BAB I PENDAHULUAN. pengalaman belajar dan merupakan tujuan pertumbuhan. Dengan demikian, tujuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan ajaran yang mengandung aturan-aturan tentang jalan

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensial-potensial seperti

BAB I PENDAHULUAN. transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bermutu tidak cukup dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa sekarang Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang. dengan sendirinya, pendidikan harus diusahakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagian terpenting bagi setiap bangsa apalagi bangsa yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Pendukung utama bagi tercapainya negara yang berkualias adalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai. keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. bermatabat dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah perkembangan kepribadian manusia. Telah dirumuskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya Pemerintah dalam rangka menunjang lajunya

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. perlu dalam perkembangan zaman untuk menghadapi permasalahan-permasalah yang

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya manusia. Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan manfaatnya menurut para pengelola pendidikan membuat suatu

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan unsur dan berbagai bidang dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang. Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan di lahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju. Dalam Allah SWT berfirman Q.S. surah Ar-Ra du ayat 11,

BAB I PENDAHULUAN. panjang, persiapan yang matang, dukungan sumber daya manusia dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menuntut suatu bangsa mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, jika

BAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. umat manusia merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berbudaya, semakin maju bahasa suatu bangsa semakin menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman belajar dan merupakan tujuan pertumbuhan. Dengan demikian, tujuan pendidikan tidak terbatas, karena sama dengan tujuan hidup. 2 Berkenaan dengan tujuan pendidikan, di negara Indonesia telah ditetapkan tujuan pendidikan nasional itu sendiri sebagaimana yang telah ditegaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 pasal 3; Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu cukup, kreatif, mandiri, dan menjadi negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 3 Dengan adanya tujuan pendidikan nasional ini merupakan suatu tujuan yang ditentukan oleh orang-orang dewasa; tenaga-tenaga pendidik di sekolah dipercayai tugas untuk mengerahkan generasi muda. Tetapi pengerahan itu tidak 1 Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001), h. 3 2 Ibid., h. 4 3 Undang-Undang RI No. 20, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 7 1

2 akan membawa hasil yang diharapkan kalau siswa itu sendiri tidak menerima 4 tujuan itu sebagai sesuatu yang harus diperjuangkan oleh dia sendiri. Oleh sebab itu, pendidikan pada umumnya diidentikkan dengan bimbingan, artinya apabila seseorang melakukan pendidikan artinya ia juga sedang membimbing; sebaliknya apabila seseorang melakukan aktivitas membimbing (memberikan layanan bimbingan) berarti ia juga sedang mendidik. 5 Sebab pendidikan bertujuan agar siswa menjadi kreatif, produktif, dan mandiri. Artinya pendidikan berupaya untuk mengembangkan siswa dari segala aspek diri mereka harus dikembangkan seperti intelektual, moral, sosial, kognitif, dan emosional, Karena Bimbingan dan konseling adalah upaya untuk membantu perkembangan aspek aspek tersebut menjadi optimal harmonis, dan wajar pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan dapat membantu siswa untuk mencapai tugas tugas perkembangan secara baik. 6 Untuk itu, bimbingan merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan memiliki kontribusi terhadap keberhasilan proses pendidikan di sekolah. secara etemologis, bimbingan dan konseling merupakan 2 kata yang tidak dapat di pisahkan dan mempunyai satu kesatuan kegiatan yang tidak dapat di pisahkan. Keduanya merupakan bagian yang integral. 7 h. 6 4 W.S Winkel, Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah, (Jakarta: Gramedia, 1984), 5 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), h. 1 6 Hallen A, op.cit., h. 29 7 Tohirin, op. cit., h. 15

