BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHLUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

dan nyaman untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah. Karim (2012:5) menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan bertujuan menyiapkan siswa menjadi anggota masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan gerakan, tidak sekedar sikap atau ucapan. berusaha mewujudkan dalam perbuatan dan tindakan sehari hari.

BAB I PENDAHULUAN. serta mendukung pembangunan berkelanjutan. Menanamkan kesadaran dan. keluarga, sekolah, dan masyarakat (Sumaatmadja, 2001:56).

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya pendidikan adalah salah satu proses yang berlandaskan

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Bangsa Indonesia. Hal ini tertulis pada tujuan dan fungsi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam mengeksploitasi lingkungannya termasuk sering diabaikannya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia internasional saat ini. Hal ini dipicu oleh perilaku manusia yang kurang peduli pada lingkungannya yang menyebabkan kondisi lingkungan alam semakin hari semakin memprihatinkan. Mengingat pentingnya lingkungan hidup bagi kehidupan manusia, pemerintah baik pusat maupun daerah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang menyangkut pengelolaan lingkungan hidup. Selain itu, peran serta masyarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup sangat dibutuhkan karena masyarakatlah yang secara langsung berhadapan dengan masalah lingkungan. Pendidikan karakter adalah upaya mengembangkan karakter (virtues) mencakup kebiasaan dan semangat yang baik, sehingga siswa menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan dewasa. Menurut Ryan dalam Ridwan (2011). Karakter berkaitan langsung dengan tingkah laku manusia. Pendidikan karakter sesungguhnya telah tercermin dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Pasal 3 yang menyebutkan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1

2 Berdasarkan hal tersebut, menegaskan bahwa salah satu tujuan dari pendidikan karakter ini adalah pembentukan moral anak, pada pembentukan tersebut maka akan tumbuh rasa tanggung jawab pada diri anak, sehingga adanya penanaman nilai-nilai dan perilaku (karakter) kepada warga sekolah yang meliputi pengetahuan, kesadaran, atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilainilai, baik terhadap Tuhan YME maupun terhadap diri sendiri dan orang lain. Komitmen tersebut hendaknya ditanamkan pada peserta didik. Jika pengetahuan dan kepedulian lingkungan dapat ditanamkan pada peserta didik, diharapkan ketika mereka dewasa akan menjadi bekal sikap dan perilaku dalam dirinya terhadap lingkungan akan berdampak positif. Terlebih lagi dengan isu-isu pemanasan global yang merupakan akibat dari kerusakan lingkungan pada zaman sekarang. Generasi mudalah yang memegang peran besar sebagai promotor perilaku peduli lingkungan hidup. Di sinilah peran sekolah yang merupakan tempat berlangsungnya pendidikan yang fungsinya membentuk karakter dan salah satunya dalam pembentukan perilaku peduli lingkungan. Pada saat ini perlu adanya Pendidikan lingkungan hidup (PLH) yang sangat penting diterapkan kepada siswa maupun masyarakat dimana secara formal diartikan sebagai upaya mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.

3 Perilaku peduli lingkungan merupakan hal yang harus ditanamkan secara terus menerus melalui pembiasaan. Aspek-aspek peduli lingkungan yang dikembangkan di sekolah meliputi pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah, penyediaan tempat pembuangan sampah, melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan anorganik, penyediaan peralatan kebersihan, serta pembuatan program cinta bersih lingkungan. Tujuan diadakannya program adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah, khususnya peserta didik yang peduli dan berbudaya lingkungan, sekaligus mendukung pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk pembangunan berkelanjutan. Program Adiwiyata tingkat sekolah merupakan tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan. MAN Lima Puluh adalah salah satu sekolah yang memiliki jumlah guru sebanyak 41 orang, pegawai TU sebanyak 6 orang, siswa sebanyak 639 orang, anggota OSIM sebanyak 40 orang, satpam satu orang, dan cleaning service sebanyak satu orang. MAN Lima Puluh juga pernah mendapatkan penghargaan Green House atau sekolah hijau serta penghargaan adiwiyata pada tahun 2012. Berdasarkan hasil studi pendahuluan diketahui bahwa MAN Lima Puluh merupakan salah satu sekolah menengah keatas yang sedang berupaya merintis serta mengembangkan karakter sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan

4 sebagai wujud implementasi kepedulian lingkungan dari pendidikan karakter, melalui kebijakan sekolah yang meliputi visi dan misi sekolah, kegiatan lingkungan berpartisipasif, pengelolahan dan penyedian sarana prasarana pendukung, dan pengembangan diri merupakan program yang ada disekolah yang menyangkut terkait kegiatan OSIM kegiatan tersebut meliputi yaitu kegiatan Jum at bersih, Pramuka, UKS (Usaha Kegiatan Siswa), dan PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan sehat), dengan demikian dapat peneliti lihat bahwa adanya program pendukung dari kegiatan OSIM itu sendiri terkait kepedulian lingkungan untuk menuju sekolah adiwiyata. Hal ini dapat diketahui dari visi MAN Lima Puluh yang memuat unsur peduli dan berbudaya lingkungan. Adapun bunyi visi tersebut yaitu Unggul dalam Prestasi, Tangguh dalam Kompetisi, Santun dalam Pekerti, Peduli Lingkungan. Lebih dari itu, Kepala Sekolah MAN Lima Puluh mengemukakan bahwa pencetusan visi sangat diharapkan menjadi sarana bagi warga sekolah, terutama siswa untuk mengenal dan lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan hingga pada akhirnya tidak hanya menjadi suatu kebiasaan, melainkan kebutuhan. Terlihat dari kondisi MAN Lima Puluh kondisi yang terkesan panas ini cukup tergantikan dengan kesan sejuk dan hijau dari tamanisasi lingkungan sekolah. Tamanisasi lingkungan sekolah menunjuk pada keberadaan taman-taman kelas di teras-teras kelas, halaman, dan lingkungan sekitar sekolah. Di tamantaman tersebut, ada berbagai jenis tanaman yang ditanam, baik secara langsung di media tanah tanpa pot maupun dengan pot. Kesan sejuk dan hijau dari tamanisasi

