BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang dimiliki. Francis Fukuyama dalam bukunya trust

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun Dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. vokasional, terlebih lagi di lembaga pendidikan yang berbasis agama. Sebab tanpa

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asep Rohiman Lesmana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja menjadi semakin

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

2016 ANALISIS POLA MORAL SISWA SD,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL

2016 PENGARUH PERMAINAN BULUTANGKIS TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMP NEGERI 6 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sely Lamtiur, 2014 Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. dampak bagi gaya hidup manusia baik positif maupun negatif. Di sisi lain kita

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

BAB I PENDAHULUAN. studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat dalam

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penurunan moral dalam diri masyarakat terlihat semakin nyata akhirakhir

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik. mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien, peranan guru sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat membantu suatu negara dalam mencetak SDM (Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun pendidikan nonformal. Salah satu upaya untuk mengatasi

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Serta kini telah diterapkan kurikulum baru

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesuksesan yang dicapai seseorang tidak hanya berdasarkan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterpurukan dan jatuh bangunnya suatu bangsa tergantung pada kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Francis Fukuyama dalam bukunya trust menyatakan bahwa kekayaan alam bukanlah segalanya dalam menentukan kemajuan bangsa tetapi kualitas hubungan antar manusia yang baik, kepercayaan, tanggung jawab, bekerja keras adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) yang penting. Data tentang angka korupsi, kolusi, dan nepotisme juga memperlihatkan bahwa angka korupsi di Indonesia adalah terburuk ke dua setelah India di antara negara di Asia. Perilaku merusak diri seperti keterlibatan pada narkoba, ketergantungan pada narkoba, minuman keras, judi, dan tawuran adalah salah satu indikator lain kegagalan pembentukan karakater. Setiap manusia pada dasarnya memiliki potensi untuk berkarakter sesuai dengan fitrah penciptaan manusia saat dilahirkan, akan tetapi dalam kehidupannya kemudian memerlukan proses panjang pembentukan karakter melalui pengasuhan dan pendidikan sejak usia dini. Oleh karena itu pendidikan karakter sebagai usaha aktif untuk membentuk kebiasaan baik, perlu ditanamkan terus sebagai sifat kebaikan anak sejak kecil. Thomas Lickona menjelaskan bahwa karakter terdiri atas 3 bagian yang saling terkait, yaitu pengetahuan tentang moral (moral knowing), perasaan tentang moral (moral feeling) dan perilaku bermoral (moral 1

2 behavior). Artinya, manusia yang berkarakter adalah individu yang mengetahui tentang kebaikan (knowing the good), menginginkan dan mencintai kebaikan (loving the good), dan melakukan kebaikan (acting the good). Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam batang tubuh UUD 1945 mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara sadar bangsa Indonesia membangun pendidikan didasari pada akhlak mulia. Berdasarkan pada tujuan tersebut maka pendidikan dalam seluruh jalur dan jenjang seharusnya mengembangkan pembelajaran, pembiasaan dan keteladanan serta kegiatan yang kondusif agar anak menjadi cerdas dan berkarakter mulia. Pendidikan karakter bukan saja dapat membuat seorang anak mempunyai akhlak yang mulia,tetapi juga dapat meningkatkan keberhasilan akademiknya. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kaitan erat antara keberhasilan pendidikan karakter dengan keberhasilan akademik serta perilaku pro-sosial anak. Anak-anak yang berkarakter baik adalah mereka yang mempunyai kematangan emosi dan spiritual tinggi, dapat mengelola stressnya dengan lebih baik, yang akhirnya dapat meningkatkan kesehatan fisiknya. Pembentukan karakter atau akhlak mulia dalam membangun sebuah masyarakat yang tertib, aman dan sejahtera, maka nilai-nilai karakter (akhlak mulia) menjadi fondasi penting bagi terbentuknya sebuah tatanan masyarakat yang beradab dan sejahtera.

