PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH DAN HARTA AGAMA LAINNYA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH, SERTA HARTA AGAMA LAINNYA

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN ZAKAT DALAM KABUPATEN ACEH UTARA BUPATI ACEH UTARA,

BUPATI SIMEULUE PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN ZAKAT BUPATI SIMEULUE,

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA BAITUL MAL KABUPATEN BIREUEN

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH WALIKOTA BANDA ACEH,

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ZAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 11 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4 KEPUTUSAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

QANUN ACEH NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG BAITUL MAL BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM,

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2004

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN PADA PERSEROAN TERBATAS BANK ACEH

Q A N UN KABUPATEN ACEH TENGGARA NOMOR 02 TAHUN 2013

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG BAITUL MAL DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR,

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 19 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENCAIRAN DANA CADANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 65 TAHUN 2017 SERI E.60 BUPATI CIREBON

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN REKENING SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PADA BANK UMUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 83 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL KEPADA BUMD PT PERDANA MULTIGUNA SARANA BANDUNG BARAT

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI MALANG,

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI MERANGIN, Menimbang : a.

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 30 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT BAITUL MAL KABUPATEN ACEH TENGAH

PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYETORAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KE REKENING KAS UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGASEM

.PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

- 1 - QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE PADA PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN SIMEULUE

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH (ZIS)

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KABUPATEN BUOL

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 2- TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR : 0 /TAHUH 2013 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2012 N PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR KEPADA KOPERASI PRIMA JASA

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 39 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BATAS JUMLAH PENGAJUAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP), SURAT PERMINTAAN

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 4 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 4 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 8 TAHUN 2005 T E N T A N G PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (PT.

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1 TAHUN 2013

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR KEPADA PT. ACEH TIMUR ENERGI DAN MINERAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

WALIKOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PADANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 145 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Transkripsi:

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH DAN HARTA AGAMA LAINNYA DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Ketentuan Pasal 180 ayat (1) huruf d Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh dan Qanun Aceh Nomor 10 Tahun 2007 tentang Baitul Mal, dinyatakan bahwa zakat merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah; b. bahwa untuk pengelolaan zakat, infaq, shadaqah dan harta agama lainnya secara optimal dan sesuai Syariat Islam dalam rangka meningkatkan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang dikumpulkan oleh Baitul Mal Kabupaten Bireuen, perlu menetapkan Mekanisme Pengelolaan Zakat, Infaq, Shadaqah dan Harta Agama lainnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan dalam suatu Peraturan. Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3885); 2. Undang Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3893); 3. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4286); 4. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4355); 5. Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4440);

6. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Sebagaimana telah diubah untuk Kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844); 7. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4438); 8. Undang Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4633); 9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5234); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4503); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4578); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4578); 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 14. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Aceh Nomor 5 Tahun 2000 Tentang Pelaksanaan Syari at Islam (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Aceh Tahun 2000 Nomor 30); 15. Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 11 Tahun 2002 Tentang Pelaksanaan Syari at Islam Bidang Aqidah, Ibadah dan Syiar Islam (Lembaran Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2002 Nomor 54 Seri E Nomor 15); 16. Qanun Aceh Nomor 10 Tahun 2007 Tentang Baitul Mal (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2007 Nomor 10);

17. Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Keuangan Aceh (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008 Nomor 11); 18. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 60 Tahun 2008 tentang Mekanisme Pengelolaan Zakat. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI BIREUEN TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH DAN HARTA AGAMA LAINNYA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Bireuen; 2. Pemerintahan Daerah Kabupaten yang selanjutnya disebut Pemerintah Kabupaten adalah penyelenggara Pemerintah Daerah Kabupaten yang terdiri atas Bupati dan Perangkat Daerah Kabupaten Bireuen; 3. Pemerintah Kabupaten adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten dan DPRK sesuai dengan fungsi masing-masing; 4. Bupati adalah Bupati Bireuen; 5. Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten yang selanjutnya disebut DPRK adalah Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Bireuen; 6. Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan Kabupaten Bireuen adalah Bupati yang karena jabatanya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan Kabupaten Bireuen; 7. Dewan Pengawas adalah Badan yang memberikan pertimbangan dan pengawasan fungsional kepada Baitul Mal p Bireuen dan wewenang memberi pertimbangan Syar i kepada Baitul Mal Kabupaten, Kemukiman dan Gampong; 8. Zakat adalah Bagian dari Harta yang wajib disisihkan oleh seorang Muslim atau Badan (Korporasi) spesuai dengan ketentuan Syariat Islam untuk di salurkan kepada yang berhak menerimanya dibawah pengelolaan Baitul Mal; 9. Zakat Penghasilan adalah Zakat yang berasal dari sumber penghasilan seperti gaji/pendapatan, jasa, honorarium dan penerimaan lainnya, apabila di jumlah dalam suatu tahun mencapai nishap Zakat sesuai dengan penetapan Dewan Pengawas Baitul Mal; 10. Zakat Mal adalah zakat yang dikenakan atas harta yang disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan syari at; 11. Nishap Zakat Penghasilan adalah jumlah penghasilan yang dikenakan Zakat dalam satu tahun setara 94 gram emas murni, atau setiap bulan 1/12 dari 94 gram = 7,83 gram dan nilai uangnya ditetapkan oleh Dewan Pertimbangan Baitul Mal Aceh sesuai dengan perkembangan harga emas rata-rata di pasaran; 12. Mustahik adalah orang atau badan yang berhak menerima zakat; 13. Asnaf adalah delapan golongan orang yang berhak penerima zakat yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, budak, Gharim, fisabilillah dan Ibnu Sabil;

