BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul. Pengembangan Instrumen Asesmen Otentik pada Pembelajaran Subkonsep Fotosintesis di SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam usaha pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat kegiatan pembelajaran dan guru sebagai fasilitator. Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan dalam belajar. Jika sebelumnya pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Sekolah Dasar. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah dilakukan dalam konteks

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

A. Latar Belakang Masalah

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. aset berharga dalam proses pembangunan bangsa dalam berbagai aspek. Idealnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (Hamalik, 2011: 18).

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut. terlebih jika dunia kerja tersebut bersifat global.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan jaman paradigma pendidikaan juga

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajaran, antara lain adalah powerpoint dan internet. Kemajuan teknologi

Persamaan dan perbedaan KTSP dan kurikulum 2013

TABEL PERBANDINGAN KTSP DENGAN K13

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

Studi tentang pelaksanaan pengajaran geografi di sekolah standar nasional. Oleh : Siti Zahratul Hajar NIM K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PJOK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang marak menjadi

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN IPS PADA KURIKULUM 2013 DI JENJANG PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional, pasal 1 ayat 1 tentang ketentuan umum menyatakan Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. seperti model pembelajaran, hasil-hasil penelitian, produk-produk lulusan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat utama bagi kemajuan suatu bangsa.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pembentukan Pemerintah Negara Indonesia antara lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945 yaitu dengan diberlakukannya Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tersebut diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor penentu bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia. Sumber daya yang dihasilkan dari proses pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari sumber daya pendidikan tersebut. Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang dapat 1

2 memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Pengembangan terhadap kurikulum terus dilakukan, dan pada tahun 2013 ini telah dikeluarkan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013, yang diharapkan mampu memberikan dampak yang lebih baik terhadap pendidikan Indonesia. Sholeh Hidayat (2013: 111) menjelaskan bahwa sejak Indonesi a merdeka, pendidikan Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum, mulai dari Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Kurikulum 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, Kurikulum 2004 (KBK), Kurikulum 2006 (KTSP), dan Kurikulum 2013. Saat ini sedang dilaksanakan uji produk Kurikulum 2013 yang merupakan pengembangan kurikulum 2006 atau KTSP. Dinamika tersebut merupakan konsekuensi logis dari perubahan dalam masyarakat berbangsa dan bernegara, karena kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Pengembangan Kurikulum 2013 membawa konsekuensi perubahan. Dalam Kunandar (2013: 35-36) dijelaskan bahwa perubahan yang ada dalam Kurikulum 2013 antara lain perubahan standar kompetensi lulusan (SKL), standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Standar Kompetensi Lulusan dalam Kurikulum 2013 menghendaki lulusan yang memiliki sikap dan perilaku yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Standar Kompetensi Lulusan tersebut dapat tercapai tentu

3 bukan hal yang mudah dilakukan, karena sekarang bukan hanya menciptakan lulusan dengan kemampuan kognitif saja yang diharapkan, melainkan harus dengan kemampuan sikap dan keterampilan yang diintegrasikan dalam setiap proses pembelajaran. Standar Isi dalam Kurikulum 2013 mengalami pergeseran dan perubahan, yaitu kedudukan mata pelajaran, pendekatan, dan struktur kurikulum. Perubahan pada standar proses, Kurikulum 2013 menuntut guru untuk memiliki kreativitas dalam melakukan proses pembelajaran, karena perubahan yang dikehendaki menyangkut penyempurnaan pola pikir. Guru diharapkan mampu membawa peserta didik berpikir dengan pendekatan ilmiah ( scientific approach) karena Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring. Standar penilaian Kurikulum 2013 mengalami perubahan dalam melakukan penilaian, yaitu dari penilaian tes menjadi penilaian autentik (mengukur kompetensi sikap, keterampilan, dam pengetahuan berdasarkan proses dan hasil). Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

4 Perubahan yang paling dirasakan terutama oleh pendidik sebagai salah satu peran utama dalam proses pembelajaran adalah perubahan standar proses. Dalam standar proses, proses pembelajaran terdiri dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil pembelajaran. Proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013 tersebut menghendaki pembelajaran yang berlangsung menggunakan pendekatan saintifik. Jika dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya maka langkahlangkah kegiatan pembelajarannya berubah dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi menjadi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring. Selanjutnya guru juga harus melakukan penilaian autentik seperti yang telah ditentukan dalam Kurikulum 2013, di mana penilaian tersebut akan menambah beban kerja guru yang harus terus melakukan penilaian terhadap siswa. Selain menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPS untuk SMP, pembelajaran IPS dituntut untuk diajarkan secara terpadu. Hal tersebut sesuai dengan perubahan dalam Standar Isi Kurikulum 2013 yang menyatakan bahwa IPS merupakan integrative social studies. Tidak hanya dalam materi IPS yang diintegrasikan tapi juga dengan ranah sikap dan keterampilan. Selain itu, Kurikulum 2013 menghendaki semua mata pelajaran mengintegrasikan multimedia dalam pembelajaran dengan menghapuskan mata pelajaran TIK, maka guru IPS harus kreatif membawa pembelajaran dengan menggunakan multimedia, seperti menggunakan media berbasis komputer. Berbagai penyesuaian tersebut harus dilakukan oleh guru

