BAB II KAJIAN PUSTAKA. tungkai berfungsi sebagai penopang gerak anggota tubuh bagian atas, serta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

II. TINJAUAN PUTAKA. beregu, dimainkan oleh dua kelompok dan masing-masing kelompok. terdiri sebelas pemain termasuk penjaga gawang.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Perkembangan bola voli

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar motorik adalah menghasilkan perubahan yang relatif permanen. Perubahan itu

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

KONTRIBUSI KECEPATAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK JURNAL. Oleh ANGGUN WAHYUNI SARI DEWI

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memberikan keuntungan dalam jangkauan langkahnya, hal ini dikarenakan. melakukan berbagai macam gerak.

BAB II LANDASAN TEORI. maupun muda semua sangat mengemari olah raga ini. diperbolehkan menggunakan anggota badan kecuali tangan dan lengan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. tubuh dalam keadaan diam atau bergerak (Harsono,1988:223). Menurut

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

KOLERASI PANJANG TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 40 METER PADA SISWA PUTRA DI SEKOLAH DASAR. Oleh Siti Hijir SD Negeri 003 Rambah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dasar yang dinamis dan harmonis yaitu jalan, lari, lompat, dan. yaitu Athlon atau athlum yang berarti lomba atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu dengan satu kaki dan

melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Skinner (1950:22), belajar ialah tingkah laku ketika subjek belajar

KORELASI PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, baik oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

: SEPTIAN KUKUH SATRIA NIM.

BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya dalam kamus olahraga, menurut Syarifudin (1985: 62) lompat

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN POWER

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

TINJAUAN PUSTAKA. melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

BAB II KAJIAN PUSTAKA. otot. Kaitannya dengan peningkatan prestasi lompat jauh, lari cepat sangat

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK TERHADAP LARI 100 METER

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode.

MENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA ANAK SD MELALUI ELEVATION BOARD (PAPAN ELEVASI)

II. TINJAUAN PUSTAKA. waktunya terbatas, fisik dan mental yang lelah dan sambil menghadapi lawan. menentukan penampilan pemain di lapangan sepakbola.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.

II.Tinjauan Pustaka. terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap. adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Feri Kurniawan (2012 :76) sepakbola adalah permainan bola yang sangat

BAB II KAJIAN TEORITIK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

SKRIPSI. Oleh: Ria Febriana Effendi NIM

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terjadi dalam bidang keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan dan lainnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

RINGKASAN MATERI. Pengembangan gerak dasar adalah merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang senantiasa berkembang berdasarkan :

RUNNING SKILLS. Skill highlights

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP JAUHNYA GRAB START RENANG PADA ATLET PUTRA TIRTA TARUNA YOGYAKARTA TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. kepada anak - anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. SMK Negeri 1 Kediri

SKRIPSI Diajukan dalam rangka Penyelesaian Studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh Subandriyo

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Lompat jangkit ( Triple Jump ) 1

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI TERHADAP JAUHNYA TENDANGAN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SD INPRES KAPIROE KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN. melakukan olahraga pada pagi maupun sore hari, serta banyaknya club

KORELASI PANJANG LENGAN, KEKUATAN OTOT LENGAN, OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN TOLAK PELURU

SUMBANGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH PEMAIN SSB DIPONGGOLO BUMIHARJO KECAMATAN WINONG PATI TAHUN 2011

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

SUMBANGAN POWER TUNGKAI DAN TINGGI BADAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik jasmani maupun rohani dan merupakan dasar pembentukan

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hakikat Kecakapan Bermain Bolabasket. Menurut peraturan PERBASI (2001:1), bolabasket ialah permainan

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tergantung

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia,

II. TINJAUAN PUSTAKA. masehi para biara-biara di cina kuno sudah mengenal bentuk-bentuk

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

PENGARUH LONCAT KATAK DAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh JODIEKA PERMADI

