PADA PENDIDIKAN MENENGAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN JL. Gentengkali 33 Surabaya, /Fax.(031) ,

Rambu-rambu Pengisian Mapel untuk SMA KTSP

PANDUAN USMU 2011 PANITIA PELAKSANA USMU TAHUN

PENGANTAR. Semarang, Januari Rektor. DR. Bambang Triyono, MM.

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) Jalan Semarang 5, Malang Telepon/Faksimili: Laman:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini setiap orang berusaha untuk dapat bersekolah. Menurut W. S

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA TAHUN PELAJARAN 2010 /2011. Digunakan untuk kalangan sendiri SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA

PERATURAN SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Nomor : 800/ 303 /2010

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

Departemen Pendidikan Nasional. Sosialisasi KTSP

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. SMA

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Norep, 2012) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

I. KETENTUAN UMUM PERSYARATAN PESERTA III. TATA CARA PENDAFTARAN. Pendataan / Rekomendasi

Universitas Nusa Cendana

PENERIMAAN MAHASISWA BARU PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI, KEBIDANAN DAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK BANJARNEGARA TAHUN AKADEMIK

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi Tahun 2017

TATA CARA / INFORMASI PENDAFTARAN MAHASISWA BARU UNIVERSITAS HANG TUAH TAHUN AKADEMIK 2016/2017 PROGRAM DIPLOMA DAN SARJANA

Panduan Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Kristen Indonesia Tahun Akademik 2017/2018

UNIVERSI RS TAS A S SE S BE B LAS A S MARE

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi atau Universitas merupakan lembaga pendidikan tinggi di

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru adalah pelaku utama dalam pendidikan, karena guru yang berinteraksi

Proposal Kegiatan dan Rencana Studi

BAB I PENDAHULUAN. membantu siswa dalam perkembangannya sesuai dengan bakat dan kemampuan

LAMPIRAN. Fasilitas Akademik Sekolah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa,

WALIKOTA BUKITTINGGI PROPINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 11 provinsi, keterlambatan paket soal, kekurangan lembar soal dan lembar jawaban,

Profil Sekolah PROFIL SEKOLAH. Nama Sekolah : SMA PGRI 2 DENPASAR. Kabupaten/Kota. : Kota Denpasar. Propinsi 1 / 7

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 28 TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga terus berusaha untuk memajukan kualitas pendidikan yang ada.

Program Beasiswa Unggulan

BAB I PENDAHULUAN. Kelas merupakan bagian terkecil dalam suatu sistem pembelajaran di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 19 TAHUN 2013 PERATURAN WALIKOTA DEPOK

2014 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kemajuan perekonomian bangsa ditambah dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah meningkatkan kesadaran berbagai pihak seperti pemerintah, masyarakat, dan pelaku industri akan pentingnya pendidikan bagi masa depan dan kehidupan yang lebih baik. Hal ini terlihat antara lain dari akan dimulainya program Wajib Belajar 12 Tahun pada tahun 2013 menggantikan program Wajib Belajar 9 Tahun yang berlaku selama ini dimana Kemendikbud menargetkan semua warga Indonesia berpendidikan minimal SMA (Damarjati, 2012, dalam situs berita Detik). Progam semacam ini memang sudah sangat dibutuhkan karena di masa kini semakin langka perusahaan yang bersedia mempekerjakan pegawai yang latar belakang pendidikannya di bawah SMA atau SMK. Meski sebagian siswa memilih untuk langsung bekerja setelah resmi dinyatakan lulus dari SMA atau SMK, namun tidak sedikit pula dari mereka yang berjuang agar dapat mengenyam bangku pendidikan di jenjang yang lebih tinggi, dimana salah satu alasannya adalah demi meraih gelar Sarjana, Pasca Sarjana, atau selanjutnya gelar Doktor yang diyakini memberikan jaminan akan kesempatan kerja yang lebih baik di masa depan. Pandangan yang juga berkembang dalam masyarakat adalah bahwa lulusan universitas ternama memiliki kualitas yang superior dibanding universitas yang kurang populer sehingga berpeluang lebih besar untuk mendapatkan posisi kerja di perusahaan-perusahaan ternama dengan kekuatan finansial yang mumpuni yang sanggup menjanjikan kompensasi yang kompetitif dan lebih menarik. 1

