UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR) ASTM D1883

dokumen-dokumen yang mirip
UJI KOMPAKSI ASTM D698 DAN ASTM D1557

Praktikum 3 : CBR (CALIFORNIA BEARING RATIO)

BAB IX CALIFORNIA BEARING RATIO. Buku Panduan Praktikum Mekanika Tanah.

Laporan Laboraturium Uji Tanah CBR Laboraturium. No Test : 17 Topik : Percobaan CBR Laboraturium Tgl Uji : 1 Juni 2010 Hari : Rabu

NAMA PRAKTIKAN : Genta Dewolono Grace Helen Y. T Muh. Akram Ramadan KELOMPOK : R 11 TANGGAL PRAKTIKUM : 17 Maret 2016

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

CBR LABORATORIUM (ASTM D )

BAB III LANDASAN TEORI

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN (Pavement Design) Menggunakan CBR

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian pada tugas akhir ini bersifat research di laboratorium

V. CALIFORNIA BEARING RATIO

METODE PENGUJIAN CBR LABORATORIUM

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Uraian Umum

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR

PENGARUH PERSENTASE KADAR BATU PECAH TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH PASIR (Studi Laboratorium)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan secara umum adalah eksperimen di laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian. Tahap penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3. 1.

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

Metode uji CBR laboratorium

Pemadatan Tanah (Compaction) dan CBR (California Bearing Ratio) DR. Ir. Imam Aschuri, MSc

PENGARUH LAMA PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH LEMPUNG UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LOKASI GEDUNG GRHA WIDYA (Studi Laboratorium).

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISA DATA PERCOBAAN

Metode uji CBR laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

PEMADATAN TANAH (ASTM D a)

sampai ke tanah dasar, sehingga beban pada tanah dasar tidak melebihi daya

UJI KONSOLIDASI (CONSOLIDATION TEST) ASTM D2435

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

PENGARUH VARIASI FILLER TERHADAP NILAI KEPADATAN UNTUK AGREGAT PASIR KASAR

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS CAMPURAN TANAH SEMEN

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 4

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

BAB III METODOLOGI. konsultasi kepada dosen pembimbing merupakan rangkaian awal dalam pekerjaan

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

UNCONFINED COMPRESSION TEST (UCT) ASTM D

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

GESER LANGSUNG (ASTM D

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

UJI BATAS BATAS ATTERBERG ASTM D

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DAN SILICA FUME

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

L 01 UJI KLASIFIKASI

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

IV. PEMADATAN TANAH. PEMADATAN TANAH Stabilitas tanah Pendahuluan :

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian

PENGARUH KEPIPIHAN BUTIRAN AGREGAT KASAR TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS-A

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

BAB VIII PEMERIKSAAN KEPADATAN STANDAR REFERENSI Braja M. Das. Principles of Geotechnical Engineering.Chapter 5 Soil Compaction.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RATIO NILAI SOAKED DAN UNSOAKED CBR SUBGRADE TERHADAP TEBAL PERKERASAN RUNWAY BANDARA MALIKUSSALEH LHOKSEUMAWE

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

percobaan, perhitungan rencana tiang cerucuk, hasil,

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST) ASTM D

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

Praktikum1 : UJI PENETRASI STANDARD (Standar Penetration Test)

Pengujian Berat Jenis Tanah

III. METODE PENELITIAN. yang diambil adalah tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Kandungan Material Plastis Terhadap Nilai CBR Lapis Pondasi Agregat Kelas S

KAJIAN PENINGKATAN NILAI CBR MATERIAL LAPISAN PONDASI BAWAH AKIBAT PENAMBAHAN PASIR

IX. UJI TEKAN BEBAS (ASTM D )

penelitian. Pada penelitian ini subyek ditentukan setelah diadakan survei jalan

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. aspal optimum pada kepadatan volume yang diinginkan dan memenuhi syarat minimum

Gambar 4.1 Bagan alir penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang. 1. Lokasi : Desa Margakaya, Jati Agung, Lampung Selatan

PENENTUAN KEPADATAN KERING MAKSIMUM DAN OPTIMUM MOISTURE CONTENT (OMC DENGAN METODE A,B,C DAN D)

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

Transkripsi:

1. LINGKUP Percobaan ini mencakup pengukuran nilai CBR di laboratorium untuk tanah yang dipadatkan berdasarkan uji kompaksi. 2. DEFINISI California Bearing Ratio (CBR) adalah rasio dari gaya perlawanan penetrasi (penetration resistance) dari tanah terhadap penetrasi sebuah piston yang ditekan secara kontinu dengan gaya perlawanan penetrasi serupa pada contoh tanah standard berupa batu pecah di California. Rasio tersebut diambil pada penetrasi 2.5 dan 5.0 mm (0.1 dan 0.2 in) dengan ketentuan angka tertinggi yang digunakan. Gaya Perlawanan Penetrasi adalah gaya yang diperlukan untuk menahan penetrasi konstan dari suatu piston ke dalam tanah. 3. MAKSUD DAN TUJUAN SERTA APLIKASI Tujuan Percobaan ini adalah untuk menilai kekuatan tanah dasar yang dikompaksi di laboratorium yang akan digunakan dalam perencanaan tebal perkerasan. Hasil percobaan dinyatakan sebagai nilai CBR (dalam %) yang nantinya dipakai untuk menentukan tebal perkerasan. 4. MANFAAT Perkerasan jalan adalah lapisan-lapisan bahan yang dipasang di atas dasar untuk menerima beban lalu lintas sehingga beban tersebut ditambah berat perkerasan sendiri dapat dipikul oleh tanah dasar. Untuk menentukan tebal perkerasan secara umum biasanya kekuatan tanah dasar dinyatakan dalam nilai CBR (California Bearing Ratio) dimana nilai CBR adalah perbandingan kekuatan tanah dasar atau bahan lain yang dipakai untuk pembuatan perkerasan terhadap nilai CBR didapat dari percobaan baik, untuk contoh tanah asli (undisturbed sample) maupun contoh tanah yang dipadatkan (compacted sample). Percobaan CBR juga dapat dilakukan secara langsung di lapangan. Pada perencanaan jalan baru, tebal perkerasan biasanya ditentukan dari nilai CBR tanah dasar yang dipadatkan. Nilai CBR yang dipergunakan untuk perencanaan disebut CBR desain (CBR design). Desain CBR didapat dari percobaan di laboratorium dengan memperhitungkan dua faktor, yaitu : a. Kadar air tanah serta berat isi kering pada waktu dipadatkan. b. Percobaan pada kadar air yang mungkin terjadi setelah perkerasan selesai dibuat. 5. KETERBATASAN Uji CBR pada saat ini hanya dikaitkan dengan keperluan perancangan tebal perkerasan. Agar hasilnya valid, prosedur standar harus dijaga. CBR merupakan parameter tak berdimensi dan tidak berkaitan langsung dengan sifat tanah yang lain. 6. PERALATAN Lapis aus Base Sub Base Perkerasan Jalan Tanah dasar yang dipadatkan Tebal perkerasan jalan bergantung kepada kekakuan tanah dasar, kekuatan bahan perkerasan, muatan roda, dan intensitas lalu lintas. Gbr. 1. Mold CBR

