BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi

PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 %

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama yang selalu dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. dinantikan serta diinginkan oleh rakyat Indonesia. Harapan dan cita-cita yang

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB I PENDAHULUAN. atau kontribusi dari masing-masing sektor perekonomian. Pada tahap-tahap

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan ekonomi suatu negara akan mengalami kemajuan jika diiringi dengan

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. usaha memajukan pembangunan bangsa karena terkait dengan kesejahteraan

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Thomas Maltus mengatakan dalam bukunya yang berjudul Essay on the

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. dan distribusi pendapatan yang merata tanpa adanya disparitas. Selain untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

GAMBAR 1.1 LAMBANG DAN BENDERA KOTA BANDUNG

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke periode

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

No. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

I. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada daerah masing-masing.

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan hasil-hasil pembangunan dengan jalan meningkatkan dan. memperluas usaha-usaha untuk memperbaiki penghasilan masyarakat.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Migrasi dalam konteks demografi cukup memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian, dan perpindahan (migrasi) terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah komposisi dan pertumbuhan penduduk (Pratama, 2013). Di Indonesia masalah kependudukan merupakan salah satu permasalahan yang selalu mendapat perhatian serius dari pemerintah, karena jumlah penduduk di Indonesia yang selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) merilis bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 sebesar 206.264.595 jiwa dan meningkat pada tahun 2010 menjadi 237.641.326 jiwa. Pada hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 menunjukan jumlah penduduk Indonesia terus meningkat yaitu sebesar 255.182.144 jiwa. Permasalahan yang ditimbulkan dari peningkatan jumlah penduduk ini diantaranya adalah terjadinya kepadatan penduduk, masalah ketenagakerjaan dan kesempatan kerja. Hal tersebut ditandai dengan tingginya tingkat persaingan baik dalam hal mendapatkan pekerjaan, layanan pendidikan, layanan kesehatan dan sebagainya. Hal ini akan semakin sulit dirasakan terutama bagi penduduk yang tinggal di daerah pedesaan karena pada daerah pedesaan memiliki berbagai keterbatasan dari segala bidang dibandingkan dengan daerah perkotaan. Di daerah pedesaan tingkat pendidikan rendah, sebagian besar masyarakat hanya bekerja pada sektor pertanian dan upah yang diterima sangat kecil. Todaro, (2000) menjelaskan bahwa tingkat gaji atau upah yang diterima di desa belum dapat menjamin kesejahteraan penduduk dan keluarganya. Perbedaan tingkat upah antara desa dengan kota tersebut mendorong penduduk untuk bermigrasi ke kota untuk mencukupi kebutuhan yang semakin beraneka ragam. Penduduk baru akan memutuskan

untuk melakukan bermigrasi jika penghasilan bersih dikota melebihi penghasilan bersih di desa. Artinya akibat dari berbagai keterbatasan desa yang membuat kondisi ekonomi di pedesaan semakin memprihatinkan, sehingga banyak masyarakat yang terpaksa melakukan migrasi ke daerah perkotaan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik dari pada di desa. Pertumbuhan penduduk yang besar diikuti persebaran yang tidak merata antar daerah dan perekonomian yang cendrung terkonsentrasi diperkotaan mendorong masyarakat untuk bermigrasi. Pertumbuhan ekonomi di daerah perkotaan menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Sedangkan perkembangan ekonomi di dearah pedesaan adalah cukup lamban. Sehingga terjadi ketimpangan pertumbuhan ekonomi antar perkotaan dan pedesaan (Puspitasari, 2010). Perpindahan penduduk menuju perkotaan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Purnomo (2004) faktor yang mendorong sebahagian besar penduduk melakukan migrasi ke kota adalah karena kota memiliki lapangan pekerjaan yang lebih besar dengan jenis yang beragam, adanya berbagai fasilitas, dan dari segi ekonomi mereka yang bermigrasi tersebut mengharap suatu kehidupan layak dengan pendapatan yang lebih besar dari pada di daerah asal. Migrasi penduduk ini pun semakin meningkat karena di tempat asalnya terjadi penyempitan lapangan pekerjaan. Pada umunya penduduk usia muda 15-64 tahun lebih banyak melakukan migrasi di banding penduduk usia tua. Gibler dan Gugler (1996) dalam Guntoro (2016) menyatakan pemuda yang berumur belasan tahun lebih banyak bermigrasi dari pada kelompok lain yang berumur 20-29 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia muda tersebut penduduk banyak bermigrasi untuk bersekolah mulai dari tingkat menengah (SMA) sampai perguruan tinggi dan untuk mencari pekerjaan. Menurut Susilowati dalam Purnomo (2004), niat bermigrasi seseorang individu dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial ekonomi, meliputi : variabel usia, status pekerjaan di

