BAB I PENDAHULUAN. dilakukan adalah dengan menjual saham ke masyarakat umum melalui pasar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perusahan sebagai suati entitas bisnis bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sumber pendanaan selain sumber-sumber. Banyaknya perusahaan yang telah memutuskan go public akan

BAB I PENDAHULUAN. di pasar modal atau disebut juga dengan go public. Adapun tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka kewajiban akan pendanaan juga semakin besar jumlahnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada publik atau sering dikenal dengan go public di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perusahaan, permasalahan yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan modal suatu perusahaan akan semakin meningkat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan dari luar perusahaan adalah melalui mekanisme penyertaan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Yang

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODESASI

BAB I PENDAHULUAN. beberapa proses terlebih dahulu. Transaksi pertama yang dilakukan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada publik atau yang

BAB I PENDAHULUAN. usahanya adalah dengan cara melakukan go public. Dana yang diperoleh dalam go

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas, atau secara formal pasar modal dapat juga

BAB I PENDAHULUAN. dan membuat inovasi-inovasi baru di dalam menghadapi persaingan usaha.

Repositori STIE Ekuitas

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dalam bentuk konkrit berupa Bursa Efek (securities / stock

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang mau ikut menanamkan modalnya pada perusahaan. Hal ini

Abstrak. Kata kunci : Underpricing, Reputasi Auditor, Size, Return on Assets, Financial Leverage

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat. Salah satu kendala yang kerap kali dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. untuk dunia usaha dan investasi untuk investor. Setiap perusahaan tentu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Jogiyanto (1998) dan Anggarwal et al. (2001) mengemukakan bahwa salah satu

BAB I PENDAHULUAN. membayar hutang dan modal kerja (Porman, 2013:59). Underpricing terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya melakukan usaha pendanaan untuk memenuhi kebutuhan

harga, yaitu penentuan harga saham saat IPO secara signifikan lebih rendah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh modal tersebut adalah dengan melakukan go public. Go public

BAB I PENDAHULUAN. Penawaran umum saham perdana dikenal dengan istilah Initial Public

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu bertahan dan mengembangkan bisnisnya. Dengan semakin ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. adalah bagaimana mendapatkan modal guna mendukung kegiatan. operasionalnya. Pada perusahaan perseorangan, biasanya para penyedia

BAB I PENDAHULUAN. tambahan dana dalam rangka mengembangkan usahanya yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan alternatif sumber dana di samping perbankan bagi

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. terdaftar di BEI sekitar 500 perusahaan, hal ini tidak lepas dari upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjual surat berharganya di pasar modal. Dapat dikatakan bahwa pasar

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk berkembang dan berinovasi guna berjalannya kegiatan

BAB I. memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar tersebut, seringkali dana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketiga, menambah saham lewat dividen yang tidak dibagi (dividend reinvestment

PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI PROSPEKTUS IPO TERHADAP TINGKAT UNDERPRICED DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. iklim persaingan semakin ketat sehingga setiap perusahaan akan memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. atau saham baru perusahaan kepada publik atau go public.

Judul : Pengaruh Variabel Keuangan, Non Keuangan dan Ekonomi Makro terhadap Underpricing

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas penawaran saham perdana atau IPO (Initial Public Offerings)

BAB I PENDAHULUAN. initial return dari hasil kegiatan tersebut (Handayani, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara kompetitif untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. mewujudkannya dengan kebutuhan dana yang semakin besar pula.

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah menjual saham

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Disusun oleh : Karina Dewi Puspitasari B

BAB I PENDAHULUAN. (private) menjadi perusahaan publik atau sering dikenal dengan istilah go public

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. modal semakin besar seiring dengan perkembangan perusahaan. Perusahaan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari beberapa variabel

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan melakukan ekspansi. Seiring dengan ekspansi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia, pajak merupakan suatu sumber dana terbesar pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menarik investor dari luar dalam hal pendanaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk go public untuk yang pertama kalinya, saham dilepas terlebih

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yaitu, melalui penambahan jumlah kepemilikan saham dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengapa perusahaan memutuskan go public adalah: (1) pendiri perusahaan ingin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dunia, hal ini didukung dengan kemajuan di bidang teknologi dan komunikasi.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Adler Haymans, (2013:2) bahwa sumber pendanaan perusahaan. pemegang saham lama atau kepada publik. Namun perusahaan lebih sering

perusahaan emiten dan underwriter (penjamin emisis efek). Sedangkan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan go public. Dalam proses go public, sebelum diperdagangkan di pasar

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan komunikasi menyebabkan iklim persaingan usaha menjadi semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan memerlukan modal yang jumlahnya cukup besar.

