ATURAN INTERNAL KELOMPOK MASYARAKAT PEDULI HUTAN (KMPH) Rigis Atas dan Rigis Bawah Dusun Rigis Jaya II TUJUAN

dokumen-dokumen yang mirip
Tahap-tahap yang harus dilakukan di sini merupakan persyaratan standar.

PRINSIP-PRINSIP DASAR KELOMPOK DI DUSUN MUARA TIGA KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

PERAN SERTA MASYARAKAT DESA DALAM MENJAGA DAN MEMELIHARA HUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN DAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 08 TAHUN 2000 T E N T A N G PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN ATAU PENGGABUNGAN PEKON

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR KECAMATAN CIDAUN DESA NEGLASARI Jl. Negla No. Neglasari Cidaun 43275

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

PIAGAM KESEPAKATAN PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN HUTAN ADAT DESA GUGUK KECAMATAN SUNGAI MANAU KABUPATEN MERANGIN

ANGGARAN RUMAH TANGGA POSDAYA Dusun Pokoh, Desa Giripurno, Kec. Borobudur, Kab. Magelang

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 4

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 47 / KPTS-II / 1998 TENTANG

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG IJIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU DI WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

QANUN MUKIM LANGO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENGUASAAN DAN PENGELOLAAN HUTAN ADAT MUKIM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PEMERINTAH DESA KUCUR

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan suaka alam sesuai Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 adalah sebuah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG IJIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI,

NGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PEMANFAATAN HUTAN HAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENERTIBAN PEMELIHARAAN HEWAN TERNAK

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 03 TAHUN 2007 TENTANG PENJUALAN, PEMILIKAN DAN PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

KABUPATEN PESAWARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA HANURA, KEPALA DESA CILIMUS DAN, KEPALA DESA HURUN

kepemilikan lahan. Status lahan tidak jelas yang ditunjukkan oleh tidak adanya dokumen

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS LMDH DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PHBM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR: 10 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PEKON (APBP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Nomor 72 Berita Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2010 WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 72 TAHUN 2010 PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 21 TAHUN 2013

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 244/KPTS-II/2000 TENTANG

BUPATI TANAH DATAR PROPINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

DESA TEGALSARI JL. Jend Sudirman no 05 Tlp. (0333)

IKATAN ALUMNI CEDS UI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI,

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

VII. PERSEPSI MASYARAKAT KASEPUHAN SINAR RESMI TERHADAP PERLUASAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK (TNGHS)

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 38 SERI D

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN DESA PASIR PANJANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN KEPULAUAN RIAU NOMOR : 02 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN BAKAU

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2006 NOMOR 18

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan

BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II SINTANG

===================================================== PERATURAN DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PEMBERDAYAAN HIMPUNAN PETANI PEMAKAI AIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT SISTEM HUTAN KERAKYATAN LESTARI MUARA TIGA

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU, NON KAYU PADA TANAH MILIK/HUTAN RAKYAT

PERATURAN DESA NITA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA NITA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2001 NOMOR 79 SERI C NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 48 TAHUN 2001

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 06 TAHUN 2004 TENTANG PENATAAN BATAS AREAL PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN,

PERATURAN DESA SEPAHAT

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR : 11 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) BUPATI SITUBONDO,

QANUN MUKIM PALOH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGUASAAN DAN PENGELOLAAN HUTAN ADAT MUKIM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

KEPUTUSAN MUSYAWARAH DEWAN PERSEKUTUAN MASYARAKAT ADAT ARSO JAYAPURA NOMOR : 03/KPTS DPMAA/DJ/94 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2000 T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PEKON (APBP)

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA (ILUNI PPs UI)

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN MENGENAI DESA

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN NOMOR 677/KPTS-II/1998 TENTANG HUTAN KEMASYARAKATAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN,

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

KEPALA DESA BANGUNSARI KECAMATAN SONGGON KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA NOMOR 7 TAHUN 2016 T E N T A N G PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 82/KPTS-II/2001 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 201/KPTS-II/1998. Tentang

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 12 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 677/Kpts-II/1998 TENTANG HUTAN KEMASYARAKATAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

NOMOR 2 TAHUN 1999 TENTANG PARTAI POLITIK

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI

WALIKOTA PALANGKA RAYA

Transkripsi:

