BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di PT Propan Raya

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN YANG DISELENGGARAKAN BPJS KESEHATAN BAGI PEKERJA PT PROPAN RAYA I.C.C TANGERANG

BAB III PENUTUP. kesehatan kerja bagi pekerja yang dipekerjakan di Basement Galeria Mall

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya sumberdaya manusia unggul yang dapat membantu terwujudnya

BAB III PENUTUP. bahwa faktor penyebab pemilik Perusahaan Furniture Anak Yogyakarta tidak

BAB III PENUTUP. bekerja pada malam hari dapat ditarik kesimpulan:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pembahasan, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil setelah dilakukannya penelitian maka dapat disimpulkan, antara lain :

DAFTAR PUSTAKA. Asikin, Zainal (ed), 1993, Dasar-Dasar Huku Perburuhan, Raja Grafindo. Tenaga Kerja, Jakarta

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBERIAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA OLEH PT. JAMSOSTEK PADA KARYAWAN KOPERASI PEGAWAI TELKOM (KOPEGTEL) JEMBER

BAB III PENUTUP. Departement Store dan Supermarket Yogyakarta, maka dapat diperoleh kesimpulan

BAB III PENUTUP. 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai Pelaksanaan. Hotel Poncowinatan, dapat disimpulkan bahwa pihak pemberi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III PENUTUP. kesimpulan bahwa pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan bagi para

dibandingkan dengan aturan yang berlaku.

BAB III PENUTUP. maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lem

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan terhadap pokok permasalahan pada penelitian

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

BAB III PENUTUP. 1. Pengawas Ketenagakerjaan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

BAB III PENUTUP. Tv One Yogyakarta), bahwa dapat ditarik kesimpulan dalam Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya. yang tidak mampu untuk memelihara kesehatannya maka pemerintah mengambil

BAB I PENDAHULUAN. dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Pengakuan

DAFTAR PUSTAKA. Asikin (et.al), Zainal, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,1993.

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi diarahkan antara lain

DAFTAR PUSTAKA. Asikin, Zainal dkk Dasar-dasar Hukum Perburuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

BAB III PENUTUP. ditarik kesimpulan bahwa faktor penyebab Perusahaan Senapan Angin

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian dan setelah dilakukan analisis maka,

Bab III PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka. dalam penulisan tesis ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan. Dalam Undang Undang 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai Pelaksanaan

BAB III PENUTUP. dan kesehatan kerja bagi pekerja perempuan yang bekerja pada malam hari di

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan. Pelaksanaan pembangunan nasional dalam sektor ketenagakerjaan ini

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB I PENDAHULUAN. berpusat di rumah sakit atau fasilitas kesehatan (faskes) tingkat lanjutan, namun

BAB III PENUTUP. Upaya hukum yang dilakukan pekerja outsourcing dalam. negosiasi terhadap atasan atau pengusaha PT. Vidya Rejeki Tama.

BAB I PENDAHULUAN. sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan

masyarakat karena terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan Jaminan Sosial dalam mengembangkan Universal Health

PELAKSANAAN JAMINAN KETENAGAKERJAAN YANG DISELENGGARAKAN OLEH BPJS KETENAGAKERJAAN BAGI PEKERJA DI PT GALANG PRESS YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. SJSN. mencakup beberapa jaminan seperti kesehatan, kematian, pensiun,

JURNAL SKRIPSI PELAKSANAAN JAMINAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BAGI PEKERJA YANG DIPEKERJAKAN DI BASEMENT GALERIA MALL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 27 ayat (2) bahwa, tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara 2 Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat

Adelima C. R. Simamora, Doni Simatupang, Agustina Boru Gultom Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan. Abstrak

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR D I N A S K E S E H A T A N PUSKESMAS SAKRA. Jln. Sukarno-Hatta Desa Sakra, Kec. Sakra, Kab. Lombok Timur KP.

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN PERSALINAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas buruh, dan peningkatan

BAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dan responden yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEKERJA, JAMINAN SOSIAL, DAN BPJS KETENAGAKERJAAN

Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 44 Tahun Tentang Rumah sakit ditegaskan bahwa Rumah Sakit adalah institusi

BAB III PENUTUP. 1. Penerapan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan di SPBU Terban masih belum

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

BAB I PENDAHULUAN. seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga 1. Pekerja adalah setiap orang yang

panduan praktis Pelayanan Ambulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hukum dapat diartikan sebagai norma hukum yakni norma yang dibuat

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu prinsip dasar pembangunan kesehatan yaitu setiap orang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. disebutkan dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

MENTERIKETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

DAFTAR PUSTAKA. Badrulzaman, Mariam Darus. Asas-Asas Hukum Perikatan. Medan: FH. Blatter, Joseph S. FIFA Regulations Club Licensing.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat diambil kesimpulan bahwa Peran Dinas Tenaga Kerja Dan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1992 pasal 3 ayat 2, dan pasal 4 ayat 1 dan 2 tentang Program

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH. mutupelayanankesehatan.

