BAB I PENDAHULUAN. 21, manusia memasuki periode di mana teknologi informasi merambah ke hampir

dokumen-dokumen yang mirip
INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya jika suatu kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Naeni Sabila, 2013

I. PENDAHULUAN. beberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Sumber Informasi di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. mendeskripsikan ketertarikan peneliti dalam memilih judul Kemampuan Literasi

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2016 PENGARUH HASIL PEMBINAAN PUSTAKAWAN SEKOLAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN SMAN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pendapat ahli yang menyatakan bahwa:

2015 STUDI PENILAIAN PEMUSTAKA TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

EVALUASI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEAKTIFAN PUSTAKAWAN DALAM PEMASYARAKATAN PERPUSDOKINFO GUNA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN DAN CITRA POSITIF PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola,

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Vinna Indahtianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan dan profesi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. sementara pada waktu yang sama mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat.

BAB I PENDAHULUAN. demikian tidaklah salah karena bila dikaji lebih lanjut, kata dasar perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. hal. Selain itu membaca juga dapat memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan.

INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidik merupakan salah satu komponen yang menentukan berhasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahayu Kusumaningratyas,2013

BAB I PENDAHULUAN. pun manusia dan bangsa di dunia ini yang tidak membutuhkan kehidupan yang sedang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ita Hardianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika telah dituangkan untuk mempelajari matematika di tingkat sekolah lanjutan.

BAB I PENDAHULUAN. Era perkembangan informasi saat ini berkembang sangat pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN. diketahui bahwa literasi merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan

BAB I PENDAHULUAN. harus mempunyai nilai kompetensi (Mony, 2012:6). yang cukup panjang dan bukan hal yang kebetulan sesaat semata.

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Alvin Toffler dalam bukunya yang berjudul The Third Wave

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber daya yang ada.kendatipun berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aktifitas keilmuan sosial (Ishak, 2008). Perpustakaan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir

OTOMASI PERPUSTAKAAN: Alasan Otomasi dan Kontribusi Bagi Perpustakaan Oleh : Sri Wahyuni Pustakawan STMIK AKAKOM Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi secara efektif yang disebut dengan literasi informasi. Literasi informasi

BAB I PENDAHULUAN. Euis Sri Nurhayati, 2014 Literasi Informasi Pustakawan Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini teknologi informasi memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I. PENDAHULUAN. pustakawan. Pustakawan merupakan seseorang yang memiliki kompetensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memegang peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Statistik Republik Indonesia (2013), menyatakan tingkat pengangguran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016 DAMPAK INTERNET TERHADAP PENGGUNAAN KOLEKSI TERCETAK DI UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISIS RESPON SISWA TERHADAP FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH 7 AMPELGADING

BAB I PENDAHULUAN. merupakan unit pelaksana teknis (UPT) yang bersama -sama dengan unit lain

BAB I PENDAHULUAN. yang muncul, seseorang dituntut untuk memiliki pemikiran yang out of the box

BAB V HASIL DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Bab ini memaparkan hasil penelitian terutama berkaitan dengan rancangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Feni Surgana 1, Malta Nelisa 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang

BAB I PENDAHULUAN. Komisi Pendidikan untuk Abad XXI Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pernyataan tersebut mengandung maksud, melalui kegiatan belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kreasi pengetahuan..., Jennar Kiansantang, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. media massa yang sudah biasa sehari-harinya. Hal ini terbukti dengan. menjadi kebutuhan sekaligus hiburan bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan di era globalisasi seperti saat ini. Pemikiran tersebut dapat dicapai

BAB 1 PENDAHULUAN. Layanan buku..., Harianto, FIB UI, Universitas Indonesia

Manajemen Perpustakaan Khusus 1. Arif Surachman 2

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Hal ini berkaitan dengan ha kikat pendidikan yaitu sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Dari ilmu pengetahuan, kita bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan menjadi sarana untuk mencari, mengolah, mengumpulkan, mengembangkan dan merawat informasi. Menurut The International

UNIVERSITAS INDONESIA

PENDIDIKAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN STAIN PEKALONGAN (Junaeti, S.Sos)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari satu tempat ke seluruh penjuru dunia terjadi dengan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi manusia selalu berlangsung dalam latar dan lingkungan tertentu. Manusia tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

BAB I INTRODUKSI. Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I. PENDAHULUAN. berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,

PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif, dan produktif. Seain itu, kebutuhan masyarakat terhadap informasi

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi membawa konsekuensi dilakukakannya proses pengolahan data

