BAB I PENDAHULUAN. tidak perawan. (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) BKKBN. menganut seks bebas. Yayasan (Diskusi Kelompok Terarah) DKT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Febriana Lisdia, 2014 Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ekonomi. Remaja akan mengalami transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman saat ini, perilaku berciuman ikut dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadinya peningkatan minat dan motivasi terhadap seksualitas. Hal ini dapat

, 2015 GAMBARAN KONTROL DIRI PADA MAHASISWI YANG MELAKUKAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam-macam, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. penerus bangsa diharapkan memiliki perilaku hidup sehat sesuai dengan Visi Indonesia Sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman masyarakat tentang seksualitas sampai saat ini masihlah kurang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu yaitu merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Unwanted pregnancy atau dikenal sebagai kehamilan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep diri adalah cara individu dalam melihat pribadinya secara utuh,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menuju masyarakat modern, yang mengubah norma-norma, nilai-nilai dan gaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. depan. Keberhasilan penduduk pada kelompok umur dewasa sangat. tergantung pada masa remajanya (BKKBN, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULAN. Kasus kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang sangat. kelompok, tawuran pelajar, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian,

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pengenalan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan

PERILAKU SEKSUAL WABAL DI TINJAU DARI KUALITAS KOMUNIKASI ORANG TUA-ANAK TENTANG SEKSUALITAS S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. masa dewasa yang berkisar antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Seorang remaja, memiliki tugas perkembangan dan fase

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang potensial adalah generasi mudanya. Tarigan (2006:1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. negara-negara Barat, istilah remaja dikenal dengan adolescence yang berasal

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seksual khususnya kalangan remaja Indonesia sungguh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seks bebas atau dalam bahasa populernya disebut extra-marital intercouse

BAB 1 PENDAHULUAN. Y, 2009). Pada dasarnya pendidikan seksual merupakan suatu informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Antara tahun 1970 dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN MEDIA INFORMASI, PENGARUH TEMAN, TEMPAT TINGGAL DENGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia. Tahap ini

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali setiap individu akan mengalami masa peralihan ini.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan era global saat ini membawa remaja pada fenomena maraknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman yang semakin pesat, menuntut. masyarakat untuk bersaing dengan apa yang dimilikinya di era

BAB I PENDAHULUAN. perilaku remaja dalam pergaulan saat ini. Berbagai informasi mampu di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai 19 tahun. Istilah pubertas juga selalu menunjukan bahwa seseorang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan International Conference on Population and

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa remaja umumnya anak telah mulai menemukan nilai-nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. yang rata-rata masih usia sekolah telah melakukan hubungan seksual tanpa merasa

BAB I PENDAHULUAN. menjadi yang terunggul dalam berbagai aspek kehidupan. Pembangunan sumber daya

(e) Uang saku rata-rata perbulan kurang dari Rp ,- (64,8%) dan sisanya (35,3%) lebih dari Rp per bulan.

BAB I PENDAHULUAN. seks mendorong remaja untuk memenuhi kebutuhan seksnya, mereka

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia mengalami perkembangan pesat diberbagai bidang di abad ke 21

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak yang dimulai saat

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa yang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja kota besar khususnya Jakarta semakin berani melakukan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, makin banyak pula ditemukan penyakit-penyakit baru sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut terjadi akibat dari kehidupan seksual remaja yang saat ini semakin bebas

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan secara fisik, kematangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. peka adalah permasalahan yang berkaitan dengan tingkat kematangan seksual

BAB I PENDAHULUAN. psikis, maupun secara social (Sudarsono, 2004). Inilah yang disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. saat usia remaja terjadi peningkatan hormon-hormon seksual. Peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan sosial yang cepat

BAB I PENDAHULUAN. mereka harus meninggalkan segala hal yang kekanak-kanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa.