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Panjang Tungkai Panjang tungkai sebagai salah satu anggota gerak bawah memiliki peran penting dalam unjuk kerja olahraga. Sebagai anggota gerak bawah, panjang tungkai berfungsi sebagai penopang gerak anggota tubuh bagian atas, serta penentu gerakan baik dalam berjalan, berlari, melompat maupun menendang. Panjang tungkai adalah jarak vertikal antara telapak kaki sampai dengan pangkal paha yang diukur dengan cara berdiri tegak. Panjang tungkai sebagai bagian dari postur tubuh memiliki hubungan yang sangat erat dalam kaitannya sebagai pengungkit disaat melompat. Panjang menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2012) adalah:1) tidak pendek, lanjut; 2) selama, seluruh. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2012) tungkai adalah kaki (seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah). Menurut Amari dalam Heri Purwanto (2006: 163) panjang tungkai adalah ukuran panjang tungkai seseorang mulai dari alas kaki sampai dengan trocantor mayor, kira-kira pada bagian tulang yang terlebar disebelah luar paha dan bila paha digerakan trocantor mayor dapat diraba dibagian atas dari tulang paha yang bergerak. Menurut Hidayat (1999: 255) panjang tungkai melibatkan tulang-tulang dan otot-otot pembentuk tungkai baik tungkai bawah dan tungkai atas. Tulangtulang pembentuk tungkai meliputi tulang-tulang kaki, tulang tibia dan fibula, serta tulang femur. Anggota gerak bawah dikaitkan pada batang tubuh dengan 8

perantaraan gelang panggul, meliputi: 1) tulang pangkal paha (Coxae), 2) tulang paha (Femur), 3) tulang kering (Tibia), 4) tulang betis(fibula), 5) tempurung lutut. Otot-otot pembentuk tungkai yang terlibat pada pelaksanaan melompat adalah otot-otot anggota gerak bawah. Otot-otot anggota gerak bawah terdiri dari beberapa kelompok otot, yaitu : 1) otot pangkal paha, 2) otot tungkai atas, 3) otot tungkai bawah dan 4) otot kaki. Otot penggerak tungkai atas, mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat dan disebut fasia lata. Otot-otot tungkai atas menjadi 3 golongan yaitu: 1) otot abduktor, meliputi a) muskulus abduktor maldanus sebelah dalam, b) muskulus abduktor brevis sebelah tengah, dan c) muskulus abduktor longus sebelah luar. Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut muskulus abductor femoralis, dengan fungsi menyelenggarakan gerakan abduksi tulang femur; 2) muskulus ekstensor, meliputi: a) muskulus rektus femoris, b) muskulus vastus lateralis eksternal, c) muskulus vastus medialis internal, d) muskulus vastus intermedial; 3) otot fleksor femoris, meliputi: a) biseps femoris berfungsi membengkokkan pada dan meluruskan tungkai bawah, b) muskulus semi membranosis berfungsi membengkokkan tungkai bawah, c) muskulus semi tendinosus berfungsi membengkokkan urat bawah serta memutar ke dalam, d) muskulus sartorius berfungsi untuk eksorotasi femur, memutar keluar pada waktu lutut mengetul, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan (Aip Syarifuddin, 1992: 56) Otot otot penunjang gerak tungkai bawah, terdiri dari: 1) muskulus tibialis anterior berfungsi untuk mengangkat pinggul kaki sebelah tengah dan 9

