BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan menggunakan akal pikiran dan emosi yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, tata boga, tata kecantikan dan tata

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Proses

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh peserta didik dan mengajar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. (Wahidmuri 2010:15). Dengan pendidikan yang baik dan berkualitas diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dimulai dari penguasaan materi sebelumnya.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA VIDEO

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mencakup tiga segmen

BAB I PENDAHULUAN. datang. Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar Negeri Petung Panceng Gresik sebagai lembaga pendidikan

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. masayarakat dan organisasi dalam lingkungan pendidikan. Terdapat banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan SDM (Sumber Daya Manusia)

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan karya bersama yang berlangsung dalam. suatu pola kehidupan insan tertentu serta pendidikan merupakan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi. aspek kompetensi pedagogik adalah guru mampu melakukan tindakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. sehingga materi yang disampaikan oleh guru kurang diserap oleh siswa.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Merujuk kepada hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana diuraikan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pemahaman dapat diartikan menguasai dengan pikiran. Karena itu, belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

PENINGKATAN KOMPETENSI PEMROGRAMAN PLC ZELIO SISWA SMK NEGERI 2 KLATEN MATA PELAJARAN INSTALASI MOTOR LISTRIK MELALUI METODE COOPERATIVE LEARNING STAD

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa kini telah melahirkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan,akhlak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN. berproses secara efektif dan efisien tanpa adanya model pembelajaran. Namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Untuk menentukan perkembangan individu baik dari segi kognitif, afektif,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Oleh Mike Akta Buana. Absatrak. Kata Kunci : Keaktifan dan Hasil Belajar, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Penerbit AR-RUZZ MEDIA, Yogyakarta, hal ) Esa Nur Wahyuni, Baharuddin, 2008, Teori Belajar dan Pembelajaran,Cetakan III,Mei 2008,

2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik ditingkat lokal maupun nasional. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan. Upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan reformasi sistem pendidikan nasional.salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan masing-masing satuan pendidikan. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekolah memiliki full authority and responbility atau wewenang dan tanggung jawab penuh dalam menetapkan kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan merupakan kurikulum yang tidak hanya berorientasi pada kognitif juga mengkaitkan psikomotor dan afektifnya, peranan guru lebih dominan lagi, terutama dalam menjabarkan standart kompetensi dasar, tidak saja dalam program tertulis tetapi juga dalam pembelajaran nyata di kelas. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah pada umumnya muncul berbagai masalah kompleks yang mempengaruhi para siswa (sebagai 1

subyek dari sistem pendidikan sekolah) untuk tidak mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya keaktifan belajar siswa, khususnya pada Kompetensi Merawat Peralatan Rumah Tangga Listrik (MPRTL). Setelah melakukan observasi di SMK Negeri 1 Pakam dengan mendengar pendapat ketua jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) yaitu Bapak Drs. J. Pasaribu didapatkan bahwasanya hasil belajar siswa Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) Kelas XI, ternyata masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 67.50, dari 35 orang siswa hanya 15 orang yang mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Dan 20 orang yang tidak mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditetapkan oleh SMK Negeri 1 Pakam adalah 70.00. Menurut Bapak J. Pasaribu hal itu disebabkan ketika kegiatan belajar mengajar dimulai justru siswa lebih menampakkan sikap tidak antusias terhadap pembelajaran yang sedang dilaksanakan, sebagai contoh sikap/perilaku siswa tersebut antara lain: mengobrol dengan teman sebangku, mengerjakan tugas pelajaran/kompetensi lain saat kegiatan belajar mengajar dimulai, siswa membuat keributan dalam kelas saat pelajaran berlangsung, siswa tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, siswa tidak mau bertanya tentang materi yang mereka rasa belum menguasai. Hal ini dikarenakan model pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan kompetensi yang sedang berlangsung, maka untuk menghindari terjadinya salah persepsi atau kebingungan dalam proses belajar mengajar digunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. 2

Dari berbagai permasalahan yang muncul di SMK Negeri 1 Pakam sebagai suatu permasalahan yang harus dicarikan alternatif solusi tindakan yang tepat, karena dengan berkurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar akan menjadikan prestasi hasil belajar siswa cenderung menurun. Padahal hasil belajar akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik itu berupa faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa sendiri maupun berupa faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa. Menurut Sardiman (2005: 39) dikatakan bahwa yang termasuk faktor internal adalah faktor psikologis dan fisiologis (misalnya kecerdasan, motivasi berprestasi, dan kemampuan kognitif), sedangkan yang termasuk faktor eksternal meliputi faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran yang diterapkan). Bloom (dalam Good & Brophy, 1994: 125) mengemukakan bahwa ada tiga faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu kemampuan kognitif, motivasi berprestasi dan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran adalah kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan menyangkut model pembelajaran yang diterapkan. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan kurikulum lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial. Untuk itu perlu dikembangkan sarana-sarana pendidikan sebagai upaya memberikan 3

