1) Dakir, Prof, Drs Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2) Hamalik, Oemar, Prof. Dr

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Pengantar. Jakarta, September Tim Penulis

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PENGERTIAN PERANAN DAN FUNGSI KURIKULUM OLEH : DRS. I MADE

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

PENGEMBANGAN KURIKULUM DITINJAU DARI TINGKAT KABUPATEN SAMBAS PADA DAERAH TERTINGGAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH KABUPATEN SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah

BAB I PENDAHULUAN. semuannya dirumuskan oleh Pemerintah. perencana tentang keberadaan pendidikan.

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

KAJIAN MANAJEMEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

Standar Nasional Pendidikan

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

PENGEMBANGAN KTSP. A. Rasional

BAB I. I PENDAHULUAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PengembanganKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar,

Djuharis Rasul Peneliti di Pusat Kurikulum Diknas Sosialisasi KTSP

Model dan Organisasi. Konsep Landasan Komponen Prinsip. Evaluasi. Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

MAKALAH LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan

Winarti 1, Achmad Hinduan Program Magister Pendidikan Fisika,PPS Universitas Ahmad Dahlan, Kampus II, Jl.Pramuka 42 Sidikan Yogyakarta

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pasal 1 butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN K T S P. Oleh: Marojahan Hutabarat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENYUSU S NA N N KTSP

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

PENGEMBANGAN KTSP PERT KE-11

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

DAFTAR ISI. Kata Pengantar 1. Daftar Isi 2

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

DAFTAR ISI. II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis Pembelajaran Pengayaan...

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran

SILABUS SEBAGAI LANDASAN PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAGI GURU YANG PROFESIONAL

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

BAB I PENDAHULUAN. Prenada Media Group, 2012), hlm Abdul Kadir, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENGINTEGRASIKAN MUATAN LOKAL DALAM KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi ditandai

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

IMPLIKASI PENGEMBANGAN KTSP TERHADAP TUGAS GURU MATEMATIKA SMP/MTs

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

Unit-6 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) PENDAHULUAN Tentu Anda sering bertanya mengapa Indonesia menggunakan KTSP?

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya suatu tujuan Pendidikan Nasional. bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun non formal. Belajar adalah key term, istilah kunci yang

Adela Siahaan dan Siti Jubaedah Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA

EFEKTIFITAS PERUBAHAN KURIKULUM TERHADAP KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SDN 03 PAGI CIRACAS)

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat, menyebabkan semakin derasnya arus informasi dan

STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK (GENERIK)

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan ialah kekuatan spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian,

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Transkripsi:

MATERI: 1. Sejarah Perkembangan Kurikulum 2. hakekat Kurikulum 3. organisasi kurikulum 4. Azas-azas kurikulum 5. Komponen kurikulum 6. prinsip-prinsip kurikulum 7. komponen-komponen kurikulum 8. landasan kurikulum 9. membandingkan perubahan kurikulum dari masa ke masa

1) Dakir, Prof, Drs. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2) Hamalik, Oemar, Prof. Dr. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya 3) Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya 4) Idi, Abdullah, Dr. Med. 2007. Pengembangan kurikulum: Teori dan Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 5) Permendiknas kurikulum 2004, 2006 dan Permendikbud kurikulum 2013 6) Sukmadinata, N.S. 2006. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 7) Sanjaya Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana. 8) Loeloek, Endah. 2013. Panduan Memahami Kurikulum 2013, Jakarta: PT.Prestasi Pustaka Raya. 9) Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 10) Muskich, Masnur. 2007. KTSP Dasar pemahaman dan pengembangan. Jakarta : PT Bumi Aksara. 11) Muhaimin, 2008, KTSP pada sekolah dan madrasah, Jakarta; PT.Raja Grafindo Persada. 12) Mulyasa, E. 2012, KTSP, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 13) Yulianti, Nuri Yuniarti, 2016, Buku Ajar Telaah Kurikulum. DAN Aplikaasinya dalam proses belajar mengajar, Malang: CV. MEDIA SUTRA ATIGA.

SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM Pada Masa penjajahan Belanda Pada masa PASCA kemerdekaan RI Pada Era Reformasi

Pengertian Kurikulum Kata kurikulum pertama kali ditemukan dalam Kamus Webster tahun 1856, yang diartikan sebagai suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari atau kereta dalam perlombaan, dari awal sampai akhir. Di samping penggunaan kurikulum dalam bidang olah raga, juga dipakai dalam bidang pendidikan yakni sejumlah mata kuliah di perguruan tinggi.