5 IPS sebagai perwujudan pelaksanaan Kurikulum 2013, maka apakah perubahan-perubahan tersebut mampu dilaksanakan dengan baik oleh guru IPS. Perubahan-perubahan ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi guru IPS untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan standar yang telah disusun. Konsekuensi selanjutnya dari implementasi Kurikulum 2013 adalah kesiapan guru IPS dalam melaksanakan kurikulum 2013 demi tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan. Mengingat banyaknya perubahan yang terjadi pada kurikulum 2013 ini maka baik sekolah, guru maupun siswa akan menghadapi yang dinamakan penyesuaian. Konsekuensi dari perubahan kurikulum tersebut untuk saat ini paling dirasakan oleh sekolah-sekolah sasaran Kurikulum 2013 yang menjadi uji produk oleh Kemendikbud yang dilaksanakan pada tahun ajaran 2013/2014 untuk kelas I, IV, VII, dan X. Berdasarkan keputusan Kemendikbud (www.kurikulum.kemdikbud.go.id), Sekolah Menengah Pertama untuk lingkup Pemerintah Kota Yogyakarta yang melaksanakan Kurikulum 2013 adalah SMP N 5 Yogyakarta, SMP N 8 Yogyakata, SMP N 15 Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta dan SMP IT Abu Bakar Yogyakarta. Mengingat konsekuensi-konsekuensi tersebut untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013, banyak terjadi keraguan di berbagai kalangan, termasuk pihak guru. Seperti hasil observasi awal dengan guru di salah satu SMP di Kota Yogyakarta yang menerapkan Kurikulum 2013 yang

6 mengaku merasa kesulitan dalam melaksanakan Kurikulum 2013. Kesulitan dirasakan mulai dari perencanaan pembelajaran, seperti pada pembuatan RPP yang benar, hingga akhir pada evaluasi. Sementara itu diungkapkan oleh Wamen Pendidikan Kemdikbud, Prof Dr Musliar Kasim, M. S. (Kedaulatan Rakyat, 28 April 2013) bahwa guru maupun Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan masih membutuhkan pendampingan agar penerapan Kurikulum ini tepat sasaran. Prof Dr Djohar MS, pakar pendidikan dari UNY, (Kedaulatan Rakyat,18 Mei 2013) juga menyatakan keraguannya terhadap pelaksanaan Kurikulum 2013 terkait kesiapan buku dan guru yang masih mengalami beberapa kendala. Bahkan dalam Kompas, 15 Juli 2013, menyatakan bahwa banyak sekolah di Magelang yang menyatakan belum siap untuk menerapkan Kurikulum 2013. Selain itu, di beberapa daerah lain di Indonesia juga menyatakan bingung dengan uji coba Kurikulum 2013 ini. Seperti di Tasikmalaya (Kompas, 15 Juli 2013) di mana Disdik Kabupaten Tasikmalaya menyatakan bingung dengan Kurikulum 2013. Sementara itu, di Kefamenanu, Nusa Tenggara Timur, (Kompas, 20 Juli 2013) baik siswa maupun guru juga mengaku bingung dengan uji coba Kurikulum 2013 di daerah tersebut, pasalnya metode pembelajaran dalam kurikulum ini berbeda dengan sebelumnya. Di sisi lain, dalam kegiatan pembelajaran juga mengalami permasalahan, di mana salah satu perubahan dasar dalam Kurikulum 2013 adalah terkait model pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik

7 dengan lima langkah. Menurut Ketua Unit Implementasi Kurikulum Kemendikbud, Tjipto Sumadi, (Kedaulatan Rakyat, 15 Januari 2014) mengakui masih ada guru yang mengalami kesulitan dalam mengajar sesuai Kurikulum 2013. Hal ini terkait perubahan langkah pembelajaran yang dalam KTSP hanya menggunakan tiga langkah pembelajaran tetapi dalam Kurikulum 2013 memiliki lima langkah pembelajaran, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring. Tidak hanya persoalan kesiapan guru maupun sekolah dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada Kurikulum 2013, dalam Kedaulatan Rakyat (16 Desember 2013, hlm 15) menyatakan bahwa banyak guru yang merasa kesulitan dalam memberikan nilai sesuai Kurikulum 2013 sehingga diperlukan usaha lebih dari guru untuk memahami cara penilaian tersebut. Dengan demikian, tidak hanya terdapat kesulitan melaksanakan Kurikulum 2013 dalam kegiatan pembelajaran tetapi juga dalam penilaian yang harus dilakukan oleh guru. Adanya banyak keraguan tersebut menandakan bahwa banyak dari pihak sekolah, tenaga pengajar terkait proses pembelajaran, bahkan pemerintah belum siap sepenuhnya dalam menerapkan kurikulum 2013. Hal tersebut terkait dengan pemahaman guru dan sekolah mengenai Kurikulum 2013 yang masih kurang sehingga berpengaruh pula pada pelaksanaannya di lapangan. Ketidaksiapan dalam melaksanakan suatu kegiatan atau program akan berpengaruh pula pada hasilnya. Terlebih lagi, guru merupakan ujung tombak