ADOLESCENT UNWANTED PRAGNANCY DIKALANGAN REMAJA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdampak pada masyarakat. Salah satu kemajuan teknologi adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Oleh karena itu, orang dewasa merupakan individu yang. bersama dengan orang dewasa lainnya (Hurlock, 2004).

HUBUNGA SEKSUAL SKRIPSII. Diajukan Oleh: F HUBUNGA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan sosial-ekonomi secara total ke arah ketergantungan yang

HUBUNGAN ANTARA PENALARAN MORAL DAN GAYA PACARAN DENGAN KECENDERUNGAN MEMBELI KONDOM PADA REMAJA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai hak yang sama dengan orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia berkualitas untuk mewujudkan bangsa yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Remaja

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanakkanak. menjadi masa dewasa. Masa transisi ini kadang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang kesehatan reproduksi ini penting untuk. diberikan kepada remaja, melihat semakin meningkatnya kasus-kasus remaja

BAB I PENDAHULUAN. dari 33 menjadi 29 aborsi per wanita berusia tahun. Di Asia

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Fenomena seks bebas di Indonesia semakin memprihatinkan. Data dari hasil survey (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) KPAI di 33 provinsi dari Januari sampai Juli 2008 menunjukan 62,7% remaja SMP tidak perawan. (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) BKKBN tahun 2009 menyebutkan hal yang sama bahwa terdapat 22,6% remaja menganut seks bebas. Yayasan (Diskusi Kelompok Terarah) DKT menyatakan bahwa 89% remaja tidak setuju adanya seks pranikah, namun kenyataan yang terjadi di lapangan 82% remaja punya teman yang melakukan seks pranikah (news.okezone.com). Survey yang dilakukan (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) BKKBN tahun 2008 menyebutkan 63% remaja di beberapa kota besar di Indonesia telah me+ kakukan seks pranikah. Jabodetabek 51%, 54%, Surabaya 47% dan Medan 52%. Tahun 2006, (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) PKBI menyebutkan, pertama kisaran umur pertama kali yakni 13-18 tahun melakukan hubungan seks.kedua, 60% tidak menggunakan alat

2 atau obat kontrasepsi.ketiga, 85% dilakukan di rumah sendiri (news.okezone.com). Kasus remaja yang hamil diluar nikah meningkat signifikan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS), Departemen Sosial Republik Indonesia (Depsos RI) melakukan penelitian pada tahun 2007, dilakukan disebuah kota di pulau Jawa. Yang paling menarik adalah melihat fakta populasi yang berdasarkan pendidikan. Antara tahun 2002-2005, remaja (usia 10-24 tahun) yang mengalami KDT (Kehamilan tidak dikehendaki) terbanyak adalah yang memiliki pendidikan perguruan tinggi alias mahasiswi (59,22%), remaja yang berpendidikan SMU (17,70%) dan yang paling kecil SMP (1,63%). Secara keseluruhan, remaja yang hamil di luar nikah terbesar terjadi pada tahun 2002 (640 kasus).kemudian tahun 2004 sebanyak 560 kasus dan tahun 2005 (551 kasus).(sabili, No. 14 Th.XI 24 Januari 2008).(www.prianganonline.com. September, 2012). Annisa Fondation tahun 2006 melakukan survey hubungan seks pranikah dikalangan pelajar dan hasilnya ditemukan 42,3% remaja SMP dan SMA di Cianjur, Jawa Barat, pernah berhubungan seks. Makin terbukanya akses informasi ditambah tekanan dari lingkungan diyakini menjadi penyebab banyaknya remaja yang melakukan seks pranikah (kompas.com). Diskusi Kelompok Terarah (DKT) mengumumkan hasil survey tahun 2011 yang di fokuskan pada prilaku seksual remaja dan kaum muda berusia 15-25 tahun, yang merupakan hasil wawancara langsung terhadap 663

