BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab IV ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul skripsi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperbandingkan kedua model pembelajaran tersebut untuk mengetahui model

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis pretest-postest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. Sebuah penelitian memerlukan metode pendekatan yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 mulai tanggal 29 April 2014 sampai 20 Mei 2014 di SMPN 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum instrumen soal digunakan dalam penelitian, maka instrumen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Al Ulum Pekanbaru pada. sampai 14 April 2014 di SMP Al Ulum Pekanabaru.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengujian instrument dilakukan sebelum pengujian dalam pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. berbeda dengan metode eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini merupakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER MATERI KETENTUAN QURBAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melibatkan dua kelompok yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi peneliti yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengenai penerapan model Problem Based Learning (PBL)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu pendekatan metode penelitian digunakan untuk memecahkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian diperoleh dari hasil sebaran angket kepada siswa,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tilamuta, data hasil penelitian ini disajikan dalam dua kelompok, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III DESAIN PENELITIAN. Bandung. Variabel bebas atau independent varabel dalam penelitian ini yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 4 Oktober 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 2014 sampai dengan 7 Juli 2014

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam mencapi satu tujuan. Penetapan metode yang digunakan merupakan hal

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1997:136).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimen semu, yang mana variabel-variabelnya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. sasaran penelitian atau objek oleh peneliti adalah siswa SMK Farmasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket uji coba

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksprimen semu (quasi eksprimen ),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

III. METODELOGI PENELITIAN. Sugiyono (2012:3) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian komparasi

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN 5 Bandar

Transkripsi:

52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang perbandingan prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) yang ditinjau dari hasil belajar siswa pada program diklat Pengetahuan Dasar Listrik dan Elektronika, kompetensi dasar Mengenal Komponen Elektronika di SMKN 4 Bandung. Adapun hasil perbandingan prestasi belajar menggunakan dua model pembelajaran tersebut adalah: 4.1. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Uji coba instrumen dilakukan sebelum instrumen digunakan dalam pengumpulan data. Uji coba instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat pengumpul data atau untuk mengetahui tingkat keandalan alat pengumpul data agar diperoleh kesimpulan penelitian yang benar. Uji coba instrumen penelitian ini dilakukan terhadap siswa program keahlian teknik audio video kelas XI A sebanyak 27 orang responden di luar sampel penelitian. Sedangkan, jenis instrumen tes yang digunakan adalah tes objektif (pilihan ganda) dengan jumlah item soal sebanyak 30 item dengan 5 option.

53 Tahapan selanjutnya adalah melaksanakan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen penelitian. Tahapan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kevalidan instrumen serta kejelasan makna yang hendak diungkap. Apabila instrumen ini telah memenuhi syarat, maka selanjutnya pengolahan data dapat dilakukan. Berikut penulis sajikan tahapan-tahapan uji validitas dan reliabilitas : 4.1.1. Uji Validitas Instrumen Penelitian Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diuji sehingga benar-benar menguji apa yang diuji. Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen yang akan dipergunakan dalam penelitian. Sugiyono (2001:91) menyatakan bahwa Suatu instrumen dikatakan valid, jika instrumen itu dapat dipergunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang baik akan menghasilkan data yang benar dan penelitian yang bermutu. Perhitungan validitas instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari PeaRSon. Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan program Microsoft Excel 2007 diperoleh hasil dari 30 item soal tes hasil belajar Pengetahuan Dasar Listrik dan Elektronika diperoleh item soal yang valid 22 ( nomor item soal : 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 19, 21 22, 23, 24, 27, 28, 29) dan 8 tidak valid (nomor item soal : 4, 10, 14, 18, 20, 25, 26, 30), dengan tingkat kepercayaan 95 %.

54 Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas Instrumen Nomor Item Soal Nilai t hitung Interpretasi keterangan 1. 3,366 Valid 2. 2,432 Valid Intrumen Valid, 3. 2,769 Valid jika : t hitung >t tabel (1,71) 4. 0,096 Tidak Valid 5. 3,634 Valid 6. 2,343 Valid 7. 2,995 Valid 8. 3,707 Valid 9. 3,163 Valid 10. 1,520 Tidak Valid 11. 2,720 Valid 12. 3,670 Valid 13. 2,195 Valid 14. 0,575 Tidak Valid 15. 2,692 Valid 16. 1,963 Valid 17. 2,370 Valid 18. 0,968 Tidak Valid 19. 1.761 Valid 20. 0,883 Tidak Valid 21. 1,778 Valid 22. 2,955 Valid 23. 2,398 Valid 24. 1,778 Valid 25. 0,010 Tidak Valid 26. 1,268 Tidak Valid 27. 3,932 Valid 28. 2,035 Valid 29. 3,148 Valid 30. 0,667 Tidak Valid (Lampiran C.1 Uji Validitas dan Reliabilitas,) 4.1.2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Perhitungan reliabilitas dilakukan untuk menguji keajegan instrumen penelitian sesuai dengan pendapat Suprian A. S (1996:51) bahwa Reliabilitas alat ukur adalah ketetapan atau keajegan alat ukur dalam mengukur apa yang

