Kuliah Pencegahan Pencemaran (CHA )

dokumen-dokumen yang mirip
Pengelolaan Lingkungan

Pendekatan Pengelolaan Lingkungan. Investigasi Kerusakan Lingkungan. PengelolaanLingkunganHidup:

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

Bahan Baku. Aktivitas Produksi. Limbah

BAB I PENDAHULUAN. penampilannya atau lebih tahan tehadap korosi dan keausan. Dampak negatif dari

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion

LAMPIRAN A TUGAS KHUSUS

[::IJ PADAPUSATPENGEMBANGAN PEN G ELO LAAN LIMBAH RAD IOAKTIF. Sabat M. Panggabean PENGELOLAANLIMBAH

Pengertian, Konsep Dasar serta Perkembangan. Teknologi Bersih. (Clean Technology)

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

24/05/2013. Produksi Bersih (sebuah pengantar) PENDAHULUAN. Produksi Bersih (PB) PB Merupakan pendekatan yang cost-effective

HO-2 PROSES PEMBUATAN BATIK

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

PENDEKATAN ECO-EFFISIENSI DALAM PENGELOLAAN USAHA

PARADIGMA PENGELOLAAN USAHA

MAKALAH PPM TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN PEMANFAATAN KEMBALI LIMBAH ELEKTROPLATING. Oleh: R. Yosi Aprian Sari, M.

CLEANER PRODUCTION (PRODUKSI BERSIH)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ALTERNATIF PENGENDALIAN PENCEMARAN LIMBAH NIKEL - KROM PADA INDUSTRI KECIL PELAPISAN LOGAM

Bab V Hasil dan Pembahasan

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

hasil analisis tersebut akan diketahui karakteristik (sifat fisik, biologi dan kimia)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

hidup. Namun dampak yang bersifat negatip tidak diharapkan karena dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MANUAL PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM

Agro Industri Ramah Lingkungan Dede Sulaeman

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Tentang Lingkungan Hidup. Wan Muhamad Idris Baros Management

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

Perlakuan dan pembuangan limbah kimia dari pekerjaan laboratorium sehari-hari

PENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,

PENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu cara untuk memantau kinerja produksinya. Pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penerapan Produksi Bersih Pada Industri Sebagai Upaya Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup

I. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994).

BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH B3

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1

ISO untuk meminimalkan limbah, by Sentral Sistem Consulting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jurnal Kimia Anorganik 2 26 Maret 2014 PEMBUATAN TAWAS. Eka Yulli Kartika. Kelompok 3: Eka Noviana N.A,Masfufatul Ilma, Nina Afria Damayanti

UPAYA MINIMASI LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DOKTER KARIADI SEMARANG DENGAN PENERAPAN STRATEGI CLEANER PRODUCTION

ecofirm ANALISIS KELAYAKAN LINGKUNGAN DALAM INDUSTRI PERTANIAN ELIDA NOVITA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berkaitan dengan

STUDI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT & CAIR PT X - PASURUAN SEBAGAI UPAYA PENERAPAN PROSES PRODUKSI BERSIH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

TEKNOLOGI BERSIH (CLEANER PRODUCTION)

PELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN H M M C J WIRTJES IV ( YANCE ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Penerapan Konsep Bersih Pada Sektor Industri

KMA DEPARTEMEN ADMINISTRASI & KEBIJAKAN KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA PROF. DRH. WIKU ADISASMITO, M.SC., PH.D.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM TERHADAP KAN- DUNGAN CU. ZN, CN, NI, AG DAN SO4 DALAM AIR TANAH BEBAS DI DESA BANGUNTAPAN, BANTUL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

PRODUKSI BERSIH (Cleaner Production) HA Latief Burhan Universitas Airlangga

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

ENVIRONMENT POLLUTION PREVENTIONEnvironm

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

Pemantauan Limbah Cair, Gas dan Padat

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Usaha dan/atau kegiatan pembangkit listrik tenaga termal adalah usaha dan/atau kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. di segala sektor, salah satunya di sektor industri. Pembangunan di sektor

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Gambar 3. Penampakan Limbah Sisa Analis is COD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

SAMPAH SEBAGAI SUMBER DAYA

REVIEW BIDANG TEKNIK LINGKUNGAN. TL 4001 Rekayasa Lingkungan 2009 Program Studi Teknik Lingkungan ITB