rangsangan kepada peserta didik yang masih berada dalam masa perkembangan yang dinamis. Pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dengan pertimbangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling tua, paling banyak di teliti dan paling banyak diaplikasikan. Menurut trianto, model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) adalah model pembelajaran yang menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4 sampai 5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Berdasarkan hasil penelitian Irfando Riszki Rorong, Nim :08311110, mahasiswa FT UNIMA dalam skripsi yang berjudul : Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Menganalisis Rangkain Listrik Dengan Mengntrol Kemampuan wal Siswa di MK Kristen 1 Tomohon. Diketahui bahwa prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan rata-rata 72,79 lebih baik dibandingkan prestasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dan memiliki rata-rata 65,92. Dari data tersebut, terlihat jelas bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberi pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa, dimana model pembelajaran kooperatif tipe STAD memperoleh nilai rata rata yang lebih tinggi dari pada model pembelaajran konvensional. 4

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dirancang untuk memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Hal ini dilakukan dengan memberikan lembar kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua siswa menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Jika siswa mengnginkan kelompok mendapat hadiah, mereka harus membantu teman sekelompoknya dalam mempelajari pelajaran. Mereka harus mendorong teman sekelompok untuk melakukan yang terbaik, memperlihatkan norma-norma bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan. Para siswa diberi waktu untuk bekerja sama setelah pelajaran diberikan oleh guru, tetapi tidak saling membantu ketika menjalani kuis, sehingga para siswa harus menguasai pelajaran tersebut (tanggung jawab perseorangan). Para siswa bekerja berpasangan dan bertukar jawaban, mendiskusikan ketidaksamaan, dan saling membantu satu sama lain, mereka bisaa mendiskusikan pendekatan-pendekatan untuk memecahkan masalah itu, atau mereka bisa saling memberikan pertanyaan tentang isi dari materi yang mereka pelajari. Mereka mengajari teman sekelompok dan menaksir kelebihan dan kekurangan mereka untuk membantu agar bisa berhail menjalani tes. Karena skor kelompok didasarkan pada kemajuan yang diperoleh siswa atas nilai sebelumnya (kesempatan yang sama untuk berhasil), siapapu dapat menjadi bintang kelompok dalam saatu minggu ini, karena nilainya lebih baik dari nilai sebelumnya atau karena makalahnya dianggap sempurna, sehingga selalu 5

menghasilkan nilai yang maksimal tanpa mempertimbangkan nilai rata-rata siswa sebelumnya. Atas uraian tersebut di atas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian tindakan dalam pembelajaran. Adapun judul yang diangkat dalam penelitian tindakan ini adalah Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Kompetensi Merawat Peralatan Rumah Tangga Listrik (MPRTL) Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK Negeri 1 Pakam. 1.2.Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Apakah siswa kurang terlibat dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa masih banyak yang dibawah nilai KKM? 2. Apakah kurangnya aktifitas siswa disebabkan oleh guru yang masih kurang bervariasi dalam memilih model pembelajaran? 3. Bagaimana tingkat keaktifan siswa kelas XI dalam pembelajaran kompetensi Merawat Peralatan Rumah Tangga Listrik (MPRTL) program keahlian TITL di SMK Negeri 1 Pakam? 4. Bagaimana implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan kompetensi Merawat Peralatan Rumah Tangga Listrik (MPRTL) di SMK Negeri 1 Pakam? 6

1.3.Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis merasa perlu untuk membatasi masalah dalam penelitian ini agar penelitian ini lebih terarah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini ádalah mengenai model pembelajaran tipe STAD. Kompetensi yang akan disampaikan yaitu kompetensi Merawat Peralatan Rumah Tangga Listrik (MPRTL). Responden penelitian adalah siswa kelas XI SMK Negeri 1 Pakam Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL). 1.4.Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah dan pembatasan masalah maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan : 1. Bagaimana tingkat keaktifan siswa kelas XI dalam pembelajaran kompetensi Merawat Peralatan Rumah Tangga Listrik (MPRTL) program keahlian TITL di SMK Negeri 1 Pakam? 2. Bagaimana implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan kompetensi Merawat Peralatan Rumah Tangga Listrik (MPRTL) di SMK Negeri 1 Pakam? 1.5.Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui keaktifan siswa kelas XI dalam pembelajaran kompetensi Merawat Peralatan Rumah Tangga Listrik (MPRTL) program keahlian TITL di SMK Negeri 1 Pakam. 7

2. Untuk mengetahui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan kompetensi Merawat Peralatan Rumah Tangga Listrik (MPRTL) di SMK Negeri 1 Pakam. 1.6.Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan adalah : 1. Secara teoritis, dapat memberikan sumbangan demi pengembangan teori-teori yang relevan. 2. Secara praktis, dapat memberikan masukan dan evaluasi bagi guru dan pengelola Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Pakam agar lebih meningkatkan mutu pendidikan dan pengupayaan faktor-faktor pendukung kemampuan siswa dalam hal Kompetensi Merawat Peralatan Rumah Tangga Listrik (MPRTL). 3. Bagi siswa sebagai bahan atau pertimbangan untuk mengaktualisasikan dirinya ke hal-hal positif sehingga tercapai apa yang diinginkan. 8