3 Oleh kerena itu, bimbingan dan konseling dapat di artikan sebagai pemberian bantuan kepada siswa untuk membantu permasalahan yang di hadapi oleh siswa itu sendiri untuk mencapai kemandirian dengan menggunakan berbagai bahan, melalui intraksi pemberian nasehat serta gagasan. 8 Ada sejumlah layanan bimbingan dan konseling di sekolah yaitu layanan, bimbingan dan konseling yang memungkinkan siswa (klien/konseli) memperoleh layanan tersebut di antaranya layanan bimbingan kelompok. 9 Tujuan dari layanan bimbingan kelompok adalah untuk melatih siswa dalam mengembangkan kemampuan bersosialisasi, dan mewujudkan tingkah laku yang lebih efektif serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal. 10 Oleh kerena itu, layanan bimbingan kelompok sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan kerena siswa sekolah menengah pertama adalah individu yang mengalami perkembangan yang sangat pesat. 11 Dalam pembinaan yang baik pada suatu hubungan, tersirat dalam Firman Allah SWT pada salah surah Al-Hujurat ayat 10, sebagai berikut; 8 Ibid., h. 20 9 Ibid., h. 51 10 Nidya Damayanti, Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling, (Yogyakarta: Araska, 2012), h. 42 11 Riduan, penanganan Efektif Bimbingan & Konseling di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 4

4 Ayat di atas menunjukkan bahwa pola pembinaan dengan kelompok lain, sudah tercermin dari pola pembinaan umat Islam pada masa awal hijriah Rasulullah pada zaman dahulu. 12 Pada surah Al- Hujarat ayat 13 sebagai berikut: Ayat di atas menjelaskan bahwa Islam mengajarkan untuk hidup berdampingan dengan cara saling memberi manfaat dan tidak saling merugikan dalam suatu kelompok. 13 Sebagai salah satu layanan dari bimbingan dan konseling, layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang memungkinan sejumlah siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar siswa dapat memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk 2001), h. 146 12 Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Jogjakarta: UII Press, 13 Ibid., h. 146

5 menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. 14 Dengan demikian, layanan bimbingan kelompok berfungsi untuk pemahaman dan pengembangan yang memiliki tujuan yaitu memberikan kesempatan-kesempatan para siswa belajar hal-hal penting yang berguna bagi dirinya yang berkaitan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan sosial. Dengan adanya pemberian informasi dalam bimbingan kelompok, terutama dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman tentang kenyataan, aturan-aturan dalam kehidupan, dengan cara-cara yang dilakukan untuk menyelesaikan tugas, serta masa depan dalam studi, karier ataupun kehidupan, maupun layanan bimbingan kelompok yang membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan sosial. 15 Setelah menerima informasi lebih jauh, informasi tersebut akan dipergunakan untuk menyusun rencana dan membuat keputusan, atau untuk keperluan lain yang relevan dengan informasi yang diberikan. Untuk itu, sebagai seorang konselor bukan hanya bertanggung jawab kepada semua siswa yang gagal, yang menimbulkan gangguan, yang mengalami kesulitan belajar, maupun siswa yang memiliki bakat istimewa, yang berpotensi rata-rata, pemalu, dan menarik diri dari khalayak ramai, serta yang bersikap menarik perhatian atau mengambil muka guru, konselor dan personal sekolah h. 15 14 Suherman, Konsep dan Aplikasi Bimbingan dan konseling, (Bandung, FIP- UPI,2008) 15 Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan, (Bandung: Refika Aditama, 2006), h. 23

6 lainnya. 16 Akan tetapi seorang konselor/pembimbing juga bertanggung jawab kepada siswa yang sedang memasuki masa remaja awal kerena pada masa inilah siswa itu mengalami keegoan yang tinggi, akan tetapi mereka juga ingin diperhatikan, sehingga melalui bimbingan kelompok sebagai salah satu layanan bimbingan dan konseling sangat penting didalam suatu lembaga pendidikan, kerena seorang pembimbing atau konselor dapat tetap mengarahkan mereka kepada suatu hal yang positif atau memecahan masalah misalnya dalam bidang pribadi, sosial, karier ataupun belajar. Dari gambaran di atas, jelaslah peran dari layanan bimbingan kelompok sebagai upaya melatih siswa dalam mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan mewujudkan tingkah laku yang lebih efektif serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal. 17 Oleh kerena itu, layanan bimbingan kelompok sangat penting dilaksanakan dalam suatu lembaga pendidikan sebagai salah satu layanan bimbingan dan konseling, kerena siswa Sekolah Menengah Pertama adalah individu yang mengalami perkembangan yang sangat pesat. 18 Sudah barang tentu kehidupan kelompok tersebut tidak berada dalam keadaan statis, tetapi berada dalam keadaan dinamis artinya kehidupan kelompok itu menginginkan berkembangnya dengan baik. 19 Sebagai salah satu sekolah 16 Prayitno dan Amti Erman, Dasar Dasar Bimbingan Konseling, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), h. 334 17 Slameto, Bimbingan di Sekolah, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), h. 42 18 Riduan, Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 4 19 Slameto Santosa, Dinamika Kelompok, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 8