Di Indonesia istilah kurikulum boleh dikatakan baru menjadi populer sejak tahun 50-an, dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh pendidikan di Amerika Serikat. Sebelum istilah kurikulum muncul Indonesia menggunakan istilah rencana pelajaran Dalam teori maupun praktik pengertian kurikulum yang lama sudah banyak ditinggalkan. Para ahli pendidikan kebanyakan memberi arti dan isi yang lebih luas daripada semula. Perubahan itu terjadi karena orang tak kunjung puas dengan hasil pendidikan sekolah dan selalu ingin memperbaikinya.

Beberapa definisi kurikulum dari para ahli : 1. J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam buku Curriculum Planning for Better Teaching and Learning (1956) menjelaskan arti kulikulum sebagai The Curriculum is the sum total of school s efforts to influence learning, wether in classroom, on the playground, or not of school. Jafi segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar baik dalam ruangan kelas maupun halaman sekolah atau luar sekolah termasuk kurikulum.

2. Harold B. Albertycs dalam Reorganisir the High School Curriculum (1965) memandang kurikulum sebagai All of the activities that are provided for students by the school. Jadi kurikulum tidak terbatas pada mata pelajaran, akan tetapi juga meliputi kegiatan-kegiatan lain, di dalam dan di luar kelas, yang berada di bawah tanggung jawab sekolah. Dalam definisi ini, kurikulum melihat manfaat kegiatan dan pengalaman sekolah di luar mata pelajaran tradisional.

4. William B. Ragan, dalam buku Modern Elementary Curriculum (1966) menjelaskan arti kurikulum sebaai berikut: The tendency in recent decades has ben to use the term in a broader sense to refer to the whole life and program of the school. The term is used to include al the experiences a children for which the school accept responbility. It denotes the results of efferorts on the part of the adults of the community, and thenation to bring to the children the finest, most whole some influences that exist in the culture.

Asas-asas Kurikulum 1. Asas Filosofis Asas yang berkenaan dengan tujuan pendidikan sesuai filsafat negara. Sekolah bertujuan mendidik anak agar menjadi manusia yang baik, pada hakikatnya baik ditentukan oleh nilai-nilai, citacita atau filsafat yang dianut negara, guru, orang tua, bahkan masyarakat.

Dalam landasan filosofis terdapat beberapa aliran diantaranya : 1. Aliran Perennialisme Aliran ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak melalui pengetahuan yang abadi, universal dan absolut atau perennial yang ditemukan dan diciptakan para pemikir unggul sepanjang masa, yang dihimpun dalam the Great Books atau Buku Agung. Kurikulum yang diinginkan oleh aliran ini terdiri dari subject atau mata mata pelajaraan yang terpisah sebagai disiplin ilmu dengan menolak penggabungan seperti IPA atau IPS. Hanya mata pelajaran yang sungguh-sungguh yang mereka anggap dapat mengembangkan kemampuan intelektual seperti Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, sedangkan yang berkenaan dengan emosi dan jasmani seperti Seni rupa, dan Olah raga cenderung dikesampingkan. Kurikulum ini memberi persiapan yang sungguh-sungguh bagi studi di Perguruan Tinggi.

2. Aliran Idealisme Aliran ini berpendapat bahwa kebenaran ini berasal dari atas, dari dunia supranatural dari Tuhan. Aliran ini umumnya diterapkan di sekolah yang berorientasi religius. Semua siswa diharuskan mengikuti pelajaran agama, khotbah, dan membaca kitab suci. Biasanya disiplin termasuk ketat, pelanggar diberi hukuman yang setimpal bahkan dikeluarkan dari sekolah. Namun pendidikan intelektual juga sangat diutamakan dengan menentukan standar mutu yang tinggi.