ABSTRAK. Penulis melakukan penelitian terhadap saham-saham yang terdapat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan periode penelitian dari tahun 1997 sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai keinginan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediasi). Fungsi ini menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Fenomena underpricing dikemukakan Alteza (2010), yaitu signaling

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Initial public offering (IPO), dapat juga disebut dengan istilah go public, adalah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

: Sharralisa NPM : : 1. Harry W. Achmad. R, Dr 2. Hantoro A. Gisijanto, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. disini sudah barang pasti akan berbeda dengan pasar komoditas dan pasar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebesar $878 juta. Keadaan ekonomi yang baik ini dapat. persaingan pasar yang semakin kompetitif. Kinerja perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Initial Public Offering ) untuk pertama kalinya terjadi di pasar perdana (

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyedia sumber pendanaan selain perbankkan. Dana yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bukan hanya dimiliki oleh pemilik lama (founders), tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Tajamnya kompetisi dan luasnya skala persaingan didukung oleh

tunggal (biasanya investor institusi), secara privat (private placement), dan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi seperti sekarang ini, perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. satu kegiatan yang penting dalam perusahaan. Kegiatan perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar modal adalah untuk memperoleh capital gain. Menurut Darmadji dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang membutuhkan dana jangka panjang dapat menjual saham atau

I. PENDAHULUAN. meneruskan usahanya. Hal ini mendorong manajemen untuk. suatu perusahaan akan semakin meningkat. Mereka membutuhkan dana internal

Nama : Setiyanti Rianta P. NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Lana Sularto

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Return On Assets (ROA) Terhadap Tingkat Underpricing Saham pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. underpricing tidak menguntungkan bagi perusahaan yang melakukan go public, pihak menguntungkan para investor (Johnson,2011).

BAB I PENDAHULUAN. Efek) saham perusahaan yang akan go public terlebih dahulu dijual di pasar

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat meningkatkan posisi keuangan perusahan disamping untuk. Perusahaan melakukan penjualan saham ataupun mengeluarkan

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Return On Assets (ROA) Terhadap Tingkat Underpricing Saham pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. dinilai mampu menanamkan modalnya ke perusahaan. Rata rata untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan dana untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan dapat ditempuh dengan berbagai upaya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menjual saham ke masyarakat umum melalui pasar modal. Harga saham pada penawaran perdana ditentukan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan emiten dengan penjamin emisi, sedangkan harga di pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme pasar atau permintaan dan penawaran. Permasalahan penting yang dihadapi emiten pada saat melakukan penawaran saham perdana adalah penutupan besarnya harga saham perdana. Emiten sebagai pihak yang membutuhkan dana menginginkan harga yang tinggi, sebaliknya penjamin emisi berusaha untuk meminimalkan resiko yang ditanggungnya. Tipe penjaminan yang berlaku di Indonesia adalah full commitment, dimana pihak penjamin emisi akan membeli saham yang tidak habis terjual saat penawaran perdana. Keadaan ini membuat penjamin emisi berupaya untuk meminimalkan resiko dengan melakukan negosiasi dengan emiten agar harga saham-saham tersebut tidak terlalu tinggi, bahkan cenderung underpricing. Penjamin emisi memiliki informasi lebih banyak mengenai permintaan terhadap saham-saham emiten, dibanding emiten itu sendiri. Oleh karena itu penjamin emisi akan memanfaatkan informasi yang dimilikinya untuk memperoleh kesepakatan yang optimal dengan emiten, yaitu dengan memperkecil

risiko keharusan membeli saham yang tidak laku terjual dengan harga murah, sehingga emiten harus menerima harga yang murah bagi penawaran saham perdananya dan hal ini akan menyebabkan terjadinya underpricing, yang berarti bahwa penentuan harga saham di pasar perdana lebih rendah dibanding harga saham di pasar sekunder dan selisih positif antara harga saham dipasar sekunder dengan harga saham di pasar perdana pada saat IPO dikenal dengan istilah initial return atau return positif bagi investor. Laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang dapat digunakan oleh investor/calon inverstor dan penjamin emisi untuk menilai perusahaan yang akan go public. Laporan keuangan yang diaudit akan mengurangi ketidakpastian di masa mendatang. Salah satu persyaratan dalam proses go public adalah laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (Keputusan Menteri Keuangan RI No.859/KMK.01/1997). Perusahaan emiten yang akan melakukan Initial Public Offering (IPO) harus membuat prospektus yang merupakan ketentuan yang ditetapkan oleh BAPEPAM. Informasi prospektus dapat dibagi menjadi dua yaitu informasi akuntansi dan non akuntansi. Informasi akuntansi adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan rugi/laba, laporan arus kas dan penjelasan laporan keuangan. Informasi non akuntansi adalah informasi selain laporan keuangan seperti underwriter (penjamin emisi), auditor independen, konsultan hukum, nilai penawaran saham, persentase saham yang ditawarkan,umur perusahaan dan informasi lainnya. Penelitian tentang tingkat underpricing dan harga saham dihubungkan dengan informasi pada prospektus merupakan hal yang menarik bagi