5 lingkungan sekolah juga berpadu secara harmonis dengan keberadaan slogan dan atau poster-poster peduli lingkungan. Dalam upaya pelaksanaannya agar mampu menjadi sebuah budaya dan karakter yang memiliki keterkaitan dengan keseimbangan dan kelestarian lingkungan di masa depan. Meski demikian, peneliti masih menjumpai warga sekolah, khususnya siswa yang masih belum menyadari pentingnya kepedulian lingkungan kemudian adanya perbedaan sikap siswa antara siswa lama dan siswa baru, serta kurang adanya penanaman sikap peduli lingkungan sejak dini. Hal ini terlihat masih ada siswa yang masih membuang sampah secara sembarangan, serta tidak melaksanakan tugas piket dan sebagainya. Terkadang masih ditemukannya sampah didalam laci meja di ruangan kelas. Padahal tong sampah yang disediakan pihak sekolah untuk masing-masing kelas telah tersedia. Hal ini menunjukkan kurangnya peran guru dalam menerapkan kepedulian lingkungan siswa. Oleh sebab itu, setiap organisasi kepesertadidikan yang ada di sekolah sangat potensial untuk membina perilaku peserta didik. Salah satu organisasi kepesertadidikan yang ada di sekolah MAN Lima puluh adalah Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM). OSIM merupakan satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah/madrasah. Keberadaan OSIM di lingkungan sekolah diharapkan dapat membangun karakter siswa melalui berbagai materi pembinaannya. Adapun dijelaskan dalam pasal 3 ayat 2 poin (e) Permendiknas No.39/2008, bahwa materi pembinaan kesiswaan, yaitu Demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan politik, lingkungan hidup, kepekaan, dan toleransi sosial

6 dalam konteks masyarakat plural. Melalui OSIM, sekolah dapat menggerakkan peserta didik untuk terjun secara langsung dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kepedulian lingkungan seperti melalui program Jum at Bersih, Pramuka, UKS (Usaha Kegiatan Siswa), dan PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan Sehat). Kondisi sebagaimana diuraikan di atas, menarik perhatian peneliti untuk melakukan pengkajian dan penelitian mengenai implementasi kepedulian lingkungan melalui kegiatan OSIM menuju sekolah adiwiyata di MAN Lima Puluh. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah, (1) isu-isu pemanasan global yang merupakan akibat dari kerusakan lingkungan (2) pendidikan karakter untuk meningkatkan kesadaran terhadap kepedulian lingkungan (3) pentingnya suatu organisasi untuk meningkatkan prilaku perbedaan sikap antar siswa (4) kurangnya implementasi kepedulian lingkungan melalui kegiatan OSIM menuju sekolah adiwiyata di MAN Lima Puluh. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk kegiatan OSIM dalam implementasi kepedulian lingkungan menuju sekolah adiwiyata di MAN Lima Puluh T.A 2015/2016.

7 D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah diberikan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah bentuk kegiatan OSIM dalam implementasi kepedulian lingkungan menuju sekolah adiwiyata di MAN Lima Puluh T.A 2015/2016? 2. Bagaimanakah implementasi kepedulian lingkungan melalui kegiatan OSIM menuju sekolah adiwiyata di MAN Lima Puluh T.A 2015/2016? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan dasar untuk mencapai sasaran penelitian. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui : 1. Bentuk kegiatan OSIM dalam implementasi kepedulian lingkungan menuju sekolah adiwiyata di MAN Lima Puluh T.A 2015/2016? 2. Implementasi kepedulian lingkungan melalui kegiatan OSIM menuju sekolah adiwiyata di MAN Lima Puluh T.A 2015/2016? F. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukkan dan gambaran bagi kepala sekolah dalam implementasi nilai peduli lingkungan menuju sekolah adiwiyata melalui kegiatan OSIM di MAN Lima Puluh. 2. Bagi siswa MAN Lima Puluh untuk tetap menjaga dan melestarikan lingkungan sekolahnya agar mendapatkan program penghargaan Adiwiyata.

8 3. Sebagai bahan masukan (referensi) maupun perbandingan bagi penulis lainnya yang akan mengadakan penelitian yang kaitannya dengan implementasi nilai peduli lingkungan menuju sekolah adiwiyata melalui kegiatan OSIM. 4. Sebagai bahan referensi bagi pembelajaran pendidikan geografi di MAN Lima Puluh kelas XI semester genap. 5. Sebagai tugas akhir untuk syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan geografi.