7 menengah pertama negeri di daerah Banjarmasin yang memiliki image kuat dalam bimbingan dan konseling. Berdasarkan penjajakan awal, di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Banjarmasin pelaksanaan bimbingan konseling termasuk bimbingan kelompok sudah di laksanakan, namun penulis ingin mengetahui lagi secara mendalam bagaimana pelaksanaan layanan bimbingan kelompok yang ada di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Banjarmasin. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan menuangkannya dalam sebuah bentuk skripsi dengan judul LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK OLEH GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 11 BANJARMASIN B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini di kemukakan rumusan masalah yaitu: 1. Bagaimana Layanan Bimbingan Kelompok oleh Guru Bimbingan dan Konseling (BK) di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Banjarmasin? 2. Faktor-faktor apa saja yang Menghambat Layanan Bimbingan Kelompok di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Banjarmasin? C. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahman dalam memahami dan menginterpretasikan terhadap judul di atas maka penulis mengemukakan defenisi istilah sebagai berikut:

8 1. Layanan: Seorang konselor yang memberikan beberapa layanan diantaranya yang di maksud penulis adalah layanan bimbingan kelompok, yang memberikan berbagai macam informasi informasi yang menunjang pembelajaran siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Banjarmasin. 2. Bimbingan kelompok: Layanan yang diberikan oleh seorang pembimbing atau konselor berupa suatu permasalahan yang diberikan kepada siswa untuk mereka pecahkan masalah tersebut secara bersama- sama dengan sejumlah orang, berupa penyampaian informasi yang membahas masalah pribadinya, hubungan sosialnya, kegiatan belajarnya, serta dalam karier / jabatan yang akan di ambil nantinya, yang di bahas melalui layanan bimbingan kelompok, di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Banjarmasin. 3. Guru: Yang di maksud penulis ialah seorang konselor yang memberikan layanan bimbingan dan konseling, khususnya dilayanan bimbingan kelompok, di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Banjarmasin. 4. Bimbingan: Maksudnya seorang konselor memberikan sebuah layanan berbagai informasi untuk memahami berbagai masalah mengenai dirinya sendiri atau pun terhadap orang lain, di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Banjarmasin. 5. Konseling: Maksudnya seorang konselor membantu individu untuk memecahkan masalah dirinya sendiri, dan menyesuaikan terhadap masalah yang dihadapinya, serta mengambil keputusan yang tepat untuk

9 masalahnya sendiri, di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Banjarmasin. D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan yaitu untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui Layanan Bimbingan Kelompok oleh Guru Bimbingan dan Konseling (BK) di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Banjarmasin. 2. Ingin mengetahui Faktor - Faktor yang Menghambat (mempengaruhi) Layanan Bimbingan Kelompok di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Banjarmasin. E. Signifikansi Penelitian 1. Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan informasi terhadap lembaga pendidikan tentang layanan khususnya layanan bimbingan kelompok yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling. 2. Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti masalah ini secara lebih mendalam. 3. Memperkaya khazanah perpustakaan fakultas tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin dan perpustakaan IAIN Antasari Banjarmasin.

10 F. Sistematika Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Merupakan pendahuluan meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, definisi operasional, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II Tinjauan teoritis tentang layanan bimbingan kelompok oleh guru BK meliputi: pengertian bimbingan kelompok, tujuan bimbingan kelompok, fungsi bimbingan kelompok, isi layanan bimbingan kelompok, teknik bimbingan kelompok, kegiatan pendukung layanan bimbingan kelompok, serta pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dan manfaat layanan bimbingan kelompok. Bab III Merupakan metode penelititian terdiri dari: jenis dan pendekatan penelitian, populasi dan sampel, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data. Bab IV Merupakan laporan hasil penelitian, meliputi gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data, dan analisis data. Bab V Merupakan penutup dari penelitian ini meliputi simpulan dan saransaran.