KONSEP PRODUKSI BERSIH DAN PENERAPANNYA PADA SEKTOR INDUSTRI HMMCJ WIRTJES IV ( YANCE )

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

Sekretariat PROPER. LIMBAH B3 dan LIMBAH NON B3

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

PERANGKAT UJI PUPUK ORGANIK (PUPO) (ORGANICFERTILIZER TEST KIT )

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang diakibatkan oleh proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan

TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH DI INDUSTRI PETROKIMIA

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL

Transkripsi:

Kuliah Pencegahan Pencemaran (CHA8210851) Pencegahan Pencemaran (Pollution Prevention) Minimisasi Limbah (Waste Minimization) Produksi Bersih (Cleaner Production) Pengelolaan Lingkungan (Environmental Management) Teknologi Bersih (Clean Technology) Rekayasa Lingkungan (Environmental Engineering) 3 Macam/Jenis Limbah: Padat, Cair, dan Gas Diprioritaskan: air dan Gas (Setijo Bismo)

Kuliah Pencegahan Pencemaran (CHA8210851) Pengajar Tetap: Prof. Dr. Ir. Roekmijati W. Soemantojo, MSi. Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA. Dr. Ir. Heri Hermansyah, MEng,

Kuliah Pencegahan Pencemaran (CHA8210851) Tolok Ukur Pengajaran: Sampai dengan UTS: Prof. Dr. Ir. Roekmijati W. Soemantojo, MSi. Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA. Setelah UTS: Dr. Ir. Heri Hermansyah, MEng, Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.

Tolok Ukur Penilaian: Sampai dengan UTS: Prof. Dr. Ir. Roekmijati W. Soemantojo, MSi. Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA. Setelah UTS: Dr. Ir. Heri Hermansyah, MEng, Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA. PR TUGAS (Paper) KUIS:

PERTEMUAN KULIAH KE #01 PENGELOLAAN LINGKUNGAN

STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN Strategi pengelolaan lingkungan yang diterapkan oleh Pemerintah dimulai dari: Strategi pendekatan kapasitas daya dukung (Carrying capacity approach) Pengelolaan pada limbah yang sudah terbentuk (End of pipe treatment) Produksi bersih (Cleaner Production) Produksi bersih mulai diberlakukan pada bulan September 1989/awal 1990, di mana sifatnya adalah preventif atau sifatnya pencegahan

STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Lanjutan) Menerapkan strategi preventif secara kontinu terhadap proses dan produk untuk mengurangi terjadinya risiko pencemaran pada manusia dan lingkungan. Tidak mengunakan bahan B-3 Menghemat pemakaian bahan baku dan energi serta mereduksi jumlah dan toksisitas emisi serta buangan (eko-efisiensi) Mereduksi dampak yang timbul di seluruh daur hidup produk (life cycle of the product) mulai dari bahan baku sampai pembuangan limbah Menerapkan teknologi bersih dengan mengubah sikap dan perilaku agar sadar lingkungan

MINIMASI LIMBAH Adalah upaya mengurangi volume, konsentrasi toksisitas dan tingkat bahaya limbah yang berasal dari proses produksi, dengan jalan mereduksi pada sumbernya dan manfaatkan kembali limbah agar dapat membersihkan lingkungan dan memperoleh keuntungan ekonomis

PENGGUNAAN KEMBALI / REUSE Pemanfaatan limbah dengan menggunakan kembali untuk keperluan/ fungsi yang sama mengalami perubahan bentuk Contoh: Penggunaan kembali un-treated water Pemakaian kemasan bahan kimia untuk bahan kimia sejenis DAUR ULANG/RECYLE Memanfaatkan limbah dengan pengolahan fisik/ kimiawi, untuk menghasilkan produk yang sama. Contoh: Daur ulang limbah plastik menjadi bijih plastik, Daur ulang lilin bekas menjadi lilin kualitas second

PEROLEHAN KEMBALI/RECOVERY Upaya pemanfaatan limbah dengan mengelola atau memperoleh salah satu/ lebih kompenen yang terkandung di dalamnya. Contoh: Me-recover khrom pd limbah padat industri kulit Me-recover timah hitam Pb limbah aki bekas RE-THINK Adalah suatu konsep pemikiran yang harus dimiliki pada saat awal kegiatan akan beroprasi. Implikasi dari re-think adalah: Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi, berlaku baik pada prose maupun produk yang dihasilkan, sehingga harus dipahami betul analisis daur ulang produk. Upaya produksi bersih ini akan berhasil bila ada perubahan pola pikir, sikap dan tingkah lak dari semua pihak terkait, baik pemerintah, masyarakat maupun dunia usaha.