ATURAN INTERNAL KELOMPOK MASYARAKAT PEDULI HUTAN (KMPH) Rigis Atas dan Rigis Bawah Dusun Rigis Jaya II Masyarakat Dusun Rigis Jaya II yang sebagian besar penduduknya menggarap kawasan hutan lindung Bukit Rigis Register 45B. Dalam perkembangan selanjutnya masyarakat dusun ini sedang membangun kebersamaan, untuk itu masyarakat melalui musyawarah membentuk Kelompok Masyarakat Peduli Hutan (KMPH) Rigis Atas dan Rigis Bawah. TUJUAN Tujuan membentuk KMPH: 1. Bersama-sama mendiskusikan dan mencari jalan keluar segala permasalahan yang dihadapi dalam mengelola hutan; 2. Melibatkan secara penuh masyarakat dalam pengelolaan hutan; 3. Melakukan kontrol terhadap kerusakan hutan; KEANGGOTAAN Anggota KMPH adalah: 1. Keanggotaan KMPH bersifat mengikat bagi setiap masyarakat yang mempunyai lahan garapan didalam kawasan hutan; 2. Keanggotaan berdasarkan wilayah hamparan yang disepakati oleh masyarakat; 3. Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam mengelola hutan. KEPENGURUSAN 1. Pengurus KMPH dipilih dari hasil musyawarah anggota; 2. Setiap anggota berhak dipilih menjadi pengurus KMPH;

3. Masa jabatan pengurus selama 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali; 4. Struktur pengurus terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara, jika kemudian dibutuhkan beberapa pengurus tambahan dapat ditentukan dengan rapat anggota; 5. Syarat pengurus: a. Terampil; b. Giat; c. Mampu menerima aspirasi anggota; d. Jujur; e. Terbuka; f. Arif dan bijaksana; g. Adil; h. Sabar; i. Musyawarah dan mufakat. 6. Tugas Ketua: a. Menjadi penggerak kegiatan kelompok; b. Mensosialisasikan kegiatan kelompok; c. Mengetahui batas wilayah kelompok. 7. Tugas Sekretaris: a. Mengetahui data anggota kelompok dan keluarganya; b. Mencatat dan mengetahui lahan serta tanaman anggota; c. Mencatat semua kegiatan dan kesepakatan kelompok. 8. Tugas Bendahara: a. Mencatat dan melaporkan keuangan kelompok; b. Menerima iuran wajib dan iuran sukarela anggota. PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1. Pengambilan keputusan dalam kelompok dilakukan secara musyawarah melalui rapat anggota (kumpulan). 2. Jika ada keputusan pengurus kelompok yang tidak diketahui anggota, pengurus kelompok wajib mendiskusikan dengan tokoh masyarakat, pamong dusun serta anggota kelompok.

HAK ANGGOTA 1. Setiap anggota berhak dilindungi oleh seluruh kelompok; 2. Seriap anggota berhak mengutarakan pendapatnya dan didengarkan keluhannya; 3. Setiap anggota kelompok mempunyai pendirian; 4. Hak dan aktivitas anggota wajib mendapat perlindungan kelompok sepenuhnya; 5. Setiap anggota berhak atas lahan garapan dan seluruh hasilnya; 6. Setiap anggota berhak memilih dan dipilih menjadi pengurus kelompok. KEWAJIBAN 1. Setiap anggota diwajibkan menjaga hutan tua; 2. Setiap anggota diwajibkan menanam tanaman rajuk rendah, tajuk tengah, tajuk tinggi; 3. Setiap anggota harus mentaati aturan kelompok; 4. Setiap anggota diwajibkan berusaha menyatukan kesadaran masyarakat dalam berkelompok; 5. Setiap anggota wajib menjaga kerukunan antar anggota dan antar kelompok; 6. Setiap anggota harus meningkatkan keaktifan dan kebersamaan; 7. Setiap anggota diwajibkan mensosialisasikan kegiatan kelompok kepada anggota kelompok lainnya; 8. Setiap anggota wajib mencegah kebakaran hutan; 9. Setiap anggota wajib melaporkan kepada pengurus kelompok bila ada pencurian hasil kebun; 10. Setiap anggota wajib melaporkan kepada pengurus kelompok bila penebangan/pengesekan kayu di hutan baik yang dilakukan masyarakat Rigis maupun yang dilakukan masyarakat luar Rigis. LARANGAN 1. Dilarang menebang pohon yang masih subur/hidup walaupun dilahan kelola; 2. Dilarang menjadikan lahan sebagai jaminan hutang;

