Kolokium Liliani Isna Devi G

dokumen-dokumen yang mirip
Kolokium Liliani Isna Devi G

Kolokium Delvi Riana G

IDENTIFIKASI POSTLARVA FAMILI GOBIIDAE DARI MUARA SUNGAI KEDURANG, BENGKULU MELALUI DNA BARCODE

PRAKATA. Alhamdulillah syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah swt., atas

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari-Agustus 2010 di Laboratorium Zoologi Departemen Biologi, FMIPA, IPB.

APPLICATION OF DNA BARCODE IN DETERMINATION OF SHRIMP SPECIES OF FRESH WATER FROM THE PROVINCE OF JAMBI

Depik, eas, dan relo; yang manakah Rasbora tawarensis?

The Origin of Madura Cattle

Seminar Dewinta G

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

Kolokium Departemen Biologi FMIPA IPB: Ria Maria

APLIKASI DNA BARCODE PADA PENENTUAN SPESIES IKAN DANAU LAUT TAWAR, NANGGROE ACEH DARUSSALAM YANTI ARIYANTI

AMPLIFIKASI GEN CYTOCHROME OXIDASE SUBUNIT I (COI) DARI SAMPEL SIRIP IKAN HIU DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA PASANGAN PRIMER

PENGGUNAAN DNA BARCODE SEBAGAI ALTERNATIF IDENTIFIKASI SPESIES UDANG MANTIS RAISA AULIANE SYAFRINA

BAB 4. METODE PENELITIAN

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

Runutan gen cytochrome C oxydase 1 ikan lais janggut, Kryptopterus limpok (Bleeker, 1852) dari Sungai Kampar dan Sungai Indragiri, Provinsi Riau

HASIL DAN PEMBAHASAN

G091 ANALISIS DNA MITOKONDRIA BADAK SUMATERA DALAM KONSERVASI GENETIK

Keanekaragaman Genetika Ikan Lais Cryptopterus spp. dari Propinsi Riau Berdasarkan Sitokrom-b DNA Mitokondria

Analisis Filogenetik Nannophya pygmaea (Odonata: Libellulidae)

IDENTIFIKASI MOLEKULER SIRIP IKAN HIU YANG DIDAPAT DARI PENGUMPUL SIRIP DI MINAHASA

KAJIAN PENANDA GENETIK GEN CYTOCHROME B DAN DAERAH D-LOOP PADA Tarsius sp. OLEH : RINI WIDAYANTI

I. PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa DNA Barcode dapat memberikan kontribusi yang kuat. untuk penelitian taksonomi dan keanekaragaman hayati.

IDENTIFIKASI MOLEKULER ROTIFER Brachionus sp. ASAL PERAIRAN TUMPAAN, MINAHASA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ISOLASI DNA DAN AMPLIFIKASI FRAGMEN D-LOOP MITOKONDRIAL PADA IKAN Ompok hypophthalmus (Bleeker, 1846) DARI SUNGAI KAMPAR PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. (FAO, 2016a) dan produksi dua jenis udang yaitu Litopenaeus vannamei dan Penaeus

menggunakan program MEGA versi

PEMBAHASAN Variasi Gen COI dan Gen COII S. incertulas di Jawa dan Bali

HASIL DAN PEMBAHASAN. DNA Genom

HASIL DAN PEMBAHASAN. Amplifikasi Daerah D-loop M B1 B2 B3 M1 M2 P1 P2 (-)

DNA BARCODE DAN ANALISIS FILOGENETIK MOLEKULER BEBERAPA JENIS BIVALVIA ASAL PERAIRAN SULAWESI UTARA BERDASARKAN GEN COI

GENETIKA POPULASI Manta alfredi (Krefft, 1868) ANTARA RAJA AMPAT, PULAU KOMODO DAN NUSA PENIDA BERDASARKAN DNA MITOKONDRIA

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN. Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan

ANALISIS DNA MITOKONDRIA BADAK SUMATERA DALAM KONSERVASI GENETIK HANDAYANI

Kode batang DNA ikan lais genus Kryptopterus asal Sungai Mahakam. Kalimantan Timur]

