Peningkatan Derajat Kesehatan..., Rizsanti, Diny, Putri, Gina, Farida

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007)

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 Jurnal Medika Respati ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

PENCAPAIAN PROGRAM PHBS DI PUSKESMAS SWAKELOLA DEMPO PALEMBANG TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan akan pelaksanaan pembangunan kesehatan masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Bersamaan dengan masuknya milenium baru, Departemen Kesehatan. telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan kesehatan yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diupayakan pencapaiannya oleh pemerintah. Upaya ini sebagai langkah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijak

BAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES PUSKESMAS KARANG MULYA KECAMATAN PANGKALAN BANTENG

BAB I PENDAHULUAN. Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan,

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

LEMBAR PRATES DAN POST-TEST PELATIHAN DENGAN METODE SIMULASI KEPADA TOKOH MASYARAKAT TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS

UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

Oleh: Aulia Ihsani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta

SURVEI RUMAH TANGGA SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA. Siti Novianti 1, Sri Maywati

BAB I PENDAHULUAN. Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga. meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI (2002).

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp Sumedang 45313

LAPORAN KOMUDA BLOK 19 SURVEI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

BAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

BAB I PENDAHULUAN. pada anak di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ely Isnaeni, S. Kep, M. Kes

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

BAB III METODE PENELITIAN

Terapkan 10 Indikator PHBS Dalam Lingkungan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia (SDM) antara lain ditentukan dua faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan kata lain bahwa setiap orang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

Sari Rahma Fitri* Kata kunci: Pengetahuan tentang PHBS. Keywords: Knowledge of PHBS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PHBS DI RUMAH TANGGA DENGAN PERILAKU MEROKOK DALAM RUMAH KEPALA RUMAH TANGGA DI DUSUN KARANGNONGKO YOGYAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kedua adalah pelayanan kesehatan diantaranya adalah sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada masa anak-anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

DUSUNKU SEHAT DENGAN BEBAS ASAP ROKOK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

Pemberian Sarana Penunjung Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk

BAB II DESKRIPSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANTUL. 1. Sejarah Perkembangan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam

PENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT DESA PEDULI SEHAT

II. TINJAUAN TEORITIS

Transkripsi:

PENINGKATAN DERAJAT KESEHATAN MELALUI PROMOSI KESEHATAN POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI DUSUN SAWAHAN DESA PENDOWOHARJO, KECAMATAN SEWON, KABUPATEN BANTUL Rizsanti Meirina Satar 1,Diny Lidya 1, Putri Widi 1, Gina Nadia Hastarin 1, Farida Hayati 1 Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta RINGKASAN Telah dilakukan penelitian mengenai peningkatan derajat kesehatan melalui promosi kesehatan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) di Dusun Sawahan Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul dengan metode penyuluhan dan pemantauan serta pengamatan tanpa sepengetahuan subjek uji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pelaksanaan promosi kesehatan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) terhadap kesehatan masyarakat Dukuh Sawahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi penyuluhan dan pemantauan terhadap warga dusun Sawahan menunjukkan korelasi yakni meningkatnya indikator yang tercapai. Tercapainya indikator Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menunjukkan peningkatan kesadaran warga akan pentingnya lingkungan sehat dan perilaku sehat sehingga meningkatkan derajat kesehatan warga Dusun Sawahan. Kata kunci : Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS), peningkatan derajat kesehatan PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Berkaitan dengan hal itu, Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dicapai melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan (Kementrian Kesehatan RI, 2011). 27