3 responden di lima kota besar di Indonesia yakni Jabodetabek,, Yogyakarta, Surabaya dan Bali. Dan ternyata hasil tingkat persentasi bagi seorang yang pernah berhubungan seks tertinggi terdapat di diikuti Yogyakarta dan Bali untuk jenis kelamin paling banyak oleh pria yang berumur 20-25 tahun. Temuan lain dari hasil seks survey alainnya yakni berdasarkan profesi peringkat tertinggi, responden yang pernah berhubungan seks diluar nikah di tempati oleh mahasiswa (news.okezone.com). Pergaulan mahasiswa itu sendiri dari masa ke masa selalu megalami perkembangan, baik ke arah yang positif maupun ke arah negatif. Ke arah positifnya, bahwa memang dari masa kemasa kegiatan para mahasiswa semakin beragam, apalagi didukung dengan kecanggihan teknolologi dan internet yang semakin akrab dengan mahasiswa. Ini semua menunjang bagi para mahasiswa untuk memiliki kegiatan-kegiatan yang kreatif dan lebih maju. Namun demikian, banyak juga kegiatan-kegiatan negatif yang berkembang pada mahasiswa-mahasiswa sekarang ini. Salah satunya adalah gaya berpacaran yang bebas. Sebenarnya perilaku berpacaran pada remaja adalah hal yang wajar karena pada usia tersebut organ-organ seksual mulai matang dan sebagai akibatnya dorongan seksual mulai muncul (Santrock 2003). Dalam (Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia) SKRRI 2007,kepada responden ditanyakan berbagai kegiatan yang dilakukan bila sedang pacaran,termasuk berpegangan tangan, berciuman dan petting

4 (meraba/merangsang bagian tubuh yang sensitif).data (Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia) SKRRI Prov. Jambi 2007 menunjukkan bahwa perilaku yang lebih sering dilakukan remaja dalam pacaran adalah berpegangan tangan (72% dan 65%).Secara umum, remaja pria cenderung lebih banyak melaporkan perilaku berciuman bibir (37% dibanding 16% pada wanita).demikian juga dengan perilaku meraba/merangsang bagian tubuh yang sensitif (24% pria dibanding 3% pada wanita). Alasan melakukan hubungan seksual pranikah yang pertama kali,secara keseluruhan alasan melakukan hubungan seksual pranikah yang pertama kali hanya dinyatakan oleh responden pria.rasa ingin tahu merupakan yang paling banyak disebutkan sebagai alasan melakukan hubungan seksual (46% pria). Alasan berikutnya yang disebutkan responden adalah terjadi begitu saja (16% pria) dan lainnya (38% pria). Ada sebanyak 72,9% responden wanita yang mengaku hamil, 91,5% telah pernah melakukan mengeluarkan janin atau aborsi dan diantaranya ada beberapa kali. Tindakan aborsi tersebut biasanya menggunakan dukun beranak (94,8%) dan hanya terdapat 5,2 % aborsi wanita yang dilakukan dengan adanya bantuan petugas paramedic. Selain itu, terdapat 33,2 % (wanita) dan ada 16,8 % (laki-laki) yang mengaku telah menderita penyakitseksual kelamin akibat adanya hubungan Freeseks itu(forum.vivanews.com). Kehidupan seks bebas (free sex) dikalangan remaja di kota-kota besar memang sangat mengkhawatirkan, khususnya di.hal itu tergambar