daerah asal, pendidikan formal, jumlah tanggungan keluarga di daerah asal, lama bekerja di daerah tujuan, kepemilikan properti di daerah asal, pendapatan, dan faktor struktural, meliputi : variabel ketersediaan lapangan kerja di daerah asal dan pengalaman kerja di daerah tujuan. Selain itu yang mempengaruhi penduduk untuk melakukan migrasi adalah status pernikahan. Seseorang yang sudah terikat pernikahan maka beban hidupnya akan bertambah. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk mencari pekerjaan yang layak demi kesejahteraan keluarganya. Keputusan bermigrasi bagi seseorang yang sudah menikahmerupakan suatu kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang tidak bisa di dapatkan di daerah asal (De jong, 1986). Kota Padang merupakan salah satu kota di Propinsi Sumaetera Barat yang mempunyai laju pertumbuhan yang tinggi. Terpusatnya segala kegiatan di Kota Padang menyebabkan pertumbuhan kota ini jauh lebih maju dibandingkan kota-kota lain di Sumatera Barat. Hal itu dapat ditunjukkan oleh banyaknya penduduk dari kota-kota lain yang berbondong-bondong datang ke Kota Padang agar bisa memperoleh kehidupan yang lebih layak dibandingkan di daerah asalnya. Alasan seseorang untuk pindah ke Kota Padang yaitu, karena fasilitas pendidikan yang lebih lengkap. Banyaknya berbagai pilihan sekolah mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta menjadikan salah satu faktor seseorang untuk memilih tinggal di Kota Padang. Selain itu, beberapa tahun belakangan ini nilai investasi di Kota Padang semakin besar sehingga membuat pertumbuhan ekonomi Kota Padang membaik. Dengan kebutuhan tenaga kerja yang banyak maka lapangan pekerjaan semakin terbuka lebar, sehingga penggangguran dapat berkurang. Jika tingkat pengganguran berkurang secara otomatis, pedapatan perkapita masyarakat semakin membaik karena masyarakat banyak yang bekerja. Pendapatan perkapita yang membaik membuat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tersebut juga membaik yang akan berdampak positif terhadap perekonomian. Hal ini terbukti dengan