55 diukurnya. Reliabilitas berhubungan dengan masalah ketepatan atau konsistensi tes. Reliabilitas tes berarti bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Hasil uji reliabilitas terhadap instrumen penelitian pada sampel sebanyak 25 siswa dengan taraf kebebasan (dk) = n-2 dan taraf signifikansi 5% maka diperoleh r tabel sebesar (0,396). Sedangkan, hasil perhitungan menunjukkan r hitung (r 11 ) sebesar (0,79). Berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas, maka dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian dinyatakan reliabel, dimana r 11 (0,79) > r tabel (0,396). (Perhitungan lebih jelasnya dapat lihat dalam lampiran C.1). 4.1.3. Penafsiran Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Uji tingkat kesukaran dan daya pembeda pada 30 item soal instrumen tes hasil belajar Pengetahuan Dasar Listrik dan Elektronika, kompetensi dasar Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Dioda, yaitu : Hasil perhitungan tingkat kesukaran adalah sebagai berikut: Tabel 4.2. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Interpretasi Jumlah Item Soal Nomor Item Soal Mudah 6 2,5,7,9,12,17 Sedang 17 1,3,6,10,11,13,15,19,20,21,22,23,24,26,27,29,30 Sukar 7 4,8,14,16,18,25,28 Sedangkan, hasil perhitungan daya pembeda adalah sebagai berikut :

56 Tabel 4.3. Hasil Uji Daya Pembeda Interpretasi Jumlah Item Soal Nomor Item Soal Baik 9 1,3,6,10,11,12,22,23,27 Cukup 12 2,5,7,8,9,13,14,16,17,24,28,29 Jelek 9 4,15,18,19,20,21,25,26,30 Dari hasil uji coba yang dilakukan, dapat disimpulkan secara keseluruhan intrumen tersebut reliabel. Dari 30 item soal intrumen ujicoba, hanya dipilih 20 item soal yang memenuhi syarat uji dan layak untuk digunakan sebagai intrumen penelitian. (Perhitungan lebih jelasnya dapat lihat dalam lampiran C.2). 4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari pretes dan postes memberikan gambaran kemampuan siswa terhadap program diklat Pengetahuan Dasar Listrik dan Elektronika. Berdasarkan data pretes dan postes tersebut maka diperoleh data peningkatan (gain) kemampuan siswa. Deskripsi data pretes, postes dan peningkatan (gain) dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2007. 4.2.1. Data Pretes Data pretest memberikan gambaran kemampuan awal siswa sebelum memperoleh materi pelajaran. Deskripsi data hasil pretes kelas kontrol dan kelas eksperimen diperlihatkan pada tabel 4.4. berikut:

57 Tabel 4.4. Deskripsi Data Pretest Berdasarkan Kelas Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Jumlah Sampel 30 30 Skor minimum 35 30 Skor maksimum 60 55 Rentang (R) 25 25 Rata-rata ( x) 48,5 47 Standar deviasi (S) 7,89 7,42 Dari tabel 4.4. dapat dijelaskan bahwa, rata-rata nilai pretest kelas kontrol dari 30 siswa sebesar 48,5 sedangkan kelas eksperimen adalah 47 selisih 1,5. Nilai pretest kelas kontrol berada antara 35 dan 60 dengan standar deviasi 7,89. Sedangkan nilai pretest kelas eksperimen berada antara 30 dan 55 dengan standar deviasi 7,42. (Untuk lebih jelas lagi lihat pada lampiran C.8) Untuk memperjelas sebaran data nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen, berikut akan disajikan diagram dari nilai pretest kedua kelas. Gambar 4.1. Diagram Data Pretest Berdasarkan Kelas