8 dalam pendidikan maka sebagus apapun kurikulum tanpa didukung kesiapan guru sebagai pelaksana di lapangan akan berimbas pada tidak maksimalnya peningkatan kualitas pendidikan yang menjadi tujuan utamanya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka berupaya untuk menganalisis dan dikaji bagaimana implementasinya Kurikulum 2013 di Kota Yogyakarta dalam penelitian yang berjudul Implementasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran IPS Kelas VII Tahun Ajaran 2013/2014 di SMP Sasaran Kurikulum 2013 Kota Yogyakarta. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan adalah: 1. Kurang siapnya sekolah untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 di tahun ajaran 2013/2014 2. Belum optimalnya persiapan pemerintah terhadap uji coba Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah sasaran Kurikulum 2013 3. Belum optimalnya kesiapan guru di sekolah sasaran Kurikulum 2013 dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013 4. Belum optimalnya kesiapan guru di sekolah sasaran Kurikulum 2013 dalam memberikan penilaian hasil belajar sesuai dengan Kurikulum 2013 5. Pemahaman mengenai Kurikulum 2013 yang masih kurang sehingga berpengaruh pada pelaksanaan pembelajaran di lapangan

9 6. Belum optimalnya kesiapan guru mata pelajaran IPS di sekolah sasaran Kurikulum 2013 dalam melakukan perencanaan pembelajaran 7. Belum optimalnya kesiapan guru mata pelajaran IPS di sekolah sasaran Kurikulum 2013 dalam melaksanakan proses pembelajaran 8. Belum optimalnya kesiapan guru mata pelajaran IPS di sekolah sasaran Kurikulum 2013 dalam melakukan penilaian pembelajaran peserta didik C. Batasan Masalah Pembatasan masalah diperlukan untuk membatasi ruang lingkup masalah penelitian agar lebih terarah. Dari identifikasi masalah yang ada, maka batasan masalah yang ditetapkan adalah: 1. Belum optimalnya kesiapan guru mata pelajaran IPS di sekolah sasaran Kurikulum 2013 dalam melakukan perencanaan pembelajaran 2. Belum optimalnya kesiapan guru di sekolah sasaran Kurikulum 2013 dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013 3. Belum optimalnya kesiapan guru di sekolah sasaran Kurikulum 2013 dalammemberikan penilaian proses dan hasil belajar sesuai dengan Kurikulum 2013 D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu:

10 1. Apakah perencanaan pembelajaran yang guru IPS lakukan dalam Kurikulum 2013 sudah sesuai dengan ketentuan Kurikulum 2013? 2. Apakah pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPS dengan Kurikulum 2013 di sekolah sasaran kurikulum 2013 tahun ajaran 2013/2014 sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan Kurikulum 2013? 3. Apakah pelaksanaan penilaian proses dan hasil belajar IPS dengan Kurikulum 2013 di sekolah sasaran kurikulum 2013 tahun ajaran 2013/2014 sudah sesuai dengan rambu-rambu Kurikulum 2013? E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui: 1. Pelaksanaan perencanaan pembelajaran IPS dengan Kurikulum 2013 di sekolah sasaran kurikulum 2013 tahun ajaran 2013/2014 2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPS dengan Kurikulum 2013 di sekolah sasaran kurikulum 2013 tahun ajaran 2013/2014 3. Pelaksanaan penilaian proses dan hasil belajar IPS sesuai Kurikulum 2013 di sekolah sasaran kurikulum 2013 tahun ajaran 2013/2014 F. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti a. Peneliti dapat menambah ilmu pengetahuan secara praktis sebagai hasil dan pengamatan langsung serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang diperoleh selama studi di perguruan tinggi

11 b. Menambah pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian pendidikan yang dapat bermanfaat kelak ketika peneliti terjun di dunia pendidikan 2. Bagi guru Sebagai masukan dan upaya untuk memperbaiki pelaksanaan kurikulum sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan 3. Bagi sekolah Memberikan informasi dan masukan untuk pengembangan dan penyempurnaan kurikulum yang ada 4. Bagi pemerintah Memberikan masukan, sumbangan pemikiran dan perbaikan bagi pemerintah dalam membentuk dan menentukan kurikulum yang lebih baik