mulai bermunculan gedung-gedung baru seperti hotel, pusat perbelanjaan yang lebih lengkap, dan tempat hiburan serta pariwisata yang mulai memiliki daya tarik tinggi serta sarana yang menunjang. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Padang dapat kita lihat dari PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) perkapita berdasarkan harga konstan dari tahun 2011-2015 yaitu pada tahun 2011 sebesar 32.255,90 ribu rupiah maningkat pada tahun 2012 menjadi 33.722,09 ribu rupiah. Pada tahun 2013 sebesar 35.423,25 ribu rupiah, tahun 2014 sebesar 37.203,68 ribu rupiah dan terus meningkat pada tahun 2015 sebesar 39.004,15 ribu rupiah. (Bps,Sumatera Barat). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Padang jumlah penduduk Kota Padang dalam kurun waktu lima tahun yaitu dari tahun 2010-2014 penduduk Kota Padang terus mengalami peningkatan.pada tahun 2010 penduduk Kota Padang berjumlah 833.562 jiwa, pada tahun 2011 meningkat menjadi 844.316 jiwa. Kemudian pada rentang tahun 2012-2014 jumlah penduduk Kota Padang kembali meningkat pada tahun 2012 penduduk Kota Padang berjumlah 854.336 jiwa, tahun 2013 berjumlah 876.678 jiwa, dan tahun 2014 meningkat menjadi 889.646 jiwa. Dari 889.646 jiwa tersebut, sebanyak 443.929 jiwa adalah penduduk laki-laki sedangkan sisanya sebesar 445.717 jiwa adalah penduduk perempuan. Peningkatan jumlah penduduk ini salah satunya disebabkan karena banyaknya penduduk yang melakukan migrasi masuk ke kota Padang, tercatat bahwa angka laju pertumbuhan penduduk Kota Padang dari tahun 2004-2014 adalah sebesar 1,62 persen setiap tahunnya, jumlah ini relatif besar di banding kota/kabupaten lain di Sumatera Barat(Padang dalam Angka. 2015). Banyaknya penduduk yang telah melakukan migrasi ke Kota Padang diperkirakan menjadi salah penyebab orang pindah ke Kota Padang. Dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2014 jumlah penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan usaha dan jenis kelamin berjumlah 61,24 persen adalah penduduk laki-laki dan sisanya 38,76 persen penduduk perempuan. Dari sembilan sektor lapangan usaha yaitu : Pertanian, pertambangan

dan penggalian, industri, listrik, gas dan air bersih, kontruksi, perdagangan, hotel dan restoran, komunikasi dan transportasi, jasa dan lainya. Terdapat lima sektor unggulan di Kota Padang yang memiliki persentase tertinggi yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran berjumlah 36,13 persen, sektor jasa 32,13 persen, kontruksi 8,47 persen, komunikasi dan transportasi 7,83 persen dan industri 5,60 persen (Padang dalam Angka, 2015). Kelima sektor unggulan tersebut merupakan salah satu faktor penarik penduduk dari berbagai kota/kabupaten di Sumatera Barat untuk melakukan migrasi ke Kota Padang dengan harapan agar mendapat pekerjaan dari salah satu sektor unggulan tersebut. Banyaknya perantau atau penduduk yang melakukan migrasi ke Kota Padang menimbulkan berbagai macam persoalan ketenagakerjaan, kepadatan dan pertambahan penduduk yang selalu meningkat. Arus migrasi yang dilakukan sebagian besar penduduk menarik untuk diamati dan di kaji. Hal-hal diatas yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penduduk dalam melakukan migrasi mendorong dilakukannya penelitian berjudul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MIGRASI MASUK KE KOTA PADANG

1.2 Rumusan Masalah Kota Padang merupakan kota yang menjadi tujuan sebagian besar penduduk Sumatera Barat untuk melakukan migrasi. Terpusatnya segala kegiatan di Kota Padang menyebabkan pertumbuhan kota ini jauh lebih maju dibandingkan kota-kota lain di Sumatera Barat, hal ini dapat dilihat dari PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) perkapita kota Padang berdasarkan harga konstan dari tahun 2011-2015 yaitu pada tahun 2011 sebesar 32.255,90 ribu rupiah maningkat pada tahun 2012 menjadi 33.722,09 ribu rupiah. Pada tahun 2013 sebesar 35.423,25 ribu rupiah, tahun 2014 sebesar 37.203,68 ribu rupiah dan terus meningkat pada tahun 2015 sebesar 39.004,15 ribu rupiah. (Bps,Sumatera Barat). Tingginya laju pertumbuhan ekonomi di Kota Padang menyebabkan tingginya minat penduduk dari kota/kabupaten lain di Sumatera Barat untuk melakukan migrasi ke kota Padang, hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk Kota Padang yang selalu meningkatan dari tahun 2010-2014.Pada tahun 2010 penduduk Kota Padang berjumlah 833.562 jiwa, pada tahun 2011 meningkat menjadi 844.316 jiwa. Kemudian pada rentang tahun 2012-2014 jumlah penduduk Kota Padang kembali meningkat pada tahun 2012 penduduk Kota Padang berjumlah 854.336 jiwa, tahun 2013 berjumlah 876.678 jiwa, dan tahun 2014 meningkat menjadi 889.646 jiwa. Tercatat bahwa angka laju pertumbuhan penduduk Kota Padang dari tahun 2004-2014 adalah sebesar 1,62 persen setiap tahunnya (Padang dalam Angka. 2015). Banyaknya penduduk yang melakukan migrasi ke Kota Padang maka peneliti merumuskanmasalah dari penelitian ini dengan mengambil lima variabel yang memungkinkan diantaranya umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, dan pendapatan. Sehingga rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik individu dari penduduk yang melakukan migrasi ke Kota Padang?

