BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 5 Tahun 2000 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN Nomor : / Set.DTK/2011

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1981 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA ADMINISTRATIF TANGERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA TANGERANG

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II Kerangka Pengembangan Sanitasi

PAGU BLM 2010 BLM APBD PLN. No. Provinsi Kab_Kota KECAMATAN KELURAHAN

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Bab III Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

MEWUJUDKAN SANITASI KOTA BANJARMASIN 50 AL, 90 PS, 90 DR DAN 100 AM TAHUN

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KOTA KOTAMOBAGU

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Arah Pengembangan Sanitasi

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

KONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

E. DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN E.1. BIDANG AIR LIMBAH. Nama Program/Kegiatan

Pemerintah Daerah, swasta, masyarakat

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III. Kerangka Pengembangan Sanitasi

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. ini meliputi keadaan umum wilayah, aksesibilitas, daya tarik dan pengelolaan

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Seluruh masyarakat Kota Tebing Tinggi. Hasil yang diharapkan 1 unit IPLT dibangun dan dapat beroperasi mulai tahun 2018 Rincian Kegiatan

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

Pertemuan Konsultasi dengan Tim Pengarah

KOTA TANGERANG SELATAN

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II : KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KOTA TANGERANG SELATAN

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

BAB II PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah

IKHTISAR EKSEKUTIF RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG TAHUN 2017

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN. Review Penyusunan Masterplan Air Limbah. Menyediakan dokumen perencanaan air limbah domestik skala Kabupaten

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP

BAB III OBJEK PENELITIAN. III.1. Gambaran Umum KPP Pratama Tangerang Barat. Agustus Sebelumnya KPP Pratama Tangerang Barat merupakan bagian dari

BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

BAB II. sektor sanitasi

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

BAB II : KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB.3 Kerangka Pembangunan Sanitasi

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Transkripsi:

BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI 2.1 Profil Kota Tangerang 2.1.1 Kependudukan Berdasarkan data BPS Kota Tangerang, jumlah penduduk Kota Tangerang dalam kurun waktu tahun 2009-2013 mengalami peningkatan dari 1.652.590 jiwa (2009) menjadi 1.982.183 jiwa (2013). Pertumbuhan penduduk rata-rata Kota Tangerang dalam kurun waktu tahun 2009-2013 sebesar 3,28%. Jumlah rumah tangga di Kota Tangerang dalam kurun waktu tahun 2009-2013 juga mengalami peningkatan dari 446.646 KK (2009) menjadi 519.977 KK (2013). Jumlah rumah tangga terbesar saat ini berada di Kecamatan Cipondoh, yaitu 62.867 KK (2013), sedangkan jumlah rumah tangga terkecil berada di Kecamatan Benda, yaitu 24.203 KK (2013). Tabel 2.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tahun 2013 Luas Penduduk Tahun 2013 No. Kecamatan Terbangun (Ha) Jumlah (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Ha) 1 Ciledug 622 169.430 193 2 Larangan 852 182.734 194 3 Karang Tengah 634 130.513 125 4 Cipondoh 807 256.815 140 5 Pinang 811 182.362 85 6 Tangerang 822 167.467 115 7 Karawaci 893 179.249 133 8 Jatiuwung 498 121.047 84 9 Cibodas 518 150.891 157 10 Periuk 341 140.079 147 11 Batuceper 370 97.536 115 12 Neglasari 732 111.721 69 13 Benda* 697 92.339 84 Jumlah 8.596 1.982.183 120 Keterangan Dengan asumsi bahwa pertumbuhan penduduk Kota Tangerang untuk lima tahun mendatang masih berpola linier, maka metode yang digunakan untuk proyeksi penduduk Kota Tangerang tahun 2014-2019 adalah Metode Proyeksi Aritmatik. Dok. MPS Kota Tangerang 2015-12

Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi, jumlah penduduk Kota Tangerang pada tahun 2019 bertambah sebesar 20,02% dari saat ini, yaitu menjadi 2.378.930 jiwa. Selengkapnya proyeksi Kota Tangerang dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Tangerang No Kecamatan Jumlah Pendd. (2013) Pertum- buhan Jumlah Penduduk (Jiwa) (2015) (2016) (2017) (2018) (2019) 1 Ciledug 169.430 185.831 194.032 202.232 210.433 218.633 2 Larangan 182.734 196.220 202.963 209.706 216.449 223.192 3 Karang Tengah 130.513 139.075 143.356 147.637 151.918 156.198 4 Cipondoh 256.815 287.017 302.118 317.218 332.319 347.420 5 Pinang 182.362 198.447 206.489 214.531 222.573 230.615 6 Tangerang 167.467 178.353 183.796 189.238 194.681 200.124 7 Karawaci 179.249 184.699 187.423 190.148 192.872 195.597 8 Jatiuwung 121.047 121.604 121.883 122.161 122.440 122.718 9 Cibodas 150.891 156.716 159.628 162.540 165.452 168.365 10 Periuk 140.079 147.588 151.342 155.096 158.850 162.604 11 Batuceper 97.536 102.394 104.822 107.251 109.680 112.108 12 Neglasari 111.721 117.486 120.369 123.251 126.134 129.016 13 Benda* 92.339 99.006 102.340 105.673 109.007 112.340 Jumlah 1.982.183 2.114.436 2.180.561 2.246.682 2.312.808 2.378.930 2.1.2. Area Beresiko Risiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat. Maksud dilakukannya penilaian area beresiko sanitasi adalah bahwa hasil dari penilaian diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu kriteria dalam menentukan prioritas pelaksanaan program dan kegiatan pada sektor sanitasi. Sedangkan tujuan dilakukannya penilaian area beresiko sanitasi adalah ditetapkannya area dan subsektor prioritas pengembangan sanitasi berdasarkan tingkat risiko sanitasi, fungsi dan peruntukan ruang dan lahan, kondisi alam, dan kawasan pengembangan khusus. Dok. MPS Kota Tangerang 2015-13