IDENTIFIKASI MOLEKULER GEN CYTOCHROME OXIDASE SUBUNIT I (COI) LOBSTER GENUS Panulirus DI YOGYAKARTA: SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN SUMBERDAYA

EKSPLORASI GEN CYTOCHROME OXIDASE SUBUNIT I (COI) DARI KERANG MUTIARA (Pinctada fucata) YANG BERASAL DARI LOKASI GEOGRAFIS YANG BERBEDA YUYUN QONITA

Seminar Ajeng Siti Fatimah G

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

Periode Juli-September 2016 ISSN ONLINE :

DNA barcode dan haplotype network ikan lokal dari Telaga Banyu Biru Kabupaten Pasuruan

Tabel 1. Komposisi nukleotida pada gen sitokrom-b parsial DNA mitokondria Cryptopterus spp.

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid

VARIAN GENETIK Sardinella lemuru DI PERAIRAN SELAT BALI

BAB I PENDAHULUAN. Eleotridae merupakan suatu Famili ikan yang di Indonesia umum dikenal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Analisis Kekerabatan Rayap Tanah M. gilvus dengan Pendekatan Perilaku

III. HASIL DAN PEMBAHASAN M

VARIASI GEN CYTOCHROME OXIDASE SUBUNIT I (COI) DNA MITOKONDRIA PADA LEBAH Apis cerana CAHYO NUGROHO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

BAHAN DAN METODE. Tahapan Analisis DNA S. incertulas

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Jurnal Kedokteran Hewan Vol. 7 No. 2, September 2013 ISSN : X

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA IKAN PELAGIS DI ESTUARIA PELAWANGAN TIMUR, SEGARA ANAKAN, CILACAP

ANALISIS DNA MITOKONDRIA BADAK SUMATERA DALAM KONSERVASI GENETIK HANDAYANI

II. METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK FISIKA KIMIA PERAIRAN DAN KAITANNYA DENGAN DISTRIBUSI SERTA KELIMPAHAN LARVA IKAN DI TELUK PALABUHAN RATU NURMILA ANWAR

Kryptopterus spp. dan Ompok spp.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. masyarakat terhadap konsumsi susu semakin meningkat sehingga menjadikan

STRUKTUR GENETIK POPULASI IKAN BELIDA (Chitala lopis, Bleeker 1851) DI WADUK KUTOPANJANG

PENGANTAR. Latar Belakang. Itik yang dikenal saat ini adalah hasil penjinakan itik liar (Anas Boscha atau

BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK BEBERAPA POPULASI IKAN BATAK (Tor soro) DENGAN METODE RANDOM AMPLIFIED POLYMORPHISM DNA (RAPD) 1

TINJAUAN PUSTAKA Penggerek Batang Padi di Indonesia Biologi S. incertulas (Walker)

BAB I PENDAHULUAN. ikan, sebagai habitat burung-burung air migran dan non migran, berbagai jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

ANALISA KEKERABATAN 14 SPESIES PRIMATA DENGAN PROGRAM MEGA 4. Abdul Rahman Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dewasa). Estuari merupakan

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia ABSTRACT

Current Biochemistry Volume 3 (2): 54-65, 2016

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah

HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK MUTAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) HASIL PERLAKUAN MUTAGEN KOLKISIN BERDASARKAN PENANDA MOLEKULER RAPD

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

VARIASI GEN CYT B MITOKONDRIA PADA IKAN BELIDA EVI ALFIAH TAUKHID G

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN INTISARI ABSTRACT BAB I

STRUKTUR GENETIK DAN FILOGENI YELLOWFIN TUNA

TINJAUAN PUSTAKA. Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : Curculionidae) Kumbang ini mengalami metamorfosis sempurna (holometabola), yakni

BAB XIII. SEKUENSING DNA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

2015 ISOLASI DNA PARSIAL GEN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4. Hasil Amplifikasi Gen FSHR Alu-1pada gel agarose 1,5%.

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2011, ISSN:

Lumba-Lumba Hidung Botol Laut Jawa Adalah Tursiops aduncus Berdasar Sekuen Gen NADH Dehidrogenase Subunit 6

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Sampel yang digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2014.