3. Aliran Realisme Aliran realisme mencari kebenaran di dunia ini sendiri. Melalui pengamatan dan penelitian ilmiah dapat ditemukan hukum-hukum alam. Mutu kehidupan senantiasa dapat ditingkatkan melalui kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekolah yang beraliran realisme mengutamakan pengetahuan yang sudah mantap sebagai hasil penelitian ilmiah yang dituangkan secara sistematis dalam berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran. Sekolah akan memulainya dengan teori-teori dan prinsip-prinsip yang fundamental, kemudian praktik dan aplikasinya. Kurikulum ini tidak memperhatikan minat anak, namun diharapkan agar menaruh minat terhadap pelajaran akademis. Ia harus sungguh-sungguh mempelajari buku-buku berbagai disiplin ilmu. Penguasaan ilmu yang banyak berkat studi yang intensif adalah persiapan yang sebaik-baiknya bagi lanjutan studi dan kehidupan dalam masyarakat.

4. Aliran Pragmatisme Aliran ini juga disebut aliran instrumentalisme atau utilitarianisme dan berpendapat bahwa kebenaran adalah buatan manusia berdasarkan pengalamannya. Tugas guru bukan mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan, melainkan memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan berbagai kegiatan guna memecahkan masalah, atas dasar kepercayaan bahwa belajar itu hanya dapat dilakukan oleh anak sendiri, bukan karena dipompakan ke dalam otaknya. Yang penting ialah bukan what to think melainkan how to think yakni melalui pemecahan masalah. Dalam perencanaan kurikulum orang tua dan masyarakat sering dilibatkan agar dapat memadukan sumber-sumber pendidikan formal dengan sumber sosial, politik, dan ekonomi guna memperbaiki kondisi ekonomi hidup manusia.

5. Aliran Eksistensialisme Aliran ini mengutamakan individu sebagai faktor dalam menentukan apa yang baik dan benar. Sekolah yang berdasarkan eksistensialisme mendidik anak agar ia menentukan pilihan dan keputusan sendiri dengan menolak otoritas orang lain. Ia harus bebas berfikir dan mengambil keputusan sendiri secara bertanggung jawab. Dari segala macam mata pelajaran mungkin ilmu-ilmu sosial yang dianggap paling menarik dalam aliran ini.

2. Asas Sosiologis Anak tidak hidup sendiri (terisolasi) dari manusia lainnya, ia selalu hidup dalam suatu masyarakat. Di situ ia harus memenuhi tugastugas yang harus dilakukannya dengan penuh tanggung jawab, baik sebagai anak, maupun sebagai orang dewasa kelak. Tiap masyarakat mempunyai norma-norma, adat kebiasaan yang tak dapat dikenal dan diwujudkan anak dalam pribadinya lalu dinyatakan dalam kelakuannya. Tiap masyarakat berlainan corak nilai-nilai yang dianutnya.

3. Asas Psikologis a. Psikologis Anak Sekolah ada untuk menciptakan situasi-situasi dimana anak dapat belajar untuk menembangkan bakatnya. Selama berabad-abad anak tidak dipandang sebagai manusia yang lain daripada orang dewasa, oleh karena itu memerlukan kebutuhan sendiri dalam perkembangannya. Baru setelah Rousseau anak itu dikenal sebagai anak, dan dilakukan penelitian ilmiah untuk mengenalnya, dan sejak permulaan abad 20 anak kian mendapat perhatian menjadi salah satu asas dalam pengembangan kurikulum.

b. Psikologi Belajar Pendidikan di sekolah diberikan dengan kepercayaan dan keyakinan bahwa anak-anak dapat dididik, dapat dipengaruhi kelakuannya. Anak-anak dapat belajar, dapat mengetahui sejumlah pengetahuan, dapat mengubah sikapnya, dapat menerima norma-norma, dapat menguasai sejumlah ketrampilan. Oleh sebab itu belajar ternyata suatu proses yang pelik dan kompleks, maka timbulah berbagai teori belajar yang menunjukkan ketidaksesuaian satu sama lain. Penelitian dilakukan untuk lebih memahami proses belajar ini, banyak diantaranya dengan melakukan eksperimen. Teori belajar dijadikan dasar bagi proses belajar-mengajar. Dengan demikian ada hubungan yang erat antara kurikulum dan psikologi belajar maupun psikologi anak. Karena hubungan yang sangat erat itu maka psikologi menjadi salah satu dasar kurikulum.

4. Asas Organisatoris Kembali perlu ditegaskan, bahwa tidak ada kurikulum yang baik dan tidak baik. Setiap organisasi kurikulum mempunyai kebaikan akan tetapi tidak lepas dari kekurangan ditinjau dari segi-segi tertentu. Selain itu, bermacam-macam organisasi kurikulum dapat dijalankan secara bersama-sama di satu sekolah, bahkan yang satu dapat membantu atau melengkapi yang satu lagi. Dalam pengembangan kurikulumharus diadakan pilihan, jadi semavam hasil kompromi para anggota panitia kurikulum.