Tabel 2.3 Area Berisiko Sanitasi No Area Berisiko Sanitasi Wilayah Kecamatan Kelurahan 1. Risiko 3 Karang Tengah Pedurenan Cipondoh Petir Tangerang Tanah Tinggi Karawaci Cimone Koangjaya Periuk Periuk Neglasari Selapajang Jaya 2. Risiko 2 Ciledug Tajur Parung Serab Paninggilan Paninggilan Utara Sudimara Selatan Sudimara Barat Sudimara Jaya Sudimara Timur Larangan Larangan Selatan Gaga Cipadu Jaya Kreo Selatan Cipadu Kreo Larangan Indah Larangan Utara Karang Tengah Pondok Pucung Karang Tengah Karang Timur Karang Mulya Parung Jaya Pondok Bahar Cipondoh Poris Plawad Indah Cipondoh Kenanga Gondrong Ketapang Cipondoh Indah Cipondoh Makmur Poris Plawad Utara Poris Plawad Pinang Panunggangan Utara Panunggangan Panunggangan Timur Kunciran Kunciran Indah Sudimara Pinang Pinang Neroktog Kunciran Jaya Pakojan Cipete Dok. MPS Kota Tangerang 2015-14

No Area Berisiko Sanitasi Kecamatan Tangerang Karawaci Jatiuwung Cibodas Periuk Batuceper Neglasari Benda Wilayah Kelurahan Cikokol Kelapa Indah Babakan Sukasari Buaran Indah Sukaasih Sukarasa Karawaci Baru Nusajaya Bojongjaya Karawaci Cimone Jaya Bugel Margasari Pabuaran Sukajadi Gerendeng Pasarbaru Sumur Pancing Pabuaran Tumpeng Nambojaya Manis Jaya Jatake Gandasari Kroncong Alam Jaya Pasir Jaya Panunggangan Barat Cibodasari Cibodas Baru Cibodas Uwung Jaya Jatiuwung Gembor Gebang Raya Sangiang Jaya Periuk Jaya Porisgaga Baru Porisjaya Porisgaga Kebon Besar Batuceper Batujaya Batusari Karang Anyar Karang Sari Neglasari Mekarsari Kedaung Baru Kedaung Wetan Belendung Jurumudi Baru Jurumudi Dok. MPS Kota Tangerang 2015-15

No Area Berisiko Sanitasi Kecamatan Sumber : Buku Putih sanitasi Kota Tangerang 2014 Wilayah Pajang Benda Kelurahan 2.1.2. Zona Sistem Sanitasi Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Sistem pengelolaan air limbah domestik yang akan dikembangkan ditentukan berdasarkan besaran kebutuhan pelayanan (basic services dan basic needs). Kebutuhan pelayanan ini sejalan dengan perkembangan perkotaan dan kependudukan. Pertimbangan ini diperlukan untuk melihat kelayakan sistem yang akan dikembangkan. Kriteria yang digunakan untuk menentukan sistem pengelolaan air limbah domestik yang akan dikembangkan di Kota Tangerang antara lain adalah sebagai berikut: 1. Sistem Air Limbah Domestik Eksisting Yaitu sistem pengelolaan air limbah domestik yang ada saat ini. Untuk area yang sistem pengelolaan air limbah domestiknya berupa sistem terpusat (offsite), maka sistem air limbah domestik yang dikembangkan adalah sistem terpusat (offsite). 2. Permeabilitas Tanah Yaitu kemampuan tanah untuk meneruskan air atau udara. Permeabilitas tanah biasanya diukur dengan istilah kecepatan air yang mengalir dalam waktu tertentu yang ditetapkan dalam satuan cm/jam. Berdasarkan buku Bimbingan Teknis Keteknikan Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) yang diterbitkan oleh Direktorat Pengembangan PLP, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, 2011, untuk area dengan permeabilitas tanah <0,5 cm/jam, maka sistem air limbah domestik yang dikembangkan adalah sistem terpusat (offsite). 3. Tinggi Muka Air Tanah Yaitu kedalaman air tanah yang diukur dari permukaan tanah setempat (m bmt). Berdasarkan buku Bimbingan Teknis Keteknikan Bidang PLP (Direktorat Pengembangan PLP, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, 2011), untuk area dengan tinggi muka air tanah <1,5 m bmt, maka Dok. MPS Kota Tangerang 2015-16