Seminar Cynthia Dessy Lestari Ambarwati

ANALISIS JARAK GENETIK DAN FILOGENETIK KAMBING JAWA RANDU MELALUI SEKUEN DAERAH DISPLACEMENT LOOP (D-LOOP) DNA MITOKONDRIA.

PENDAHULUAN. stabil terhadap morfologi (fenotip) organisme. Dan faktor luar (faktor yang

IDENTIFIKASI IKAN GENUS MYSTUS DENGAN PENDEKATAN GENETIK

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. divisualisasikan padaa gel agarose seperti terlihat pada Gambar 4.1. Ukuran pita

Transkripsi:

Kolokium Liliani Isna Devi G34080057 Liliani Isna Devi, Achmad Farajallah, dan Dyah Perwitasari. 2011. Identifikasi Larva Famili Gobiidae dari Sungai Kedurang, Bengkulu melalui DNA Barcode. Kolokium disampaikan Tanggal 10 Nopember 2011, Departemen Biologi FMIPA IPB PENDAHULUAN Latar Belakang Ikan Gobi merupakan anggota famili Gobiidae dengan ciri sirip ventral menyatu dan membentuk piringan penghisap. Hal ini memungkinkan mereka untuk tetap pada posisinya di perairan dengan arus yang deras (Kottelat M & Whitten AJ 1993). Famili Gobiidae dikelompokkan ke dalam spesies diadromous (bermigrasi antara laut dan air tawar) yang bersifat katadromous, yaitu bermigrasi dari air tawar ke laut untuk melakukan pemijahan. Di laut, telur akan menetas dan berkembang menjadi larva, dan selanjutnya akan berkembang menjadi dewasa di sungai. Keberadaan larva ikan terkait dengan parameter ph, temperatur, salinitas, kecepatan arus, plankton page 1 / 14

dan turbiditas (McDowall 2007). Daerah estuaria merupakan perairan yang subur dan berfungsi sebagai habitat untuk berlindung, mencari makan, zona reproduksi, zona asuhan, dan zona pembesaran bagi berbagai jenis ikan, baik jenis-jenis ikan yang menetap maupun migran. Komposisi jenis dan jumlah individu larva ikan di daerah estuari selalu berfluktuasi. Hal ini berkaitan dengan migrasi ikan yang mencari kondisi lingkungan sesuai dan dipengaruhi pula oleh kondisi pasang surut (Subiyanto et al. 2008). Identifikasi spesies dari larva ikan sulit dilakukan berdasarkan ciri morfologi yang biasa dilakukan secara konvensional. Selain itu, sebagian besar panduan identifikasi morfologi ikan berdasarkan pada ikan dewasa. Dalam penelitian yang direncanakan ini, kami akan mengaplikasikan metode identifikasi ikan menggunakan DNA Barcode. Penggunaan DNA Barcode sebagai pengenal suatu spesies dapat mengidentifikasi berbagai tingkat kehidupan hewan (Victor et al. 2009). DNA Barcode telah menarik perhatian dunia sebagai sistem yang mengidentifikasi spesies secara cepat dan tepat dengan menggunakan urutan pendek DNA (Meier et al. 2006). Ruas DNA yang banyak digunakan sebagai barcode adalah sekitar 700 bp di bagian ujung 5 gen cytochrome oxidase 1 (COI) dalam genom mitokondria yang dapat mengidentifikasi hampir semua spesies hewan (Ward et al. 2005), baik interspesifik maupun intraspesifik (Hebert et al. 2003). Teknik ini tidak hanya mempunyai kegunaan yang potensial untuk mengidentifikasi spesies yang telah dikenali tapi juga dapat menemukan spesies baru (Hajibabaei et al. 2005), serta dapat mengungkapkan fenomena spesies cryptic. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komposisi spesies anggota famili Gobiidae dalam kumpulan ikan di estuari Sungai Kedurang, Bengkulu menggunakan DNA Barcode. Waktu dan Tempat page 2 / 14