14. Unit Pengumpulan Zakat yang selanjutnya disebut UPZ adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh Baitul Mal Kabupaten Bireuen dengan tugas mengumpulkan zakat pada muzakki pada instansi pemerintah dan lingkungan swasta; 15. Harta Agama adalah sejumlah kekayaan umat Islam yang bersumber dari Zakat, Infaq, Sadakah, Wakaf, Hibah, Meusara, Harta Wasiat, Harta Warisan dan lain-lain yang diserahkan kepada Badan Baitul Mal untuk di kelola dan dikembangkan sesuai dengan Syari ah Islam; 16. Badan Pelaksana Baitul Mal adalah Lembaga Daerah Keistimewaan Aceh non struktural yang diberi kewenangan untuk mengelola dan mengembangkan zakat, wakaf, harta agama dengan tujuan untuk kemaslahatan umat, serta menjadi wali/wali pengawas berdasarkan Syari ah Islam yang berkedudukan pada tingkat Kabupaten, Mukim dan Gampong; 17. Kepala Baitul Mal adalah Kepala Baitul Mal Kabupaten Bireuen; 18. Sekretariat Baitul Mal adalah Perangkat Daerah sebagai unsur pemberian pelayanan administratif kepada Baitul Mal Kabupaten Bireuen; 19. Kepala Sekretariat adalah Kepala Sekretariat pada Baitul Mal Kabupaten Bireuen; 20. Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD selaku Bendahara Umum Daerah (BUD) adalah Kepala Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah yang mempunyai tugas malaksanakan pengelolaan Keuangan Daerah, melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah; 21. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah yang disingkat DPKKD adalah Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah yang melaksanakan peningkatan dan pengembangan serta mengkoordinir pengelolaan di bidang pendapatan, belanja, pembiayaan serta pengelolaan aset daerah; 22. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang Pemerintah Kabupaten Bireuen yang ditentukan oleh Bupati Bireuen untuk memegang seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran Pemerintah Kabupaten Bireuen; 23. Pendapatan Asli Daerah yang disingkat dengan PAD adalah sumber penerimaan yang menjadi hak Pemerintah Kabupaten Bireuen; 24. Rekening Kas Umum Daerah adalah Rekening tempat penyimpanan Uang Daerah yang di tentukan Bupati untuk menampung seluruh penerimaan Daerah dan membayar seluruh pengeluaran Daerah pada Bank yang di tetapkan; 25. Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk menerima, penyimpan, menyetor, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang Pendapatan Asli Daerah dalam rangka pelaksanaan APBK pada SKPK; 26. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan Asli Daerah dalam rangka pelaksanaan APBK pada SKPK; 27. PNS adalah Pegawai Negeri Sipil Pusat/Daerah yang bekerja dalam lingkungan Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Pusat atau Lembaga lainya yang berkedudukan di Kabupaten Bireuen; 28. Termasuk kedalam PNS yang bekerja dalam lingkup Pemerintah Kabupaten adalah anggota DPRK dan karyawan/pejabat lainya yang gaji/honornya di bayar melalui APBK;

BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Maksud ditetapkan Peraturan Bupati ini adalah sebagai dasar dalam rangka melaksanakan kegiatan pengelolaan Zakat, Infaq, Shadaqah dan Harta Agama lainnya. (2) Tujuan ditetapkan Peraturan Bupati ini adalah untuk meningkatkan efesiensi, efektif dan transparan, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel dalam pelaksanaan pengelolaan Zakat, Infaq, Shadaqah dan Harta Agama lainnya. BAB III KEWENANGAN BAITUL MAL KABUPATEN BIREUEN Pasal 3 Baitul Mal Kabupaten Bireuen berwenang mengelola: 1. Zakat penghasilan dari PNS/Pejabat/Karyawan yang beragama Islam dalam Kabupaten Bireuen yang pembayarannya melalui APBK/APBN dan Sumber dana lainnya; 2. Zakat Mal yang berasal dari BUMN, BUMD, Badan Hukum, Pengusaha, pedagang serta profesi lainnya yang beroperasi/beraktivitas dalam Kabupaten Bireuen; 3. Infaq, Shadaqah dan Harta Agama lainnya dalam lingkup Kabupaten Bireuen. BAB IV TATA CARA PENGUMPULAN ZAKAT Bagian Kesatu Pengumpulan Zakat Penghasilan Pasal 4 (1) Setiap pembayaran gaji untuk PNS/Karyawan/Pejabat lainnya yang bekerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bireuen dikenakan pemotongan Zakat Penghasilan sebesar 2,5 % (dua setengah perseratus) dari jumlah gaji sesuai dengan daftar gaji yang jumlahnya di atas Nishab Zakat Penghasilan atau sesuai dengan penetapan Dewan Pertimbangan Syariah Baitul Mal Aceh. (2) Dikecualikan dari pengenaan zakat penghasilan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 (satu) adalah: a. PNS/Karyawan/Pejabat yang bukan beragama Islam. b. Apabila jumlah penerimaan gaji secara keseluruhan perbulan tidak mencapai nishab sesuai dengan jumlah yang ditetapkan Dewan Pertimbangan Syariah Baitul Mal Aceh. (3) Pemotongan Zakat Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh UPZ melalui Bendahara Pengeluaran pada SKPK dilingkungan Pemerintah Kabupaten Bireuen.

(4) Pemotongan Zakat Penghasilan pada instansi vertikal, BUMN dan BUMD atau lembaga Daerah lainnya dilakukan oleh UPZ yang ditunjuk pada instansi yang bersangkutan. Bagian Kedua Tata Cara Penyetoran Zakat Penghasilan Pasal 5 (1) Hasil pemotongan Zakat Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) disetor oleh UPZ ke Rekening Kas Daerah Khusus Zakat dan dicatat sebagai PAD serta dilaporkan hasilnya kepada Baitul Mal Kabupaten Bireuen. (2) Hasil pemotongan Zakat Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) disetor oleh UPZ instansi yang bersangkutan ke Kas Daerah Rekening Khusus Zakat setiap awal bulan berjalan dan dicatat sebagai PAD serta Foto copy bukti setoran diserahkan ke Bendahara Umum Daerah dan Baitul Mal Kabupaten Bireuen. Pasal 6 Bagian Ketiga Pengumpulan dan Penyetoran Zakat Mal (1) Pengumpulan Zakat Mal dilakukan oleh UPZ pada Dinas/Lembaga Teknis Daerah/Instansi Vertikal/BUMN/ BUMD dan lembaga Daerah lainnya. (2) Hasil pengumpulan zakat mal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di setiap akhir bulan disetor oleh UPZ yang bersangkutan ke Kas Daerah Rekening Khusus Zakat dicatat sebagai PAD dan Foto copy bukti setoran diserahkan ke Bendahara Umum Daerah dan Baitul Mal Kabupaten Bireuen. Bagian Keempat Laporan Pengumpulan Zakat Pasal 7 (1) Hasil pemotongan, pengumpulan, penyetoran Zakat Penghasilan dan Zakat Mal yang dilakukan oleh UPZ dibuat laporan setiap akhir bulan kepada Bupati melalui Sekretariat Baitul Mal Kabupaten Bireuen dalam Daftar Rekapitulasi Pemotongan Zakat Penghasilan (DRPZP). (2) DRPZP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Badan Pelaksana Baitul Mal Kabupaten Bireuen. BAB V TATA CARA PENYALURAN ZAKAT Bagian Kesatu Pencairan Dana Zakat Pasal 8 (1) Pencairan dana zakat dari Rekening Khusus Zakat dilakukan oleh Sekretariat Baitul Mal dengan mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan Surat Perintah Membayar (SPM).

