HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PASIEN TERHADAP KEPUASAN PEMBERIAN INFORMED CONSENT DI BAGIAN BEDAH RSUP DR. KARIADI SEMARANG (MEI-JUNI 2011)

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

ARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA GLAUKOMA DENGAN KETAATAN MENGGUNAKAN OBAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBANDINGAN KEPUASAN ANTARA PASIEN ASKES DAN PASIEN JAMKESMAS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP DR.KARIADI SEMARANG

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

PERBANDINGAN KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS ANTARA DOKTER UMUM DAN DOKTER SPESIALIS JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA MENGENAI KELAINAN GENETIK PENYEBAB DISABILITAS INTELEKTUAL DI KOTA SEMARANG

PERBEDAAN KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS ANTARA INSTALASI RAWAT JALAN DAN INSTALASI RAWAT DARURAT DI POLI BEDAH RSUP DR.

PERBEDAAN KECEMASAN PADA MAHASISWA LULUSAN SARJANA KEDOKTERAN UNS ANGKATAN 2005 YANG IPK-NYA DI ATAS 2,75 DENGAN IPK-NYA DI BAWAH 2,75 SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI

BAB I PENDAHULUAN. prinsip dasar etik kedokteran yaitu primum non necere (yang terpenting adalah

HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR.

PERBEDAAN PENGLIHATAN STEREOSKOPIS PADA PENDERITA MIOPIA RINGAN, SEDANG, DAN BERAT LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN INFEKSI RESPIRATORIK AKUT (IRA) BAGIAN BAWAH PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI RSUD SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

PERBEDAAN FASE PENDIDIKAN KEDOKTERAN TERHADAP PERSEPSI TENTANG INFORMED CONSENT SKRIPSI

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

HUBUNGAN ANTARA ESTIMASI KAPASITAS CRANIUM DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA LAKI-LAKI DI SMP NEGERI 19 SURAKARTA SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERAWATAN PASIEN ICU DI INSTALASI RAWAT INTENSIF RSUP DR.

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK OLAHRAGA DENGAN ANDROPAUSE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Oleh: SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana HERU DHIYANTO

JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB IV METODE PENELITIAN

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

: PAMBUDI EKO PRASETYO

Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PETUGAS PEMULASARAN JENAZAH DENGAN PENGETAHUAN INFEKSI DARI KAMAR JENAZAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

HUBUNGAN SUMBER INFORMASI DAN SIKAP TENTANG SADARI PADA REMAJA PUTRI

PERBANDINGAN VOLUME PROSTAT ANTARA PASIEN BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA

PERBANDINGAN KONFIGURASI TANGAN DAN PERGELANGAN TANGAN PADA PASIEN CARPAL TUNNEL SYNDROME DENGAN ORANG NORMAL

PENGARUH PAJANAN ASAP TERHADAP JUMLAH CANDIDA DI RONGGA MULUT. Studi pada Pekerja Pengasapan Ikan di Desa Bandarharjo, Kota Semarang, Jawa.

BAB I PENDAHULUAN. berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. 1. kesadaran masyarakat akan hak-haknya dalam hal pelayanan kesehatan

Hubungan Faktor Risiko Hipertensi Dan Diabetes Mellitus Terhadap Keluaran Motorik Stroke Non Hemoragik LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN APACHE II SCORE DENGAN ANGKA KEMATIAN PASIEN DI ICU RSUP DR. KARIADI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

KARYA TULIS ILMIAH. Yunita Dwiningtyas R

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mecapai derajat Sarjana Kedokteran

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Vulva Hygiene dan Kejadian Keputihan Pada Wanita Perimenopause Di Desa Mojo Kecamatan Andong Boyolali

PENGARUH MENGUNYAH PERMEN KARET TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ERLIAN AWAL SETIANI R

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian

PERBEDAAN DEPRESI PADA PASIEN ASMA PERSISTEN SEDANG DAN BERAT DENGAN PASIEN PPOK DERAJAT SEDANG DAN BERAT DI RSUD DR.

Nikmah Ayu Ramadhani Amir R

HUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjanastrata-1 pendidikan dokter

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MEMERIKSAKAN DIRI KE PELAYANAN KESEHATAN : PENELITIAN PADA PASIEN GLAUKOMA DI RUMAH SAKIT DR.