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai Maret 2012 di bagian Fungsi Hayati dan Perilaku Hewan Departemen Biologi, IPB. BAHAN DAN METODE Sampel Ikan Kumpulan ikan yang diambil dari estuari sungai Kedurang Bengkulu merupakan koleksi Dr. Achmad Farajallah IPB. Kumpulan ikan diambil satu kali pada minggu kedua bulan Juli 2011 dan dua kali pada minggu keempat bulan Agustus 2011. Semua sampel disimpan dalam alkohol 70% yang mengandung EDTA 10 mm. Idenfifikasi sampel Kumpulan larva ikan disortir berdasarkan ada tidaknya sirip cakram ventral sebagai ciri pembeda anggota Famili Gobiidae. Penyortiran ikan lebih lanjut akan dilakukan berdasarkan bentuk kepala, bentuk tubuh, bentuk mata dan pola melanophore. Ekstraksi dan Isolasi DNA Sampel jaringan yang digunakan sebagai sumber DNA adalah jaringan otot dari seluruh bagian tubuh, terutama bagian tubuh belakang sejak anus sampai ekor. Ekstraksi dan isolasi DNA akan menggunakan DNA Extraction Kit for animal tissue (Geneaid). Amplifikasi dan Visualisasi Fragmen DNA Amplifikasi ruas gen CO1 mtdna akan dilakukan dengan menggunakan primer universal gen CO1 pada ikan ( http://ibol.org/resources/barcode-library/). Kondisi PCR akan dioptimasikan untuk memperoleh ruas DNA target atau amplikon yang spesifik untuk setiap pasangan primer. Pengujian amplikon akan dilakukan dengan metode polyacrilamiide gel electrophoresis (PAGE) 6% yang dilanjutkan dengan pewarnaan sensitive perak (Byun et al. 2009). Perunutan Produk PCR dan Analisis DNA Sequensing page 3 / 14

Amplikon yang berupa pita tunggal di atas gel poliakrilamid dan berukuran sesuai dengan desain primer akan dimurnikan untuk dijadikan cetakan dalam PCR for sequencing. Proses PCR untuk sequencing menggunakan primer yang sama dengan amplifikasi sebelumnya dengan metode big dye terminator cycle sequencing. Runutan nukleotida yang diperoleh akan diedit kemudian saling disejajarkan dengan runutan nukleotida referensi dari Genbank menggunakan program Clustal W 1.8 yang terdapat dalam program MEGA versi 4.00 (Tamura et al. 2007). Runutan nukleotida referensi diperoleh berdasarkan data famili Gobiidae yang terdapat pada Genbank dengan cara hasil sekuensing dijadikan input dalam BLAST ( http://www.ncbi.nlm.nih.gov/). Analisis keragaman nukelotida dan filogenetik dilakukan dengan menggunakan MEGA versi 4.00 berdasarkan model subtitusi Kimura-2-parameter. Sedangkan analisis kekerabatan menggunakan metode neighbour joining (NJ) dengan bootstrap 1000x. DAFTAR PUSTAKA Byun SO, Fang Q, Zhou H, Hickford JGH. 2009. An effective method for silver-staining DNA in large numbers of polyacrylamide gels. Anal Biochem 385: 174-175. Hajibabaei et al. 2005. DNA barcode distinguish species of tropical Lepidoptera. PNAS 103: 968-971 Hebert PDN, Ratnasingham S, dan dewaard JR. 2003. Barcoding animal life: cytochrome c oxidase subunit 1 divergences among closely related species. Proc R Soc 270: 96 99. Kottelat M, Whitten AJ. 2003. Freshwater Fishes of Weatern Indonesi and Sulawesi. Germany: Zoologische Staatssammlung. page 4 / 14

McDowall RM. 2007. On amphidromy, a distinct form of diadromy in aquatic organism. Fish and Fisheries 8: 1-13. Meier R, Shiyang K, Vaidya G, Peter. 2006. DNA barcoding and taxonomy in diptera: a tale of high intraspecific variability and low identification success. Systematic Biology 55(5): 715-728. Subiyanto, Ruswahyuni, Cahyono DG. 2008. Komposisi dan distribusi ikan pelagis di estuaria Pelawangan Timur, Segera Anakan, Cilacap. Saintek Perikanan 4:62-68. Tamura K, Dudley J, Nei M Kumar S. 2007. MEGA4: Molecular evolutionary genetics analysis (MEGA) software version 4.0. Molecular Biology and Evolution 24: 1596-1599. Victor BC, Hanner R, Shivji M, Hyde J. 2009. Identification of the larval and juvenile stages of the Cubera Snapper, Lutjanus cyanopterus using DNA barcoding. Zootaxa 2215:24-36. Ward RD, Zemlak TS, Innes B, dan Last P. 2005. DNA Barcoding Australia s fish species. Philosophical Transactions of The Royal Society 360: 1847-1857. Liliani Isna Devi, Achmad Farajallah, dan Dyah Perwitasari. 2011. Identifikasi Larva Famili Gobiidae dari Sungai Kedurang, Bengkulu melalui DNA Barcode. Kolokium disampaikan Tanggal 10 Nopember 2011, Departemen Biologi FMIPA IPB page 5 / 14