KHAZANAH, Vol. 6 No.1 Juni 2013 Visi pembangunan kesehatan Indonesia saat ini adalah Indonesia Sehat 2010. Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010, di mana ada 3 pilar yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat serta pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merta. Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar (30-35% terhadap derajat kesehatan), maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (Diffah, 2011). Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk menciptakan dan melestarikan perilaku hidup yang berorientasi kepada kebersihan dan kesehatan di masya rakat, agar masyarakat dapat mandiri dalam mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Terdapat 10 indikator Pola Hidup Bersih dan Sehat PHBS tatanan rumah tangga yang ditetapkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, yaitu; (1) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, (2) Bayi diberi ASI ekslusif, (3) Mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, (4) Ketersediaan air bersih, (5) Ketersediaan jamban sehat, (6) Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, (7) Lantai rumah bukan lantai tanah, (8) Tidak merokok di dalam rumah, (9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan (10) Makan buah dan sayur setiap hari. (Depkes RI, 2006). Pengamatan kali ini digunakan 5 indikator saja saat di lapangan yaitu Menggunakan air bersih, Mencuci tangan pakai sabun, Menggunakan jamban sehat, Memberantas jentik di rumah sekali seminggu dan Tidak merokok di dalam rumah (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Menurut World Health Organization (WHO), setiap tahunnya sekitar 2,2 juta negara-negara berkembang terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air minum yang aman, sanitasi dan hygiene yang buruk. Pencapaian Rumah Tangga Sehat atau Rumah Tangga berphbs ini sejak diluncurkan terus mengalami peningkatan. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2001 dan 2004 melaporkan bahwa persentase Rumah Tangga berphbs di Indonesia berturut-turut adalah 19,5 % dan 24,38%.Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2010 secara nasional, pendududuk yang telah memenuhi criteria PHBS baik sebesar 38.7%. Terdapat lima provinsi dengan pencapaian di atas angka nasioanal yaitu D Yogyakarta (59.4%), Bali (53.7%), Kalimantan Timur (52.4%), Jawa Tengah (51,2%) dan Sulawesi Utara (50.4%) (Departemen Kesehatan RI, 2011). 28

Jumlah penduduk yang tidak sedikit di Bantul memacu pemerintah Bantul untuk melakukan promosi kesehatan yang harapannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarkat di daerah ini. Bentuk promosi kesehatan tersebut salah satunya dengan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (Profil Kesehatan Kabupaten Bantul, 2012). RUMUSAN MASALAH 1. Apakah pelaksanaan program Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) berpengaruh signifikan terhadap kesehatan masyarakat Dukuh Sawahan? 2. Apakah indikator Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) di rumah tangga yang paling banyak terjadi di Dusun Sawahan? 3. Apakah parameter yang digunakan telah memenuhi syarat untuk digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS)? TUJUAN KEGIATAN 1. Mengetahui pengaruh dari pelak sanaan promosi kesehatan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) terhadap kesehatan masyarakat Dukuh Sawahan. 2. Mengetahui indikator Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) dirumah tangga yang paling banyak terjadi di Dusun Sawahan 3. Mengetahui parameter yang digunakan telah memenuhi syarat untuk digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) MANFAAT KEGIATAN 1. Meningkatkan derajat kesehatan warga Dusun Sawahan 2. Mengetahui indikator yang menjadi masalah terbesar penghalang perwujudan PHBS (Pola Hidup Sehat Bersih) di dusun Sawahan. 3. Meningkatkan kesadaran masyarakat dusun Sawahan dengan adanya perwujudan PHSB (Pola Hidup Sehat Bersih) METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan melakukan penyuluhan dan pemantauan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara door to door atau dari rumah ke rumah warga Dusun Sawahan yang dijadikan sampel. Pada penyuluhan dan peman tauan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) digunakan 5 indikator yang telah ditentukan berdasarkan hasil observasi sebelumnya yakni menggunakan air bersih, mencuci tangan pakai sabun, menggunakan jamban sehat, mem berantas jentik di rumah sekali seminggu dan tidak merokok di dalam rumah. Sampel yang digunakan sejumlah 5 sampel (Kepala Keluarga) di setiap RT, meliputi RT 09, 10, 11, 12, 13 dan 14. Data ini diperoleh dengan mengamati tanpa sepengetahuan subjek uji. 29