(2) Pencairan dana Zakat sebagamana dimaksud pada ayat (1) dengan melampirkan laporan setoran zakat atau bukti setoran zakat lainnya dan Rencana Kerja (RK), Surat Pernyataan Fakta Integritas dari Kepala Badan Pelaksana Baitul Mal berdasarkan penetapan Dewan Pengawas. (3) BUD/Kuasa BUD dapat menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) sesuai kebutuhan yang diajukan dan ketersediaan dana pada rekening Khusus Zakat. Pasal 9 Apabila realisasi penerimaan dana zakat lebih besar dari rencana penerimaan dana zakat, maka seluruh realisasi penerimaan dana zakat dapat dicairkan dan didistribusikan dalam tahun anggaran berjalan. Pasal 10 Apabila pencairan dana zakat dalam tahun anggaran berjalan tidak dapat dilaksanakan seluruhnya, maka pencairan sisa dana zakat dapat dilakukan pada tahun anggaran berikutnya. Pasal 11 Untuk kesinambungan penyaluran zakat kepada mustahik, Sekretariat Baitul Mal dapat melakukan proses pencairan dana zakat mendahului pengesahan APBK tahun berjalan sebesar sisa penerimaan zakat yang masuk dalam PAD tahun anggaran sebelumnya. Bagian Kedua Penyaluran Zakat Pasal 12 (1) Badan Pelaksana Baitul Mal Kabupaten Bireuen bertanggungjawab sebagai penyalur zakat sesuai asnaf atas dasar penetapan Dewan Pengawas Baitul Mal Kabupaten Bireuen. (2) Penyaluran zakat dapat dilakukan secara bertahap yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas Baitul Mal Kabupaten Bireuen. (3) Penyaluran zakat oleh Badan Pelaksana Baitul Mal dilaksanakan setelah mendapat pengesahan oleh Dewan Pengawas dengan melaksanakan rapat pembahasan rencana kerja pada setiap tahapan. (4) Setiap penyaluran zakat dibuat perhitungan dan pertanggungjawaban Penyaluran Zakat sesuai jumlah dana yang diterima berdasarkan SP2D, oleh Badan Pelaksana Baitul Mal Kabupaten Bireuen.

Bagian Ketiga Perhitungan dan Pertanggungjawaban Zakat Pasal 13 Zakat yang bersumber dari UPZ Dinas, Instansi, lembaga Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bireuen seluruhnya disalurkan oleh Badan pelaksana Baitul Mal Kabupaten Bireuen sesuai asnaf setelah mendapat Penetapan Dewan Pengawas Baitul Mal. Pasal 14 (1) Kepala Badan Pelaksana Baitul Mal Kabupaten Bireuen membuat laporan perhitungan zakat setiap selesai penyaluran dan laporan akhir tahun sesuai ketentuan yang berlaku. (2) Dewan Pengawas Baitul Mal Kabupaten Bireuen dapat meminta Inspektorat untuk melakukan Pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan yang dibuat oleh Badan Pelaksana Baitul Mal Kabupaten Bireuen. (3) Laporan keuangan Baitul Mal yang telah diperiksa oleh Inspektorat disampaikan kepada Dewan Pengawas Baitul Mal sebagai pertanggungjawaban pengelolaan zakat dan tembusan kepada Bupati. BAB VI TATA CARA PENGELOLAAN INFAQ Bagian Kesatu Pengumpulan Infaq Gaji PNS dan Karyawan Pasal 15 (1) Setiap pembayaran gaji untuk PNS/Karyawan/Pejabat yang bekerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bireuen dikenakan pemotongan Infaq Penghasilan sebesar 1 % (satu perseratus) dari jumlah gaji sesuai dengan daftar gaji yang jumlahnya di bawah Nishab Penghasilan atau sesuai dengan penetapan Dewan Pertimbangan Syariah Baitul Mal Aceh. (2) Pemotongan Infaq Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh UPZ melalui Bendahara Pengeluaran pada SKPK dilingkungan Pemerintah Kabupaten Bireuen. (3) Setiap pembayaran Gaji untuk karyawan/pejabat pada instansi vertikal, BUMN dan BUMD dan lembaga Daerah lainnya yang bekerja di Kabupaten Bireuen dikenakan pemotongan infaq sebesar 1 % (satu perseratus) dari jumlah gaji yang jumlahnya di bawah Nishab. (4) Pemotongan Infaq sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan oleh UPZ yang ditunjuk pada instansi yang bersangkutan.