KOMPONEN-KOMPONEN DALAM KURIKULUM TUJUAN EVALUASI BAHAN PBM

- Keempat komponen itu saling berhubungan. Tujuan menentukan bahan apa yang akan dipelajari, bagaimana proses belajarnya dan apa yang harus dinilai. Demikian pula penilaian dapat mempengaruhi komponen lainnya. Pada saat dipentingkannya evaluasi dalam bentuk ujian, misalnya Ebtanas, UMPTN, maka timbul kecenderungan untuk menjadikan bahan ujian sebagai tujuan kurikulum, proses belajar mengajar cenderung mengutamakan latihan dan hafalan.

- Bila salah satu komponen berubah, misal ditonjolkannya tujuan yang baru, atau proses belajar mengajar yang baru pula, baik dilihat dari metode mengajarnya maupun metode penilaiannya, maka semua komponen yang lainnya juga akan mengalami perubahan. Pada dasarnya pola kurikulum di atas cukup sederhana, namun dalam kenyataannya lebih kompleks daripada yang diduga. Tak mudah menetukan tujuan pendidikan atau pelajaran, tak mudah pula menentukan bahan yang tepat guna mencapai tujuan itu, misalnya bahan untuk mendidik anak agar menjadi manusia pembangun, jujur, kerja keras, dsb.

Apa itu KTSP??? Implementasi KTSP dari aspek pengembangan program Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum Evaluasi dari KTSP Peningkatan kualitas pembelajaran KTSP Implementasi KTSP di SD studi kasus

KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah atau daerah, sosial budaya masyarakat setempat,dan karakteristik peserta didik (KTSP, Dr. E Mulyasa,M.Pd,2007:8)

Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, Mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dan silabus berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standart kompetensi lulusan, dibawah supervisi dinas kabupaten/ kota yang bertanggung jawab dibidang pendidikan di SD, SMP,SMA dan SMK,serta Departemen yang menangani urusan pemerintahan dibidang agama untuk MI, MTs,MA dan MAK. (KTSP, Dr. E Mulyasa,M.Pd,2007:8-9)

KTSP merupakan upaya untuk menyempurnakan kurikulum agar lebih familiar dengan guru,karena mereka banyak dilibatkan diharapkan memiliki tanggung jawab yang memadai.penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan merupakan keharusan agar sistem pendidikan nasional selalu relevan dan kompetitif. Hal tersebut juga sejalan dengan UU no 20 th 2003 tetang Sisdiknas pasal 35 dan 36 yang menekankan perluny peningkatan standart nasional pendidikan sebagai acuan kurikulum secara berencana dan berkala dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. (KTSP, Dr. E Mulyasa,M.Pd,2007:9) BACK

STANDART NASIONAL PENDIDIKAN Pasal 35 (1) Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. (2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. (3) Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan. (4) Ketentuan mengenai standar nasional pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. (http://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/uu20-2003-sisdiknas.pdf)

KURIKULUM _Pasal 36 (1) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. (2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. (3) Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: a. peningkatan iman dan takwa; b. peningkatan akhlak mulia; back c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; d. keragaman potensi daerah dan lingkungan; e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional; f. tuntutan dunia kerja; g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; h. agama; i. dinamika perkembangan global; dan j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. (4) Ketentuan mengenai pengembangan kurikulum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Hakekat implementasi KTSP Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Berdasarkan definisi implementasi tersebut, implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) suatu aktifitas pembelajaran sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis dalam bentuk pembelajaran. (implementasi-ktsp-di-sekolah.html)

Dari uraian tadi, dapat dipahami bahwa implementassi kurikulum adalah operasionalisi konsep kurikulum yang masih bersifat potensial (tertulis) menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Implementassi kurikulum setidaknya dipengaruhi oleh tiga faktor berikut, a. Karakteristik kurikulum b. Strategi implementasi c. Karakteristik pengguna kurikulum, Berdasarkan definisi implementasi tersebut, implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) suatu aktifitas pembelajaran sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. (implementasi-ktsp-di-sekolah.html)