membengkokkan kaki, 2) muskulus ekstensor falangus longus berfungsi meluruskan jari kaki, 3) otot kedang jempol berfungsi untuk meluruskan ibu jari, 4) tendon arkiles berfungsi untuk kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut, 5) otot ketul empu kaki panjang berpangkal pada betis, uratnya melewati tulang jari berfungsi membengkokkan pangkal kaki, 6) otot tulang kering belakang melekat pada tulang kaki berfungsi membengkokan kaki di sendi tumit dan telapak kami di sebelah dalam, 7) otot kedang jari bersama terletak di punggung kaki berfungsi untuk meluruskan jari kaki (Aip Syarifuddin, 1992: 57). Pengukuran panjang tungkai menurut Hasnan dalam Hidayat (1999: 256) pengukuran panjang tungkai dapat dilakukan dengan cara: setelah testee berdiri tegak, diukur tinggi badan, tinggi duduk, maka panjang tungkai tidak perlu diukur melainkan hanya mengurangi tinggi badan dengan tinggi duduk. Seorang olah ragawan yang memiliki proporsi badan tinggi biasanya diikuti dengan ukuran tungkai yang panjang, meskipun hal itu tidak demikian, ukuran tungkai yang panjang tidak selalu memberikan keuntungan dalam jangkauan langkahnya hal ini dikarenakan kelincahan masih dibutuhkan. Komponen pendukung lainya yang diperlukan untuk membantu dalam mencapai jangkauan langkah yang panjang. Komponen yang dibutuhkan membantu jangkauan langkah yang panjang diantaranya adalah kemampuan biomotor, teknik, koordinasi, serta proporsi fisik yang bagus didalamnya. Sehingga semakin panjang tungkai akan dapat diikuti dengan jangkauan langkah yang semakin panjang sehingga waktu yang diperlukan 10

untuk menempuh suatu jarak tertentu lari akan semakin pendek, dengan kata lain waktu tempuhnya menjadi lebih cepat dan energi yang dikeluarkan akan semakin sedikit. Dengan demikian panjang tungkai yang dimaksud peneliti adalah jarak antara pangkal paha sampai dengan pangkal kaki seseorang. Istilah ini selanjutnya akan digunakan dalam penulisan ini, mengingat istilah panjang tungkai sudah merupakan istilah umum yang dipakai dalam kegiatan olahraga. 2.Hakikat Power Tungkai Menurut Bowers dan Fox dalam Mulyana (2011: 4) bahwa power adalah besarnya usaha yang dilakukan dalam satuan waktu. Power merupakan hasil usaha dalam satuan unit waktu, yang dilakukan ketika kontraksi otot memindahkan benda pada ruang atau jarak tertentu U. Jonath, dkk dalam Moch. Asmawi (2006:19) mengartikan daya eksplosif atau tenaga cepat adalah kemampuan sistem otot untuk mengatasi tahanan dengan kontraksi yang tinggi. Sedangkan daya ledak otot menurut Mochamad Sajoto (1988: 58) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usahanya yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Menurut Mochamad Sajoto (1988: 59) power otot tungkai merupakan kemampuan otot atau sekelompok otot tungkai untuk melakukan gerak secara eksplosif ketika melakukan tendangan dan berlari. Power otot tungkai dapat dipengaruhi oleh kekuatan, kecepatan, kontraksi otot, banyaknya fibril otot putih, usia, tipe tubuh, dan jenis kelamin. Setiap aktivitas fisik dalam berolahraga, otot 11

merupakan suatu hal yang dominan dan tidak dapat dipisahkan. Semua gerakan yang dilakukan oleh manusia karena adanya otot, tulang, persendian, ligamen, serta tendon, sehingga gerakan dapat terjadi melalui tarikan otot serta jumlah serabut otot yang diaktifkan. Power merupakan unsur kondisi fisik yang dihasilkan oleh gabungan antara kecepatan dan kekuatan. Menurut Moch. Asmawi (2006:18) power merupakan perpaduan antara kekuatan dan kecepatan, sehingga untuk meningkatkan power maka faktor kekuatan dan kecepatan harus ditingkatkan bersama-sama melalui program yang sistematis. Kekuatan merupakan komponen biomotor yang paling utama, karena dengan kekuatan dapat meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, kekuatan dapat menentukan kualitas hidup, karena tanpa kekuatan yang memadai, maka kegiatan yang bersifat mendasar menjadi sulit dan tidak mungkin melakukan sesuatu tanpa dengan bantuan kekuatan. Dengan kekuatan seseorang akan dapat berlari dengan cepat, melempar lebih jauh, memukul lebih keras serta dapat membantu stabilitas sendi-sendi. Sedangkan kecepatan merupakan komponen fisik yang juga esensial, alat atau anggota badan yang berpindah, gerakan perlawanan otot yang kecepatan menjadi faktor penentu dalam mencapai garis finish pada saat berlari. Menurut Mochamad Sajoto (1988: 62) kekuatan merupakan unsur dasar untuk membentuk power, gerakan yang ditimbulkan oleh power adalah gerakan yang cepat, mendadak disertai kecepatan. Dengan demikian power berperan dalam cabang olahraga permainan. Sebagai tulang anggota gerak bawah, tungkai mempunyai tugas yang penting dalam rangka untuk melakukan berbagai macam 12