peneliti keuangan untuk mengevaluasi secara empiris perilaku investor dalam pembuatan keputusan investasi di pasar modal. Riset-riset sebelumnya mengenai pengaruh informasi akuntansi dan informai non akuntansi terhadap initial return atau underpricing telah banyak dilakukan baik di bursa saham luar negeri maupun Indonesia. Dari kedua informasi akuntansi dan non akuntansi tersebut masih menjadi perdebatan manakah yang lebih membantu investor dalam menentukan keputusan investasi mereka karena sampai saat ini penelitian-penelitian sebelumnya menemukan hasil yang berbeda-beda. Menciptakan harga saham yang ideal, terlebih dahulu perlu dipelajari faktor-faktor yang mempengaruhi fenomena (gejala) underpricing. Underpricing adalah fenomena yang umum dan sering terjadi di pasar modal manapun saat emiten melakukan IPO. Mengetahui faktor yang mempengaruhi underpricing akan dapat menghindarkan perusahaan yang akan go public terhadap kerugian karena underestimate atas nilai pasar sahamnya. Mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing telah dilakukan banyak penelitian, dan penelitian tersebut telah menemukan bahwa underpricing lebih tinggi jika umur perusahaan lebih muda, kualitas penjamin emisi rendah, kualitas auditor rendah, klasifikasi industri adalah industri non keuangan (Agrawal, 2011), persentase penawaran saham kecil (Triani & Hikmah 2006). Penelitian yang dilakukan oleh (Sulistio, 2005) yang menguji pengaruh akuntansi dan non akuntansi terhadap initial return sebagai proksi dari keputusan investasi pada perusahaan yang melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Jakarta. Informasi akuntansi yang digunakan dalam penelitian meliputi

ukuran perusahaan, EPS, PER dan tingkat leverage. Informasi non akuntansi yang digunakan meliputi prosentase pemegang saham lama, reputasi auditor dan reputasi underwriter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi akuntansi yang berpengaruh terhadap initial return adalah tingkat leverage, sedangkan informasi non akuntansi yang berpengaruh terhadap initial return adalah persentase pemegang saham lama. Penelitian yang dilakukan oleh (Dimovski et all. 2010) yang melakukan penelitian di Australia dengan mengambil sampel perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana pada sektor pertanian dari tahun 1994-1999. Ia memfokuskan penelitian pada faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing dan reputasi penjamin emisi. Variabel yang digunakan adalah harga penawaran saham, reputasi penjamin emisi, reputasi auditor independen dan ukuran perusahaan. Penelitiannya berhasil membuktikan bahwa reputasi penjamin emisi dan harga saham perdana berpengaruh secara signifikan sedangkan reputasi auditor, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap underpricing. Penelitian yang dilakukan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh (Yolana & Martani 2005) yang melakukan penelitian di BEJ dengan mengambil data tahun 1994-2001. Ia memfokuskan penelitiannya pada variabel-variabel yang mempengaruhi fenomena underpricing melalui informasi yang terdapat pada prospektus baik informasi keuangan maupun infomasi non keuangan. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah variabel reputasi penjamin emisi, kurs, skala perusahaan, return on equity dan jenis industri. Penelitiannya berhasil membuktikan bahwa keempat variabel bebas (kurs, skala perusahaan, return on

