DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PREBENDAHARAAN NOMOR : PER- 17 /PB/2006 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/PMK.06/2006 TENTANG MODUL PENERIMAAN NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

SISTEM PENERIMAAN NEGARA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

SALINAN /2013 NOMOR TENTANG NOMOR. Penerimaan. Penyetorann. administrasi. mendukung. dalam. negara, perlu tentang 30/PMK.04/ Negaraa. Denda.

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Identifikasi Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan Negara

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

MENTERIKEUANGAN REPUBUK INDONES!A SALIN AN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 213/PMK.04/2008

2011, No.35 2 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Rekening Penerimaan. KPPN. Penerapan. TSA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 38/PJ/2009 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT SETORAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Pedoman Evaluasi Kinerja Bank/Pos Persepsi mitra kerja KPPN untuk Pegawai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.03/2013 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 118/KMK. 04/2004 TENTANG

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. telah di tunjuk oleh mentri keuangan. (pasal 1 angka 14 UU, KUP) SSP

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NO MOR 16/PMK.03/2011 TENTANG T

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Resmi (2013:31) Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 115/PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ROKOK

2 Mengingat Tata Cara Penghitungan dan Pemberian Imbalan Bunga; : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 226/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Penghitungan dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 115 /PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ROKOK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Pasal II Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Maret 2009 DIREKTUR JENDERAL,

Pihak-Pihak Terkait Penerimaan Negara. Dokumen-Dokumen Terkait Penerimaan Negara

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

PROSEDUR KERJA PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA OLEH BANK PERSEPSI/DEVISA PERSEPSI/POS PERSEPSI (SG/SGG/SGGK)

2015, No dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, perlu menetapkan P

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 274/PMK.04/2014 TENTANG

2013, No Menetapkan : Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 2. Peraturan Bersama Men

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 115/PMK.05/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 32/PMK.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kementerian Keuangan. Rekening. Saldo Nihil. Treasury Single Account.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 455/KMK.04/2002 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 186/PMK.03/2015 TENTANG

SURAT SETORAN PABEAN, CUKAI, DAN PAJAK (SSPCP)

2016, No b. bahwa dalam rangka efektifitas dan efisiensi penyelesaian pengembalian kelebihan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangu

SURAT SETORAN PABEAN, CUKAI, DAN PAJAK (SSPCP)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: PER- 43 /BC/2011

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 13/PMK.04/2006 TENTANG

TATALAKSANA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA IMPOR MELALUI BANK DEVISA PERSEPSI/POS PERSEPSI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2014 TENTANG SISTEM

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.03/2015 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 26/PJ/2014 TENTANG SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ELEKTRONIK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BENDAHARA SEBAGAI PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 BAB III

2 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 115/PMK.07/2013 tentang Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran Pajak Rokok; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENT

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.03/2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

DOKUMEN SUMBER PENERIMAAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.05/2008 TENTANG

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA S...A..LINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 158 /PMI<:.02/2016 TENTANG

No. SOP: 16/TMPB/2016. Revisi Ke - Tanggal Penetapan 7 Desember Tanggal Revisi: -

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 63/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.07/2008 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORA T JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 49

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.255, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Pelimpahan Wewenang. Surat Kuasa Umum.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

2014, No Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG SISTEM PENERIMAAN NEGARA SECARA ELEKTRONIK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Da

PENATAUSAHAAN PNBP PADA SATUAN KERJA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68/KMK.04/2004 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM PENERIMAAN NEGARA SECARA ELEKTRONIK

2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 116/PMK.04/2005 TENTANG

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN DAN BUN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.05/2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PAJAK ROKOK PROVINSI JAWA TENGAH

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 015 KEMENTERIAN KEUANGAN BAGIAN ANGGARAN PELAKSANA : - - HAL PROG. ID : lui_pend01 % REAL. PEND

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 80/PMK.03/2010 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK. 03/2012 TENTANG

94/PMK.07/2012 PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN ATA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 118/KMK.04/2004 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 120/PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.661, 2010 KEMENTERIAN KEUANGAN. Mata Uang Asing. Penatausahaan.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 37/PJ/2013 TENTANG

249/PMK.05/2010 PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA DALAM MATA UANG ASING

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Prosedur.