3. Dilarang mengambil isi hutan seperti: kayu, rotan, hewan-hewan yang dilindungi secara diam-diam. 4. Apapun alasannya dilarang memperluas/membuka lahan yang berbatasan langsung dengan hutan; 5. Dilarang menjual kebun dan lahan garapan kepada orang lain; 6. Dilarang mencuri dan menampung hasil curian; 7. Setiap anggota dilarang melindungi kegiatan yang merugikan kelompok; 8. Setiap anggota kelompok tidak boleh main hakim sendiri; 9. Setiap masyarakat dan anggota kelompok dilarang membakar rumput yang diarit kebunnya sendiri; 10. Dilarang membuat keruh permasalahan dan memperpanjang masalah. SANKSI 1. Setiap lahan tidur yang ditinggalkan selama 1 (satu) tahun tidak di buka kembali di beri sanksi, lahan tersebut menjadi hak kelompok; 2. Siapapun yang menebang kayu di hutan tua ditindak tegas tanpa pandang bulu; 3. Setiap anggota yang tidak menanam tanaman umur panjang didalam kebunnya dalam jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak kesepakatan ini dibuat, maka kebunnya akan diambil alih oleh kelompok dan penggunaannya akan ditetapkan dalam musyawarah kelompok; 4. Setiap anggota yang menebang pohon dalam hutan tua (rimba) untuk dijadikan bahan bangunan atau keperluan lain, maka kayu hasil tebangan disita oleh kelompok dan pelakunya dilaporkan kepada pihak yang berwenang untuk diproses sesuai aturan yang berlaku; 5. Setiap anggota yang menebas hutan untuk dijadikan kebun atau memperluas kebunnya kedalam hutan tua, maka lahan bukaan tersebut disita dan dihutankan kembali oleh kelompok, sedangkan pelakunya diberi teguran keras; 6. Setiap anggota yang terbukti mencuri hasil kebun orang lain, harus mengembalikan hasil curian atau mengganti rugi berdasarkan jumlah kerugian yang diderita oleh pemiliknya dan pelaku harus diberi teguran dan pembinaan oleh pengurus kelompok bersama tokoh masyarakat serta para pamong dalam rapat khusus;

7. Setiap anggota yang terbukti menadah hasil curian, harus mengembalikan barang tadahan tersebut atau mengganti rugi kepada pemiliknya; 8. Setiap anggota atau warga yang dengan sengaja atau tidak sengaja membakar hutan akan ditangkap dan dilaporkan kepada pihak yang berwenang untuk di proses sesuai hukum yang berlaku. PENUTUP 1. Setiap anggota kelompok wajib mematuhi aturan ini; 2. Hal-hal yang belum lengkap dalam aturan ini akan dilengkapi dan diatur kemudian melalui musyawarah kelompok. Ketua Kelompok Rigis Bawah, Ditetapkan di Dusun Rigis Jaya II Pada tanggal 27 Juni 2001 Ketua Kelompok Rigis Atas, IMAN SUADI A M I N MENSAHKAN: Pemangku Rigis Jaya II, Peratin Pekon Gunung Terang, MUHAYAT WAGIMIN NY. MASMUDA MENGETAHUI: Kepala Dinas Kehutanan Lampung Barat Ir. WARSITO

ATURAN MAIN (UNDANG-UNDANG) KELOMPOK MITRA WANA LESTARI SEJAHTERA PEKON SIMPANG SARI SUMBERJAYA LAMPUNG BARAT HAK ANGGOTA 1. Setiap anggota berhak mengeluarkan pendapat. 2. Setiap anggota berhak mendapat perlindungan dari kelompok. 3. Setiap anggota berhak mendapat perlakuan yang sama dari kelompok 4. Setiap anggota berhak mengikuti segala jenis usaha yang ada dalam kelompok. 5. Setiap anggota berhak mengambil hasil pertanian dari lahan garapannya. 6. Setiap anggota berhak mendapat dan memberi bimbingan, pelatihan dan informasi. 7. Setiap anggota berhak dipilih dan memilih menjadi pengurus. 8. Setiap anggota berhak memanfaatkan fasilitas kelompok. 9. Setiap anggota berhak memindahtangankan lahan garapannya kepada orang lain jika sudah tidak mampu lagi mengolahnya. 10. Setiap anggota berhak memilih dan menanam tanaman yang disukai, selain tanaman yang telah disepakati oleh kelompok. 11. Setiap anggota berhak memanfaatkan sisa kayu yang telah mati yang ada di lahan garapan, sesuai dengan kebutuhan dan disepakati oleh kelompok. 12. Setiap anggota berhak menyatakan setuju dan tidak setuju terhadap lahan dan anggota baru. 13. Setiap anggota berhak memanfaatkan lahan kosong (belukar) di luar blok perlindungan yang sudah disepakati, atas persetujuan DPK. KEWAJIBAN ANGGOTA 1. Setiap anggota berkewajiban mentaati peraturan kelompok yang telah disepakati. 2. Setiap anggota berkewajiban memelihara dan menjaga sarana (fasilitas) yang ada dalam kelompok.

