BAB 1 PENINGKATAN RASA SALING PERCAYA DAN HARMONISASI ANTAR KELOMPOK MASYARAKAT
BAB 1 PENINGKATAN RASA SA LING PERCAYA DAN HARMONISASI ANTAR KELOMPOK MASYARAKAT A. KONDISI UMUM Sepanjang tahun 2007 hingga kuartal pertama tahun 2008, secara umum cukup terasa adanya sejurnlah peningkatan yang berarti berkaitan dengan kemampuan masyarakat dalam memahami dan mempraktekkan nilai-nilai demokrasi. Salah satu indikasinya dapat dilihat dari cara-cara masyarakat dalam menyikapi perbedaan yang terjadi di dalam lingkungan sosial politik masing-masing. Secara umum, masyarakat juga terlihat lebih toleran dalam menyikapi sejumlah persoalan sosial yang berkembang dan menjadi sorotan publik dan media rnassa. Salah satu sarana penting untuk mengukur adanya kemajuan ataupun kemunduran dalam kesadaran politik masyarakat dan peningkatan rasa saling percaya antar kelompok masyarakat adalah penyelenggaraan pilkada. Pelaksanaan pilkada pada tahun 2007 secara umum berjalan sangat lancar dan damai. Salah satu indikator penting adalah pelaksanaan pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Ibukota DKI Jakarta pada pertengahan tahun 2007. Sejak awal persiapan pilkada, veriflkasi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur hingga masa kampanye, pemungutan suara dan proses penghitungan suara, tidak ada kekerasan dan perselisihan berarti y4ng menimbulkan perkara di pengadilan ataupun KPUD. Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah tingginya kesadaran para calon kepala daerah sendiri untuk menerima kekalahan. Hal ini telah meningkatkan secara berarti kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi dan telah berperan dalam menjaga harmonisasi antar kelompok masyarakat yang majemuk, mengingat DKI Jakarta adalah cermin dari kemajemukan Indonesia. Keberhasilan serupa juga terjadi di sejumlah daerah yang melaksanakan pilkada di seluruh tanah air. Sebagai negara bangsa (nation state) yang tengah melakukan konsolidasi demokrasi, dalam upaya untuk meningkatkan rasa kebangsaan dan cinta tanah aiq semua dinamika dan konflik kepentingan perlu dikelola secara damai tanpa disertai guncangan dan ketidaksta ilan politik nasional. Pada tahun 2008 penguatan pondasi kebangsaan masih akan terus dilakukan anlara lain melalui peningkatan kesadaran akan pentingnya ketaatan pada UUD 1945 dan supremasi hukum, termasuk kemampuan menghayati nilai-nilai penting bagi peningkatan dinamika kehidupan bersama yang ada di dalam ideologi Pancasila. Hal ini hanya dapat dilakukan apabila lembaga-lembaga hukum yang ada mampu melakukan terobosan-terobosan nyata dalam pemberantasan tindak pidana korupsi dan tindak-tindak pidana kelas tinggi lainnya, sehingga kepercayaan masyarakaterhadap hukum meningkat. Selanjutnya, masyarakat diharapkan mampu meneladani nilai-nilai baik dalam kehidupan publik, kehidupan diri dan lingkungan terdekatnya. Kebijakan-kebijakan yang tepat dari pemerintah juga telah mampu mengurangi dan menghilangkan dampak-dampak negatif dari konflik-konflik yang berdimensi politik di daerah-daerah yang rawan terhadap munculnya konflik vertikal maupun horizontal. Pada tahun 2007 keadaan yang stabil dan damai terus dapat dipelihara di NAD, Papua, Maluku dan Poso, suatu situasi yang sesungguhnya sudah dimulai sejak tahun 2005. Pendekatan II.]-l
REPUBLTK lndonesia pemerintah yang dilakukan secara dialogis dan persuasif ternyata telah cukup memberikan kontribusi positif dalam menjaga stabilitas politik dan menjaga harmonisasi masyarakat di daerah-daerah bersangkutan. Aceh sudah berkembang menjadi provinsi yang stabil, damai dan terbuka sejak penandatanganan MoU antara pemerintah dan GAM pada tanggal 15 Agustus 2005, yang kemudian berlanjut dengan pemberlakuan UU No. 1l Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh yang sangat akomodatif terhadap aspirasi politik masyarakat Aceh. Kepercayaan masyarakat Aceh juga makin menguat terhadap pemerintah pusat pasca berhasil dilangsungkannya Pilkada Gubernur Aceh yang dinilai jujur dan demokratis pada akhir tahun 2006. Hal ini sangat penting bagi keberlanjutan pembangunan Aceh pada khususnya dan dapat menjadi salah satu barometer bagi upaya peningkatan harmonisasi kehidupan seluruh komponen bangsa pada umumnya. Pemerintah juga menerapkan prinsip kebijakan yang serupa di papua dengan mengedepankan dialog dengan masyarakat dan unsur-unsur pemerintah daerah dan wakil rakyat yang sudah dipilih secara demokratis. Pemerintah menerbitkan Inpres No. 5 Tahun 2007 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat yang sering disebut sebagai New Deal Policy for Papua. Inpres ini diterbitkan setelah mempertimbangkan berbagai masukan dan aspirasi masyarakat Papua berkaitan dengan prioritas pembangunan Papua serta mengingat perlunya kebijakan perlakukan khusus terhadap putra putri Papua. Keberhasilan yang cukup menggembirakan juga terjadi di