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap :

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 210/KMK.03/2002 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.85, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Mekanisme. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Pelaksanaan.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH

Transkripsi:

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PREBENDAHARAAN NOMOR : PER- 17 /PB/2006 TENTANG UJI COBA SISTEM PENERIMAAN NEGARA PADA BANK PERSEPSI/DEVISA PERSEPSI/POS PERSEPSI SECARA ON-LINE DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN Menimbang : a. b. c. d. Bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 7 ayat (2) huruf d Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara, Menteri Keuanga selaku Bendahara umum Negara berwenang menetapkan sistem penerimaan negara; Bahwa dalam rangka penyempurnaan penatausahaan dan pertanggungjawaban penerimaan negara, diperlukan suatu sistem penerimaan negara yang terpadu; Bahwa guna memperoleh masukan bagi kelancaran pelaksanaan sistem penerimaan negara yang terpadu sebagaimana dimaksud dalam huruf b diperlukan uji coba teknis pelaksanaan; Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c dipandang perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Uji Coba Sistem Penerimaan Negara pada Bank Persepsi/devisa Persepsi/Pos Persepsi Secara On-line. Mengingat : 1. 2. 3. 4. 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentng Perbendaharaan Negara (Lebaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomr 4355); Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4214) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418); Keputusan Menteri Keuangan Nomor 5/KMK.01/1993 tentang Penunjukan Bank sebagai Bank Persepsi dalam Rangka Pengelolaan Setoran Penerimaan Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 94/PMK.02/2005;

6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 439/KMK.03/1996 tentang Pengelolaan Penerimaan dan Pengeluaran Negara melalui PT Pos Indonesia (Persero) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 575/KMK.03/2003; 7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 302/KMK.01/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 426/KMK.01/2004; 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13/PMK.06/2005 tentang Bagian Perkiraan Standar; 9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat; Menetapkan : MEMUTUSKAN: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG UJI COBA SISTEM PENERIMAAN NEGARA PADA BANK PERSEPSI/DEVISA PERSEPSI/POS PERSEPSI SECARA ON-LINE Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang dimaksud dengan: 1. Sistem Penerimaan Negara adalah serangkaian prosedir mukai dari penerimaan, penyetoran, pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan yang berhubungan dengan penerimaan negara. 2. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan untuk membayar pengeluaran negara. 3. Dokumen Sumber adalah Dokumen yang berhubungan dengan transaksi penerimaan negara yang digunakan sebagai dasar pencatatan untuk menghasilkan data akuntansi. 4. Nomor Transaksi Penerimaan Negara yang selanjutnya disebut NTPN adalah nomor yang tertera pada Bukti Penerimaan Negara yang diterbitkan melalui sistem penerimaan negara terpadi. 5. Nomor Transaksi Bank yang selanjutnya disebut NTB adalah nomor bukti transaksi penyetoran penerimaan negara yang diterbitkan oleh Bank Persepsi/Devisa Persepsi. 6. Nomor Transaksi Pos yang selanjutnya disebut NTP adalah nomr bukti transaksi penyetoran penerimaan negara yang diterbitkan oleh Pos Persepsi. 7. Nomor Penerimaan Potongan yang selanjutnya disebut NPP adalah nomor bukti transaksi peneriman negara yang berasal dari potongan SPM yang diterbitkan oleh KPPN. 8. Bukti Penerimaan Negara adalah dokumen yang diterbitkan oleh Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Pos Persepsi atas transaksi penerimaan negara dengan teraan NTPN dan NTB/NTP. 9. Bukti Potongan SPM adalah dokumen yang diterbitkan oleh KPPN atas transaksi penerimaan negara yang berasal dari potongan SPM dengan teraan NTPN dan NPP.