sistem air limbah domestik yang dikembangkan adalah sistem terpusat (offsite). Hasil analisis pemilihan sistem pengelolaan air limbah domestik yang akan dikembangkan di Kota Tangerang hingga tahun 2019 ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel -1 Opsi Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Kota Tangerang No. Kecamatan Kelurahan Sistem Eksisting Permeabilitas Tanah (cm/jam) Tinggi Muka Air Tanah (m bmt) Opsi Sistem yang Dikembangkan 1. Ciledug Tajur onsite 6,5-12,5 15 onsite Parung Serab onsite 6,5-12,5 15 onsite Paninggilan onsite 6,5-12,5 15 onsite Paninggilan Utara onsite 6,5-12,5 15 onsite Sudimara Selatan onsite 6,5-12,5 15 onsite Sudimara Barat onsite 6,5-12,5 15 onsite Sudimara Jaya onsite 6,5-12,5 15 onsite Sudimara Timur onsite 6,5-12,5 15 onsite 2. Larangan Larangan Selatan onsite 6,5-12,5 17 onsite Gaga onsite 6,5-12,5 17 onsite Cipadu Jaya onsite 6,5-12,5 17 onsite Kreo Selatan onsite 6,5-12,5 17 onsite Cipadu onsite 6,5-12,5 17 onsite Kreo onsite 6,5-12,5 17 onsite Larangan Indah onsite 6,5-12,5 17 onsite Larangan Utara onsite 6,5-12,5 17 onsite 3. Karang Tengah Pedurenan onsite 6,5-12,5 10 onsite Pondok Pucung onsite 6,5-12,5 10 onsite Karang Tengah onsite 6,5-12,5 10 onsite Karang Timur onsite 6,5-12,5 10 onsite Karang Mulya onsite 6,5-12,5 10 onsite Parung Jaya onsite 6,5-12,5 10 onsite Pondok Bahar onsite 6,5-12,5 10 onsite 4. Cipondoh Poris Plawad Indah onsite 6,5-12,5 19 onsite Cipondoh onsite 6,5-12,5 19 onsite Kenanga onsite 6,5-12,5 19 onsite Gondrong onsite 6,5-12,5 19 onsite Petir onsite 6,5-12,5 19 onsite Ketapang onsite 6,5-12,5 19 onsite Cipondoh Indah onsite 6,5-12,5 19 onsite Cipondoh Makmur onsite 6,5-12,5 19 onsite Poris Plawad Utara onsite 6,5-12,5 19 onsite Poris Plawad onsite 6,5-12,5 19 onsite 5. Pinang Panunggangan Utara onsite 6,5-12,5 12 onsite Dok. MPS Kota Tangerang 2015-17

No. Kecamatan Kelurahan Sistem Eksisting Permeabilitas Tanah (cm/jam) Tinggi Muka Air Tanah (m bmt) Opsi Sistem yang Dikembangkan Panunggangan onsite 6,5-12,5 12 onsite Panunggangan onsite 6,5-12,5 12 onsite Timur Kunciran onsite 6,5-12,5 12 onsite Kunciran Indah onsite 6,5-12,5 12 onsite Sudimara Pinang onsite 6,5-12,5 12 onsite Pinang onsite 6,5-12,5 12 onsite Neroktog onsite 6,5-12,5 12 onsite Kunciran Jaya onsite 6,5-12,5 12 onsite Pakojan onsite 6,5-12,5 12 onsite Cipete onsite 6,5-12,5 12 onsite 6. Tangerang Cikokol onsite 0,5-2,0 14 onsite Kelapa Indah onsite 0,5-2,0 14 onsite Babakan offsite 0,5-2,0 14 offsite Sukasari offsite 0,5-2,0 14 offsite Buaran Indah onsite 0,5-2,0 14 onsite Tanah Tinggi onsite 0,5-2,0 14 onsite Sukaasih onsite 0,5-2,0 14 onsite Sukarasa onsite 0,5-2,0 14 onsite 7. Karawaci Karawaci Baru offsite 6,5-12,5 16 offsite Nusajaya offsite 6,5-12,5 16 offsite Bojongjaya onsite 6,5-12,5 16 onsite Karawaci onsite 6,5-12,5 16 onsite Cimone Jaya onsite 6,5-12,5 16 onsite Cimone onsite 6,5-12,5 16 onsite Bugel onsite 6,5-12,5 16 onsite Margasari onsite 6,5-12,5 16 onsite Pabuaran onsite 6,5-12,5 16 onsite Sukajadi onsite 6,5-12,5 16 onsite Gerendeng onsite 6,5-12,5 16 onsite Koangjaya onsite 6,5-12,5 16 onsite Pasarbaru onsite 6,5-12,5 16 onsite Sumur Pancing onsite 6,5-12,5 16 onsite Pabuaran Tumpeng onsite 6,5-12,5 16 onsite Nambojaya onsite 6,5-12,5 16 onsite 8. Jatiuwung Manis Jaya onsite 6,5-12,5 32 onsite 9. Cibodas Panunggangan Barat Jatake onsite 6,5-12,5 32 onsite Gandasari onsite 6,5-12,5 32 onsite Kroncong onsite 6,5-12,5 32 onsite Alam Jaya onsite 6,5-12,5 32 onsite Pasir Jaya onsite 6,5-12,5 32 onsite onsite 0,5-2,0 26 onsite Cibodasari offsite 0,5-2,0 26 offsite Dok. MPS Kota Tangerang 2015-18