58 4.2.2 Data Posttest Data posttest memberikan gambaran kemampuan akhir siswa setelah memperoleh materi pelajaran (perlakuan). Data posttest ini diperoleh dari tes tertulis dengan jenis tes dan jumlah soal sama seperti pada pretest. Deskripsi data hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen diperlihatkan pada tabel 4.5. berikut: Tabel 4.5. Deskripsi Data Posttest Berdasarkan Kelas Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Jumlah Sampel 30 30 Skor minimum 60 55 Skor maksimum 85 90 Rentang (R) 25 35 Rata-rata ( x) 73,83 79,93 Standar deviasi (S) 8,14 8,95 Dari tabel 4.5. dapat dijelaskan bahwa, rata-rata nilai posttest kelas kontrol dari 30 siswa sebesar 73,83 sedangkan kelas eksperimen 79,93 selisih 6,1. Nilai posttest kelas kontrol berkisar antara 60 dan 85 dengan standar deviasi 8,14. Sedangkan nilai posttest kelas eksperimen berada antara 55 dan 90 dengan standar deviasi 8,95. (Untuk lebih jelas lagi lihat pada lampiran C.9). Berikut akan disajikan diagram dari nilai posttest kedua kelas. Gambar 4.2. Diagram Data Posttest Berdasarkan Kelas

59 4.2.3 Data Peningkatan (Gain) Data Peningkatan merupakan data yang diperoleh dari selisih antara hasil posttest dan pretest yang diperoleh siswa. Analisis data selanjutnya akan dilakukan terhadap data peningkatan (gain). Oleh karena itu, pada bagian ini akan disajikan terlebih dahulu tentang data peningkatan (gain) berdasarkan kelas. Tabel 4.6. Deskripsi Data Peningkatan (Gain) Berdasarkan Kelas Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Jumlah Sampel 30 30 Skor minimum 0,20 0,31 Skor maksimum 0,66 0,80 Rentang (R) 0,46 0,49 Rata-rata ( x) 0,47 0,64 Standar deviasi (S) 0,131 0,135 Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa dengan jumlah siswa yang sama, kedua kelas mengalami rata-rata peningkatan yang berbeda. Untuk kelas kontrol rata-rata peningkatan (gain) 0,47 dengan rata-rata pretest 48,5 dan rata-rata posttest 73,83. Sedangkan kelas eksperimen rata-rata peningkatan (gain) 0,64 dengan rata-rata pretest 47 dan rata-rata posttest 79,93. (Untuk lebih jelas lagi lihat pada lampiran C.8). Gambar 4.3. Diagram Data Peningkatan Gain Berdasarkan Kelas

60 4.3 Analisis Data 4.3.1 Analisis Data Pretest Pretest dilakukan untuk melihat kemampuan siswa dari dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Oleh karena itu, pengujian yang dilakukan terhadap hasil pretest adalah pengujian untuk melihat perbedaan kedua rata-rata. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji t. Hal ini dapat dilakukan dengan asumsi data berdistribusi normal dan homogen. Artinya sebelum melakukan uji t, maka harus melalui normalitas dan homogenitas. 1. Uji Normalitas Distribusi Data Pretest Hasil uji normalitas untuk nilai test awal pada kelas kontrol dan kelas eksperimen terlihat pada tabel 4.7. berikut: Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Pretest Kelas χ 2 hitung χ 2 tabel Tafsiran Kontrol 2,786 7,815 Normal Eksperimen 5,443 7,815 Normal Kelas kontrol Dari perhitungan untuk pretest pada kelas kontrol, uji normalitas distribusi frekuensi diperoleh harga chi-kuadrat (χ 2 ) hitung = 2,786 sedangkan chi-kuadrat (χ 2 ) tabel = 7,815 dengan dk = 3 pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini menunjukan chi-kuadrat (χ 2 ) hitung < chi-kuadrat (χ 2 ) tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pretest pada kelas kontrol berdistribusi normal.