2 Pada kenyataannya, jumlah kursi yang tersedia di perguruan tinggi memang tidak sebanding dengan jumlah lulusan pendidikan menengah atas (Widiyanto, 2012, dalam situs berita Kompas). Beratnya persaingan siswa untuk mendapatkan tempat di universitas pilihan semakin terasa ketika yang dituju adalah institusi unggulan seperti berbagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang memiliki kapasitas amat terbatas. Sebagai contoh, situs berita Tempo menyebutkan bahwa pendaftar SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) 2013 jalur undangan ke Universitas Padjadjaran melonjak 4 kali lipat dibanding tahun lalu, dimana peminatnya mencapai 141.864 orang, sedangkan daya tampung lewat jalur tersebut hanya 3.733 orang (Siswadi, 2013). Adapun menurut situs berita Detik, pada pendaftaran SNMPTN tahun ini terdapat 779.000 lulusan SMA/SMK/MA yang memperebutkan 130.000 hingga 150.000 kursi PTN (Widhi, 2013). Tidak hanya di dalam negeri, persaingan yang begitu ketat juga dapat ditemukan pada perguruan tinggi asing, khususnya yang tergolong dalam peringkat puncak dunia dimana calon mahasiswa asal Indonesia harus bersaing dengan berbagai kandidat lainnya dari berbagai negara di seluruh dunia. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh The New York Times (2013) menemukan bahwa dari 35.023 calon mahasiswa yang mendaftarkan dirinya di Harvard University pada tahun 2013, hanya sebanyak 2.029 pendaftar, atau 5,79% dari total pendaftar yang diterima di universitas tersebut. Karena itu, kinerja siswa semasa SMA menjadi salah satu poin penting untuk memenangkan persaingan ini. Sama seperti Indeks Prestasi Mahasiswa yang menjadi pintu masuk awal ke dunia kerja, demikian juga nilai rapor siswa SMA menjadi salah satu pintu masuk awal ke dunia pendidikan tinggi. Nilai rapor umumnya menjadi bahan pertimbangan utama perguruan tinggi di dalam menyeleksi kandidatnya.

3 Misalnya seperti seleksi SNMPTN 2013 yang didasarkan pada hasil Ujian Nasional, nilai rapor, serta prestasi lain siswa dimana siswa juga harus mengantongi rekomendasi dari kepala sekolah (Afifah, 2012 dalam situs berita Kompas). Dengan demikian, tanpa nilai akademik yang memadai dan perilaku belajar yang suportif, akan sulit bagi siswa untuk mendapatkan tempat di perguruan tinggi dengan mutu yang terjamin dan diakui. Hal ini adalah mutlak terlebih bagi mereka yang kondisi finansialnya kurang memadai sehingga harus memperoleh beasiswa jika ingin meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Semakin baik kinerja siswa selama duduk di bangku sekolah menengah, maka akan semakin besar pula kesempatan yang ia miliki untuk meniti ilmu di perguruan tinggi dengan kualitas yang lebih baik. Atas dasar itulah pihak sekolah, khususnya dalam hal ini sekolah menengah atas, wajib mengarahkan siswanya agar mau berjuang dengan sebaik-baiknya untuk memaksimalkan potensi mereka dalam mencapai prestasi. Pihak sekolah wajib membekali setiap siswa agar siap bersaing di dalam memperebutkan bangku kuliah di universitas-universitas terbaik yang ada, baik melalui jalur reguler maupun jalur beasiswa. Guna mewujudkan hal tersebut, penting bagi sekolah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan kinerja siswanya agar sekolah bisa mengaplikasikan strategi yang tepat, terutama berkaitan dengan manajemen kegiatan belajar mengajaranya sehari-hari sehingga akhirnya dengan bangga dapat mempersembahan siswa-siswi lulusannya yang berkualitas mumpuni. Pada tanggal 15 Januari 1969, Yayasan Gereja Yesus Sejati yang sekarang bernama Yayasan Kanaan mendirikan Sekolah Kristen Kanaan Jakarta di Jl. H. Samanhudi no. 23 dimana pada awalnya jenjang yang tersedia adalah mulai dari TK (Taman Kanak-Kanak) hingga SMP (Sekolah Menengah Pertama). Seiring dengan