3. Setiap anggota berkewajiban menanami lahan garapan yang sudah disepakati oleh kelompok. 4. Setiap anggota berkewajiban melindungi hutan dan blok perlindungan dalam areal kelompok Mitra Wana Lestari Sejahtera. 5. Setiap anggota berkewajiban mencegah bahaya erosi dan kebakaran hutan. 6. Setiap anggota berkewajiban melindungi dan melestarikan sumber daya hutan (SDH). 7. Setiap anggota berkewajiban untuk menghadiri pertemuaan kelompok sesuai keperluan. 8. Setiap anggota berkewajiban membayar sumbangan sesuai dengan penghasilan riil dari lahan garapannya. 9. Setiap anggota berkewajiban menegur segala jenis pelanggaran yang terjadi di areal kelompok Mitra Wana Lestari Sejahtera. 10. Setiap anggota berkewajiban menyampaikan informasi yang didapat kepada anggota. 11. Setiap anggota berkewajiban melapor ke pengurus jika terjadi pemindahan atas pengelolaan lahan garapan. 12. Setiap anggota berkewajiban mendata semua jenis tumbuh-tumbuhan yang dipelihara di areal garapannya. LARANGAN ANGGOTA 1. Setiap anggota dilarang memperluas areal garapan ke blok perlindungan. 2. Setiap anggota dilarang mengatasnamakan kelompok untuk kepentingan politik. 3. Setiap anggota dilarang memindahtangankan pengelolaan lahan garapannya tanpa sepengetahuan pengurus kelompok. 4. Setiap anggota dilarang menggunakan lahan garapan untuk jaminan hutang. 5. Setiap anggota dilarang menelantarkan lahan garapan selama 2 (dua) tahun berturutturut. 6. Setiap anggota dilarang melindungi kegiatan yang sifatnya merugikan kelompok. 7. Setiap anggota dilarang main hakim sendiri.

8. Setiap anggota dilarang mencuri dan menampung hasil curian. 9. Setiap anggota dilarang meracuni aliran air sungai. 10. Setiap anggota dilarang melakukan kegiatan yang merugikan kelompok untuk kepentingan pribadi. 11. Setiap anggota dilarang melanggar aturan kelompok. 12. Setiap anggota dilarang mendirikan bangunan baik permanen maupun semi permanen di areal garapan. 13. Setiap anggota dilarang membakar di kawasan garapan kecuali dengan jaminan tidak merembet ke areal lain. 14. Setiap anggota dilarang menebang pohon di areal garapan tanpa kesepakatan kelompok. SANKSI ANGGOTA Pasal 1 Barangsiapa yang dengan sengaja melakukan pelanggaran pada larangan di Nomor 1, 2, 8 dan 10 akan dikenakan sanksi dicabut hak kelola dan keanggotaannya atau diajukan untuk diproses dengan hukum yang berlaku. Pasal 2 Barangsiapa melakukan pelanggaran terhadap larangan Nomor 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13 dan 14 akan diproses dengan tahapan sebagai berikut: 1. Diberikan teguran dan pembinaan; 2. Diberi peringatan secara tertulis dan pembinaan kembali; 3. Akan diajukan untuk diproses oleh DPK; 4. Diproses dengan hukum yang berlaku. Adapun penjelasan masing-masing tahapan adalah sebagai berikut: 1. Bentuk teguran dan pembinaan dapat dilakukan oleh setiap anggota dengan menggunakan hak dan kewajibannya.

2. Jika langkah pertama tidak diperhatikan dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu, maka akan dilakukan peringatan tertulis pertama dan kedua serta diberikan pembinaan kembali. 3. Jika langkah pertama dan kedua tidak dapat menyelesaikan permasalahan tersebut maka pelanggar akan diajukan untuk diproses oleh DPK. 4. Jika langkah pertama, kedua dan ketiga tidak juga dapat menyelesaikan permasalahan tersebut, maka pelanggar akan diproses sesuai dengan Pasal 1. Pasal 3 Hal-hal yang belum tercantum dalam Pasal 1 dan Pasal 2 akan diatur kemudian berdasarkan musyawarah kelompok. Ditetapkan di Dusun Margalaksana Pada tanggal 15 Januari 2002 Ketua Kelompok I, Ketua Kelompok II, Ketua Kelompok III, Ketua Kelompok IV, MARGA ASIH SUMBER REZEKI MEKARSARI JASUNDO MUSMAN MURDIMAN ANDI SUGANDI LASIMIN Ketua Umum: MITRA WANA LESTARI SEJAHTERA Pemangku Dusun Margalaksana WAHONO MENSAHKAN: Peratin Pekon Simpangsari AM. TOYYIBI A R U M A N MENGETAHUI: Kepala Dinas Kehutanan Lampung Barat Ir. WARSITO NIP. 080 056 45 I