61 Kelas eksperimen Dari perhitungan untuk pretest pada kelas eksperimen, uji normalitas distribusi frekuensi diperoleh harga chi-kuadrat (χ 2 ) hitung = 5,443, sedangkan chikuadrat (χ 2 ) tabel = 7,815 dengan dk = 3 pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini menunjukan chi-kuadrat (χ 2 ) hitung < chi-kuadrat (χ 2 ) tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pretest pada kelas eksperimen berdistribusi normal. (Perhitungan lebih jelasnya dapat lihat dalam lampiran C.9). 2. Uji Homogenitas Data Pretest Analisis berikutnya adalah dengan melakukan uji homogenitas untuk mengetahui populasi varians. Untuk mengetahui apakah data tersebut mempunyai varians yang sama atau berbeda. Hasil perhitungan untuk pengujian homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.8. berikut ini : Tabel 4.8. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest F Data Kelas n Varians F tabel hitung 95% Ket. Pretes Kontrol 30 62,32 1,12 1,892 F hitung < F tabel Eksperimen 30 55,17 artinya kedua varians homoen Pada tabel 4.8. di atas, diketahui F hitung = 1,12, dengan dk 1 = n 1-1 dan dk 2 = n 2-1 pada taraf kepercayaan 95 % maka dari hasil interpolasi diperoleh F tabel = 1,892. Dimana F hitung < F tabel, sehingga dapat diasumsikan bahwa data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari populasi dengan varians yang sama (homogen).

62 3. Uji t Data Pretest Dari uji normalitas dan homogenitas yang telah dilakukan sebelumnya didapatkan kesimpulan bahwa data pretest dari kedua sampel yaitu kelas kontrol dan kelas ekperimen berdistribusi normal dan berasal dari populasi dengan varians yang sama. Tahap berikutnya, yaitu dengan melakukan uji t untuk melihat apakah kedua sampel memiliki rata-rata pretest yang sama dengan menguji signifikansi perbedaan rata-rata. Hasil dari perhitungan uji t dapat dilihat pada tabel 4.9. sebagai berikut : Tabel 4.9. Hasil Uji t Data Pretest Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Sampel (n) 30 30 Standar deviasi (S) 7,42 7,89 Standar deviasi gabungan 7,65 (Sgabungan) Rata-rata ( x) 47 48,5 thitung -0,76 ttabel 2,011 Berdasarkan uji t pada tabel 4.9, menggambarkan bahwa data nilai pretest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dan didapat nilai t hitung sebesar -0,76. Nilai t tabel pada dk = 58 pada derajat kepercayaan 95% diperoleh sebesar 2,011. Hal ini menunjukan bahwa t hitung < t tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan penguasaan sebelum diberikan perlakuan atau Ho diterima.

63 4.3.2 Analisis Data Posttest Analisis data posttest dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan akhir yang diperoleh siswa setelah pembelajaran. Mengacu pada aturan analisis data pretest, maka untuk analisa data posttest diperoleh sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Distribusi Data Posttest Hasil uji normalitas untuk data posttest akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat pada tabel 4.10. berikut: Tabel 4.10. Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Posttest Kelas χ 2 hitung χ 2 tabel Tafsiran Kontrol 3,939 7,815 Normal Eksperimen 2,795 7,815 Normal Kelas kontrol Dari perhitungan untuk data posttest pada kelas kontrol, uji normalitas distribusi frekuensi diperoleh harga chi-kuadrat (χ 2 ) hitung = 3,939, sedangkan chikuadrat (χ 2 ) tabel = 7,815 dengan dk = 3 pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini menunjukan chi-kuadrat (χ 2 ) hitung < chi-kuadrat (χ 2 ) tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data posttest pada kelas kontrol berdistribusi normal. Kelas eksperimen Dari perhitungan untuk posttest pada kelas kontrol, uji normalitas distribusi frekuensi diperoleh harga chi-kuadrat (χ 2 ) hitung = 2,795 sedangkan chikuadrat (χ 2 ) tabel = 7,815 dengan dk = 3 pada taraf kepercayaan 95%.

64 Hal ini menunjukan chi-kuadrat (χ 2 ) hitung < chi-kuadrat (χ 2 ) tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data posttest pada kelas eksperimen berdistribusi normal. (Perhitungan lebih jelasnya dapat lihat dalam lampiran C.10). 2. Uji Homogenitas Data Posttest Uji homogenitas data posttest untuk mengetahui populasi varians. Untuk mengetahui apakah data tersebut mempunyai varians yang sama atau berbeda. Hasil perhitungan untuk pengujian homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.11. sebagai berikut : Tabel 4.11. Hasil Uji Homogenitas Data Posttest Data Kelas n Varians F hitung F tabel Ket. 95% Postes Kontrol 30 66,35 1,20 1,892 F hitung < F tabel artinya Eksperimen 30 80,20 kedua varians homogen Pada tabel 4.11. di atas, diketahui F hitung = 1,20, dengan dk 1 = n 1-1 dan dk 2 = n 2-1 pada taraf kepercayaan 95 % maka dari hasil interpolasi diperoleh F tabel = 1,892. Dimana F hitung < F tabel, sehingga dapat diasumsikan bahwa data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari populasi dengan varians yang sama (homogen). 3. Uji t Data Posttest Hasil perhitungan uji t pada nilai dari hasil posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.12. sebagai berikut :