5 dari terus meningkatnya data tentang hubungan seks pranikah yang masuk ke lembaga konseling Mitra Citra Remaja (MCR)-Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)Jawa Barat.Jika pada 2002 tercatat hanya ada 104 kasus, setahun berikutnya melonjak menjadi 170 kasus (news.okezone.com, 29 November 2011). Diyakini, angka itu tidak mencerminkan kasus yang sebenarnya.ibarat fenomena gunung es, kenyataannya di lapangan lebih besar lagi. Di kota sendiri yang mempunyai tingkat persentase paling tinggi dari hasil survey (Diskusi Kelompok Terarah ) DKT 2011, pergaulan mahasiswa di kota sudah sangat bebas. Rumah yang jauh dari kampus membuat banyak mahasiswa dan mahasiswi di memilih hidup di tempat kost. Dampaknya adalah mereka menjadi mandiri dan akhirnya bisa mengambil keputusan dan tindakan sendiri serta tidak lagi cengeng. Tapi disisi lain, lemahnya kontrol dari pihak orang tua mereka dan juga pemilik rumah kost membuat para mahasiswi tersebut melakukan hubungan seksual pra nikah dikamar-kamar mereka. Dari 1.000 orang mahasiswa dan polling yang dilakukan oleh (Lembaga Swadaya Masyarakat) LSM Sahara Indonesia dari tahun 2000 sampai 2002, diketahui bahwa tempat yangpaling sering mereka melakukan hubungan intim di rumah tempat kost (51,5 %), kemudian menyusul di rumah-rumah pribadi (sekitar 30 %), ada juga di rumah sang wanita (27,3%), kemudian dihotel atau wisma (11,2%), ditaman luas (2,5%), ditempat rekreasi dan bersantai (2,4%), seks di ruangan kelas dikampus (1,3 persen), ada di dalam

6 mobil goyang (0,4 persen) dan lain-lain tak diketahui (0,7 %) (seksualitas.net). Banyaknya pelajar yang bermigrasi kekota-kota besar untuk bersekolah menjadi pemicu berkembang pesatnya rumah-rumah kost atau kontrakan untuk tempat tinggal para pelajar tersebut. Misalnya saja salah satu kota besar yang banyak terdapat (Perguruan Tinggi) PT favorit yaitu kota. Di kota ini ada empat perguruan tinggi negeri yaitu ITB, UNPAD, UPI, dan UIN. Perguruan tinggi swasta di juga cukup banyak seperti UNPAS, UNISBA, UNPAR, UKM, WIDYATAMA, UNIKOM dan masih banyak lagi. Dengan demikian, bisnis rumah kost atau kontrakan di menjadi sangat menjanjikan. Hampir disetiap daerah yang dekat dengan lokasi PT, banyak berdiri rumah kost. Contohnya daerah Gegerkalong yang posisinya berdekatan dengan UPI menjadi semakin padat karena begitu banyak bangunan-bangunan kost dan kontrakan yang dibangun dan disediakan bagi mahasiswa UPI dan perguruan tinggi lainnya. Berbagai bentuk bangunan pun menjadi daya jual masing-masing rumah kost agar menarik minat para mahasiswa tersebut. Aturan-aturan yang berlaku di rumah kost pun disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa. Sehingga banyak tersebar kost-kostan yang sangat longgar dengan aturannya bahkan tidak ada sama sekali pantauan dari pemilik kost. Memang tidak sedikit juga tempat kost yang masih mempunyai aturanaturan yang cukup ketat dan ada pengawasan langsung dari pemilik kost.

7 Tetapi kost-kostan yang longgar akan peraturan ini semakin menjamur dimana-mana, dan lebih banyak dicari oleh mahasiswa. Hal ini memicu terjadinya perubahan sosial di wilayah kost-kostan, salah satunya adalah cara bergaul mahasiswa. Kontrol orang tua yang kurang, ditambah dengan kontrol sosial yang lemah di sekitar kost-kostan memperparah perilaku berpacaran mahasiswa menjadi terlalu bebas. Menurut Agus Mochtar (ketua Sahara Indonesia), 51,4% mahasiswa yang melakukan hubungan seksual sebelum menikah, melakukannya di kamar kost. Hal ini disebabkan kecenderungan pola hubungan sosial yang sangat renggang antara pemilik kost dengan penghuni. Hubungan penghuni dan pemilik lebih bersifat hubungan transaksional (www.seksualitas.net). Adanya survey dan polling yang dilakukan di atas tersebut sudah menjadi salah satu bukti memang prilaku seks bebas di kalangan mahasiswa ini kerap terjadi. Daerah yang sering dan banyak menyediakan kost-kostan bagi para mahasiswa-mahasiswa PT tersebut salah satunya yaitu Gegerkalong. Lokasi Gegerkalong terdapat banyak mahasiswa bertempat tinggal ditempat kost, walaupun lokasi Gegerkaloing ini bernuansa islami karena terdapat tempat beribadah umat muslim dan beberapa pondok pesantren tetapi tempat kost yang longgar aturan yang menjadi sumbangsi para mahasiswa ini melakukan prilaku seks pranikah ditempat kost mereka masih menjamur dimana-mana.