4 bertambahnya jumlah siswa, pada tahun 1980 Sekolah Kristen Kanaan Jakarta diperluas dengan membeli lahan baru yang lebih luas di Jl. Kran Raya no. 7 dimana selain dilakukan pembangunan untuk TK, SD, dan SMP, juga ditambahkan jenjang pendidikan SMA. Kemudian beberapa tahun yang lalu, sekolah Kristen Kanaan Jakarta juga melakukan ekspansi dengan membuka jenjang SMK di bidang multimedia. Hari ini di tempat tersebut berdiri Sekolah Kristen Kanaan Jakarta dengan jenjang pendidikan KB-TK-SD-SMP-SMA-SMK. Akan tetapi, ekspansi yang dilakukan oleh Sekolah Kristen Kanaan Jakarta tidak sepenuhnya dapat dimaknai sebagai pertanda keberhasilan sekolah, dalam hal ini khususnya pada jenjang SMA. Pasalnya hasil pengamatan yang dilakukan pada siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta kelas X dan XI menunjukkan bahwa kinerja siswa secara keseluruhan belum memenuhi ekspektasi pihak sekolah. Dari segi akademik, terdapat empat poin yang menunjukkan hal tersebut. Pertama, harapan sekolah agar 100% siswanya tidak tinggal kelas belum terwujud, misalnya pada tahun ajaran 2010/2011 masih terdapat satu orang siswa kelas X dan satu orang siswa kelas XI yang tidak naik kelas. Demikian pula pada tahun ajaran 2011/2012 yang lalu masih terdapat dua orang siswa kelas X yang tidak naik kelas. Kedua, para guru mengamati betapa tingginya jumlah siswa yang tidak lulus Ujian Tengah Semester maupun Ujian Akhir Semester dalam sejumlah mata pelajaran, seperti Matematika, Fisika, dan lain-lainnya, sehingga mayoritas siswa harus mengikuti ujian remedial atau ujian ulang agar bisa mencapai Standar Ketuntasan Minimal (SKM) sebagai persyaratan utama siswa agar layak untuk naik kelas. Ketiga, rendahnya kinerja siswa juga tercermin dari rendahnya jumlah siswa yang dinyatakan berhak untuk masuk ke jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Penjurusan dilakukan semenjak siswa menduduki bangku kelas XI dimana siswa yang tidak memenuhi standar

5 minimum nilai Kimia, Biologi, dan Fisika akan ditempatkan di jurusan IPS dengan catatan nilai Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi mereka memenuhi SKM penjurusan yang telah ditetapkan sekolah. Diketahui bahwa pada tahun ajaran 2012/2013 ini, hanya terdapat 17 siswa yang duduk di jurusan IPA dibandingkan dengan 33 siswa kelas XI yang berada di jurusan IPS. Dengan demikian antara jurusan IPS dengan jurusan IPA, perbandingan siswanya adalah sebesar 2:1, sebuah perbedaan yang cukup signifikan. Rendahnya jumlah siswa di kelas IPA tidak sepenuhnya dapat diterjemahkan sebagai buruknya kinerja siswa, akan tetapi guru-guru mengamati bahwa sesungguhnya ada cukup banyak siswa yang berharap dapat duduk di jurusan IPA, namun tidak mengerahkan cukup upaya untuk memperbaiki kinerjanya sehingga mereka pun ditempatkan di jurusan IPS. Keempat, klasifikasi laporan hasil belajar atau nilai rapor siswa pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 1.1 menunjukkan bahwa kinerja akademik siswa terkonsentrasi pada kategori sangat tidak memuaskan dan tidak memuaskan. Sebanyak 42 orang dari total 83 siswa kelas X atau sekitar 50,6% populasi kelas X mendapatkan nilai rapor pada kategori sangat tidak memuaskan dan tidak memuaskan. Kemudian sebanyak 12 orang dari total 17 siswa kelas XI-IPA atau sekitar 70,6% populasi kelas XI-IPA mendapatkan nilai rapor pada kategori sangat tidak memuaskan dan tidak memuaskan. Dapat dicatat pula bahwa tidak ada satu orang pun siswa yang mendapatkan nilai pada kategori memuaskan. Sebanyak 12 orang dari total 33 siswa kelas XI-IPS atau sekitar 36,6% populasi kelas XI-IPS mendapatkan nilai rapor pada kategori sangat tidak memuaskan dan tidak memuaskan dimana angka ini lebih besar dibandingkan kategori cukup yang sebesar 33,33% ataupun kategori memuaskan dan sangat memuaskan yang totalnya sebesar 30,3%.