No. Kecamatan Kelurahan Sistem Eksisting Permeabilitas Tanah (cm/jam) Tinggi Muka Air Tanah (m bmt) Opsi Sistem yang Dikembangkan Cibodas Baru onsite 0,5-2,0 26 onsite Cibodas onsite 0,5-2,0 26 onsite Uwung Jaya onsite 0,5-2,0 26 onsite Jatiuwung onsite 0,5-2,0 26 onsite 10. Periuk Gembor onsite 0,5-2,0 26 onsite Gebang Raya onsite 0,5-2,0 26 onsite Sangiang Jaya onsite 0,5-2,0 26 onsite Periuk onsite 0,5-2,0 26 onsite Periuk Jaya onsite 0,5-2,0 26 onsite 11. Batuceper Porisgaga Baru onsite 0,5-2,0 14 onsite Porisjaya onsite 0,5-2,0 14 onsite Porisgaga onsite 0,5-2,0 14 onsite Kebon Besar onsite 0,5-2,0 14 onsite Batuceper onsite 0,5-2,0 14 onsite Batujaya onsite 0,5-2,0 14 onsite Batusari onsite 0,5-2,0 14 onsite 12. Neglasari Karang Anyar onsite 0,5-2,0 11 onsite Karang Sari onsite 0,5-2,0 11 onsite Neglasari onsite 0,5-2,0 11 onsite Mekarsari onsite 0,5-2,0 11 onsite Kedaung Baru onsite 0,5-2,0 11 onsite Kedaung Wetan onsite 0,5-2,0 11 onsite Selapajang Jaya onsite 0,5-2,0 11 onsite 13. Benda Belendung onsite 0,5-2,0 9 onsite Jurumudi Baru onsite 0,5-2,0 9 onsite Jurumudi onsite 0,5-2,0 9 onsite Pajang onsite 0,5-2,0 9 onsite Benda onsite 0,5-2,0 9 onsite Sumber: Hasil Analisis, 2014. Berdasarkan hasil analisis seperti ditunjukkan pada tabel di atas, opsi sistem pengelolaan air limbah domestik yang direkomendasikan untuk dikembangkan di Kota Tangerang hingga tahun 2019 adalah sistem setempat (onsite). Sedangkan pengembangan sistem terpusat (offsite) diarahkan pada optimalisasi pelayanan sarana prasarana air limbah domestik sistem terpusat (IPAL) yang sudah ada. Cakupan eksisting Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di Kota Tangerang sebesar 0,98%. Cakupan layanan eksisting air limbah domestik sistem setempat (onsite) di Kota Tangerang dapat dibagi menjadi dua kelompok, Dok. MPS Kota Tangerang 2015-19

yaitu individual dan komunal. Sistem setempat (onsite) individual meliputi: cubluk dan sejenisnya dan tangki septik. Cakupan layanan eksisting cubluk dan sejenisnya sebesar 47,62% dan cakupan layanan eksisting tangki septik sebesar 49,17%. Sedangkan sistem setempat (onsite) komunal meliputi: MCK++ dan IPAL Komunal. Cakupan layanan eksisting MCK++ sebesar 0,06% dan cakupan layanan eksisting IPAL komunal sebesar 0,12%. Cakupan layanan eksisting air limbah domestik sistem terpusat (offsite) di Kota Tangerang adalah sebesar 2,06%. Penentuan target cakupan layanan air limbah domestik Kota Tangerang hingga tahun 2019 mengacu pada target yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Millennium Development Goals (MDGs), dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang Tahun 2014-2018. Target cakupan BABS pada tahun 2019 ditetapkan sebesar 0%. Target cakupan layanan cubluk dan sejenisnya pada tahun 2019 ditetapkan sebesar 37%. Target cakupan layanan tangki septik pada tahun 2019 ditetapkan sebesar 60%. Target cakupan layanan MCK++ pada tahun 2019 ditetapkan sebesar 0,82%. Target cakupan layanan IPAL komunal pada tahun 2019 ditetapkan sebesar 0,12%. Sedangkan target cakupan layanan air limbah domestik sistem terpusat (offsite) pada tahun 2019 ditetapkan sebesar 2,06%. Dok. MPS Kota Tangerang 2015-20