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, KEMAMPUAN DIRI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KLATEN TESIS

TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN TEMPAT BERSALIN PADA IBU HAMIL (Studi Kasus di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang)

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN FUNGSI KOGNITIF PADA PENDERITA HIPERTENSI TERKONTROL DAN TIDAK TERKONTROL

KUANTITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SEBELUM DAN SETELAH PEMBUATAN PEDOMAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK (PPAB) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBANDINGAN PEMBERIAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS CEFTRIAXON DAN NON-CEFTRIAXON TERHADAP KEJADIAN SURGICAL SITE INFECTION

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

TINGKAT STRES PADA CAREGIVER PASIEN GANGGUAN JIWA PSIKOTIK LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE GENETALIA DENGAN MOTIVASI MERAWAT ORGAN GENETALIA PADA SISWI MTs TA MIRUL ISLAM SURAKARTA

SKRIPSI HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DOKTER KELUARGA DENGAN KEPUASAN MASYARAKAT DI DESA SUNGAI UNGAR KECAMATAN KUNDUR KABUPATEN KARIMUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN ANDROPAUSE PADA PEKERJA PRIA PT. DANLIRIS, SUKOHARJO SKRIPSI

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN KONSUMSI KOPI DAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG NAPZA DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA SISWA SMA NEGERI 3 SEMARANG SKRIPSI

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 Kedokteran Umum

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran CAKRADENTA YUDHA POETERA G

PERBEDAAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DARAH PADA PASIEN APENDISITIS AKUT DENGAN APENDISITIS PERFORASI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

DALAM PEWARNA RAMBUT TERHADAP KERUSAKAN RAMBUT

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

HUBUNGAN ANTARA TERJADINYA KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN DURASI PENYAKIT, UMUR, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISTRES PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN JUMLAH GIGI SUSU DENGAN POLA MAKAN ANAK USIA 9-24 BULAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH INTERVENSI MUSIK KLASIK MOZART DIBANDING MUSIK INSTRUMENTAL POP TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DENTAL PASIEN ODONTEKTOMI

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS 3 DI RSUD DR. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2016

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT SUGESTIBILITAS PADA MAHASISWA KEDOKTERAN TAHUN PERTAMA LAPORAN HASIL AKHIR KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEJADIAN HERNIA INGUINALIS DI POLI BEDAH RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

PENGARUH PENGGUNAAN IMPLAN SATU BATANG (ETONOGESTREL 68MG) TERHADAP GANGGUAN MENSTRUASI PADA PESERTA METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG DI SEMARANG

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PASIEN TERHADAP KEPUASAN PEMBERIAN INFORMED CONSENT DI BAGIAN BEDAH RSUP DR. KARIADI SEMARANG (MEI-JUNI 2011) RELATION BETWEEN LEVEL OF EDUCATION PATIENT WITH SATISFACTION IN GIVING INFORMED CONSENT ON SURGERY DIVISION RSUP DR. KARIADI SEMARANG (MAY-JUNE 2011) ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum EDO YUNIARTA G2AOO7066 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2011

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PASIEN TERHADAP KEPUASAN PEMBERIAN INFORMED CONSENT DI BAGIAN BEDAH RSUP DR. KARIADI SEMARANG (MEI-JUNI 2011) Edo Yuniarta 1, dr. Gatot Suharto 2 ABSTRAK Latar belakang: Informed consent merupakan istilah yang merujuk pada proses ikut menentukan tindakan oleh pasien setelah ia mendapatkan informasi yang lengkap mengenai tindakan medis yang akan diberikan oleh dokter. Taraf pendidikan pasien dibedakan menjadi 2, yaitu pendidikan tinggi dan pendidikan rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat pendidikan pasien terhadap kepuasan pemberian informed consent di bagian bedah RSUP Dr. Kariadi Semarang. Metode: desain penelitian ini adalah cross sectional, menggunakan pasien yang ada di bagian bedah sebagai responden penelitian. 40 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi di bagian bedah RSUP Dr. Kariadi Semarang selama bulan mei sampai juni 2011. Responden melakukan pengisian kuesioner dan di uji Chi square menggunakan program SPSS 17 for Windows. Hasil: Analisis dengan Chi Square α=0,05 didapatkan nilai χ 2 hitung (10,507) lebih besar dari nilai χ 2 tabel (3,481) dengan derajat kemaknaan 0,001 (p<0,05). Terdapat hubungan yang signifikan. Simpulan: Semakin tinggi tingkat pendidikan pasien maka semakin tinggi pula tingkat kepuasannya terhadap pemberian informed consent. Kata kunci: informed consent 1 Mahasiswa program pendidikan S1 kedokteran umum FK Undip 2 Staf pengajar Bagian Forensik FK Undip, Jl. Dr. Sutomo No. 18 Semarang