Pasal 2 (1) (2) Uji Coba Sistem Penerimaan Negara sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini berlaku untuk seluruh penerimaan perpajakan termasuk penerimaan kepabeanan dan cukai, Penerimaan Negara Bukan Pajak, penerimaan setoran Perhitungan Fihak Ketiga termasuk penerimaan yang berasal dari potongan Surat Perintah Membayar (SPM). Uji coba Sistem Penerimaan Negara sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini tidak mencakup penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perhutanan Blok tebangan dan Pertambangan Migas. Pasal 3 (1) (2) (3) Seluruh transaksi penerimaan negara harus mendapay NTPN sebagai dasar penatausahaan pada Rekening Kas Negara. NTB/NTP dipergunakan sebagai bukti penerimaan Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Pos Persepsi apabila NTPN belum dapat diterbitkan. Dokumen sumber sebagai dasar pencatatan realisasi pendapatan terdiri dari: a. Surat Setoran Pajak (SSP) yaitu surat setoran atas pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang; b. Surat Setoran Pajak Bumi dan Bangunan (SSPBB) yaitu surat setor atas pembayaran atau penyetoran PBB dari tempat pembayaran ke Bank Persepsi PBB; c. Surat Setor Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (SSB) yaitu surat setor atas pembayaran atau penyetoran BPHTB dari tempat pembayaran ke Bank Persepsi BPHTB; d. Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak dalam rangka Impor (SSPCP) yaitu surat setor atas penerimaan negara dalam impor berupa bea masuk, bea masuk berasal dari SPM Hibah, denda administrasi, penerimaan pabean lainnya, cukai, penerimaan cukai lainnya, jasa pekerjaan. Bunga dan PPh Pasal 22 Impor, PPN Impor, dan PPnBM Impor; e. Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Hasil Tembakau Buatan Dalam Negeri (SSCP) yaitu surat setoran atas penerimaan negara atas barang kena cukai buatan dalam negeri berupa cukai hasil tembakau, cukai etil alkohol, cukai minuman mengandung etil alkohol. denda administrasi penerimaan cukai lainnya, jasa pekerjaan, dan PPN Hasil Tembakau Buatan Dalam Negeri; f. Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) yaitu surat setor atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBK) selain yang dimaksud dalam huruf a, b, c, dan d; g. Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSBP) yaitu surat setor atas penerimaan pengembalian belanja tahun anggaran berjalan;

(4) (5) h. Surat Tanda Bukti Setor (STBS) yaitu surat setor atas pembayaran pungutan ekspor, kekurangan pungutan ekspor. Dan/atau denda administrasi atas transaksi pungutan ekspor; NTPN dan NTB/NTP yang tertera secara otomatis pada bukti Penerimaan Negara yang diterbitkan Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Pos Persepsi merupakan validasi atas penerimaan negara. NTPN dan NPP merupakan validasi atas penerimaan negara yang berasal dari potongan SPM. Pasal 4 (1) Uji coba sistem penerimaan negara pada Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Pos Persepsi dilaksanakan pada Bank/Pos yang menjadi rnitra kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). (2) KPPN yang melaksanakan uji coba sistem penerimaan negara terpadu tahap I adalah sebagai berikut: a. KPPN Bengkulu; b. KPPN Jakarta III; c. KPPN Bogor; d. KPPN Bandung I; e. KPPN Semarang I; f. KPPN Pontianak; g. KPPN Kupang; h. KPPN Saumlaki; i. KPPN Wamena; (3) KPPN yang akan melaksanakan uji coba tahap berikutnya akan ditetapkan kemudian. (4) Pelaksanaan uji coba dilaksanakan mulai tanggal 1 Mei 2006 sampai dengan 31 Oktober 2006. Pasal 5 (1) Penerimaan negara yang disetor oleh Wajib Pajak/Wajib Bayar/Wajib Setor telah masuk ke Kas Negara apabila datanya tercantum di dalam Daftar Nominatif Penerimaan. (2) Penerimaan negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yang diterima oleh Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Pos Persepsi sampai dengan pukul 15.00 waktu setempat dibukukan sebagai penerimaan hari yang bersangkutan. (3) Penerimaan negara yang diterima ojeh Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Pos Persepsi setelah pukul 15.00 waktu setempat dibukukan sebagai penerimaan negara hari kerja berikutnya. Pasal 6 (1) Prosedur kerja penatausahaan penerimaan negara dalam uji coba sistem penerimaan negara oleh Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Pos Persepsi adalah sebagaimana ditetapkan dalam lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. (2) Prosedur kerja penatausahaan penerimaan negara dalam uji coba sistem penerimaan negara oleh KPPN adalah sebagaimana ditetapkan dalam lampiran II Peraturan

Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. (3) Bentuk formulir yang mengalami perubahan sehubungan dengan pelaksanaan uji coba sistem penerimaan negara ini adalah sebagaimana ditetapkan dalam lampirarn III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. Pasal 7 Prosedur kerja penatausahaan penerimaan negara pada KPPN dan Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Pos Persepsi sebagaimana yang telah berjalan dilaksanakan secara bersamaan dengan prosedur kerja yang diatur pada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. Pasal 8 Pelaksanaan uji coba sistem penerimaan negara pada Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Pos Persepsi ini akan dievaluasi dan dilalakuan perubahan apabila diperlukan. Pasal 9 (1) Peraturan mengenai tata cara pelimpahan penerimaan negara dari Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Pos Persepsi ke Rekening Kas Umum Negara pada Bank Indonesia tetap berlaku. (2) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini berlaku bagi KPPN yang melaksanakan uji coba sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (2). Pasal 10 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.