6 Tabel 1.1 Klasifikasi Laporan Hasil Belajar Siswa Kelas X dan XI KELAS X Rentang Nilai Kategori Jumlah Siswa Persentase 67,26-71,23 Sangat Tidak Memuaskan 9 10,84% 71,24-75,21 Tidak Memuaskan 33 39,76% 75,22-79,19 Cukup 25 30,12% 79,20-83,17 Memuaskan 12 14,46% 83,18-87,15 Sangat Memuaskan 4 4,82% KELAS XI-IPA Rentang Nilai Kategori Jumlah Siswa Persentase 76,08-78,32 Sangat Tidak Memuaskan 8 47,06% 78,33-80,57 Tidak Memuaskan 4 23,53% 80,58-82,82 Cukup 4 23,53% 82,83-85,07 Memuaskan 0 0% 85,08-87,32 Sangat Memuaskan 1 5,88% KELAS XI-IPS Rentang Nilai Kategori Jumlah Siswa Persentase 72,76-75,66 Sangat Tidak Memuaskan 2 6,06% 75,67-78,57 Tidak Memuaskan 10 30,30% 78,58-81,48 Cukup 11 33,33% 81,49-84,39 Memuaskan 7 21,21% 84,40-87,30 Sangat Memuaskan 3 9,09% Sumber: Data Sekolah, Diolah Kembali, 2013 Tidak memuaskannya kinerja akademik siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta ini diduga merupakan akibat dari rendahnya motivasi siswa. Para guru mengamati bahwa meski memang ditemukan beberapa siswa dengan motivasi belajar yang tinggi, namun rata-rata siswa pada umumnya memiliki motivasi belajar yang tergolong rendah. Siswa ingin memperoleh nilai yang baik, akan tetapi tidak mau bekerja keras untuk meraihnya. Siswa terlihat segan untuk berpikir atau bersusah payah belajar ketika akan menghadapi ujian. Misalnya sebagaimana telah dipaparkan di atas, terdapat cukup banyak siswa yang menyatakan keinginannya untuk masuk ke jurusan IPA, akan tetapi tidak mau mengerahkan cukup upaya untuk memperbaiki hasil belajarnya agar memenuhi prasyarat nilai yang sudah ditetapkan.