RELATION BETWEEN LEVEL OF EDUCATION PATIENT WITH SATISFACTION IN GIVING INFORMED CONSENT ON SURGERY DIVISION RSUP DR. KARIADI SEMARANG (MAY-JUNE 2011) ABSTRACT Background: Informed consent is a term that refers to the process in determining the action by the patient after he get full information about the medical actions that will be given by a physician. The extent of patient education can be divided into two, namely higher education and low education. This study aims to determine the relationship between the level of patient education to the satisfaction of giving informed consent in the surgical department of Dr. Kariadi Semarang. Methods: This study design is cross sectional, using patients in the surgery department as research respondents. 40 respondents who meet the inclusion and exclusion criteria in the surgical department of Dr. Kariadi Semarang during the month of May until June 2011. Respondents were filling in the questionnaire and Chi square test using SPSS 17 for Windows. Results: Chi Square analysis with α = 0.05 obtained χ2 value calculated (10.507) is greater than the value of χ2 table (3.481) by 0.001 degrees of significance (p < 0.05). There is a significant relationship. Conclusion: The higher the education level of the patient, the higher the level of satisfaction of giving informed consent. Key words: informed consent

PENDAHULUAN Pembangunan yang diselenggarakan bangsa indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya. Meliputi semua segi kehidupan termasuk kesehatan dan pendidikan. Pembangunan kesehatan dan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan cerdas dalam menyikapi permasalahan, sehingga tercipta bangsa yang sehat dan sejahtera. 1 Seiring dengan proses pembangunan, terjadi perubahan dalam masyarakat. Tingkah laku dan pola pikir masyarakat dewasa ini berbeda dengan pola pikir yang dulu. Perubahan perilaku ini di pengaruhi oleh pembelajaran yang pernah di perolehnya. Adapun belajar disini adalah suatu proses aktif yang memungkinkan manusia memperoleh, menyimpan, dan mentransformasikan pengetahuan. 2 Perubahan-perubahan ini memberikan dampak terhadap pemberian pelayanan kesehatan. Nilai-nilai dan norma-norma yang di anut masyarakat kini mengalami perubahan. Apa yang dulu dilarang, kini diperbolehkan, atau setidaknya dapat di toleransi. Hal ini tampak pula dalam ilmu kedokteran. Nilai dan norma kedokteranpun ikut mengalami perubahan. Dahulu seorang dokter bersifat paternalistik, seakan sikap seorang bapak terhadap anaknya. Yang di pilihkan atau yang dilakukan oleh sang bapak pasti dianggap terbaik bagi anaknya. Namun anak sekarang ingin tahu dahulu, mengapa dipilh demikian dan mengapa justru itu yang dipilih. Anak harus diberi penjelasan, diberi informasi. Demikian pula dengan pasien sekarang. Pasien ingin

tahu lebih dahulu apa yang di deritanya, apa penyakitnya, apa obatnya, apa tidak ada alternatif atau cara lain. Dalam bidang medis, anggapan yang dulu dianuti bahwa akibat dari tindakan medik dapat dipisahkan dari hubungan antara dokter-pasien kini sudah ditinggalkan. Dewasa ini sudah mulai ada pengertian bahwa terdapat suatu kaitan bagaimana pemberian pelayanan dan perlakuan itu di berikan yang akan mempengaruhi penerimaan akibat yang ditimbulkan. Hubungan yang baik antara pasien, keluarga pasien dan dokternya merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan secara seksama. Cara bertanya tentang penyakit yang di derita dan partisipasi pasien dapat membentuk kerjasama erat yang dapat mempengaruhi perasaan pasien, pikiran dan juga motivasi untuk penyembuhan. Faktor-faktor ini akan membantu sumber-sumber apa yang dapat digali dan dipergunakan untuk mengatasi penyakitnya dan sisa yang tertinggal akibat penyakitnya. 3 Terciptanya kualitas pelayanan tentunya akan menciptakan kepuasan terhadap pengguna layanan. Kualitas pelayanan ini pada akhirnya dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya terjalinnya hubungan yang harmonis antara penyedia barang dan jasa dengan konsumen, memberikan dasar yang baik bagi terciptanya loyalitas pelanggan dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut kemulut (word of mounth) yang menguntungkan bagi penyedia jasa tersebut, artinya pelayanan yang memuaskan akan mendatangkan pelanggan baru melalui cerita dari orang yang puas. Kepuasan seseorang (pasien atau pelanggan) berarti terpenuhinya kebutuhan yang diinginkan, yang diperoleh dari pengalaman