2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN POLITIK DI ORGANISASI FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui perpustakaan masyarakat dapat belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran internet menandai babak baru sejarah manusia. Sekitar abad ke- 21, manusia memasuki periode di mana teknologi informasi merambah ke hampir seluruh aspek kehidupan. Informasi mulai bertebaran dan hampir tidak terbatas oleh jarak, ruang dan waktu. Informasi menjadi komoditi yang digandrungi oleh masyarakat dari berbagai tingkatan sosial. Berbagai jasa pelayanan sosial, mau tidak mau, perlu beradaptasi dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi ini. Perpustakaan adalah satu di antara jasa pelayanan sosial tersebut. Pada awalnya, perpustakaan hanya berfungsi untuk menjaga koleksi atau akses informasi, melayani individu atau kelompok tanpa melihat adanya potensi hubungan yang sinergi, memberi layanan di tempat sebatas jam pelayanan, manajemen informasi sebatas akses, dan memberikan pendidikan pemakai sebatas tentang pemanfaatan perpustakaan (Lien dalam Testiani, 2015). Pada era pasca internet, fungsi itu perlahan mulai berubah. Perpustakaan berperan dalam meningkatkan kemampuan pemustaka memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi guna mengakses dan mendayagunakan informasi secara kritis, serta merekam atau mempublikasikan pengetahuan dengan efisien. Perubahan peran lainnya yang disorot khusus dalam konteks ini adalah peran perpustakaan dalam melayani kebutuhan informasi pemustaka yang semakin kompleks.

2 Perubahan peran itu begitu terlihat, sebab generasi saat ini merupakan generasi informasi yang ditumbuhkembangkan dalam suatu masyarakat informasi, yang aktivitas sosial-politik, ekonomi dan lain sebagainya, melalui proses konsumsi, produksi dan distribusi informasi. Hal itu berarti, generasi saat ini memiliki kebutuhan informasi yang tinggi di tengah ledakan informasi yang sedang terjadi. Masyarakat mulai kebingungan dalam memfilterisasi informasi yang akurat dan kredibel untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pada kondisi inilah, diperlukan kemampuan untuk memilah dan memaknai berbagai informasi yang tersedia agar tidak terjadi kesenjangan pemahaman informasi yang berujung pada kesenjangan intelektual. Kemampuan ini kemudian dikenal dengan sebutan literasi informasi. Secara garis besar dari beberapa pengertian ahli, literasi informasi merupakan proses bagaimana kita mencari, mengevaluasi, menggunakan, menciptakan dan mengakui keberadaan suatu informasi secara efektif guna mencapai tujuan pribadi, sosial, ataupun tujuan-tujuan lainnya. Kemampuan literasi informasi pada era ini perlu dibudayakan, oleh karena perubahan zaman memaksa kita untuk sigap dalam menghadapi berbagai tantangan dan rintangan baru. Menutup diri dari era keterbukaan informasi ini perlahan-lahan akan membuat kita tersingkirkan, sedangkan mereka yang membuka diri namun tidak berhati-hati dalam menggunakan informasi akan mudah terjerumus pada hal-hal yang tidak diinginkan. Perpustakaan mendapat sorotan tajam pada era keterbukaan informasi, sebab perpustakaan merupakan jantung dari pendidikan dan sumber informasi

3 bagi masyarakat. Perpustakaan wajib menjalankan fungsi informasinya, yakni mendorong keterbukaan serta membudayakan literasi informasi dalam masyarakat. Pustakawan sebagai orang yang bergelut dalam dunia kepustakawanan dituntut untuk menguasai literasi informasi agar nantinya dapat memenuhi kebutuhan informasi pemustaka yang semakin kompleks dan menularkan kemampuan tersebut kepada masyarakat. Hal itu juga diperkuat dengan pernyataan Dupuis dan Ryan (2002), holistic librarians with a broad range of competencies and skills are an emerging prerequisite in libraries, especially in technology-oriented roles. Oleh karena itu, perlulah pustakawan menguasai literasi informasi pada era ini. Berdasarkan data dari Pusat Pengembangan Pustakawan, sampai pada akhir tahun 2015, pustakawan di Indonesia berjumlah sekitar 2.939 orang. Angka itu terbilang rendah bila dibandingkan dengan negara-negara maju seperti Amerika, Eropa dan lain sebagainya. Rendahnya jumlah pustakawan ini mengakibatkan peningkatan kualitas pustakawan sebagai suatu hal yang sangat penting. Mengingat, lembaga riset pasar e-marketer melansir bahwa pengguna internet di Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 83,7 juta orang dan berada pada peringkat ke-6 di dunia. (Tekno.kompas.com, 24/11/2014). Pada sisi yang berbeda, UNESCO (2012) melansir indeks baca di Indonesia hanya 0,001 persen yang berarti masyarakat Indonesia memiliki minat baca yang rendah. Ditambah pula data dari Human Development Index (2013), bahwa indeks Indonesia tahun 2013 ialah 0,684. Naik dari tahun sebelumnya, namun hanya dari segi kesehatan yang mengalami kenaikan, sedangkan taraf pendidikan khususnya melek huruf