Tabel-2 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kota Tangerang Tahun 2013-2019 No Sistem A. Buang Air Besar Sembarangan (BABS) B. Sistem Setempat (Onsite) B.1 Individual Cakupan Layanan* Eksisting (%) Target Cakupan Layanan* (%) 2015 2016 2017 2018 2019 0,98 0,78 0,59 0,39 0,20 0,00 B.1.1 Cubluk dan Sejenisnya 47,62 45,50 43,37 41,25 39,12 37,00 B.1.2 Tangki Septik 49,17 51,33 53,50 55,67 57,83 60,00 B.2 Komunal B.2.1 MCK++ 0,06 0,21 0,36 0,52 0,67 0,82 B.2.2 IPAL Komunal 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 C. Sistem Terpusat (Offsite) 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 TOTAL 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber :Hasil Pengolahan Data dan Analisis, 2014. Keterangan : * Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem : dimaksud atas total penduduk. Dok. MPS Kota Tangerang 2015-21

Peta -1Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kota Tangerang Dok. MPS Kota Tangerang 2015-22

Tahapan Pengembangan Persampahan Sistem pengelolaan persampahan yang akan dikembangkan di Kota Tangerang hingga tahun 2019 mengacu pada Master Plan Pengelolaan Sampah Kota Tangerang Tahun 2013-2033 (Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang, 2012), yaitu sebagai berikut: 1. Sistem Pengangkutan Sistem pengangkutan sampah yang akan dikembangkan di Kota Tangerang adalah sebagai berikut: a. Sistem penanganan langsung (pelayanan sampah berdasarkan sistem pengangkutan menggunakan truk langsung dari sumber ke sumber kemudian dibuang ke TPA) dikembangkan untuk tempat umum. b. Sistem penanganan tidak langsung (pelayanan sampah dimana sampah diangkut menuju TPS kemudian dari TPS akan diangkut ke TPA dengan truk) untuk permukiman. 2. Sistem Pemrosesan Akhir Mengacu pada SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, sistem pemrosesan akhir sampah untuk Kota Tangerang yang dapat diklasifikasikan sebagai metropolitan (jumlah penduduk >1.000.000 jiwa) diharuskan menggunakan sistem lahan urug saniter (sanitary landfill). Cakupan layanan eksisting pengurangan timbulan sampah melalui konsep 3R sebesar 1,91%. Cakupan layanan eksisting pengangkutan sampah ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) di Kota Tangerang sebesar 87,44%. Sedangkan cakupan eksisting sampah yang belum terlayani sebesar 10,66%. Penentuan target cakupan layanan persampahan Kota Tangerang hingga tahun 2019 mengacu pada target yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Millennium Development Goals (MDGs), dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang Tahun 2014-2018. Target cakupan layanan konsep 3R pada tahun 2019 ditetapkan sebesar 20%. Target cakupan layanan pengangkutan sampah ke TPA pada tahun 2019 ditetapkan sebesar 80%. Sedangkan target cakupan sampah yang belum/tidak terlayani pada tahun 2019 ditetapkan sebesar 0%. Dok. MPS Kota Tangerang 2015-23

Tabel-3 Tahapan Pengembangan Persampahan Kota Tangerang Tahun 2013-2019 No Sistem Cakupan Layanan* Eksisting (%) Target Cakupan Layanan* (%) 2015 2016 2017 2018 2019 A. Konsep 3R 1,91 5,52 9,14 12,76 16,38 20,00 B. Pengangkutan Sampah ke TPA 87,44 85,95 84,46 82,98 81,49 80,00 B.1 Penanganan Langsung B.2 Penanganan Tidak Langsung C. Belum Terlayani 10,66 8,52 6,39 4,26 2,13 0,00 TOTAL 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber :Hasil Analisis, 2014. Keterangan : * Cakupan layanan dapat didekati dengan persentase sampah : yang terlayani. Dok. MPS Kota Tangerang 2015-24

Peta Error! No text of specified style in document.-2 Peta Tahapan Pengembangan Persampahan Kota Tangerang Dok. MPS Kota Tangerang 2015-25

Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan Sistem pengelolaan drainase perkotaan yang akan dikembangkan di Kota Tangerang hingga tahun 2019 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Sistem drainase yang dikembangkan meliputi: a. Sistem gravitasi, yaitu sistem pengaliran air pada jaringan drainase menggunakan gravitasi untuk daerah dengan elevasi sedang-tinggi, dengan kelengkapan sistem berupa pintu air, pengaturan debit yang lain, dan kolam retensi. b. Sistem pemompaan, yaitu sistem pengaliran air pada jaringan drainase menggunakan pompa untuk daerah dengan elevasi rendah, dengan kelengkapan sistem berupa pompa dan kolam retensi. 2. Sistem drainase yang dikembangkan harus terintegrasi dengan sistem Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada. Luas wilayah genangan eksisting di Kota Tangerang adalah 247 ha dengan jumlah lokasi genangan 31 titik lokasi yang tersebar di sepuluh wilayah kecamatan. Penentuan target cakupan layanan drainase perkotaan Kota Tangerang hingga tahun 2019 mengacu pada target yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Millennium Development Goals (MDGs), dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang Tahun 2014-2018. Target luas wilayah genangan di Kota Tangerang hingga tahun 2019 ditetapkan secara bertahap berkurang hingga 0 ha. Dok. MPS Kota Tangerang 2015-26