memperoleh perlakuan tertentu dan memperoleh sesuatu sesuai kebutuhan yang diinginkan. 5 Dalam pengalaman sehari-hari, ketidakpuasan yang sering dikemukakan pasien adalah yang berkaitan dengan sikap dan perilaku petugas rumah sakit, antara lain: pelayanan dokter dan perawat terlambat, dokter dan perawat kurang komunikatif dan informatif, lamanya proses masuk untuk perawatan, serta ketertiban dan kebersihan lingkungan. Aspek tersebut menduduki peringkat tinggi dalam persepsi kepuasan pasien. Tidak jarang walaupun pasien/ keluarganya merasa hasil pelayanan kesehatan tak sesuai dengan harapannya, mereka merasa cukup puas karena dilayani dengan sikap yang menghargai perasaan dan martabatnya. 4 Taraf pendidikan masyarakat akan mengacu pada perkembangan tekhnologi yang dapat mempercepat atau menghambat perubahan atau pembangunan kesehatan yang selanjutnya akan dapat mempengaruhi perilaku perorangan atau masyarakat. Sehingga membuat kita bisa memperoleh informasi secara lengkap tentang sakit yang kita derita sebagaimana dijelaskan, kita memiliki hak untuk memberikan persetujuan, baik secara lisan maupun tertulis (sebaiknya tertulis) tentang pengobatan yang akan kita tempuh. Dengan kata lain, tindakan apapun yang akan dilakukan harus disetujui oleh pasien dan/atau minimal keluarganya. Mengapa harus? Karena setiap tindakan medis pasti ada efek sampingnya. Hal tersebut sekaligus menetapkan langkah awal hubungan baru antara pasien dengan dokter, sehingga hubungan tidak lagi berdasarkan pada kepercayaan pasien-dokter, tetapi berubah pada hubungan antar manusia.

Hubungan antara dokter dengan pasien di tuangkan dalam informed consent atau surat persetujuan pasien. Informed consent sendiri adalah istilah yang merujuk pada proses ikut menentukan tindakan oleh pasien setelah ia mendapatkan informasi yang lengkap mengenai tindakan medis yang akan diberikan. 3,6 Rumusan masalah dalam penelitian ini secara garis besar adalah: Apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan pasien terhadap kepuasan dalam pemberian informed consent di bagian bedah RSUP Dr. Kariadi Semarang?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat pendidikan pasien terhadap kepuasan pemberian informed consent di bagian bedah RSUP Dr. Kariadi Semarang. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pengembangan ilmu kedokteran dan penelitian selanjutnya mengenai kepuasan pemberian informed consent oleh masyarakat dengan tingkat pendidikan yang berbeda. Memperoleh data sebagai informasi bagi dokter mengenai strategi pemberian informed consent pada masyarakat dengan tingkat pendidikan yang berbeda. Sehingga dengan banyaknya pengetahuan yang diperoleh, diharapkan pada dunia kedokteran khususnya profesi dokter tidak mengalami suatu kasus malpraktik. METODE Penelitian ini memakai ruang lingkup Ilmu Psikologi, Ilmu Forensik dan Medicolegal. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan mei-juni 2011 di bagian bedah RSUP Dr. Kariadi Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian

observasional dengan pendekatan cross sectional, menggunakan variable bebas tingkat pendidikan dan dan variable tergantung kepuasan pemberian informed consent. Sampel menggunakan Pasien di bagian bedah RSUP Dr.Kariadi Semarang yang memenuhi kriteria inklusi: Sampel paham tentang informed consent, Sampel bersedia dilibatkan dalam penelitian, dan kriterian eksklusi: Sampel menolak dilibatkan dalam penelitian, Sampel sedang tidak sehat atau depresi, Sampel buta huruf. Besar sampel ditentukan dengan menggunakan whole population, yaitu diambil dari kurun waktu bulan Mei-Juni 2011. Alat penelitian menggunakan kuesioner. Alur penelitiannya adalah Pembuatan kuesioner, penyebaran kuesioner, pengisian kuesioner, pengumpulan data, analisis data. Analisis data akan dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji chi square ( X kuadrat ). Uji X kuadrat dipilih untuk menilai apakah ada hubungan antara variable bebas dengan variabel terikat. Hubungan dianggap bermakna bila P < 0,05. Dan akan dilakukan dengan program aplikasi komputer windows SPSS. HASIL Penelitian ini dilaksanakan pada Mei - Juni 2011 di bagian bedah RSUP Dr. Kariadi Semarang. Subjek penelitian adalah pasien atau keluarga pasien yang telah diberikan informed consent di bagian bedah RSUP Dr. Kariadi Semarang, dan mau menjalani penelitian ini dengan sukarela.

Tabel 5.1. Hasil penelitian hubungan tingkat pendidikan pasien terhadap kepuasan pemberian informed consent di bagian bedah RSUP Dr. Kariadi Semarang. Tidak Puas Puas Jumlah Pendidikan Rendah 12 15 27 Pendidikan Tinggi 0 23 23 Jumlah 12 38 50 Gambar 5.1. Histogram distribusi tingkat pendidikan pasien terhadap kepuasan pemberian informed consent di bagian bedah RSUP Dr. Kariadi Semarang Kemudian dengan menggunakan sistem SPSS 17 for Windows, data hasil penelitian diuji secara statistik dengan koefisien kontingensi dari Chi Square (α=5%). Setelah dilakukan perhitungan analisis dengan Chi Square didapatkan nilai χ 2 hitung (13,450) lebih besar dari nilai χ 2 tabel (3,481) dengan derajat kemaknaan 0,000 (p<0,05). Artinya, terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan pasien terhadap kepuasan pemberian informed consent di bagian bedah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

PEMBAHASAN Pengaruh Tingkat Pendidikan Pasien Terhadap Tingkat Kepuasan Pemberian Informed Consent Penelitian dilakukan berdasarkan pada variabel tingkat pendidikan dari subjek penelitian. Subjek penelitian adalah pasien atau keluarga pasien yang telah diberikan informed consent di bagian bedah RSUP Dr. Kariadi Semarang, dan mau menjalani penelitian ini dengan sukarela. Tingkat pendidikan dari subjek penelitian ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan formal terakhir yang diselesaikan sampai penelitian ini dilakukan. Dengan kategori untuk tingkat pendidikan rendah adalah SD, SMP. Dan kategori tingkat pendidikan tinggi adalah SMA, diploma, sarjana, akademi, magister, spesialis, doktor. Sehingga didapatkan data pada tabel 5.1. Informed consent merupakan istilah yang merujuk pada proses ikut menentukan tindakan oleh pasien setelah ia mendapatkan informasi yang lengkap mengenai tindakan medis yang akan diberikan. Informed consent ini dibuat oleh dokter yang akan melakukan tindakan medis atau operasi dan di dalamnya berisi tentang informasi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan, apa manfaatnya, apa resikonya, alternatif lain (jika ada), dan apa yang mungkin terjadi apabila tidak dilakukan tindakan medis atau operasi tersebut. Keterangan ini harus diberikan secara jelas dalam bahasa yang sederhana dan dapat dimengerti oleh pasien dan memperhitungkan tingkat pendidikan dan intelektualnya 12. Dari tabel 5.1. dapat diketahui bahwa pasien dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, maka tingkat kepuasannya terhadap pemberian informed