Secara garis besar, implementasi KTSP mencakup tiga kekuatan pokok, yaitu : 1.Pengembangan KTSP 2.Pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP 3.Evaluasi hasil belajar (implementasi-ktsp-di-sekolah.html BACK

Prinsip-prinsip pengembangan KTSP : 1.Berpusat pada potensi, perkembangan serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya 2.Beragam dan terpadu 3.Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni 4.Relevan dengan kebutuhan 5.Belajar sepanjang hayat 6.Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal (KTSP, Masnur Muslich 2007:11)

Selain itu, KTSP disusun dengan memperhatikan acuan operasional sbb: 1.Peningkatan iman dan taqwa serta akhalak mulia 2.Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan pesreta didik 3.Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkingan 4.Tuntutan pembangunan daerah dan Nasional 5.Tuntutan dunia kerja 6.Perkembangan Iptek dan seni 7.Agama 8.Dinamika perkembangan global BACK 9.Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan 10.Kondisi sosial bubaya masyarakat setempat 11.Kesetaraan gender 12.Karakteristik satuan pendidikan (KTSP, Masnur Muslich 2007:11-12)

(Evaluasi Pengembangan KTSP Suatu Kajian Konseptual.htmL) evaluasi diartikan sebagai usaha sistematis mengumpulkan informasi mengenai suatu KTSP untuk digunakan sebagai dasar pertimbangan penentuan nilai dan arti KTSP tersebut dalam suatu konteks tertentu. KTSP juga terbatas oleh konteks ruang. Suatu yang dianggap baik untuk wilayah geografis tertentu belum tentu sesuai untuk wilayah geografis lainnya. Oleh karena itu dalam menentukan nilai dan arti suatu KTSP, evaluasi tidak dapat dilepaskan dari konteks ruang geografis mana KTSP itu dilaksanakan.

Tujuan evaluasi kurikulum KTSP adalah: a.menentukan tingkat pemahaman para pengembang KTSP mengenai ide kurikulum yang dikembangkan di tingkat nasional b.menentukan tingkat pemahaman dan ke-trampilan pengembang KTSP mengenai prinsip-prinsip pengembangan KTSP. c.menentukan tingkat keberhasilan pengembangan dokumen KTSP d.menentukan tingkat pelaksanaan KTSP e.menentukan tingkat keberhasilan KTSP (Evaluasi Pengembangan KTSP Suatu Kajian Konseptual.htmL) BACK

Peningkatan kualitas pembelajaran KTSP Dalam garis besarnya KTSP memiliki 6 komponen penting sbb : 1.Visi dan misi satuan pendidkan 2. Tujuan pendidikan satuan pendidikan 3. Menyusun kalender pendidikan 4. Struktur muatan KTSP 5.Silabus 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) BACK

Dalam menetapkan visi dan misi satuan pendidikan kepala sekolah harus terlebih dahulu memahami visi itu sendiri.devinisi visi sendiri adalah suatu pandangan yang merupakan kgristalisasi dan intisari dari suatu kemampuan, kebolehan, dan kebiasaan dalam melihat, menganalisis dan menafsirkan.sedangkan misi sendiri adalah usaha /upaya untuk mewujudkan visi tsb (KTSP, Dr. E Mulyasa,M.Pd,2007:176-177) BACK

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan untuk pendidikan dasar,menengah dan kejuruan adalah sbb : a. Meletakkan dasar kecerdasan,pengetahuan,kepribadian,akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. b. Meningkatkan kecerdasan,kecerdasan,pengetahuan,kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. c. Meningkatkan kecerdasan, kecerdasan,pengetahuan,kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. BACK (KTSP, Dr. E Mulyasa,M.Pd,2007:178-179)

Dalam penyusunan kalender pendidikan, pengembang kurikulum harus mampu menghitung jam belajar efektif untuk pembentukan kompetensi peserta didik, dan menyesuaikannya dengan standart kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu.penyusunan kalender pendidikan selama satu tahun pelajaran mengacu pada efisiensi, efektivitas, dan hak-hak peserta didik. Hari belajar efektif dalam 1 tahun pelajaran menggunakan sistem semester yang terdiri atas 2 kelompok penyelenggaraan pendidikan, terdiri atas 34 minggu. BACK (KTSP, Dr. E Mulyasa,M.Pd,2007:179)