8 Perilaku seksual sendiri adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual,baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Prilaku seks pranikah pada remaja yang didorong oleh hasrat baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis yang dilakukan (Hurlock,1991), adapun definisi perilaku seks pranikah pada remaja adalah segala tingkah laku remaja yang didorong oleh hasrat baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis yang dilakukan sebelum adanya hubungan resmi sebagai suami istri. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan, atau diri sendiri (Soetjiningsih, 2004, hal. 135-136), maka tidak dipungkiri bahwa kostkostan yang longgar akan pantauan pemilik kost terdapat cukup banyak di daerah Gegerkalong, dimana para remaja memilih tempat kost tersebut karena mendukung akan kemudahan dalam melakukan perilaku seksual. Hal ini cukup menarik mengingat seperti yang dipaparkan di atas, hal tersebut dapat menjadi salah satu faktor akan terjadinya fenomena seks pranikah yang terjadi pada kalangan mahasiswa yang kost di daerah Gegerkalong. B. FOKUS PENELITIAN Penelitian ini fokus pada fenomena seks pranikah yang terjadi pada kalangan mahasiswa yang belum menikah dan terjadi ditempat kost-kostan mereka. Yang di eksplorasi dalam penelitian ini adalah faktor-faktor dan alasan para mahasiswa tersebut melakukan seks pranikah dan memilih melakukannya ditempat kost yang berada di daerah Gegerkalong.

9 C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang di atas, bahwa ada masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini dan dirumuskan sebagai berikut: 1. Faktor apa saja yang melatarbelakangi mahasiswa (anak kost) melakukan seks pranikah? 2. Kenapa mereka memilih melakukan seks pranikah? 3. Bagaimana dampak perilaku seks pranikah mahasiswa (anak kost)? D. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian iniadalah : 1. Untuk mengetahui faktor-faktor pendorong dan latar belakang yang mempengaruhi perilaku seks pranikah tersebut. 2. Untuk mengetahui alasan mahasiswa yang kost melakukan hubungan seks pranikah di tempat kost-kostan. 3. Untuk mengetahui dan meminimalisir atas dasar apa mereka melakukan prilaku seks pranikah yang sudan jelas dipandang melanggar norma-norma sosial dan agama yang berlaku di masyarakat Indonesia.

10 Dari tujuan penelitian diatas nantinya dapat diketahui bagaimana dan faktor apa saja yang dapat menyebabkan perilaku seks pranikah ini sehingga menjadi sebuah fenomena. E. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat teoritis Penelitian ini dapat memberikan sumbangsih dalam mengembangkan ilmu psikologi sosial dalam fenomena sosial yang terjadi di masyarakat khususnya fenomena seks pranikah. 2. Manfaat praktis Jika telah diketahui apa yang menjadi penyebab dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mahasiswa yang kost melakukan seks pranikah, ini akan memberikan pandangan pada mahasiswa lainnya juga orang-orang yang ada disekitar lingkungan tersebut, khususnya pemilik kost untuk lebih waspada dengan melakukan rutinitas kontrol terhadap mahasiswa yang kost untuk meminimalisir kejadian tersebut terus terjadi. Terutama bagi orang tua mahasiswa yang kost tersebut agar bisa lebih mengontrol pergaulan anaknya walaupun jauh dari rumah.

11

12

13