gerakan. Namun demikian untuk dapat melakukan gerakan tersebut secara sistematis harus merupakan hasil gerakan yang dilakukan oleh adanya suatu sistem penggeraknya yang meliputi: otot, tulang, dan persendian. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa power adalah kemampuan untuk menggerakkan, meledakkan tenaga maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Daya eksplosif dalam kegiatan olahraga digunakan untuk melakukan gerakan seperti gerakan melompat, meloncat, melempar, dan menendang. Daya eksplosif otot tungkai dalam permainan sepakbola digunakan untuk melompat dan meloncat antara lain untuk menyundul bola dan menangkap bola bagi kiper, menendang bola dan mendukung kekuatan berlari. 3. Hakikat Lompat Katak Menurut Dikti (2012: 19) lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain yang lebih jauh atau tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu satu kaki dan mendarat dengan kaki/anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik. Tujuan guru mengajarkan lompat adalah dapat memberi pengenalan gerakan dasar yang diharapkan memiliki keterampilan dasar yang kelak dikembangkan lebih lanjut. Menurut Agus Mahendra (2006: 14) lompat katak adalah melompat dengan dua kaki dengan mengangkat bersama-sama dan mendarat dengan kaki yang sama. Secara visual lompat katak dapat dilihat pada gambar berikut: 13

Gambar 1. Lompat Katak Sumber: (http://abstrak.digilib.upi.edu/direktori/tesis/pendidikan %2522w). Menurut Dikti (2012: 20) melompat tanpa gerakan awalan dapat dilakukan dengan sikap permulaan berdiri tegak, kedua kaki rapat atau agak rapat, kedua tangan di samping badan. Gerakannya adalah: Sambil membengkokkan lutut ke depan, kedua tangan diayunkan ke belakang, badan agak dicondongkan ke depan, tumit diangkat. Kemudian, sambil menolakkan kedua kaki ke atas depan, kedua tangan diayunkan dari belakang ke depan atas melewati samping badan. Pada waktu mendarat/jatuh pada kedua kaki lutut ditekuk supaya mengeper, kedua tangan ke depan, berat badan ke depan atau pada kedua ujung kaki. Pandangan ke depan. Menurut Dikti (2012: 21) hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan lompatan antara lain berikut ini. a. Pelaksanaan latihan melompat harus dilakukan pada bak lompatan yang berisi pasir yang gembur atau lunak agar tidak membahayakan. Jika hanya sekadar melompat saja untuk melihat cara melompat dan jatuhnya maka dapat dilakukan pada tempat yang lunak. Jangan sekali-kali dilakukan di tempat yang keras. b. Guru harus terus mengawasi setiap anak yang melakukan latihan. Bila ada kecelakaan maka guru harus memberikan pertolongan dengan cepat serta tepat pada waktunya. c. Segera perbaiki bila ada yang salah melakukannya. 14