PENGURANGAN LIMBAH/REDUCTION Adalah teknologi yang dapat mengurangi atau mencegah timbulnya pencemaran di awal produksi. Contoh: mengurangi dan meminimasi penggunaan bahan baku, air dan energi menghindari pemakaian bahan B-3 mereduksi terbentuknya limbah pada sumbernya.

MENGAPA DIPERLUKAN KONSEP TEKNOLOGI BERSIH? Agar proses produksi lebih efisien Mengurangi biaya: Modal dan operasi/produksi Pengolahan limbah Ijin, pemantauan dan penegakan hukum Mereduksi dampak lingkungan/minimasi limbah Mengurangi risiko serta biaya akibat tumpahan dan kecelakaan Meningkatkan keuntungan akibat penjualan Pemanfaatan limbah/reuse, recycle, dan recovery

LANGKAH PELAKSANAAN 1. Mengkaji kondisi lingkungan 2. Perencanaan manajemen lingkungan 3. Audit terhadap suplier dan klien 4. Audit limbah dan energi 5. Mempelajari dampak bahan baku 6. Mereduksi produksi limbah dan konsumsi energi 7. Mengganti bahan baku yang menimbulkan dampak lingkungan 8. Melakukan pelatihan/penyuluh 9. Mempublikasikan hasil yang dicapai 10.Memantau perkembangan program

KENDALA YANG ADA Peraturan mengenai lingkungan belum dijalankan dgn baik Penerapan teknologi produksi bersih belum merupakan hal yang wajib Bagi produksi yang sudah jalan, mengalami kendala dalam hal biaya kalau harus ganti dgn produksi bersih Perlu ada aturan dari pemerintah, bahwa sumberdaya harus digunakan seefisien mungkin Masih ada persepsi bahwa teknologi bersih hanya akan mengurangi keuntungan Sudah puas dengan sikap manajemen lama dan tidak setuju bila ada perubahan

UPAYA MENGATASI KENDALA Perlu ditekankan bahwa produks bersih bukan hanya tanggung jawab industri saja Perlu ada persamaan pengertian antara pemerintah dan pelaku kegiatan ekonomi mengenai produksi bersih Perlu ada perubahan strategi dari end of pipe treatment menjadi cleaner production Target dapat dicapai dengan biaya rendah dan dijalankan setahap demi setahap

12 KIAT PRAKTIS DALAM MELAKSANAKAN PRODUKSI BERSIH Kurangi pemakaian kemasan Adopsi pedoman pengurangan limbah beracun di dalam RT Pilih bahan yg dapat dipakai kembali (botol gallon aqua) Rawat dan reparasi perawatan Pakai kembali tas, kemasan,dllnya Pinjam/sewa alat yang jarang digunakan Jual/sumbangkan barang yang habis pakai, tetapi masih bermanfaat Pilih barang yang kemasannya dapat dipakai kembali Pilih produk dengan kemasan daur ulang Jadikan sampah sebagai kompos Sosialisasikan konsep pakai (use), pakai kembali (reuse) dan daur ulang (recycle) Kreatif menggunakan kembali barang bekas

CONTOH PROSES PRODUKSI BERSIH LAPIS LISTRIK DALAM INDUSTRI LAPIS LISTRIK TIDAK DAPAT DIHINDARI ADANYA BUANGAN MENGAPA BUANGAN HRS DIKURANGI DAN DIOLAH? Pengontrolan terhadap saluran pembuangan akhir sangat sulit dilakukan Limbah dapat menyebabkan hujan asam dan penipisan lapisan ozon Dari sudut ekonomi Mengurangi biaya pengolahan buangan Memperbaiki pengoperasian pabrik Mengurangi risiko pertanggungjwban Menaikkan daya saing Memenuhi aturan yang makin ketat Memberi kesan baik pada masyarakat sekitar pabrik tentang pelestarian lingkungan.