1 w W w 1 1 w opt 3. Bila kadar air (w 0 %) kurang dari w opt maka contoh tanah dibasahi dengan air sebanyak w W w opt w 0 w gram 1 w Kemudian disimpan dalam tempat tertutup 24 jam. Jumlah air yang ditambahkan boleh sedikit lebih besar (0.5 % atau 1%) untuk mengantisipasi penguapan. 9. PROSEDUR UJI 0 0 Gbr. 2. Alat Uji CBR 1. Peralatan untuk percobaan kompaksi, lengkap. 2. Peralatan untuk percobaan CBR : Mold ukuran tinggi 7, diameter 6 berikut collar (3 buah) Spacer dish tinggi 2-2.5, diameter 6 Hammer berat 5.5 atau 10 lb, tinggi jatuh 12 atau 18 Surcharge load berat 10 lb (2 buah) Alat pengukur CBR 3. Ayakan ukuran ¾ dan no. 4. 4. Sprayer untuk menyemprot air ke tanah 5. Pisau, scoop, tali karet. 6. Timbangan ketelitian 0.1 g 7. Ember untuk merendam mold + tanah 8. Alat pengukur swelling. 7. KETENTUAN Contoh tanah yang dipakai tidak boleh lebih besar dari 20 mm. Contoh tanah yang diuji mempunyai kadar air mendekati kadar air optimum (toleransi 5%). 8. PERSIAPAN UJI 1. Material disaring dan hanya digunakan yang lolos saringan No. 4. 2. Penyesuaian kadar air 1. Kadar air optimum w opt 2. Bila kadar air tanah w 0 > w opt maka contoh tanah boleh dikeringkan udara. Bila kadar air telah dicapai maka kadar air telah sesuai bila berat tanah menjadi : 1. Siapkan contoh tanah kering seperti pada percobaan kompaksi sebanyak 3 contoh masing-masing 5 kg. 2. Tanah disaring dengan ayakan No. 4. 3. Contoh tanah tersebut kemudian disemprot dengan air sehingga kadar airnya menjadi w optimum dari percobaan kompaksi yang dilakukan sebelumnya, dengan toleransi yang diijinkan 3% dari w optimum tersebut. 4. Kemudian contoh tanah tersebut didiamkan selama 24 jam (curing periode) agar kadar airnya merata dan ditutup rapat-rapat agar airnya tidak menguap. 5. Mold CBR disiapkan, spacer dish diletakkan di bawah, selanjutnya mold diisi dengan contoh tanah tadi sedemikian banyaknya sehingga setelah ditumbuk mempunyai ketinggian 1/5 tinggi mold (modified) atau 1/3 tinggi mold (standard). Penumbukan dilakukan setiap lapis seperti pada percobaan kompaksi (tetapi dengan jumlah tumbukan yang berbeda untuk ketiga contoh). Penumbukan pada setiap contoh adalah : contoh tanah I : 5 lapis (modified), 3 lapis (standard), 10x/lapis contoh tanah II : 5 lapis (modified), 3 lapis (standard), 25x/lapis contoh tanah III : 5 lapis (modified), 3 lapis (standard), 56x/lapis 6. Mold dibalikkan, spacer dish dikeluarkan, lalu ditimbang. Dengan menimbang mold kosong bersih maka d dari setiap contoh tanah dapat dihitung. 7. Kemudian kedua permukaan tanah diberi kertas pori, dalam keadaan terbalik bagian bawah diberi perforated based plate di atas diberi surcharge load minimum 10 lb, yang terdiri dari 2 bagian masing-masing 5 lb. 8. Mold + tanah yang sudah dipadatkan kemudian direndam dalam air selama 4 x 24 jam, air harus dapat masuk baik dari atas (swell plate) maupun dari bawah (perforated plate) ke dalam