KHAZANAH, Vol. 6 No.1 Juni 2013 Waktu dan Tempat Penelitian Program kegiatan penyuluhan dan pemantauan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dilaksanakan tanggal 19 November hingga 5 Desember 2012 di Dusun Sawahan, Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Dusun Sawahan terdiri dari 6 RT yakni RT 09 yang terletak di Bakalan, RT 10 dan 11 yang terletak di Sawahan dan RT 12, 13 dan 14 yang terletak di Karanggondang. Penyuluhan dan pemantauan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) dilaksanakan sebanyak 15 kali pertemuan, tiap 1 kali pertemuan dilakukan 2,5 jam, sehingga total waktu yang digunakan yaitu 37,5 jam. Sebanyak 5 sampel (Kepala Keluarga) di setiap RT (RT 09, 10, 11, 12, 13 dan 14). Pemantauan dilakukan setiap hari sebanyak 2 RT, masing- masing 5 kali pertemuan per RT tiap minggu, dengan kunjungan ke masing-masing rumah setiap 3 hari sekali. Bahan dan Alat yang digunakan yaitu form pemantauan, kamera untuk mengabadikan kegiatan dan alat tulis (berupa pena,buku,pensil). Metode untuk memperoleh data/ informasi dengan cara observasi terlebih dahulu yang dilaksanakan pada tanggal 5 november hingga 10 november 2012. Observasi dilakukan dengan cara mengamati keadaan lingkungan dan wawancara secara langsung dengan tokoh-tokoh masyarakat ( Kepala Dukuh, Seluruh Ketua RT, Pemuda Karang Taruna, dan Ketua Kader Posyandu, dan warga dusun Sawahan). Hasil observasi diperoleh informasi berupa masalah terkait aspek Kesehatan dan Linkungan Hidup (KLH) yaitu kurangnya Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Selanjutnya dilakukan konfirmasi ulang dengan kepala dukuh untuk memastikan dan menyetujui program yang akan kita laksanakan di dusun tersebut. Penyuluhan dilakukan terhadap warga Dusun Sawahan sebelum pemantauan. Pemantauan dilakukan dengan cara wawancara langsung dan melakukan pengamatan lapangan tanpa sepengetahuan subjek uji. Pengolahan data dan analisis yang dilakukan menggunakan parameter indikator keberhasilan dengan rumus: Rasio keberhasilan Program : x 100% HASIL DAN PEMBAHASAN Terdapat 10 indikator Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI ekslusif, mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, ketersediaan air bersih, ketersediaan jamban sehat, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, lantai rumah bukan lantai tanah, tidak merokok 30

di dalam rumah, melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan makan buah dan sayur setiap hari. Berdasarkan observasi yang dilakukan sebelumnya maka digunakan 5 indikator Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada penyuluhan dan pemantauan di Dusun Sawahan. Indikator Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang digunakan diantaranya menggunakan air bersih yang bersumber dari sumur dan melindungi sumber air bersih dari pencemaran, mencuci tangan pakai sabun sebelum makan dan setelah buang air besar, menggunakan jamban sehat agar menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau, memberantas jentik secara teratur di rumah sekali seminggu dan tidak merokok di dalam rumah supaya tidak anggota keluarga yang lain tidak menjadi perokok pasif. Gambar 1. Grafik perkembangan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 2012 di Dusun Sawahan Penyuluhan dan pemantauan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Dusun Sawan dilaksanakan sebanyak 5 kali pertemuan setiap rumah. Berdasarkan hasil grafik tersebut dapat dilihat bahwa adanya korelasi positif antara frekuensi pertemuan dan banyaknya indikator yang telah terpenuhi. Pada pertemuan ke 1 menunjukkan masih rendahnya indikator yang tercapai. Pada pertemuan ke 2 dan selanjutnya mengalami peningkatan indikator yang tercapai. Hasil yang baik ditunjukkan pada pertemuan ke 5 yakni 5 indikator yang telah ditetapkan tercapai semua. Peningkatan indikator yang tercapai semakin hari semakin meningkat, hal tersebut menunjukkan adanya korelasi frekuensi pertemuan dan banyaknya indikator yang telah terpenuhi. Frekuensi penyuluhan dan pemantauan terhadap warga Sawahan menjadi suatu media promosi kesehatan yang dapat meningkatan perilaku hidup sehat warga. Peningkatan perilaku hidup sehat warga Dusun Sawahan ditandai dengan terpenuhinya kelima indikator yang ditetapkan pada hari terakhir pemantauan. Pencapaian ini dikarenakan selama pemantauan lapangan juga disertakan penyampaian terkait lingkungan sehat, perilaku sehat dan manfaat secara langsung untuk kesehatan tubuh. Pencapaian ini tidak luput atas kesadaran warga dusun Sawahan akan pentingnya lingkungan sehat dan perilaku sehat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suci Hati dengan mengguna- 31