MINIMASI LIMBAH INDUSTRI LAPIS LISTRIK PENGURANGAN PADA SUMBER PEMANFAATAN ULANG PENGOLAHAN LIMBAH PEMBUANGAN

1.PENGURANGAN PADA SUMBER Pada larutan elektrolit Larutan elektrolit mengandung logam2 berat dengan konsentrasi tinggi, seperti: sianida dan senyawa racun lainnya Larutan jarang dibuang dan dipakai kembali pada proses lain Kualitas larutan elektrolit:perlu penggantian unsur2 kimia dan berkurang secara periodik Pembersihan pada pengotor yang masuk Air pembilas Pengaturan tangki2 pembilasan Pengaturan selang waktu selama setelah benda kerja dibilas Pengaturan volume air pembilas Konsentrasi larutan yang menempel pada benda kerja Temperatur air pembilas Bentuk benda kerja Posisi benda kerja pada rak Waktu penirisan antara bak pelapis dengan bak pembilas Tujuan minimasi air pembilasan: mengurangi volume Artinya: mengurangi jumlah limbah cair yang beracun

2. PEMANFAATAN ULANG Air pembilas dapat didaur ulang dengan 2 cara yaitu: Sistem rangkaian tertutup: Cara ini mengurangi penggunaan air dan vol air buangan (Gambar 1) Sistem rangkaian terbuka: Air keluaran yang telah diolah, dikembalikan ke sistem pembilasan kemudian ditambahkan air agar pembilasan lebih baik (Gambar 2) contoh daur ulang: air pembilas pada proses pembersihan asam dipakai kembali sebagai proses pembersihan lemak menghemat air + 50-67% dari pembilasan biasa (Gambar 3)

3. PENGOLAHAN LIMBAH Limbah dari industri lapis listrik ada 2: Limbah padat dan limbah cair 1. LIMBAH PADAT: Limbah padat dari pengerjaan awal: gerinda, debu logam dan debu abrasiv, baju kerja bekas dan kemasan bekas unsur kimia Dampak limbah padat: penyakit silikosis pada paruparu Penanggulangan: Pekerja pakai masker penutup hidung dan kaca mata pelindung Pasang alat penangkap/penghisap debu (dust collector) di depan alat pemoles dan gerinda Ada sirkulasi udara dan ruang kerja beratap tinggi

2. LIMBAH CAIR: Mengandung zat-zat kimia berbahaya seperti: Senyawa krom, nikel, tembaga, sulfat, klorida, sianida serta zatzat organik seperti lemak dan minyak 1. PENGOLAHAN SENYAWA CHROM Pengolahan krom valensi 6 ada 3 cara: Cara reduksi cr6+ menjadi cr3+ (paling banyak dipakai) Cara pengikatan ion cr6+ dalam resin penukar anion Cara pengentalan (penguapan) ion cr6+ dan cr3+ Pengolahan krom valensi 3 Proses pengendapan dengan kapur atau soda kostik pada cr6+ Cara resin penukar kation (ion exchange) atau cr3+ diikat dalam resin

2. PENGOLAHAN PELAPISAN LOGAM-LOGAM BERAT Dengan cara pengendapan, di mana senyawa logam dirubah menjadi hidroksida logam yang tidak mudah larut dengan cara penambahan zat pengendap seperti: kapur atau sodium hidroksida 3. PENGOLAHAN SENYAWA TEMBAGA Pengendapan sebagai hidroksida atau sulfida dengan kapur dan mengatur Ph Pengikatan ion Cu dgn resin penukar kation Dengan penguapan dan elektrolisa (utk Cu kadar tinggi)

4. PENGOLAHAN SENYAWA NIKEL 1. Pengendapan sebagai hidroksida dengan kapur atau soda kostik atau dengan ferrosulfat 2. Cara resin penukar kation 3. Cara penguapan dan osmosis balik 5. PENGOLAHAN SENYAWA SENG Pengendapan hidroksida dengan kapur/soda kostik Cara resin penukar kation Cara penguapan

5. PEMBUANGAN Lahan bekas industri lapis listrik mempunyai tingkat pencemaran tinggi, tergantung pada: 1. Penggunaan unsur kimia 2. Jumlah ceceran yang jatuh Apabila lahan akan dipergunakan untuk keperluan lain, perlu dilakukan proses pengolahan khusus