2. Bagaimana pengaruh umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, dan pendapatan terhadap keputusan penduduk untuk melakukan migrasi ke Kota Padang? 3. Bagaimana implikasi kebijakan yang bisa dilakukan dari kajian penelitian ini? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelian ini adalah : 1. Menganalisis karakteristik individu dari penduduk yang melakukan migrasi ke Kota Padang. 2. Menganalisis pengaruh umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, dan pendapatan terhadap terhadap keputusan penduduk untuk melakukan migrasi ke Kota Padang. 3. Merumuskan implikasi kebijakan yang bisa dilakukan dari kajian penelitian ini. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik dari segi teoritis maupun praktis sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia terutama bagi penduduk Sumatera Barat. Selain itu juga sangat diharapkan masyarakat dapat mengetahui dampak migrasi yang dilakukan ke kota. Penelitian ini juga bisa menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin membuat penelitian yang masih berkaitan dan lebih mendalam. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi pemerintah untuk bisa menganalisis faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab penduduk

melakukan migrasi ke kota untuk bekerja. Diharapkan juga pemerintah bisa melihat kondisi lapangan yang sebenarnya dan membuat kebijakan yang berkaitan dengan migrasi untuk mengatur secara jelas masalah migrasi ini. Sehingga sangat diharapkan dari penelitian ini bisa timbul kebijakan-kebijakan yang bisa menyelesaikan permasalahan kependudukan dan mobilitas penduduk. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam pemahaman terhadap skripsi ini, maka disusunlah sistematika penulisan ini. Penulisan dalam skripsi ini dibagi dalam enam bab dengan rincian bab sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan : berisi latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan. Dimana pada bab ini penulis membahas secara detail apa yang melatarbelakangi diangkatnya penelitian yang membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi masuk ke Kota Padang, serta tujuan-tujuan dari penulis untuk menjawab apa yang dijadikan rumusan masalah. BAB II : Tinjauan Pustaka : berisi tentang kerangka teori yang meliputi konsep variabel dan teori yang digunakan serta berisi tentang penelitian terdahulu sebagai pedoman. Adapun teori-teori yang digunakan dalam bab ini tentunya akan menunjang dan mendukung judul serta tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengamati faktor apa yang mempengaruhi penduduk melakukan migrasi ke Kota Padang. BAB III : Metode Penelitian, berisi tentang lokasi penelitian, data dan sumber data, alat analisis data, dan definisi operasional.

BAB IV : Gambaran Umum Penelitian berisi tentang penjelasan dan gambaran umum Kota Padang sebagai lokasi penelitian. Baik secara demografis, geografis, dan aspek kependudukan lainnya. BAB V :Hasil dan Pembahasan, berisi dianalisis data-data yang didapat dari hasil perhitungan dan pengolahan dengan analisis regresi, dimana pada penelitian ini metode yang digunakan adalah Logistic Regression Model atau Regresi Binary Logistik. Sehingga pada akhirnya akan memberikan hasil faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan penduduk untuk melakukan migrasi Kota Padang. BAB VI :Penutup, terdiri dari kesimpulan yang merupakan ringkasan dari pembahasan sebelumnya, yang telah mencakup kesuluruhan dari hasil yang di dapatkan serta juga berisi saran yang dianggap perlu bagi pemerintah atau peneliti selanjutnya.