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 39 TAHUN

DAFTAR PUSTAKA. Asikin, Zainal dan Amiruddin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditentukan sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Cikupa, Tangerang, Banten.

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah. satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN ATAS KARYAWAN PT. CANTIKA MANDIRI PRATAMA DENGAN PT. JAMSOSTEK CABANG JAMBI

Kata kunci: Tanggung jawab, perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang sedang giat-giatnya. membangun untuk meningkatkan pembangunan disegala sektor dengan tujuan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global dan kemajuan teknologi yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan. dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

Pelaksanaan Jamsostek Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Pekerja / Buruh Di PT. Deta Sukses Makmur. Ferra Ika Wardani, Sonhaji *), Solechan

BAB I PENDAHULUAN. secara global dalam konstitusi WHO, pada dekade terakhir telah disepakati

2016, No tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahu

BAB III PENUTUP. 1. KPPU dalam melakukan penanganan perkara-perkara persekongkolan tender,

PELAKSANAAN PERJANJIAN KETENAGAKERJAAN TERKAIT HAK JAMINAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004

Program Jaminan Kesehatan Nasional-kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS)

BAB I PENDAHULUAN. Sabang sampai Merauke, di mana di dalamnya terdapat populasi

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di PT Propan Raya I.C.C Tangerang dan BPJS Kesehatan Tangerang, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang menjadi kendala pelaksanaan program jaminan kesehatan yang diselenggarakan BPJS kesehatan bagi pekerja PT Propan Raya I.C.C Tangerang antara lain: a. Pelayanan fasilitas kesehatan tingkat pertama yang tidak baik dalam hal pelayanan obat dimana peserta diminta untuk membeli obat sendiri padahal ketersediaan obat menjadi tanggung jawab fasilitas kesehatan tingkat pertama dan merupakan hak peserta karena telah membayar iuran. b. Pelayanan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan yang tidak baik dalam hal penyedian ruang rawat inap yang berakibat peserta tidak mendapatkan manfaat pelayanan kesehatan berupa layanan kamar inap. c. Adanya kendala sistem dari BPJS Kesehatan Tangerang yang berdampak pada berubahnya sistem administrasi peserta. Kendala ini mengakibatkan peserta akan ditolak ketika akan menggunakan layanan kesehatan karena data peserta baik data keuangan dan 65

66 kepesertaan berubah. BPJS Kesehatan tidak maksimal dalam melakukan monitoring dan evaluasi terhadap fasilitas kesehatan baik fasilitas kesehatan tingkat pertama ( FKTP ) maupun fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan ( FKRTL ) yang disebabkan adanya kendala sistem dan sumberdaya manusia yang dimiliki BPJS Kesehatan. Sesuai dengan Bab VII huruf A angka 4 Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan program Jaminan Kesehatan yaitu dalam upaya meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan jaminan kesehatan, BPJS Kesehatan dan Kementerian Kesehatan bertanggung jawab dalam menangani keluhan. Penanganan keluhan dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Monitoring dan evaluasi ini perlu dilaksanakan semaksimal mungkin agar ada upaya perbaikan pelayanan program jaminan kesehatan sehingga tujuan dibentuknya BPJS Kesehatan untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan dapat tercapai sehingga dapat membantu upaya peningkatan kesejahteraan peserta khususnya pekerja PT Propan Raya I.C.C dalam hal jaminan kesehatan. d. Pemahaman dan kesadaran peserta yang kurang baik mengenai aturan program jaminan kesehatan. Pendaftaran pekerja kedalam BPJS Kesehatan bersifat wajib namun ada pekerja yang justru tidak mau didaftarkan kedalam BPJS Kesehatan. Pekerja yang akan melakukan pindah fasilitas kesehatan satu ke fasilitas kesehatan

67 lainnya harus setelah 3 ( tiga ) bulan masa terdaftar, namun ada pekerja yang langsung pindah ke fasilitas kesehatan tanpa menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan. Ketidakpahaman lain yang menjadi kendala yaitu pekerja yang akan menggunakan fasilitas rujukan tingkat lanjutan harus mendapatkan rujukan dari fasilitas kesehatan tingkat pertama, namun ada pekerja yang langsung menggunakan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan tanpa menggunakan rujukan dari fasilitas kesehtan tingkat pertama. 2. Upaya yang dilakukan PT Propan Raya I.C.C Tangerang dalam mengatasi kendala pelaksanaan program jaminan kesehatan bagi pekerjanya antara lain: a. PT Propan Raya I.C.C telah menjalankan kewajiban untuk mendaftarkan pekerjanya ke dalam BPJS Kesehatan sesuai dengan ketentuan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Peyelenggara Jaminan Sosial yaitu pemberi kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta kepada BPJS sesuai dengan program jaminan sosial yang diikuti. Namun dalam pelaksanaan kewajiban pendaftaran pekerja PT Propan Raya I.C.C, ada pekerja yang justru tidak mau mendaftarkan dirinya dan keluarganya ke dalam BPJS Kesehatan. Pekerja PT Propan Raya I.C.C tersebut tidak memahami sepenuhnya mengenai aturan program jaminan kesehatan. Hal ini