KHAZANAH, Vol. 6 No.1 Juni 2013 kan 10 indikator Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang ditetapkan Departemen Kesehatan RI, yaitu (1) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, (2) Bayi diberi ASI ekslusif, (3) Mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, (4) Ketersediaan air bersih, (5) Ketersediaan jamban sehat, (6) Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, (7) Lantai rumah bukan lantai tanah, (8) Tidak merokok di dalam rumah, (9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan (10) Makan buah dan sayur setiap hari. Pencapaian yang ditetapkan melalui kategori Sehat I (1 sampai 3 indikator), Sehat II (4-6 indikator) Sehat III (7 sampai 9 indikator), dan Sehat IV (7 sampai 9 indikator + dana sehat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagian besar responden (56 orang, 56%) berada pada kategori Sehat II, menyusul Sehat IV sebanyak 25 responden (25%),sehat III sebanyak 14 responden (14%), dan sehat I sebanyak 5 responden (5%). Kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden belum memenuhi standar kategori sehat yang ditetapkan Departemen Kesehatan, yaitu PHBS kategori sehat IV. Suci Hati (2008). Perbedaan hasil yang penulis lakukan dengan literatur dikarena adanya perbedaan penggunaan indikator Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga. Dalam penelitian penulis menggunakan 5 indikator Pola Hidup Bersih dan Sehat di rumah tangga yaitu menggunakan air bersih, mencuci tangan pakai sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, dan tidak merokok di dalam rumah. Alasan hanya diambil kelima indikator tersebut karena berdasarkan observasi yang dilakukan bahwa kelima indikator tersebut merupakan permasalahan yang dapat mempengaruhi perilaku Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) di Dusun Sawahan. Permasalahan yang ditemukan saat observasi di dusun sawahan yakni kurangnya pengetahuan warga Dusun Sawahan mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga. Kendala yang dihadapi saat berlangsungnya penyuluhan dan pemantahauan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) diantaranya kurang memadainya sarana prasarana saat diadakannya penyuluhan, pada hari pertama pemantauan di rumah warga ada beberapa warga yang sedang tidak berada di rumah karena kurangnya koordinasi dengan warga. Berdasarkan kendala yang dihadapi saat berlangsungnya penyuluhan dan pemantahauan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) solusi perlunya peningkatan fasilitas sarana dan prasarana di Dusun Sawahan, sehingga dapat menunjang dalam pelaksanaan penyuluhan kesehatan berupa tempat yang memadai, kursi, meja, papan tulis 32

serta LCD. Perlunya dibuat program kerja khusus oleh karang taruna untuk menangani langsung mengenai Pola Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) di Dusun Sawahan. Program kerja dapat meliputi penyuluhan langsung kepada warga dan pelatihan khusus mengenai Pola Hidup Sehat dan Bersih (PHBS). Selain itu perlu adanya pemantauan secara berkala oleh karang taruna maupun tokoh masyarakat pada warga Dusun Sawahan. Pemantauan secara berkala berupa pengisiian form pemantauan PHBS berdasarkan 5 indikator Pola Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) yang telah ditetapkan. KESIMPULAN Pengaruh pelaksanaan program Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) terhadap kesehatan masyarakat Dukuh Sawahan yaitu meningkatan kesadaran warga akan pentingnya lingkungan sehat dan perilaku sehat untuk meningkatkan derajat kesehatan. Indikator yang menjadi permasalahan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) dirumah tangga yang paling banyak terjadi di Dusun Sawahan yakni penggunakan air bersih, mencuci tangan pakai sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, dan tidak merokok di dalam rumah. Frekuensi penyuluhan dan pemantauan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terhadap warga dusun Sawahan menunjukkan korelasi yakni meningkatnya indikator yang terpenuhi. DAFTAR PUSTAKA Diffah, H, 2011, Komunikasi Informasi Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Fakultas Kedokteran UNS, Solo. Departemen Kesehatan RI, 2006, Panduan Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga Melalui Tim Penggerak PKK, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 2012, Profil Kesehatan Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Departemen Kesehatan RI, 2011, Laporan Hasil Riskesdas Provinsi Gorontalo Tahun 2010, Gorontalo. Hati, S, 2008, Pengaruh Strategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga Di kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Hlm 1-108. Kementrian Kesehatan RI, 2011, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No: 2269/ MENKES/PER/XI/2011 Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Sehat dan Bersih, Kementrian Kesehatan RI, Jakarta. 33