Struktur muatan KTSP terdiri atas sbb: 1. Mata pelajaran 2. Muatan lokal, adalah kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang sesuai dengan kondisi, karakteristik dan potensi daerah, serta keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokan kedalam mata pelajaran yang ada. 3. Kegiatan pengembanagan diri, tujuannya memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan potensi, kebutuhan, bakat, minat, dan karakteristik peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. 4. Pengaturan beban belajar, alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidan terstruktur dalam sistem paket untuk SD/MI/SDLB 0 % -40% 5. Kenaikan kelas, penjurusan dan kelulusan 6. Pendidikan kecakapan hidup 7. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global BACK (KTSP, Dr. E Mulyasa,M.Pd,2007:180-183)

Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standart kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. (KTSP, Dr. E Mulyasa,M.Pd,2007:183) BACK

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manejemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standart Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan penjabaran lebih lanjut dari silabus, dan merupakan komponen penting dari KTSP, yang pengembangannya harus dilakukan secara profesioanal. BACK (KTSP, Dr. E Mulyasa,M.Pd,2007:1183-184)

Implementasi KTSP di Sekolah Dasar-studi kasus

Pada dasarnya KTSP adalah kurikulum dibuat oleh perintah pusat (SK dan KD) dan sekolah diberi kewenangan untuk mengembangkan kurikulum tersebut (indikator dan tujuan). KTSP merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, dan efisien pendidikan agar dapat memodifikasikan keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerjasama yang erat antara sekolah, masyarakat, industri, dan pemerintahan dalam membentuk pribadi peserta didik. Hal tersebut dilakukan agar sekolah dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan serta tanggap terhadap kebutuhan masyarakat setempat.pihak sekolah mulai dari komite sekolah, kepala sekolah membentuk tim yang berisikan guru untuk bersama mengembangkan kurikulum KTSP.Kegiatan mengembangkan diri disesuaikan dengan potensi, kebutuhan, bakat, minat, dan karakteristik peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah (ciri khas lingkungan sekitar masingmasing sekolah).

Kendala dari tenaga pendidik ( Guru) : Pada kenyataan di lapangan seharusnya pihak sekolah membentuk tim untuk mengembangkannya, akan tetapi pahak sekolah tidak mau ambil pusing untuk memikirkan hal tersebut, sehingga untuk mengembangkan kurikulum tersebut dibebankan kepada wali kelas masing-masing. Dari sinilah kendala ini mulai muncul, guru merasa terbebani untuk merancang atau mengembangkan indikator dari kurikulum ini. Guru malas untuk mengembangkan dan merancang indikator asal-asalan dan ala kadarnya. Tentunya ini sangat bertolak belakang dari harapan KTSP. Dimana seharusnya guru kreatif untuk mengembangkan indikator yang ada, karena semakin kreatif guru semakin kreatif dan variatif pula siswa mengembangkan potensinya.

Kendala dari pengembangan kurikulum : Dalam KTSP kegiatan mengembangkan diri disesuaikan dengan potensi, kebutuhan, bakat, minat, dan karakteristik peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah (ciri khas lingkungan sekitar masingmasing sekolah). Pada kelas rendah menggunakan pembelajaran tematik, maksudnya mata pelajaran yang diajarkan dikaitkan dengan lingkungan sekitar. Misalnya : *Untuk sekolah daerah surabaya terutama sekitar pantai, ketika menggunakan tema lingkungan maka yang dibahas tak lain adalah tentang pantai, hasil laut, dan mata pencaharian masyarakat sekitar laut. *Berbeda dengan sekolah daerah kota Batu, ketika menggunakan tema lingkungan maka yang dibahas tak lain adalah pegunungan, hasil perkebunan dan mata pencaharian masyarakat sekitar pegunungan. Akan tetapi hal ini masih kesulitan untuk diterapkan karena kebanyakan justru yang dibahas adalah pokok-pokok umum. Bukan ciri khas daerah masing-masing.

Kesimpulan (Studi Kasus) : Keberhasilan pelaksanaan sebuah kurikulum itu sangat tergantung pada guru. Mengapa demikian? Sebab guru merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran, sempurnanya sebuah kurikulum tanpa didukung oleh kemampuan guru, maka kurikulum itu hanya sesuatu yang tertulis dan tidak memiliki makna. Oleh karena itu guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses implementasi kurikulum, khususnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Terima kasih... BY : Kelompok 10, PGSD A 12