consent juga lebih tinggi dibandingkan pasien dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan semakin tingginya pendidikan seorang pasien maka semakin tinggi pula keinginan, harapan, dan kepercayaan dari pasien atau keluarga pasien terhadap segala penanganan medis yang dilakukan oleh tim medis demi keselamatan dan kesembuhan pasien tersebut. Pasien dengan pendidikan tinggi pun mampu memahami dengan benar informasi-informasi yang diberikan dokter dan informed consentnya sehingga apabila seorang pasien kurang berkenan terhadap tindakan medis yang dilakukan oleh tim medis, maka pasien dapat menolak tindakan medis tersebut. Pasien dengan pendidikan rendah cenderung kurang memahami makna dari informed consent serta informasi-informasi yang diberikan terhadap penanganan medis yang akan dilakukan pada pasien tersebut. Sehingga tingkat kepuasannya terhadap informed consent pun lebih rendah dibandingkan dengan pasien berpendidikan lebih tinggi. Dimana distribusi dari tingkat pendidikan pasien terhadap kepuasan pemberian informed consent dapat dilihat pada gambar 5.1. Dari gambar tersebut dapat kita simpulkan bahwa pasien dengan pendidikan tinggi memiliki tingkat kepuasan terhadap pemberian informed consent yang lebih tinggi yaitu sebesar 46% dibandingkan pasien dengan pendidikan rendah yang tingkat kepuasannya hanya mencapai 30%. Pengujian Hipotesis Terhadap Hasil Penelitian Data hasil penelitian akan diuji secara statistik dengan koefisien kontingensi dari Chi Square (α=5%). Distribusi chi kuadrat merupakan distribusi

variabel random kontinyu. Namun hasil penelitian ini di olah dengan menggunakan sistem SPSS 17 for Windows, sehingga didapat hasil perhitungan analisis dengan Chi Square sebesar nilai χ 2 hitung (13,450) lebih besar dari nilai χ 2 tabel (3,481) dengan derajat kemaknaan 0,000 (p<0,05). Artinya, terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan pasien terhadap kepuasan pemberian informed consent di bagian bedah RSUP Dr. Kariadi Semarang. Sehingga hipotesis diterima atau benar bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat kepuasannya terhadap pemberian informed consent. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pasien dengan pendidikan tinggi memiliki tingkat kepuasan terhadap pemberian informed consent yang lebih tinggi yaitu sebesar 46 % dibandingkan pasien dengan pendidikan rendah yang tingkat kepuasannya hanya mencapai 30%. Hasil perhitungan analisis dengan Chi Square sebesar nilai χ 2 hitung (13,450) lebih besar dari nilai χ 2 tabel (3,481) dengan derajat kemaknaan 0,000 (p<0,05). Hipotesis diterima atau benar bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat kepuasannya terhadap pemberian informed consent Saran Peneliti menyarankan agar pada penelitian selanjutnya menggunakan responden yang jumlahnya lebih banyak, supaya mendapatkan data yang lebih

lengkap. Peneliti menyarankan agar pada penelitian selanjutnya tidak hanya menggunakan ruang lingkup bagian bedah saja, tapi menggunakan beberapa bagian yang lain sehingga didapatkan data yang lebih beragam. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan mencoba menvariasi variabel berubah yang dapat mempengaruhi hasil penelitian seperti umur, pekerjaan, status ekonomi, dan jenis kelamin sehingga didapatkan data yang lebih beragam. UCAPAN TERIMAKASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan artikel karya tulis ilmiah ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Rektor Universitas Diponegoro yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar, meningkatkan ilmu pengetahuan dan keahlian. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan keahlian. dr. Gatot Suharto, SH. SpF. Mkes, selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah yang telah memberikan bimbingan atas karya tulis ilmiah ini. Bapak Sarmin Toni dan ibu Sri Nani yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil atas pembuatan karya tulis ilmiah ini. Serta teman-teman fakultas kedokteran undip yang senantiasa membantu dan mendukung sehingga karya tulis ilmiah dan artikel ini terselesaikan.

DAFTAR PUSTAKA 1. Santosa, bambang. dkk. Ilmu Sosial Dan Budaya. Surakarta: MKU dan UNS Press. 2008 2. Arti belajar [homepage on the internet]. No date [cited 2011 Feb 09]. Available from: http://www.docstoc.com/docs/document-preview.aspx? doc_id=6022076 3. Guwandi, J. Informed consent. Jakarta: Fakultas Kedoteran Universitas Kedokteran, 2008; p.15-72 4. Jacobalis, S. Menjaga mutu pelayanan rumah sakit suatu pengantar. Jakarta: Citra Windu Satria. 1990 5. Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., Donnely, J.H. Organisasi dan Manajemen perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Erlangga. 1987 6. Dira, Narayan. Pasien Berhak Tahu. Jakarta: Padi pressindo, 2010; p.16-29