68 dikarenakan sosialisasi yang kurang menyeluruh baik dari PT Propan Raya I.C.C dan BPJS Kesehatan. Selain itu pekerja PT Propan Raya I.C.C juga harus memahami sepenuhnya mengenai aturan karena ketidakpahaman aturan dapat menjadi kendala dalam pelaksanaan pelayanan program jaminan sosial bagi pekerja tersebut. b. PT Propan Raya I.C.C Tangerang memberikan solusi administratif berupa pindah fasilitas kesehatan, namun pekerja tidak serta merta melakukan upaya pindah fasilitas kesehatan dan cenderung pasrah. c. PT Propan Raya I.C.C Tangerang menyampaikan keluhan pekerja kepada BPJS Kesehatan, namun pihak perusahaan juga tidak dapat memastikan kapan keluhan pekerja tersebut dapat di tindaklanjuti oleh BPJS Kesehatan Tangerang. B. Saran Sesuai dengan kesimpulan di atas maka diharapkan pemerintah melalui BPJS Kesehatan dapat lebih memaksimalkan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan program jaminan kesehatan secara menyeluruh, sehingga tujuan dibentuknya BPJS Kesehatan sesuai dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yaitu mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan atau anggota keluarganya dapat terwujud.

DAFTAR PUSTAKA Buku: Ekowati Retaningsih, 2013. Akses Layanan Kesehatan, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Danang Sunyoto, 2013.Hak dan Kewajiban Bagi Pekerja dan Pengusaha, Pustaka Yustisia, Gejayan Yogyakarta. Djumadi, 2006.Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja, RajaGrafindo Persada, Jakarta. Hadi Setia Tunggal, 2014. Seluk Beluk Hukum Ketenagakerjaan, Harvarindo. Hardijan Rusli, 2004. Hukum Ketenagakerjaan, Ghalia Indonesia, Bogor. H.P. Rajagukguk, 2002. Peran Serta Pekerja Dalam Pengelolaan Perusahaan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Ike Kusdyah Rachmawati, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi, Yogyakarta. Payaman J. Simanjuntak, 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Rachmat Triono, 2014. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan, Pasas Sinar Sinanti, Depok. Sendjun H. Manulang, 2001. Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta. Titik Triwulan Tutik dan Shinta Febriana, 2010.Perlindungan Hukum Bagi Pasien, Prestasi Pustaka, Jakarta. Whimbo Pitoyo, 2010.Panduan Praktis Hukum Ketenagakerjaan, Transmedia Pustaka, Jakarta. Zaeni Asyhadie, 2013. Hukum Kerja Hukum Ketenagakerjaan Bidang HubunganKerja, Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Peraturan Perundang-undangan: Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan sosial Nasional. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 150. Sekretariat Negara. Jakarta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011, Nomor 116. Sekretariat Negara. Jakarta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992, Nomor 14. Sekretariat Negara. Jakarta Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional. Website: Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses dari http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?keyword=laksana&varbidang= all&vardialek=all&varragam=all&varkelas=all&submit=tabel, 6 September 2014. Ekhardi, 2010. Definisi Pelaksanaan. Diakses dari http://ekhardi.blogspot.com/2010/12, 5 September 2014. Propan The Paint Specialist. Diakses dari www.propanraya.com, 3 September 2014. Jaminan Kesehatan Nasional belum dipahami.diakses dari www.tempo.com/read/news/2014/03/23/173564668, 20 oktober 2014. Jurnal: Ibrahim Jati Kusuma, 2011. Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Karyawan PT. Bitratex Industries Semarang. Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/26498/2/jurnal.pdf, 9 September 2014.

Chelsea Annisa Rubiyanti Lubis, 2013. Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja di Hotel Guci dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Diakses dari http://fh.unpad.ac.id/repo/2013/07, 9 September 2014. Fitriyasa Andam suri, 2013. Perlindungan terhadap Tenaga Kerja Peserta Jamsostek Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan penyelenggara Jaminan Sosial dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Diakses dari http://fh.unpad.ac.id/repo/2013/01, 9 September 2014.