Bagian Kedua Pengumpulan Infaq dari Rekanan Pemerintah Daerah Pasal 16 (1) Setiap Pencairan Dana melalui SP2D oleh rekanan yang mendapat pekerjaan dari Pemerintah Kabupaten Bireuen dikenakan Infak sebesar 0,5 % (setengah perseratus) dari nilai pekerjaan di atas Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dengan memberikan tanda bukti pembayaran Infaq. (2) Pemotongan Infaq sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui UPZ pada SKPK dilingkungan Pemerintah Kabupaten Bireuen. Bagian Ketiga Penyetoran Infaq Pasal 17 Hasil pemotongan Infaq sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) pada setiap akhir bulan disetor oleh UPZ ke Rekening Bendahara Penerimaan Sekretariat Baitul Mal Kabupaten Bireuen melalui rekening khusus infaq pada bank yang ditunjuk serta dilaporkan hasilnya kepada Baitul Mal Kabupaten Bireuen dan Foto copy bukti setoran diserahkan ke Baitul Mal Kabupaten Bireuen. Bagian Keempat Penyaluran Infak Pasal 18 (1) Badan Pelaksana Baitul Mal Kabupaten Bireuen bertanggungjawab sebagai penyalur dana infaq sesuai dengan ketentuan Syari ah dan aturan lainnya yang berlaku. (2) Penyaluran dana infaq dapat dilakukan secara bertahap atau sesuai dengan kebutuhan. (3) Penyaluran dana infaq oleh Badan Pelaksana Baitul Mal dilakukan setelah mendapat persetujuan dan penetapan dari Dewan Pengawas Baitul Mal. (4) Setiap penyaluran dana infaq dibuat laporan pertanggungjawaban sesuai jumlah dana yang disalurkan kepada Dewan Pengawas dengan tembusan kepada Bupati. BAB VII TATA CARA PENGELOLAAN HARTA AGAMA LAINNYA Bagian Kesatu Pengelolaan Harta Wakaf/Harta Agama Lainnya Pasal 19 (1) Pengelolaan Harta Wakaf dan Harta Agama lainnya dapat diserahkan kepada Baitul Mal Kabupaten Bireuen.

(2) Pengelolaan Harta Wakaf dan Harta Agama lainnya diarahkan untuk kepentingan Agama Islam, Sosial dan Kesejahtraan Ummat Islam sesuai dengan ketentuan Syari ah dan Peraturan Perundang-Undangan setelah mendapat persetujuan Dewan Pengawas. Bagian Kedua Pertanggungjawaban Harta Wakaf/Harta Agama lainnya Pasal 20 (1) Harta Wakaf dan Harta Agama lainnya dalam bentuk uang disetor kepada Bendahara Penerimaan Sekretariat Baitul Mal Kabupaten Bireuen melalui rekening khusus bank yang ditunjuk dan dibukukan sebagai Penerimaan Harta Wakaf dan Harta Agama lainnya. (2) Harta Wakaf dan Harta Agama lainnya dalam bentuk barang baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak dicatat dalam Buku Inventaris Harta Wakaf dan Harta Agama lainnya. Pasal 21 Pertanggungjawaban Pengelolaan Harta Wakaf dan Harta Agama lainnya dilakukan oleh Kepala Badan Pelaksana Baitul Mal Kabupaten Bireuen sesuai dengan Ketentuan Perundang-Undangan. BAB VIII BIAYA OPERASIONAL Pasal 22 (1) Baitul Mal dapat mengeluarkan biaya operasional maksimal 10% dari jumlah dana zakat, infaq, sedaqah dan harta agama lainnya yang terkumpul setelah mendapat persetujuan Dewan Pengawas. (2) UPZ pada Dinas/Lembaga Pemerintah/Swasta yang bertugas sebagai pengumpul zakat/infaq diberikan biaya operasional yang besarannya ditetapkan oleh Kepala Badan Pelaksana Baitul Mal Kabupaten Bireuen dengan persetujuan Dewan Pengawas. (3) Biaya operasional dibayar oleh Bendahara Pengeluaran Sekretariat Baitul Mal Kabupaten Bireuen pada setiap tahapan penyaluran. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini, sepanjang menyangkut dengan teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Badan Pelaksana Baitul Mal Kabupaten Bireuen setelah berkonsultasi dengan Dewan Pengawas.

Pasal 24 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bireuen. Ditetapkan di Bireuen pada tanggal 21 Mei 2014 BUPATI BIREUEN, ttd RUSLAN M.DAUD Diundangkan di Bireuen pada tanggal 22 Mei 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BIREUEN, ttd ZULKIFLI BERITA DAERAH KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2013 NOMOR 171