tanah yang direndam. Perendaman paling sedikit 4 x 24 jam, tetapi boleh kurang dari 4 hari apabila sudah tidak menunjukkan pengembangan lagi (swelling). Perendaman ini disebut Soaking. 9. Selama perendaman setiap hari dibaca besarnya swelling yang terjadi akhirnya dihitung swelling totalnya dalam % terhadap tinggi tanah semula. Syarat maksimum swelling total adalah 3%, yang baik sekitar 1%. 10. Mold + contoh tanah diangkat dari dalam air, buang air yang tergenang di atas contoh tanah yang ada di dalam mold. 11. Dengan beban yang sama besar seperti pada perendaman tadi, contoh tanah diperiksa CBRnya, yaitu dengan penekanan piston yang luas bidang penekannya = 3 inci 2. Kecepatan penetrasi 0.05 in/menit. Dibaca penetrasi dan tekanan yang diperlukan untuk penetrasi itu setiap ½ menit atau setiap penetrasi 0.025 in. 10. PERHITUNGAN DAN PELAPORAN HASIL UJI 1. Hitung besarnya beban (load) yang diperlukan untuk setiap penetrasi. Beban ini dihitung dengan mengalikan pembacaan proving ring dengan faktor kalibrasinya. 2. Gambar grafik hubungan antara penetrasi dengan beban, dimana penetrasi sebagai absis dan beban sebagai ordinatnya. Dalam hal ini akan didapat 3 buah grafik yang mana masingmasing dipergunakan untuk menentukan : CBR 10 = CBR sehubungan dengan 10 tumbukan. CBR 25 = CBR sehubungan dengan 25 tumbukan. CBR 56 = CBR sehubungan dengan 56 tumbukan. Jika bagian awal grafik ini cekung ke atas maka harus diadakan koreksi terhadap titik nol. Cara melakukannya adalah sebagai berikut : Luruskan bagian grafik mulai dari bagian yang cekung ke atas sehingga memotong sumbu x (absis) di titik 0. Titik 0 dijadikan pusat sumbu baru sehingga semua titik pada sumbu x bergeser sepanjang 00. Harga CBR dihitung pada harga penetrasi 0.1 dan 0.2 dengan rumus sebagai berikut : corrected load CBR = standard load x 100% Jadi : A CBR 01. 3000 100% B CBR 0. 2 4500 100% dimana : A dan B adalah beban-beban untuk penetrasi 0.1 dan 0.2 dalam satuan lbs. Dari kedua nilai di atas diambil yang terbesar. 3. Hitung d dari setiap contoh tanah dengan cara : V tanah = V mold - V dish w = w opt toleransi W tanah = W mold + tanah - W mold W d (setiap contoh tanah) V( 1 W) 4. Grafik kompaksi ( d - w), dengan skala d yang sama. 5. Nilai Desain Hasil Percobaan dinyatakan dengan membuat grafik antara d terhadap CBR dengan ketentuan CBR sebagai absis dan d sebagai ordinat. 11. LAMPIRAN Standard Load adalah beban yang dibutuhkan untuk mendapatkan penetrasi tertentu, misalnya : 0.1, 0.2, dan seterusnya pada material standar. Besar standar load adalah : Penetration (inci) Klasifikasi Harga CBR Load (lb) 0.1 3000 0.2 4500 0.3 5700 0.4 6900 0.5 7800 CBR Description 0-3 very poor 3-7 poor 7-20 fair 20-50 good > 50 excellent

CBR DATA METODE PEMADATAN 10 UNSOAKED 25 56 10 SOAKED 25 56 Tinggi Mold, t mold (cm) Diameter Mold, D mold (cm) Volume Mold, V mold (cm 3 ) Berat Mold, W mold (gr) SEBELUM PENGUJIAN METODE PEMADATAN Berat Mold + Tanah Basah (gr) Berat isi, (gr/cm 3 ) 10 UNSOAKED 25 56 10 SOAKED 25 56

UNSOAKED TIDAK TERENDAM Waktu 10 Pukulan 25 Pukulan 56 Pukulan Penuru Pembacaan Load Pembacaan Load Pembacaan Load nan Arloji Arloji Arloji (menit) (inchi) (div) (lb) (div) (lb) (div) (lb) 0.00 0.0000 0.25 0.0125 0.50 0.0250 1.00 0.0500 1.50 0.0750 2.00 0.1000 3.00 0.1500 4.00 0.2000 6.00 0.3000 8.00 0.4000 10.00 0.5000

PEMERIKSAAN KADAR AIR Uji ke- 10 Pukulan 25 Pukulan 56 Pukulan Sampel tanah A T B A T B A T B Kontainer, W 1 (gr) Kontainer + tanah basah, W 2 (gr) Kontainer + tanah kering, W 3 (gr) Tanah basah, W 4 = W 2 W 1 (gr) Tanah kering, W 5 = W 3 W 1 (gr) Berat air, W 6 = W 4 W 5 (gr) Kadar air, w = (W 6 /W 5 ) x 100% Kadar air rata-rata, w average (%) Berat isi kering, dry (gr/cm 3 )

Beban (lb) UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UNSOAKED CURVE 10 PUKULAN Grafik CBR 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50 0.55 Penurunan (inci) Penurunan Beban standar Pembacaan Beban CBR (inch) (lbs) (lbs) (%) 0.1000 3000 0.2000 4500 NILAI CBR UNTUK 10 PUKULAN = %

Beban (lb) UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UNSOAKED CURVE 25 PUKULAN Grafik CBR 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50 0.55 Penurunan (inci) Penurunan Beban standar Pembacaan Beban CBR (inch) (lbs) (lbs) (%) 0.1000 3000 0.2000 4500 NILAI CBR UNTUK 25 PUKULAN = %