Tabel -4 Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan Kota Tangerang Tahun 2013-2019 No Kecamatan Luas Genangan Eksisting (ha) Luas Genangan(ha) 2015 2016 2017 2018 2019 1. Ciledug 20 0 20 0 0 0 2. Larangan 0 0 0 0 0 0 3. Karang Tengah 41 14 12 4 11 0 4. Cipondoh 24 0 0 24 0 0 5. Pinang 17 0 0 17 0 0 6. Tangerang 0 0 0 0 0 0 7. Karawaci 54 0 12 38 4 0 8. Jatiuwung 3 0 0 0 3 0 9. Cibodas 30 0 0 22 8 0 10. Periuk 46 0 26 20 0 0 11. Batuceper 0 0 0 0 0 0 12. Neglasari 3 0 0 0 3 0 13. Benda 9 0 0 0 9 0 TOTAL 247 14 70 125 38 0 Sumber: Hasil Analisis, 2014. Dok. MPS Kota Tangerang 2015-27

Peta Error! No text of specified style in document.-3 Peta Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan Kota Tangerang Dok. MPS Kota Tangerang 201528

2.1.2. Zona Sistem Sanitasi Pendanaan pengembangan sanitasi Kota Tangerang dalam kurun waktu tahun 2009-2013 secara umum mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 33,97%, yaitu dari sebesar Rp 49.321.856.184 pada tahun 2009 menjadi Rp 117.102.434.675 pada tahun 2013. Apabila dirinci berdasarkan sub sektornya, rata-rata pertumbuhan tertinggi adalah pendanaan pengembangan persampahan yang mencapai 40,99%, diikuti oleh rata-rata pertumbuhan pendanaan pengembangan PHBS sebesar 39,36%, rata-rata pertumbuhan pendanaan pengembangan drainase perkotaan sebesar 34,31%, rata-rata pertumbuhan pendanaan pengembangan air limbah domestik sebesar 25,96%, dan rata-rata pertumbuhan terendah adalah pendanaan pengembangan komponen terkait sanitasi yang hanya mencapai 22,69%. Namun demikian, proporsi realisasi belanja sanitasi terhadap belanja langsung dalam kurun waktu tersebut relatif kecil, yaitu rata-rata hanya sekitar 6,72% per tahun. Perhitungan pertumbuhan pendanaan pengembangan sanitasi Kota Tangerang dalam kurun waktu tahun 2009-2013 ditunjukkan pada Tabel -5.5. Perkiraan besaran pendanaan sanitasi Kota Tangerang untuk lima tahun ke depan dapat dihitung berdasarkan trend pertumbuhannya selama lima tahun terakhir. Dengan demikian, asumsi yang digunakan untuk menghitung perkiraan belanja langsung adalah bahwa belanja langsung mengalami peningkatan selama tahun 2015-2019 dengan pertumbuhan sebesar 29,43% per tahun. Asumsi yang digunakan untuk menghitung perkiraan belanja APBD murni untuk sanitasi adalah bahwa belanja APBD murni untuk sanitasi mengalami peningkatan selama tahun 2015-2019 dengan pertumbuhan sebesar 33,97% per tahun. Untuk mendorong percepatan pembangunan sanitasi di Kota Tangerang, Pemerintah Kota Tangerang diasumsikan berkomitmen untuk meningkatkan pendanaan sanitasi sebesar 50% dari tahun sebelumnya untuk setiap tahunnya selama lima tahun ke depan. Hasil perhitungan perkiraan pendanaan sanitasi Kota Tangerang untuk tahun 2015-2019 ditunjukkan pada Tabel.6 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa perkiraan total belanja APBD murni untuk sanitasi tahun 2015-2019 mencapai Rp 2.051.366.226.816 atau sekitar 7,42% dari perkiraan total belanja langsung selama tahun 2015-2019. Sedangkan perkiraan komitmen pendanaan sanitasi Kota Tangerang untuk tahun 2015-2019 mencapai Rp 3.474.648.803.890 atau sebesar 12,57% dari perkiraan total belanja langsung selama kurun waktu tersebut. Dok. MPS Kota Tangerang 2015-29