PENDAHULUAN Latar Belakang Ikan Gobi merupakan anggota famili Gobiidae dengan ciri sirip ventral menyatu dan membentuk piringan penghisap. Hal ini memungkinkan mereka untuk tetap pada posisinya di perairan dengan arus yang deras (Kottelat M & Whitten AJ 1993). Famili Gobiidae dikelompokkan ke dalam spesies diadromous (bermigrasi antara laut dan air tawar) yang bersifat katadromous, yaitu bermigrasi dari air tawar ke laut untuk melakukan pemijahan. Di laut, telur akan menetas dan berkembang menjadi larva, dan selanjutnya akan berkembang menjadi dewasa di sungai. Keberadaan larva ikan terkait dengan parameter ph, temperatur, salinitas, kecepatan arus, plankton dan turbiditas (McDowall 2007). Daerah estuaria merupakan perairan yang subur dan berfungsi sebagai habitat untuk berlindung, mencari makan, zona reproduksi, zona asuhan, dan zona pembesaran bagi berbagai jenis ikan, baik jenis-jenis ikan yang menetap maupun migran. Komposisi jenis dan jumlah individu larva ikan di daerah estuari selalu berfluktuasi. Hal ini berkaitan dengan migrasi ikan yang mencari kondisi lingkungan sesuai dan dipengaruhi pula oleh kondisi pasang surut (Subiyanto et al. 2008). Identifikasi spesies dari larva ikan sulit dilakukan berdasarkan ciri morfologi yang biasa dilakukan secara konvensional. Selain itu, sebagian besar panduan identifikasi morfologi ikan berdasarkan pada ikan dewasa. Dalam penelitian yang direncanakan ini, kami akan mengaplikasikan metode identifikasi ikan menggunakan DNA Barcode. Penggunaan DNA Barcode sebagai pengenal suatu spesies dapat mengidentifikasi berbagai tingkat kehidupan hewan (Victor et al. 2009). DNA Barcode telah menarik perhatian dunia sebagai sistem yang mengidentifikasi spesies secara cepat dan tepat dengan menggunakan urutan pendek DNA (Meier et al. 2006). Ruas DNA yang banyak digunakan sebagai barcode adalah sekitar 700 bp page 6 / 14

di bagian ujung 5 gen cytochrome oxidase 1 (COI) dalam genom mitokondria yang dapat mengidentifikasi hampir semua spesies hewan (Ward et al. 2005), baik interspesifik maupun intraspesifik (Hebert et al. 2003). Teknik ini tidak hanya mempunyai kegunaan yang potensial untuk mengidentifikasi spesies yang telah dikenali tapi juga dapat menemukan spesies baru (Hajibabaei et al. 2005), serta dapat mengungkapkan fenomena spesies cryptic. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komposisi spesies anggota famili Gobiidae dalam kumpulan ikan di estuari Sungai Kedurang, Bengkulu menggunakan DNA Barcode. Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai Maret 2012 di bagian Fungsi Hayati dan Perilaku Hewan Departemen Biologi, IPB. BAHAN DAN METODE Sampel Ikan Kumpulan ikan yang diambil dari estuari sungai Kedurang Bengkulu merupakan koleksi Dr. Achmad Farajallah IPB. Kumpulan ikan diambil satu kali pada minggu kedua bulan Juli 2011 dan dua kali pada minggu keempat bulan Agustus 2011. Semua sampel disimpan dalam alkohol 70% yang mengandung EDTA 10 mm. Idenfifikasi sampel Kumpulan larva ikan disortir berdasarkan ada tidaknya sirip cakram ventral sebagai ciri pembeda anggota Famili Gobiidae. Penyortiran ikan lebih lanjut akan dilakukan berdasarkan bentuk kepala, bentuk tubuh, bentuk mata dan pola melanophore. Ekstraksi dan Isolasi DNA page 7 / 14