Beban (lb) UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UNSOAKED CURVE 56 PUKULAN Grafik CBR 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50 0.55 Penurunan (inci) Penurunan Beban standar Pembacaan Beban CBR (inch) (lbs) (lbs) (%) 0.1000 3000 0.2000 4500 NILAI CBR UNTUK 56 PUKULAN = %

Berat isi kering, d (gr/cm 3 ) Berat isi kering, d (gr/cm 3 ) UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA RESUME FOR UNSOAKED CURVE METODE PEMADATAN Berat isi kering, dry (gr/cm 3 ) CBR (%) CBR DESIGN CURVE 10 UNSOAKED 25 56 CBR (%) Kadar Air, w (%) NILAI CBR DESAIN = % Catatan :

SWELLING TEST UNTUK PENGUJIAN TERENDAM SOAKED Waktu 10 Pukulan 25 Pukulan 56 Pukulan Pengembangan Pengembangan Pengembangan (menit) (div) (mm) (div) (mm) (div) (mm) 0.00 1.00 2.00 4.00 10.00 30.00 60.00 2 jam 4 jam 8 jam 24 jam 36 jam 48 jam 60 jam 72 jam 84 jam

Pengembangan (mm) UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SWELLING TEST UNTUK PENGUJIAN TERENDAM SOAKED Waktu (jam) Pengujian Tinggi Sampel Awal (cm) 10 x 3000 25 x 4500 25 x 4500 Pengembangan (cm) Swelling (%)

SOAKED TERENDAM Waktu 10 Pukulan 25 Pukulan 56 Pukulan Penuru Pembacaan Load Pembacaan Load Pembacaan Load nan Arloji Arloji Arloji (menit) (inchi) (div) (lb) (div) (lb) (div) (lb) 0.00 0.0000 0.25 0.0125 0.50 0.0250 1.00 0.0500 1.50 0.0750 2.00 0.1000 3.00 0.1500 4.00 0.2000 6.00 0.3000 8.00 0.4000 10.00 0.5000

PEMERIKSAAN KADAR AIR Uji ke- 10 Pukulan 25 Pukulan 56 Pukulan Sampel tanah A T B A T B A T B Kontainer, W 1 (gr) Kontainer + tanah basah, W 2 (gr) Kontainer + tanah kering, W 3 (gr) Tanah basah, W 4 = W 2 W 1 (gr) Tanah kering, W 5 = W 3 W 1 (gr) Berat air, W 6 = W 4 W 5 (gr) Kadar air, w = (W 6 /W 5 ) x 100% Kadar air rata-rata, w average (%) Berat isi kering, dry (gr/cm 3 )

Beban (lb) UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SOAKED CURVE 10 PUKULAN Grafik CBR 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50 0.55 Penurunan (inci) Penurunan Beban standar Pembacaan Beban CBR (inch) (lbs) (lbs) (%) 0.1000 3000 0.2000 4500 NILAI CBR UNTUK 10 PUKULAN = %

Beban (lb) UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SOAKED CURVE 25 PUKULAN Grafik CBR 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50 0.55 Penurunan (inci) Penurunan Beban standar Pembacaan Beban CBR (inch) (lbs) (lbs) (%) 0.1000 3000 0.2000 4500 NILAI CBR UNTUK 25 PUKULAN = %

Beban (lb) UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SOAKED CURVE 56 PUKULAN Grafik CBR 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50 0.55 Penurunan (inci) Penurunan Beban standar Pembacaan Beban CBR (inch) (lbs) (lbs) (%) 0.1000 3000 0.2000 4500 NILAI CBR UNTUK 56 PUKULAN = %

Berat isi kering, d (gr/cm 3 ) Berat isi kering, d (gr/cm 3 ) UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA RESUME FOR SOAKED CURVE METODE PEMADATAN Berat isi kering, dry (gr/cm 3 ) CBR (%) CBR DESIGN CURVE 10 UNSOAKED 25 56 CBR (%) Kadar Air, w (%) NILAI CBR DESAIN = % Catatan :

FOTO ALAT UJI Peralatan Pengujian CBR Peralatan Pengujian CBR FOTO PROSES PENGUJIAN Pengujian CBR Pengujian CBR