equity dan jenis industri) secara parsial dan simultan dengan variabel bebas lainnya dianggap konstan mempengaruhi underpricing. Sedangkan reputasi penjamin emisi, tidak terbukti secara signifikan mempengaruhi terjadinya underpricing. Penelitian yang dilakukan (Triani & Hikmah 2006) berdasarkan data perusahaan yang IPO di BEJ, mencoba menguji pengaruh variabel reputasi penjamin emisi, reputasi auditor, persentase penjamin emisi, ukuran perusahaan (total aktiva), umur perusahaan, leverage, dan return on assets terhadap tingkat underpricing. Mereka berhasil membuktikan bahwa reputasi penjamin emisi, leverage signifikan pada level 10% dengan arah negatif mempengaruhi underpricing. Return on assets mempengaruhi underpricing dengan level signifikansi 5% dengan arah negatif. Sedangkan umur perusahaan, skala perusahaan, dan persentase saham yang ditahan, tidak terbukti signifikan mempengaruhi underpricing. Perbedaan hasil penelitian tersebut, mendorong peneliti untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi fenomena underpricing dengan reputasi penjamin emisi sebagai variabel moderating. Variabel reputasi penjamin emisi digunakan sebagai variabel moderating untuk mengetahui apakah variabel ini memperkuat atau memperlemah fenomena underpricing sehingga mampu membuktikan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa reputasi penjamin emisi tidak mempengaruhi fenomena underpricing.

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan fenomena sebagaimana diuraikan di latar belakang, maka rumusan permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah: 1. Apakah faktor-faktor informasi akuntansi (Return On Assets, Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Size) berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Underpricing? 2. Apakah faktor-faktor informasi non akuntansi (Nilai Penawaran Saham, Persentase Penawaran Saham, Jenis Industri, Reputasi Auditor) berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Underpricing? 3. Apakah reputasi penjamin emisi sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan antara informasi akuntansi (Return On Assets, Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Size) dan informasi non akuntansi (Nilai Penawaran Saham, Persentase Penawaran Saham, Jenis Industri, Reputasi Auditor) terhadap Underpricing? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk: 1. Membuktikan dan menganalisis pengaruh faktor-faktor informasi akuntansi (Return On Assets, Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Size) secara simultan dan parsial terhadap Underpricing. 2. Membuktikan dan menganalisis pengaruh faktor-faktor informasi non akuntansi (Nilai Penawaran Saham, Persentase Penawaran Saham, Jenis Industri, Reputasi Auditor) secara simultan dan parsial terhadap Underpricing.

4. Mengetahui dan menganalisis apakah reputasi penjamin emisi sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan antara faktor-faktor informasi akuntansi (Return On Assets, Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Size) dan faktor-faktor informasi non akuntansi (Nilai Penawaran Saham, Persentase Penawaran Saham, Jenis Industri, Reputasi Auditor) terhadap Underpricing. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini: 1. Bagi emiten atau calon emiten, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan harga yang tepat dalam penawaran saham perdana, sehingga perusahaan akan memperoleh sejumlah modal dengan biaya yang relatif murah. 2. Bagi penjamin emisi, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membantu perusahaan untuk menyusun prospektus dan memberikan penilaian yang sesuai untuk penetapan harga saham di pasar perdana dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada investor. 3. Bagi investor, sebagai informasi mengenai hal-hal yang berpengaruh signifikan terhadap initial return yang diterima saat IPO, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi di saham perdana. 4. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan bagi peneliti agar dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.5. Originalitas Penelitian Originalitas penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini berbentuk replikasi dan pengembangan dari penelitian (Yolana & Martani (2005) dengan judul Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Fenomena Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di BEJ. Terdapat beberapa perbedaan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Yolana dan Martani (2005) : 1. Penelitian (Yolana & Martani 2005) dilakukan pada perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana pada tahun 1994-2001 di Bursa Efek Jakarta sedangkan penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana pada tahun 2007-2010 di Bursa Efek Indonesia karena pada tahun 2007 Bursa Efek Jakarta (BEJ) merger dengan Bursa Efek Surabaya (BES) menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Penelitian ini menambah variabel earning per share dan tingkat leverage (DER) pada informasi akuntansi sebagai variabel independen dan menambah variabel Nilai Penawaran Saham, Persentase Penawaran Saham, Jenis Industri, Reputasi Auditor pada informasi non akuntansi sebagai variabel independen. Alasan penambahan variabel independen ini adalah karena penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa secara simultan hanya 28,15% variabel bebas mempengaruhi underpricing sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Penambahan variabel independen untuk mengetahui variabel bebas lainnya yang mempengaruhi fenomena underpricing.

3. Pada penelitian ini variabel reputasi penjamin emisi digunakan sebagai variabel moderating untuk mengetahui dan menganalisis apakah reputasi penjamin emisi dapat menjadi variabel moderating yang mempengaruhi hubungan antara informasi akuntansi dan non akuntansi terhadap sebagai salah satu sinyal positif yang sengaja diberikan oleh perusahaan kepada pasar, yang demikian diharapkan pasar dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk sedangkan pada penelitian sebelumnya variabel reputasi penjamin emisi sebagai variabel independen.