Sampel jaringan yang digunakan sebagai sumber DNA adalah jaringan otot dari seluruh bagian tubuh, terutama bagian tubuh belakang sejak anus sampai ekor. Ekstraksi dan isolasi DNA akan menggunakan DNA Extraction Kit for animal tissue (Geneaid). Amplifikasi dan Visualisasi Fragmen DNA Amplifikasi ruas gen CO1 mtdna akan dilakukan dengan menggunakan primer universal gen CO1 pada ikan ( http://ibol.org/resources/barcode-library/). Kondisi PCR akan dioptimasikan untuk memperoleh ruas DNA target atau amplikon yang spesifik untuk setiap pasangan primer. Pengujian amplikon akan dilakukan dengan metode polyacrilamiide gel electrophoresis (PAGE) 6% yang dilanjutkan dengan pewarnaan sensitive perak (Byun et al. 2009). Perunutan Produk PCR dan Analisis DNA Sequensing Amplikon yang berupa pita tunggal di atas gel poliakrilamid dan berukuran sesuai dengan desain primer akan dimurnikan untuk dijadikan cetakan dalam PCR for sequencing. Proses PCR untuk sequencing menggunakan primer yang sama dengan amplifikasi sebelumnya dengan metode big dye terminator cycle sequencing. Runutan nukleotida yang diperoleh akan diedit kemudian saling disejajarkan dengan runutan nukleotida referensi dari Genbank menggunakan program Clustal W 1.8 yang terdapat dalam program MEGA versi 4.00 (Tamura et al. 2007). Runutan nukleotida referensi diperoleh berdasarkan data famili Gobiidae yang terdapat pada Genbank dengan cara hasil sekuensing dijadikan input dalam BLAST ( http://www.ncbi.nlm.nih.gov/). Analisis keragaman nukelotida dan filogenetik dilakukan dengan menggunakan MEGA versi 4.00 berdasarkan model subtitusi Kimura-2-parameter. Sedangkan analisis kekerabatan menggunakan metode neighbour joining (NJ) dengan bootstrap 1000x. DAFTAR PUSTAKA Byun SO, Fang Q, Zhou H, Hickford JGH. 2009. An effective method for silver-staining DNA in large numbers of polyacrylamide gels. Anal Biochem 385: 174-175. page 8 / 14

Hajibabaei et al. 2005. DNA barcode distinguish species of tropical Lepidoptera. PNAS 103: 968-971 Hebert PDN, Ratnasingham S, dan dewaard JR. 2003. Barcoding animal life: cytochrome c oxidase subunit 1 divergences among closely related species. Proc R Soc 270: 96 99. Kottelat M, Whitten AJ. 2003. Freshwater Fishes of Weatern Indonesi and Sulawesi. Germany: Zoologische Staatssammlung. McDowall RM. 2007. On amphidromy, a distinct form of diadromy in aquatic organism. Fish and Fisheries 8: 1-13. Meier R, Shiyang K, Vaidya G, Peter. 2006. DNA barcoding and taxonomy in diptera: a tale of high intraspecific variability and low identification success. Systematic Biology 55(5): 715-728. Subiyanto, Ruswahyuni, Cahyono DG. 2008. Komposisi dan distribusi ikan pelagis di estuaria Pelawangan Timur, Segera Anakan, Cilacap. Saintek Perikanan 4:62-68. Tamura K, Dudley J, Nei M Kumar S. 2007. MEGA4: Molecular evolutionary genetics analysis (MEGA) software version 4.0. Molecular Biology and Evolution 24: 1596-1599. Victor BC, Hanner R, Shivji M, Hyde J. 2009. Identification of the larval and juvenile stages of the Cubera Snapper, Lutjanus cyanopterus using DNA barcoding. Zootaxa 2215:24-36. Ward RD, Zemlak TS, Innes B, dan Last P. 2005. DNA Barcoding Australia s fish species. Philosophical Transactions of The Royal Society 360: 1847-1857. page 9 / 14