4 masih terbilang rendah. Hal tersebut menyiratkan kemampuan literasi informasi di kalangan masyarakat Indonesia masih perlu ditingkatkan. Hal itu serta merta menjadi tantangan tersendiri bagi pustakawan dalam upayanya memenuhi kebutuhan pemustaka sebab tingginya tingkat pengguna internet tidak dibarengi dengan tingginya tingkat literasi. Inilah pekerjaan rumah bagi perpustakaanperpustakaan di Indonesia. Salah satu perpustakaan yang juga berupaya dalam peningkatan literasi informasi adalah Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta. Perpustakaan ini merupakan perangkat pemerintahan Kota Yogyakarta yang memiliki peran vital dalam memberikan layanan informasi kepada masyarakat. Sejak tahun 2008, perpustakaan tersebut berada di bawah naungan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta yang belokasi di Jalan Suroto Nomor 9, Kotabaru, Berada di tengah- tengah kota yang seringkali dijuluki sebagai Kota Pelajar atau Kota Pendidikan, lokasi perpustakaan ini memudahkan masyarakat untuk menjangkaunya. Terdapat 26 (dua puluh enam) orang pustakawan di perpustakaan ini, terdiri dari 1 (satu) pustakawan ahli, 6 (enam) pustakawan terampil, dan 19 (sembilan belas) pustakawan non PNS. Aktivitas kepustakawanan dijalankan dengan menggunakan sistem temu kembali informasi berbasis SIPRUS (Sistem Informasi Perpustakaan). Sarana penelusuran informasi seperti komputer juga tersedia cukup banyak di perpustakaan ini ditunjang dengan penyediaan internet hingga pukul 24.00. Statistik data pengguna internet di Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta pada tahun 2015 telah menyentuh angka 163.111 orang.

5 Sebagaimana disebutkan sebelumnya, bahwa predikat Kota Yogyakarta sampai saat ini menyiratkan bahwa kota tersebut akrab dengan budaya literasi. Perlu kemudian ditelusuri, apakah keakraban kota ini dengan budaya literasi telah sejalan dengan kemampuan literasi informasi pustakawannya? Predikatnya sebagai kota pendidikan menyiratkan pula bahwa masyarakat Kota Yogyakarta khususnya para pelajar memiliki kebutuhan informasi yang tinggi. Sudahkah kebutuhan informasi masyarakat, dalam hal ini pemustaka, dipenuhi oleh pustakawan dengan memanfaatkan kemampuan literasi informasi mereka? Pertanyaan-pertanyaan serta gambaran di atas yang kemudian mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul Peran Literasi Informasi Pustakawan dalam Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka di Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana literasi informasi pustakawan dalam pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka di Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta? 1.3 Batasan Masalah Peneliti hanya membahas literasi informasi dalam kaitannya dengan perpustakaan serta membahas literasi informasi pustakawan di Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta dengan menggunakan model literasi informasi Empowering Eight sebagai indikator penilaian dan pengukuran tingkat kemampuan literasi informasi mereka. Literasi Informasi yang dimaksud lebih mengacu kepada hal-hal akademik seperti karya tulis, sebagaimana tergambarkan

6 dalam model literasi informasi Empowering Eight. Indikator penilaian peran literasi informasi pustakawan dalam pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka ialah intensitas interaksi antara pemustaka dengan pustakawan, ragam informasi yang dibutuhkan, penggunaan informasi yang diberikan oleh pustakawan, dugaan terhadap ketersediaan informasi yang dibutuhkan, dan kepuasan pemustaka atas informasi yang diberikan pustakawan. 1.4 Tujuan Adapun tujuan dilakukannya penelitian mengenai peran literasi informasi pustakawan dalam pemenuhan informasi pemustaka ini antara lain: 1. Mengetahui peran literasi informasi pustakawan dalam memenuhi kebutuhan informasi pemustaka di Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta. 2. Membangun kesadaran mengenai pentingnya kemampuan literasi informasi di kalangan pustakawan khususnya dalam pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka. 1.5 Manfaat Penelitian mengenai literasi informasi ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang bermanfaat secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi khasanah ilmu pengetahuan, khususnya bagi ilmu perpustakaan yang berkaitan dengan literasi informasi. Mampu memperkaya wawasan pembaca, sekurang-kurangnya dapat memberikan sumbangan pemikiran serta nantinya dapat menjadi referensi karya tulis selanjutnya oleh peneliti lainnya.

7 Sedangkan secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan dorongan bagi Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta dalam pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka, dapat menjadi acuan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian-penelitian berikutnya ataupun menjadi bahan diskusi bagi mahasiswa, pegiat perpustakaan, aktivis literasi dan lain sebagainya. 1.4 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penelitian ini yang menjadi alur bahasan berdasarkan bab-babnya sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan: Memaparkan latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan serta manfaat penelitian. Bab 2 Tinjauan Pustaka: Menjabarkan karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan penelitian, konsep-konsep serta teori yang menjadi pisau analisis. Bab 3 Metodologi Penelitian: Menjelaskan jenis dan lokasi penelitian, sumber data, unit analisis, teknik analisis, pengumpulan serta penyajian data. Bab 4 Pembahasan: Bagian ini membahas gambaran umum Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta dan penjabaran mengenai literasi informasi pustakawan, kebutuhan informasi pemustaka dan peran dari literasi informasi pustakawan dalam pemenuhan kebutuhan pemustaka di Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta. Bab 5 Penutup: Bagian ini berisi kesimpulan penelitian dan saran penulis.