d. Apabila telah benar-benar menguasai keseimbangan, maka coba berikan berbagai variasi dan kombinasi di dalam melakukan lompatannya. Manfaat dari gerakan melompat bagi siswa SD adalah: a. Meningkatkan kekuatan dan kecepatan otot-otot tungkai, b. Meningkatkan kelenturan dan keseimbangan tubuh, c. Mengembangkan koordinasi gerak mata, lengan dan tungkai. 4. Hakikat Lompat Jauh Lompat jauh merupakan kegiatan atau aktivitas yang sangat sederhana semua orang akan mengalami, baik disengaja atau tidak disengaja. Gerakan lompat merupakan rangkaian dari gerakan-gerakan yang paling mendasar dan sederhana. Hal tersebut dapat dilakukan di lintasan maupun di lapangan, dimana para atlet berlari dengan cepat kemudian melompat sejauh yang dapat mereka lakukan (Zumerchik, 1997: 185). Lompat jauh merupakan gabungan antara kemampuan untuk berlari cepat dan kemampuan untuk mendapatkan ketinggian dari tolakan (tumpuan) (Kay, 1976: 8). Lompat menurut Toho Cholik Mutohir dan Gusril (2004: 33) adalah melompat termasuk tugas dimana badan terdorong dari permukaan tanah bersama satu kaki atau dua kaki setinggi-tingginya. Sedangkan menurut Suhardjo (J. Larope, 1988: 18) dalam buku penjas I mengemukakan bahwa prinsip dasar dalam gerakan lompat jauh adalah kekuatan dan kecepatan bertumpu, pada saat bertumpu lutut dalam keadaan agak ditekuk dan diahiri dengan diluruskan. Melompat membutuhkan saat melayang dan mendarat dengan dua kaki. Sedangkan menurut M. Djumidar (2004: 65) lompat adalah suatu gerakan 15

mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lebih jauh atau tinggi dengan ancang-ancang, lari cepat atau lambat dengan menumpu satu kaki dengan mendarat dengan dua kaki atau anggota tubuh lainya dengan keseimbangan lainya. Untuk memperoleh hasil yang maksimal maka seoarang pelompat jauh harus memahami teknik pada lompat jauh, karena yang menjadi tujuan dari lompat jauh adalah lompatan yang sejauh-jauhnya. Maka dari itu untuk mencapai jarak lompatan itu dengan jauh, terlebih dahulu sipelompat harus sudah memahami unsur pokok lompatan. Menurut U. Jonath, E. Haag dan Krampel dalam dalam Hidayat (1999: 256) bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi lompat jauh adalah: 1. Keserbabisaan. 2. Bakat. 3. Kondisi tubuh seperti tenaga loncat, perasaan irama, daya reaksi, kemudahan gerak dan kecekatan. 4. Penguasaan tehnik, antara lain awalan atau ancang-ancang, tumpuan/tolakan, melayang/saat di udara, pendaratan. a. Awalan Awalan adalah gerakan permulaan sebelum melakukan tolakan. Engkos Kosasih (1985: 67) awalan harus dilakukan dengan secepat-cepatnya serta jangan merubah langkah pada saat akan melompat. Ancang-ancang atau awalan yang dilakukan oleh pelompat harus secepat mungkin, karena dua pertiga prestasi lompat jauh tergantung pada ancang-ancang dan sepertiga pada lompat, oleh 16