Untuk mendukung dan memastikan berjalannya pengembangan sanitasi yang berkelanjutan, diperlukan kegiatan operasional/pemeliharaan. Dengan demikian, diperlukan perhatian dalam pengalokasian pendanaan untuk biaya operasional/pemeliharaan. Biaya operasional/pemeliharaan sanitasi Kota Tangerang secara umum mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dalam kurun waktu tahun 2009-2013. Rata-rata pertumbuhan biaya operasional/pemeliharaan untuk air limbah domestik sebesar 76,91%, untuk persampahan sebesar 69,83%, dan untuk drainase perkotaan sebesar 60,59%. Perhitungan pertumbuhan pendanaan APBD Kota Tangerang untuk operasional/pemeliharaan sanitasi dalam kurun waktu tahun 2009-2013 ditunjukkan pada Tabel.7 Perkiraan besaran pendanaan APBD Kota Tangerang untuk kebutuhan operasional/pemeliharaan sanitasi lima tahun mendatang dapat dihitung berdasarkan trend pertumbuhannya selama lima tahun terakhir. Hasil perhitungan perkiraan besaran pendanaan APBD Kota Tangerang untuk kebutuhan operasional/pemeliharaan sanitasi untuk tahun 2013-2019 ditunjukkan pada Tabel 8 Tabel -8 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa perkiraan total pendanaan APBD Kota Tangerang untuk kebutuhan operasional/pemeliharaan sanitasi tahun 2013-2019 mencapai Rp 2.621.975.938.940. Berdasarkan berbagai perhitungan dan uraian mengenai pendanaan APBD Kota Tangerang untuk sanitasi, baik yang sudah berjalan maupun perkiraannya untuk lima tahun mendatang, dapat diketahui bahwa kebutuhan pendanaan APBD Kota Tangerang Dok. MPS Kota Tangerang 201530

untuk sanitasi hingga tahun 2019 mencapai Rp 3.474.648.803.890, yang harus didukung dengan pendanaan operasional/pemeliharaan sebesar Rp 2.621.975.938.940. Sedangkan kemampuan untuk mendanai program dan kegiatan sanitasi yang dicanangkan dalam Strategi Sanitasi Kota Tangerang hanya sebesar Rp 1.123.972.972.081. Dengan demikian, pengembangan sanitasi Kota Tangerang perlu memperhatikan skala prioritas dengan terus berupaya mendorong komitmen Pemerintah Kota Tangerang dalam pendanaan sanitasi. Di samping itu, juga perlu penggalian alternatif pendanaan di luar APBD Kota Tangerang. Dok. MPS Kota Tangerang 201531

Tabel -5 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kota Tangerang untuk Sanitasi Tahun 2009-2013 Pendanaan Sanitasi(Rp) Rata-rata Pertumbuhan No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 (%) 1 Belanja Sanitasi(1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 + 1.5) 49.321.856.184 32.358.005.704 64.650.013.439 95.932.818.460 117.102.434.675 33,97 1.1 PHBS 1.552.497.900 2.045.095.950 1.572.655.000 2.006.385.250 4.438.386.100 39,36 1.2 Air Limbah Domestik 3.788.652.150 1.787.407.900 4.707.187.830 3.300.195.800 4.065.529.000 25,96 1.3 Persampahan 23.306.410.557 13.326.187.574 28.248.464.709 47.796.954.300 60.027.522.275 40,99 1.4 Drainase Perkotaan 19.033.169.827 13.029.232.725 25.546.805.220 40.414.259.310 46.279.420.700 34,31 1.5 Komponen Terkait Sanitasi 1.641.125.750 2.170.081.555 4.574.900.680 2.415.023.800 2.291.576.600 22,69 2 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 ) NA NA NA NA NA NA 2.1 DAK Sanitasi NA NA NA NA NA NA 2.2 DAK Lingkungan Hidup NA NA NA NA NA NA 2.3 DAK Perumahan dan Permukiman NA NA NA NA NA NA 3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi NA NA NA NA NA NA 4 Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi NA NA NA NA NA NA Belanja APBD Murni untuk Sanitasi(1-2-3) 49.321.856.184 32.358.005.704 64.650.013.439 95.932.818.460 117.102.434.675 33,97 Total Belanja Langsung 657.343.718.637 797.035.904.890 917.741.214.630 1.109.250.562.319 1.844.616.629.967 29,43 % APBD Murni untuk Sanitasi Terhadap Belanja Langsung 7,50 4,06 7,04 8,65 6,35 6,72 Sumber :Diolah dari Data Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD) Kota Tangerang, 2014. Keterangan :NA = Tidak Ada Data. Dok. MPS Kota Tangerang 2015-32

No. Uraian Tabel -6 Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Kota Tangerang Tahun 2015-2019 Perkiraan Belanja Murni Sanitasi(Rp) 2015 2016 2017 2018 2019 Total Pendanaan (Rp) 1. Perkiraan Belanja Langsung 3.090.124.817.784 3.999.548.551.658 5.176.615.690.411 6.700.093.688.099 8.671.931.260.507 27.638.314.008.459 2. Perkiraan Belanja APBD Murni untuk Sanitasi 3. Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014. 210.174.991.886 281.571.436.630 377.221.253.654 505.363.313.521 677.035.231.125 2.051.366.226.816 263.480.478.020 395.220.717.030 592.831.075.545 889.246.613.318 1.333.869.919.977 3.474.648.803.890 Dok. MPS Kota Tangerang 201533