7 Berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak sekolah untuk mengatasi masalah rendahnya kinerja siswa serta untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Sekolah telah melakukan berbagai perbaikan sarana dan prasarana mengajar, memberikan matrikulasi atau kelas tambahan sepulang sekolah bagi siswa yang merasa membutuhkannya, serta juga mengadakan mentoring oleh teman sebaya baik secara individual ataupun dalam kelompok, yaitu dimana wali kelas bekerja sama dengan siswa yang kinerjanya baik agar dapat membantu siswa yang memiliki kinerja di bawah rata-rata. Sekolah juga menyediakan imbalan bagi siswa yang berprestasi berupa beasiswa uang sekolah selama satu semester bagi siswa yang mendapatkan juara pertama, serta pemberian sertifikat, piala, dan diumumkan keberhasilannya saat upacara bagi siswa yang mendapatkan juara pertama, kedua, dan ketiga. Selain itu, sekolah juga mencoba memberikan dorongan semangat dan perhatian kepada siswanya melalui pemberian umpan balik, nasihat dan konseling, khususnya kepada mereka yang nilainya tidak memuaskan atau mereka yang berperilaku menyimpang. Upaya sekolah untuk melibatkan orang tua juga dapat dilihat dari pengumpulan orang tua sebelum ujian semester untuk mengumumkan akan ujian ini di samping menginformasikan perilaku dan hasil belajar anak-anaknya dalam kegiatan belajar di sekolah. Akan tetapi semua hal tersebut dinilai tidak memberikan manfaat sebesar apa yang diharapkan sekolah mengingat secara keseluruhan baik kinerja maupun motivasi siswa masih berada pada tingkat yang tidak memuaskan guru-guru SMA Kristen Kanaan Jakarta. Terkait dengan masalah di atas, sekolah ingin sekali mengetahui penyebabnya. Sekolah ingin mengetahui apakah mungkin masalah utamanya terletak pada pihak sekolah atau pihak lain di luar sekolah seperti orang tua. Sekolah bertanya-tanya apakah kualitas pendidikan yang selama ini dikelola dan diupayakan

8 perbaikannya, baik itu terkait program belajar mengajar, kualitas guru, maupun sarana prasarana, membawa pengaruh yang besar terhadap kinerja dan motivasi siswa, serta bagaimana sesungguhnya pandangan siswa akan kualitas pengajaran yang diterimanya sehari-hari, dimana hal ini memiliki kaitan erat dengan visi sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan berkualitas yang berlandaskan nilai-nilai kristiani. Di sisi lain, sekolah ingin mengetahui apakah orang tua punya andil besar dalam menentukan motivasi dan prestasi siswa, seperti misalnya apakah cara orang tua memimpin rumah tangga, khususnya di dalam mengasuh anak-anaknya, mempengaruhi nilai yang siswa dapatkan maupun keinginannya untuk terus belajar dan berprestasi. Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, penelitian skripsi ini diberikan judul PENGARUH TOTAL QUALITY TEACHING DAN GAYA KEPEMIMPINAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA SISWA SMA KRISTEN KANAAN JAKARTA KELAS X DAN XI. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan pada bagian sebelumnya, berikut adalah masalah yang akan diteliti oleh peneliti: 1. Seberapa besar pengaruh Total Quality Teaching dan Gaya Kepemimpinan Orang Tua secara individual maupun simultan terhadap Motivasi Belajar siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI? 2. Seberapa besar pengaruh Total Quality Teaching dan Gaya Kepemimpinan Orang Tua terhadap Motivasi Belajar, serta dampaknya terhadap Kinerja

9 Siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI secara individual maupun simultan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan penelitian yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh Total Quality Teaching dan Gaya Kepemimpinan Orang Tua secara individual maupun simultan terhadap Motivasi Belajar siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI. (T-1) 2. Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh Total Quality Teaching dan Gaya Kepemimpinan Orang Tua terhadap Motivasi Belajar, serta dampaknya terhadap Kinerja Siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI secara individual maupun simultan. (T-2) 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti melalui penelitian ini, yaitu sebagai berikut. 1. Bagi peneliti: Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai dunia pendidikan, terutama berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah, serta motivasi dan kinerja siswa Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai gaya kepemimpinan orang tua 2. Bagi SMA Kristen Kanaan Jakarta:

10 Untuk mengetahui penilaian siswa terhadap mutu pengajaran terpadu di sekolah. Untuk mengetahui apakah faktor total quality teaching dan gaya kepemimpinan orang tua mempengaruhi motivasi belajar siswa dan apakah ketiga variabel tersebut memiliki dampak bagi kinerja siswa. Kedua poin tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk menjadi bahan pertimbangan di dalam mengambil tindakan korektif untuk memperbaiki prestasi belajar siswa. 3. Bagi kepentingan akademik: Sebagai referensi bagi institusi pendidikan lain yang mengalami masalah serupa Sebagai referensi untuk melaksanakan penelitian di masa mendatang yang berkenaan dengan isu total quality teaching, gaya kepemimpinan orang tua, motivasi belajar, serta kinerja siswa.