karena itu berbagai tahap tehnik lompat jauh sangat dipengaruhi unsur kecepatan sprint dan kondisi sipelompat itu sendiri. Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan pada awalan lompat jauh adalah pelompat tidak memperhitungkan kecepatan pada saat mendekati papan tolakan, pelompat sering kali melakukan lari dengan kecepatan yang tidak teratur pada waktu mendekati papan tolakan. Jauhnya lompatan sangat dipengaruhi ketika sipelompat melakukan awalan.. Dalam penelitian ini, awalan dilakukan dengan berdiri, memposisikan kedua ujung jari kaki tepat dibelakang garis batas tolakan. b.tumpuan/tolakan Tumpuan atau tolakan adalah gerakan pada papan tolakan dengan kaki yang terkuat yaitu meneruskan kecepatan horisontal ke kekuatan vertikal secara cepat seperti yang dikatakan oleh Aip Syarifuddin (1992: 91) bahwa tolakan adalah perubahan atau perpindahan gerakan dari gerakan horisontal ke gerakan vertikal yang dilakukan secara cepat. Tumpuan dapat dilakukan dengan baik dengan kaki kiri ataupun kaki kanan, tergantung kaki mana yang lebih dominan. Setelah kaki depan menumpu secara tepat pada balok tolakan segera diikuti kaki yang lain ke arah depan atas dengan dibantu oleh ayunan lengan searah dengan tolakan. Mengenai tolakan, Soedarminto dan Soeparman (1993: 360) mengemukakan sebagai berikut : untuk membantu tolakan ke atas, lengan harus diayun ke atas dan kaki yang melangkah diayunkan setinggi mungkin (prinsipnya 17

adalah bahwa momentum dari bagian dipindahkan kepada keseluruhan) oleh karena itu kaki tumpu harus sedikit ditekuk. c. Melayang di udara Menurut Aip Syarifuddin (1992: 92-93) sikap gerakan badan di udara sangat erat hubungannya dengan kecepatan awalan dan kekuatan tolakan, karena pada waktu pelompat lepas dari papan tolakan badan si pelompat akan dipengaruhi oleh suatu kekuatan yaitu gaya gravitasi. Untuk itu, kecepatan lari awalan dan kekuatan pada waktu menolak harus dilakukan oleh si pelompat untuk mengetahui daya tarik bumi tersebut. Dengan demikian jelas bahwa pada nomor lompat (khususnya lompat jauh), bahwa kecepatan dan kekuatan tolakan sangat besar pengaruhnya terhadap hasil tolakan. Tetapi dengan mengadakan suatu perbaikan bentuk dan cara-cara melompat maka akan dapat memperbaiki hasil lompatan. Dalam hal yang sama Yusuf Adi Sasmita (1992: 68) berpendapat bahwa pada waktu naik, badan harus dapat ditahan dalam keadaan sikap tubuh untuk menjaga keseimbangan dan untuk memungkinkan pendaratan lebih sempurna. Kalaupun mengadakan gerak yang lain harus dijaga agar gerak selama melayang itu tidak menimbulkan perlambatan. Pada lompat jauh, waktu melayang di udara berprinsip pada tiga hal sebagai berikut: 1) bergerak kedepan semakin cepat semakin baik; 2) menolak secara tepat dan kuat; 3) adapun gerakan dilakukan selama melayang tidak akan menambah kecepatan gerak selama melayang dan hanya berperan untuk menjaga keseimbangan saja. Engkos Kosasih (1985: 67) mengatakan bahwa sikap badan di udara adalah badan harus diusahakan melayang selama mungkin di udara serta dalam 18

keadaan seimbang dan yang paling penting pada saat melayang ini adalah melawan rotasi putaran yang timbul akibat dari tolakan. Selain itu juga untuk mendapatkan posisi mendarat yang paling ekonomis dan efisien. Bahwa untuk membantu tolakan ke atas lengan harus diayunkan ke atas dan kaki yang melangkah diayun setinggi mungkin. Dimana kaki tumpu harus ditekuk. Sesudah kaki tumpu meninggalkan balok tolakan, lutut ditekuk sehingga dapat dibawa ke depan dengan lebih cepat. Kemudian pelompat menurunkan kaki ayun, kaki ayun sampai bagian atas dan bawahnya membentuk sudut 90º. Pada waktu itu juga lepas tapak (kaki tolak) ditarik ke depan di bawah tubuh. Pada waktu yang sama lengan diangkat dan seluruh badan diluruskan dalam posisi sedikit melengkung. Ini adalah sifat khas gaya gantung, yang dibentuk untuk meredam gerak rotasi ke depan yang tidak diinginkan sebagai akibat dari tolakan dan membantu angkatan kaki yang baik untuk membentuk posisi pendaratan yang efektif (Ballesteros, 1984: 18). d.sikap Mendarat Melakukan pendaratan adalah bagian akhir dari lompat jauh. Keberhasilan dalam lompat jauh terletak pada pendaratan. Pada pendaratan yang mulus akan berpengaruh terhadap jarak, keselamatan dan keindahan. Pada saat mendarat titik berat badan harus dibawa kemuka dengan jalan membungkukkan badan hingga lutut hampir merapat, dibantu pula dengan juluran tangan ke muka. Pada waktu mendarat lutut dibengkokkan sehingga memungkinkan suatu momentum membawa badan ke depan, di atas kaki. Mendarat merupakan suatu gerakan terakhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. 19