Liliani Isna Devi, Achmad Farajallah, dan Dyah Perwitasari. 2011. Identifikasi Larva Famili Gobiidae dari Sungai Kedurang, Bengkulu melalui DNA Barcode. Kolokium disampaikan Tanggal 10 Nopember 2011, Departemen Biologi FMIPA IPB PENDAHULUAN Latar Belakang Ikan Gobi merupakan anggota famili Gobiidae dengan ciri sirip ventral menyatu dan membentuk piringan penghisap. Hal ini memungkinkan mereka untuk tetap pada posisinya di perairan dengan arus yang deras (Kottelat M & Whitten AJ 1993). Famili Gobiidae dikelompokkan ke dalam spesies diadromous (bermigrasi antara laut dan air tawar) yang bersifat katadromous, yaitu bermigrasi dari air tawar ke laut untuk melakukan pemijahan. Di laut, telur akan menetas dan berkembang menjadi larva, dan selanjutnya akan berkembang menjadi dewasa di sungai. Keberadaan larva ikan terkait dengan parameter ph, temperatur, salinitas, kecepatan arus, plankton dan turbiditas (McDowall 2007). Daerah estuaria merupakan perairan yang subur dan berfungsi sebagai habitat untuk berlindung, mencari makan, zona reproduksi, zona asuhan, dan zona pembesaran bagi berbagai jenis ikan, baik jenis-jenis ikan page 10 / 14

yang menetap maupun migran. Komposisi jenis dan jumlah individu larva ikan di daerah estuari selalu berfluktuasi. Hal ini berkaitan dengan migrasi ikan yang mencari kondisi lingkungan sesuai dan dipengaruhi pula oleh kondisi pasang surut (Subiyanto et al. 2008). Identifikasi spesies dari larva ikan sulit dilakukan berdasarkan ciri morfologi yang biasa dilakukan secara konvensional. Selain itu, sebagian besar panduan identifikasi morfologi ikan berdasarkan pada ikan dewasa. Dalam penelitian yang direncanakan ini, kami akan mengaplikasikan metode identifikasi ikan menggunakan DNA Barcode. Penggunaan DNA Barcode sebagai pengenal suatu spesies dapat mengidentifikasi berbagai tingkat kehidupan hewan (Victor et al. 2009). DNA Barcode telah menarik perhatian dunia sebagai sistem yang mengidentifikasi spesies secara cepat dan tepat dengan menggunakan urutan pendek DNA (Meier et al. 2006). Ruas DNA yang banyak digunakan sebagai barcode adalah sekitar 700 bp di bagian ujung 5 gen cytochrome oxidase 1 (COI) dalam genom mitokondria yang dapat mengidentifikasi hampir semua spesies hewan (Ward et al. 2005), baik interspesifik maupun intraspesifik (Hebert et al. 2003). Teknik ini tidak hanya mempunyai kegunaan yang potensial untuk mengidentifikasi spesies yang telah dikenali tapi juga dapat menemukan spesies baru (Hajibabaei et al. 2005), serta dapat mengungkapkan fenomena spesies cryptic. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komposisi spesies anggota famili Gobiidae dalam kumpulan ikan di estuari Sungai Kedurang, Bengkulu menggunakan DNA Barcode. Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai Maret 2012 di bagian Fungsi Hayati dan Perilaku Hewan Departemen Biologi, IPB. page 11 / 14