3 Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada pada satu tahap perkembangan yang secara emosional dan psikologis masih dalam masa peralihan dan sekaligus masa pembentukan karakter. Karakter adalah kunci keberhasilan individu. Begitu juga dengan menghadapi ujian dimana siswa yang memiliki karakter diri yang kuat pasti dapat menghadapi dan menjalani ujian dengan baik. Ujian merupakan suatu tehnik evaluasi yang dilakukan sekolah untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam menyerap dan menerima pelajaran sehingga diperlukan kesiapan yang matang dalam menghadapinya. Dalam menghadapi ujian karakter kerja keras siswa sangat pelu untuk dikembangkan dimana dengan memiliki karakter kerja keras yang kuat dalam diri maka semua masalah dalam kehidupan sehari hari akan mudah teratasi. Kerja keras adalah kunci utama untuk meraih kesuksesan dalam hal apapun. Siswa yang memiliki karakter kerja keras akan berusaha sekuat tenaga utuk mendapatkan hasil yang maksimal dan terbaik. Sekolah sebagai tempat atau wadah mengenyam pendidikan juga berperan dimana sekolah bukan hanya membentuk anak yang cerdas, tetapi juga anak yang baik dan berkarakter. Guru sebagai pendidik juga diharapkan dapat menanamkan karakter dalam setiap kegiatan disekolah. Guru bimbingan dan konseling juga sangat berperan dalam pembentukan moral dan karakter anak. Dalam layanan bimbingan dan konseling dikenal adanya layanan bimbingan kelompok. Layanan bimbingan kelompok adalah suatu layanan yang diberikan kepada siswa dalam kelompok membahas masalah yang bersifat umum dan dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok. Bimbingan kelompok mempunyai banyak

4 manfaat, baik bagi tenaga pembimbing maupun bagi para siswa. Kegunaan bagi tenaga pendidik sendiri ialah mendapat kesempatan untuk berkontak mata dengan banyak siswa sekaligus, sehingga dia menjadi lebih dikenal, menghemat waktu dan tenaga dalam suatu kelompok, sedangkan bagi siswa kegunaanya ialah menjadi lebih sadar akan tantangan yang dihadapi, sehingga mereka memutuskan untuk berwawancara pribadi dengan guru bimbingan kelompok ( konselor), lebih rela menerima dirinya sendiri, dan lebih berani mengemukakan pandangannya sendiri. Dalam bimbingan kelompok Menyadari hal tersebut layanan bimbingan kelompok juga dapat dijadikan sebagai metode dalam mengembangkan karakter kerja keras anak karena manfaatnya yang begitu banyak, merangsang minat anak karena prakteknya tidak membosankan. Namun kenyataan dilapangan berdasarkan hasil wawancara di SMPN17 Medan terdapat 20% siswa tidak siap menghadapi ujian, baik ujian formatif, semester maupun UN. Banyak siswa yang masih bersikap santai dalam menghadapi ujian, tidak mau bekerja dan belajar dengan keras contohnya malas belajar, tidak megerjakan tugas, malas mengulang pelajaran di rumah,dan tidak suka membahas soal-soal ujian. Karakter kerja keras siswa juga renda Berdasarkan uraian di atas, diharapkan melalui Layanan Bimbingan Konseling kelompok karakter kerja keras yang ada dalam diri siswa dapat dikembangkan dalam menghadapi ujian. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti perlu membahas tentang Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Perkembangan Karakter Kerja keras Siswa Menghadapi Ujian di SMPN 17 Medan TA. 2013 / 2014.

5 B. Identifikasi Masalah Sehubungan dengan hal tersebut, beberapa masalah yang diidentifikasi dengan pelaksanaan Bimbingan kelompok terhadap perkembangan karakter kerja keras siswa menghadapi ujian di SMP adalah sebagai berikut: 1. Jarangnya guru pembimbing melakukan bimbingan kelompok untuk membangun karakter kerja keras siswa menghadapi ujian 2. Banyaknya siswa yang berprilaku santai dalam menghadapi ujian. 3. Lemahnya karakter kerja keras dalam diri siswa C. Pembatasan Masalah Agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah, perlu kiranya dilakukan pembatasan masalah. Adapun masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok terhadap Perkembangan Karakter Kerja Keras Siswa Menghadapi Ujian di SMP Negeri 17 Medan TA. 2013 / 2014. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa masalah yang dapat dirumuskan antara lain: 1. Bagaimanakah perkembangan karakter siswa menghadapi ujian? 2. Apakah ada pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap perkembangan karakter kerja keras siswa menghadapi ujian di SMPN 17 Medan?

6 E. Tujuan Penelitian Bertitik tolak dari perumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap perkembangan karakter kerja keras siswa menghadapi ujian di SMPN 17 Medan TA. 2013/2014. F. Manfaat Penelitian Dari kegiatan penelitian ini kiranya dapat dipetik beberapa manfaat yaitu: 1. Secara Teoritis Bermanfaat untuk Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB) mahasiswa dalam pengembangan studi dan ilmu pengehtahuan. 2. Secara Praktis Sebagai bahan masukan bagi guru-guru Bimbingan dan Konseling dalam memberikan layanan bimbingan konseling kelompok untuk megetahui perkembangan karakter kerja keras siswa menghadapi ujian. Sebagai bahan masukan bagi siswa agar dapat meningkatkan karakter positif diri sendiri dalam menghadapi ujian maupun dalam penerapan di kehidupannya sehari-hari. Sebagai bahan masukan bagi peneliti dan sumber referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian di bidang yang sama.