65 Tabel 4.12. Hasil Uji t Data Posttest Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Sampel (n) 30 30 Standar deviasi (S) 8,9 8,14 Standar deviasi gabungan 8,52 (Sgabungan) Rata-rata ( x) 79,93 73,83 thitung 2,77 ttabel 2,011 Berdasarkan uji t pada tabel 4.12, menggambarkan bahwa data nilai posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dan didapat nilai t hitung sebesar 2,77. Nilai t tabel pada dk = 58 pada derajat kepercayaan 95% diperoleh sebesar 2,011. Hal ini menunjukan bahwa t hitung > t tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan penguasaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan atau Ho ditolak. 4.3.3 Analisis Gain Peningkatan (gain) didapat dari selisih nilai posttest dan nilai pretest. Karena hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah pembelajaran maka hasil belajar yang dimaksud yaitu peningkatan yang dialami siswa. Analisis gain bertujuan untuk menjawab hipotesis penelitian, yaitu melihat apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. 1. Uji Normalitas Distribusi Data Gain Tabel 4.13. Hasil Uji Normalitas Data Gain Kelas χ 2 hitung χ 2 tabel Tafsiran Kontrol 4,262 7,815 Normal Eksperimen 6,204 7,815 Normal

66 Pada tabel 4.13. di atas terlihat bahwa χ 2 hitung untuk kelas kontrol = 4,262 dan χ 2 hitung untuk kelas eksperimen = 6,204. Dengan dk = 3 pada taraf kepercayaan 95% diperoleh χ 2 tabel = 7,815. Hal ini menunjukan χ 2 hitung < χ 2 tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data gain pada kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal. (Perhitungan lebih jelasnya dapat lihat dalam lampiran C.11). 2. Uji Homogenitas Data Gain Uji homogenitas data gain dilakukan untuk mengetahui populasi varians, yaitu untuk mengetahui apakah data tersebut mempunyai varians yang sama atau berbeda. Hasil perhitungan untuk pengujian homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.14. sebagai berikut : Tabel 4.14. Hasil Uji Homogenitas Data Gain Data Kelas n Varians F hitung F tabel Ket. 95% Gain Kontrol 30 0,017 1,05 1,892 F hitung < F tabel artinya Eksperimen 30 0,018 kedua varians homogen Pada tabel di atas, diketahui F hitung = 1,05, dengan dk 1 = n 1-1 dan dk 2 = n 2-1 pada taraf kepercayaan 95 % maka dari hasil interpolasi diperoleh F tabel = 1,892. Dimana F hitung < F tabel, sehingga dapat diasumsikan bahwa data gain kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari populasi dengan varians yang sama (homogen). 3. Uji t Data Gain Hasil perhitungan uji t pada nilai gain dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.15. sebagai berikut :

67 Tabel 4.15. Hasil Uji t Data Gain Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Sampel (n) 30 30 Standar deviasi (S) 0,135 0,131 Standar deviasi gabungan 0,132 (Sgabungan) Rata-rata ( x) 0,64 0,47 thitung 5,08 ttabel 2,011 Berdasarkan uji t pada tabel 4.15, menggambarkan bahwa rata-rata gain kelas eksperimen sebesar 0,64 dan kelas kontrol sebesar 0,47. Didapat t hitung sebesar 5,08 dan t tabel(0,975)(58) = 2,011, karena t hitung = 5,08 > t tabel(0,975)(58) = 2,011. Sehingga dapat diasumsikan bahwa Ho ditolak yang berarti terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari pengolahan gain, dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa pada program diklat Pengetahuan Dasar Listrik dan Elektronika dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. 4.4 Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian 4.4.1 Temuan Berdasarkan hasil analisis data pretest, posttest dan peningkatan (gain) terhadap kelas eksperimen dan kontrol dengan menggunakan perhitungan manual dan dengan bantuan Microsoft Excel 2007, maka diperoleh beberapa temuan sebagai berikut:

68 a. Nilai rata-rata pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut sebesar 47 dan 48,5. Data nilai pretest kedua kelas itu berdistribusi normal dan homogen (memiliki varians yang sama). Selanjutnya dilakukan uji t dua arah untuk mengetahui kesamaan dua rata-rata terhadap nilai pretest tersebut. Hasilnya didapat nilai t hitung = -0,76. Apabila nilai t hitung dibandingkan dengan t tabel pada taraf nyata 5% (0,05) dan derajat kebebasan/dk = 58, maka didapat t hitung < t tabel (0,975)(58) (2,011). Keputusan yang diambil yaitu H 0 diterima artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan awal siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. b. Secara keseluruhan, nilai rata-rata posttest kelas eksperimen adalah 79,93 lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol yang sebesar 73,83. Disini dapat disimpulkan kemampuan akhir siswa kelas eksperimen relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. c. Rata-rata Gain (peningkatan) berdasarkan kelas, kelas eksperimen sebesar 0,64 dan kelas kontrol sebesar 0,47, selisih sebesar 0,17. 4.4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil temuan penelitian di atas yang dibuktikan melalui analisis statistik yang dilakukan dengan perhitungan manual dan dengan bantuan Microsoft Excel 2007 menunjukan bahwa: 1. Dari analisis hasil tes awal (pretest), menunjukkan bahwa kemampuan awal antara siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata pretest kedua kelas dan

69 dibuktikan dengan uji t sampel bebas dua arah untuk melihat perbedaan dua rata-rata. Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar -0,76 dan t tabel (97,5%)(58) diperoleh sebesar 2,011. Ternyata harga t hasil perhitungan terletak antara t tabel dan t tabel. Oleh karena itu keputusan yang diambil adalah menerima H 0 artinya tidak terdapat perbedaaan kemampuan awal antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dalam hal ini sangat memungkinkan karena kedua kelas tersebut belum diberi perlakuan. 2. Setelah proses pembelajaran dilaksanakan dan dengan memberikan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk kelas kontrol dan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk kelas eksperimen, kemampuan akhir kedua kelompok mengalami perbedaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 2,77 dan t tabel (97,5%)(58) diperoleh sebesar 2,011. Ternyata harga t hasil perhitungan tidak terletak antara t tabel dan t tabel. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan akhir yang dimiliki antara siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat perbedaan pada taraf signifikan setelah diberi perlakuan melalui model pembelajaran yang berbeda. Oleh karena itu keputusan yang diambil adalah menolak H 0 artinya terdapat perbedaaan kemampuan akhir antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini dikarenakan kedua kelas telah diberi dua model pembelajaran yang berbeda, wajar bila pada hasil posttest terdapat perbedaan hasil prestasi belajar siswa antara kelompok kontrol dan eksperimen

70 3. Dari analisis data gain dengan menggunakan uji-t diperoleh t hitung sebesar 5,08 sedangkan nilai t tabel (97,5%)(58) sebesar 2,011. Sehingga dapat simpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) pada mata diklat Pengetahuan Dasar Listrik dan Elektronika, kompetensi dasar Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Dioda dalam penelitian ini lebih baik dibandingkan dengan penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). 4. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) lebih baik terhadap peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dengan model Problem Based Learning (PBL). Hal tersebut dikarenakan bahwa dalam model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT), siswa diberikan kesempatan untuk lebih aktif dalam memperoleh kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga memperoleh pemahaman yang mendalam. Dalam pembelajaran dengan menggunakan Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) siswa dituntut untuk bisa menyelesaikan masalah secara berkelompok dan menuntut individu berperan aktif mengemukakan pendapat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran NHT lebih dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Siswa lebih memahami materi yang diajarkan karena mereka dilatih untuk belajar mengeluarkan pendapatnya dengan menghargai pendapat orang lain yang pendapatnya itu didasarkan pada hasil analisis. Hal ini sesuai dengan teori pembelajaran NHT

71 dimana pembelajaran bukan hanya sekedar transfer ilmu dari guru ke siswa. Pembelajaran kontekstual memberikan kebebasan bagi siswa untuk menggali dan mengembangkan pengetahuannya dan menerapkannya dalam dunia nyata sehingga pembelajaran lebih terasa bermakna bagi siswa dan tidak mudah untuk dilupakan. Siswa saling berdiskusi dan bertanya untuk memecahkan masalah yang dihadapi bersama-sama sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif yang akhirnya dapat meningkatkan semangat dan keaktifan belajar siswa untuk kemudian diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa seluruhnya.