BAHAN DAN METODE Sampel Ikan Kumpulan ikan yang diambil dari estuari sungai Kedurang Bengkulu merupakan koleksi Dr. Achmad Farajallah IPB. Kumpulan ikan diambil satu kali pada minggu kedua bulan Juli 2011 dan dua kali pada minggu keempat bulan Agustus 2011. Semua sampel disimpan dalam alkohol 70% yang mengandung EDTA 10 mm. Idenfifikasi sampel Kumpulan larva ikan disortir berdasarkan ada tidaknya sirip cakram ventral sebagai ciri pembeda anggota Famili Gobiidae. Penyortiran ikan lebih lanjut akan dilakukan berdasarkan bentuk kepala, bentuk tubuh, bentuk mata dan pola melanophore. Ekstraksi dan Isolasi DNA Sampel jaringan yang digunakan sebagai sumber DNA adalah jaringan otot dari seluruh bagian tubuh, terutama bagian tubuh belakang sejak anus sampai ekor. Ekstraksi dan isolasi DNA akan menggunakan DNA Extraction Kit for animal tissue (Geneaid). Amplifikasi dan Visualisasi Fragmen DNA Amplifikasi ruas gen CO1 mtdna akan dilakukan dengan menggunakan primer universal gen CO1 pada ikan ( http://ibol.org/resources/barcode-library/). Kondisi PCR akan dioptimasikan untuk memperoleh ruas DNA target atau amplikon yang spesifik untuk setiap pasangan primer. Pengujian amplikon akan dilakukan dengan metode polyacrilamiide gel electrophoresis (PAGE) 6% yang dilanjutkan dengan pewarnaan sensitive perak (Byun et al. 2009). Perunutan Produk PCR dan Analisis DNA Sequensing Amplikon yang berupa pita tunggal di atas gel poliakrilamid dan berukuran sesuai dengan desain primer akan dimurnikan untuk dijadikan cetakan dalam PCR for sequencing. Proses PCR untuk sequencing menggunakan primer yang sama dengan page 12 / 14

amplifikasi sebelumnya dengan metode big dye terminator cycle sequencing. Runutan nukleotida yang diperoleh akan diedit kemudian saling disejajarkan dengan runutan nukleotida referensi dari Genbank menggunakan program Clustal W 1.8 yang terdapat dalam program MEGA versi 4.00 (Tamura et al. 2007). Runutan nukleotida referensi diperoleh berdasarkan data famili Gobiidae yang terdapat pada Genbank dengan cara hasil sekuensing dijadikan input dalam BLAST ( http://www.ncbi.nlm.nih.gov/). Analisis keragaman nukelotida dan filogenetik dilakukan dengan menggunakan MEGA versi 4.00 berdasarkan model subtitusi Kimura-2-parameter. Sedangkan analisis kekerabatan menggunakan metode neighbour joining (NJ) dengan bootstrap 1000x. DAFTAR PUSTAKA Byun SO, Fang Q, Zhou H, Hickford JGH. 2009. An effective method for silver-staining DNA in large numbers of polyacrylamide gels. Anal Biochem 385: 174-175. Hajibabaei et al. 2005. DNA barcode distinguish species of tropical Lepidoptera. PNAS 103: 968-971 Hebert PDN, Ratnasingham S, dan dewaard JR. 2003. Barcoding animal life: cytochrome c oxidase subunit 1 divergences among closely related species. Proc R Soc 270: 96 99. Kottelat M, Whitten AJ. 2003. Freshwater Fishes of Weatern Indonesi and Sulawesi. Germany: Zoologische Staatssammlung. McDowall RM. 2007. On amphidromy, a distinct form of diadromy in aquatic page 13 / 14

organism. Fish and Fisheries 8: 1-13. Meier R, Shiyang K, Vaidya G, Peter. 2006. DNA barcoding and taxonomy in diptera: a tale of high intraspecific variability and low identification success. Systematic Biology 55(5): 715-728. Subiyanto, Ruswahyuni, Cahyono DG. 2008. Komposisi dan distribusi ikan pelagis di estuaria Pelawangan Timur, Segera Anakan, Cilacap. Saintek Perikanan 4:62-68. Tamura K, Dudley J, Nei M Kumar S. 2007. MEGA4: Molecular evolutionary genetics analysis (MEGA) software version 4.0. Molecular Biology and Evolution 24: 1596-1599. Victor BC, Hanner R, Shivji M, Hyde J. 2009. Identification of the larval and juvenile stages of the Cubera Snapper, Lutjanus cyanopterus using DNA barcoding. Zootaxa 2215:24-36. Ward RD, Zemlak TS, Innes B, dan Last P. 2005. DNA Barcoding Australia s fish species. Philosophical Transactions of The Royal Society 360: 1847-1857. page 14 / 14