Aip Syarifuddin (1992: 95) mengatakan bahwa sikap mendarat pada lompat jauh baik untuk lompat gaya jongkok, gaya menggantung, maupun gaya berjalan di udara adalah sama yaitu pada waktu akan mendarat kedua kaki di bawa ke depan lurus dengan jalan mengangkat paha ke atas, badan dibungkukkan ke depan, kedua tangan ke depan, kemudian mendarat pada kedua tumit terlebih dahulu dan mengeper, dengan kedua lutut dibengkokkan (ditekuk), berat badan dibawa ke depan supaya tidak jatuh ke belakang, kepala ditundukkan, kedua tangan ke depan B. Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Maryanto, dkk (2010) yang berjudul Hubungan Kecepatan Lari 40 m dan Power Tungkai terhadap Prestasi Lompat Jauh pada Siswa Kelas IV, V, dan VI SD Negeri Ngalihan Samigaluh Kulonprogo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV, V, dan VI SD Negeri Ngalihan Samigaluh Kulonprogo yang berjumlah 26 anak. Hasil penelitian menunjukan: (1) ada hubungan yang berarti antara kecepatan lari 40 m dengan prestasi lompat jauh siswa kelas IV, V, dan VI SD Negeri Ngalihan Samigaluh Kulonprogo dengan p = 0,000, (2) ada hubungan yang berarti antara power tungkai dengan prestasi lompat jauh siswa kelas IV, V, dan VI SD Negeri Ngalihan Samigaluh Kulonprogo dengan p = 0,000, (3) ada hubungan yang berarti antara kecepatan lari 40 m dan power tungkai dengan prestasi lompat jauh siswa kelas IV, V, dan VI SD Negeri Ngalihan Samigaluh Kulonprogo dengan p = 0,000. C. Kerangka Berpikir 20

Power merupakan gabungan antara unsur kecepatan dan kekuatan. Adapun pada power tungkai dibangun atas kecepatan dan kekuatan otot tungkai. Power tungkai akan membantu optimalnya tolakan siswa saat melakukan lompatan. Adapun jauhnya lompatan tanpa awalan adalah hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat sewaktu dari awalan dengan daya vertikal yang dihasilkan dari kekuatan kaki tolak. Prinsip dasar didalam gerakan lompat tanpa awalan adalah tolakan yang optimal. Oleh karena itu lompat tanpa awalan membutuhkan power yang luar biasa dan otot yang sangat kuat. Selain itu, panjang tungkai juga dapat mempengaruhi hasil lompatan. Tungkai yang panjang akan memungkinkan jauhnya jangkauan lompatan. D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berrpikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini disusun sebagai berikut: 4. Ada hubungan antara panjang tungkai dengan jauhnya lompatan tanpa awalan pada siswa kelas V SD Negeri Kyai Mojo UPT Yogyakarta. 5. Ada hubungan antara power tungkai dengan jauhnya lompatan tanpa awalan Pada siswa kelas V SD Negeri Kyai Mojo UPT Yogyakarta. 6. Ada hubungan antara panjang tungkai dan power tungkai dengan jauhnya lompatan tanpa awalan pada siswa kelas V SD Negeri Kyai Mojo UPT Yogyakarta. 21