Maluku dan Maluku Utara pada tahun 2007, yang merupakan tahun keempat atau terakhir dari pemberlakuan Inpres No. 6 Tahun 2003 tentang Percepatan Pe mulihan Pembangunan Provinsi Matuku dan Maluku Utara Pasca Konflik. Melalui upaya peningkatan kapasitas dan kapabilitas pemerintahan di daerah, pelaksanaan rehabilitasi, serta peningkatan secara terus menerus upaya dialog dan komunikasi efektif serta pendampingan terhadap masyarakat, ternyata pemberlakuan Inpres No. 6 Tahun 2003 cukup mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah serta menjadi salah satu pilar yang sangat penting bagi pemulihan keadaan damai yang berkelanjutan di wilayah Maluku dan Maluku Utara. Meskipun terjadi persoalan mengenai Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara, tampaknya kasus ini akan dapat diselesaikan secara hukum. Selanjutnya, pemerintah daerah diharapkan segera mempersiapkan exit strateg,t sebagai tindak lanjut dan keberlanjutan hasil yang telah dicapai melalui petaksanaan empat tahun Inpres No. 6 tahun 2003, sehingga pada tahun 2008 dan 2009 Maluku dan Maluku Utara sudah dapat sepenuhnya berjalan secara normal dan mandiri. Pemulihan konflik Poso juga mendapat respon yang baik dari pemerintah daerah dan kelompok-kelompok masyarakat lokal. Inpres No. 14 Tahun 2005 tentang Langkahlangkah Komprehensif Penanganan Masalah Poso telah berhasil menciptakan kondisi keamanan yang relatif kondusif bagi upaya peningkatan kesejahteraan rakyat lebih lanjut, serta menjadi dasar yang mantap bagi keberhasilan pengungkapan berbagai kasus terorisme dan penangkapan para pelaku tindak kekerasan dan kriminal yang meresahkan masyarakat selama beberapa tahun sebelumnya. Program rehabilitasi sarana dan prasarana sosialjuga telah berhasil dilaksanakan secara cukup memadai oleh pemerintah. Pada tahun 2008 dan 2009, berbagai upaya akan terus dilakukan untuk membangun sikap saling percaya melalui II.t - 2
pelembagaan dialog publik yang diharapkan dapat dipelopori oleh organisasi-organisasi kemasyarakatan Di samping beberapa pencapaian pada tahun 2007 danperkiraan pencapaian tahun 2008, secara umum beberapa tantangan utama yang masih akan dihadapi pada tahun 2009 antara lain : menjaga kepercayaan dan harmonisasi yang sudah terbangun secara berkelanjutan, mendorong peningkatan kapasitas dan kredibilitas lembaga-lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga penegak hukum, lembaga-lembaga politik dan kemasyarakatan di daerah, mengatasi berbagai ekses psikologis negatif dari konflik di masa lalu, serta meningkatkan kualitas kesadaran politik dan meningkatkan sikap-sikap toleran terhadap perbedaan dan kemajemukan bangsa. Peningkatan kualitas layanan informasi dan adanya akses masyarakat terhadap informasi yang objektif akan juga menjadi kekuatan utama untuk menjaga harmonisasi di dafam masyarakat. Oleh karena itulah peran media center yang terus berkembang selama beberapa tahun terakhir akan terus diperkuat peran dan fungsinya dalam menyampaikan dan menyediakan informasi yang akurat, berimbang dan benar kepada masyarakat luas yang membutuhkannya. Media center diharapkan dapat menjadi salah satu sarana untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah sehingga pada gilirannya menjadi sumber informasi yang penting untuk menjaga harmonisasi di dalam masyarakat. B. SASARAN PEMBANGUNAII TAIIUN 2OO9 Sasaran pembangunan tahun 2009 dalam Peningkatan Rasa Saling Percaya dan Harmonisasi antar Kelompok Masyarakat adalah : l. Meningkatnya kemampuan koordinasi dan komunikasi aparatur pemerintah dalam melakukan kerjasama dengan masyarakat untuk menyelesaikan berbagai persoalan sosial pol itik kemasyarakatan; 2. Meningkatnya kapasitas dan kemandirian organisasi-organisasi masyarakat sipil dalam memberikan advokasi dan meningkatkan wawasan sosial politik dan hukum masyarakat; 3. Menguatnya kapasitas dan kredibilitas ruang publik serta meningkatnya pelayanan informasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat; 4. Terjaganya harmonisasi di dalam masyarakat. C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGT]NAN TAHUN 2OO9 Arah kebijakan pembangundn tahun 2009 untuk Peningkatan Rasa Saling Percaya dan Harmonisasi Antar Kelompok Masyarakat adalah : l. Meningkatkan kapasitas dan kredibilitas aparatur pemerintah daerah dalam menjaga harmonisasi di dalam masyarakat termasuk di dalamnya upaya untuk penegakan hukum; 2. Meningkatkan kapasitas dan peran organisasi masyarakat sipil dalam memberikan advokasi dan meningkatkan wawasan sosial politik dan hukum masyarakat; II.l - 3
3. 4. 5. Memperkuat penghayatan masyarakat atas ideologi Pancasila, konstitusi negara dan pentingnya penegakan hukum; Memperkuat ruang publik di dalam masyarakat; Meningkatkan peran media massa dan penguatan media center sebagai wadah penyebaran infbrmasi yang benar dan bertanggung jawab kepada masyarakat. II.l -4