No. 1 Belanja Sanitasi 1.1 Air Limbah Domestik Tabel Error! No text of specified style in document.-7 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kota Tangerang untuk Operasional/Pemeliharaan Sanitasi Tahun 2009-2013 Uraian Belanja Sanitasi(Rp) 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata Pertumbuhan (%) 1.1.1 Biaya Operasional/Pemeliharaan (Justified) 372.316.250 419.269.900 1.536.392.600 2.017.632.000 1.961.753.000 76,91 Rehabilitasi/Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air Limbah 1.2 Persampahan 372.316.250 419.269.900 1.536.392.600 2.017.632.000 1.961.753.000 1.2.1 Biaya Operasional/Pemeliharaan (Justified) 21.660.584.932 6.244.525.674 24.343.105.000 28.052.246.050 40.791.111.050 69,83 Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Persampahan Peningkatan Operasional dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Persampahan Wilayah Tengah Peningkatan Operasional dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Persampahan Wilayah Barat Peningkatan Operasional dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Persampahan Wilayah Timur 1.3 Drainase Perkotaan 21.660.584.932 6.244.525.674 24.343.105.000 - - - - - 28.052.246.050 23.206.003.500 - - - - 9.413.661.700 - - - - 8.171.445.850 1.3.1 Biaya Operasional/Pemeliharaan (Justified) 2.178.950.940 2.709.817.600 9.414.721.920 7.305.809.310 6.791.812.800 60,59 Rehabilitasi/Peningkatan, Pembangunan dan Pemeliharaan Saluran Drainase/Gorong-Gorong 661.264.900 1.348.738.600 2.901.975.000 2.754.271.000 2.512.556.000 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi 122.346.400-125.567.000 271.518.000 176.540.500 Rehabilitasi/Pemeliharaan Pintu Air - 11.136.500 312.504.150 164.451.850 94.234.000 Rehabilitasi/Pemeliharaan Normalisasi Saluran Sungai 1.227.231.640-1.043.643.950 - - Dok. MPS Kota Tangerang 201534

No. Uraian Belanja Sanitasi(Rp) 2009 2010 2011 2012 2013 Pemeliharaan Pompa dan Diesel Air 14.252.000 22.138.000 1.337.718.770 139.231.360 197.574.000 Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bantaran dan Tanggul Sungai Peningkatan, Pembersihan dan Pengerukan Sungai/Kali Pemeliharaan dan Rehabilitasi Embung dan Bangunan Penampung Air Lainnya 153.856.000 96.387.000 1.343.600.000 1.964.520.600 2.573.732.800-727.143.500 1.403.479.000 1.377.017.000 1.237.175.500 - - 946.234.050 634.799.500 - Rehabilitasi Turap/Talud - 504.274.000 - - - Sumber: Diolah dari Data Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD) Kota Tangerang, 2014. Rata-rata Pertumbuhan (%) Dok. MPS Kota Tangerang 201535

Tabel -8 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kota Tangerang untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Sanitasi Tahun 2015-2019 No. Uraian 1 Belanja Sanitasi (Biaya Operasional/Pemeliharaan) 1.1 Air Limbah Domestik Perkiraan Biaya Operasional/Pemeliharaan(Rp) 2015 2016 2017 2018 2019 Total Pendanaan (Rp) 141.305.890.238 238.796.053.282 403.717.310.896 682.819.772.935 1.155.336.911.589 2.621.975.938.940 1.1.1 Biaya Operasional/Pemeliharaan (Justified) 6.139.727.419 10.861.791.777 19.215.595.833 33.994.310.589 60.139.334.863 130.350.760.481 1.2 Persampahan 1.2.1 Biaya Operasional/Pemeliharaan (Justified) 117.650.656.201 199.806.109.427 339.330.715.640 576.285.354.372 978.705.417.330 2.211.778.252.970 1.3 Drainase Perkotaan 1.3.1 Biaya Operasional/Pemeliharaan (Justified) 17.515.506.618 28.128.152.078 45.170.999.423 72.540.107.974 116.492.159.396 279.846.925.489 Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014. Dok. MPS Kota Tangerang 201536

Tabel-9 Perkiraan Kemampuan APBD Kota Tangerang dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK Tahun 2015-2019 No. Uraian 1 Perkiraan Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Pendanaan(Rp) 2015 2016 2017 2018 2019 Total Pendanaan (Rp) 141.305.890.238 238.796.053.282 403.717.310.896 682.819.772.935 1.155.336.911.589 2.621.975.938.940 2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi 210.174.991.886 281.571.436.630 377.221.253.654 505.363.313.521 677.035.231.125 2.051.366.226.816 3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi 263.480.478.020 395.220.717.030 592.831.075.545 889.246.613.318 1.333.869.919.977 3.474.648.803.890 4 Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni)(No. 2 No. 1) 5 Kemampuan Mendanai SSK (Komitmen) (No. 3 No. 1) Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014. 68.869.101.648 42.775.383.348-26.496.057.242-177.456.459.414-478.301.680.464-570.609.712.124 122.174.587.782 156.424.663.748 189.113.764.649 206.426.840.383 178.533.008.388 852.672.864.950 Dok. MPS Kota Tangerang 201537

Dok. MPS Kota Tangerang 201538