PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 1 PENINGKATAN RASA SALING PERCAYA DAN HARMONISASI ANTAR KELOMPOK MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 PENINGKATAN RASA PERCAYA DAN HARMONISASI ANTARKELOMPOK MASYARAKAT

BAB 2 PENINGKATAN RASA PERCAYA DAN HARMONISASI ANTAR KELOMPOK MASYARAKAT

BAB 1 PENINGKATAN RASA SALING PERCAYA DAN HARMONISASI ANTARKELOMPOK MASYARAKAT

BAGIAN I AGENDA MENCIPTAKAN INDONESIA YANG AMAN DAN DAMAI

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN ARAH KEBIJAKAN PROLEGNAS TAHUN Ignatius Mulyono 2

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

BAB I PENDAHULUAN. partai politik lokal. partai politik lokal telah menjadi instrumen utama rakyat

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

LANGKAH-LANGKAH ANTISIPASI PEMANTAPAN STABILITAS KEAMANAN DALAM NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pendahuluan bab i i -

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2017 SERI E.1 3

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA 2018 BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017

KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA

PARTAI POLITIK DAN KEBANGSAAN INDONESIA. Dr. H. Kadri, M.Si

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1

PROGRAM KERJA JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK POS BANTUAN HUKUM ADVOKAT INDONESIA (POSBAKUMADIN)

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

SAMBUTAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS

BAB 15 PERWUJUDAN LEMBAGA DEMOKRASI YANG MAKIN KUKUH

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan rangkaian ribuan pulau di sekitar khatulistiwa yang

PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Governance dituntut adanya sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Sistematika

PERSIAPAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI MAHKAMAH KONSTITUSI, MAHKAMAH AGUNG, PEMILIHAN KEPALA DAERAH

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

KONSOLIDASI DEMOKRASI UNTUK KEMAKMURAN RAKYAT

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014

Pajak Kontemporer Peradilan Pajak

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

KEBIJAKAN & STRATEGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BIDANG KOMINFO TAHUN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG

pengantar Pengantar oleh: Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

BUPATI KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

Bab I U M U M 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. UNODC dan KPK memandang bahwa korupsi tidak dapat digolongkan

Oleh Menteri Dalam Negeri (Gamawan Fauzi)

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN KESBANGPOL DAN LINMAS PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola

PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KOPERASI. Usaha Mikro. Kecil. Menengah. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93)

BAB 13 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Dalam menyusun RPJMD Kabupaten Karawang tahun ,

Pemahaman Multikulturalisme untuk Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi atau Undang-Undang Dasar (UUD) menempati tingkatan

BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN

PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah)

Pertama-tama perkenankan saya secara tulus mengucapkan puji. syukur ke hadirat Allah SWT atas ridha Nya sehingga kita dapat hadir

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RENCANA PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TAHUN 2017 NO JUDUL RANCANGAN PERATURAN UNIT KERJA

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Dr. Muhammad Taufiq Deputi Bidang Kajian Kebijakan, LAN RI

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN FASILITASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VISI DAN MISI PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI PEKALONGAN TAHUN (Drs. H. AMAT ANTONO H.A. QUROFI HAJIN. BA)

POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

RechtsVinding Online. Naskah diterima: 17 Februari 2016; disetujui: 25 Februari 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pada bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan implikasi penelitian yang

I. UMUM. serasi... serasi antara Pemerintah dan Daerah serta antar Daerah untuk menjaga keutuhan

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

KATA PENGANTAR. Mataram, Februari KEPALA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 46 Tahun 2011 TANGGAL : 28 September 2011

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DIREKTORAT POLITIK DAN KOMUNIKASI

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jambi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI JAWA TENGAH

Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Pelanggaram HAM dan Pengingkaran Kewajiban

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2015

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2015

Transkripsi:

BAB 1 PENINGKATAN RASA SALING PERCAYA DAN HARMONISASI ANTAR KELOMPOK MASYARAKAT

BAB 1 PENINGKATAN RASA SA LING PERCAYA DAN HARMONISASI ANTAR KELOMPOK MASYARAKAT A. KONDISI UMUM Sepanjang tahun 2007 hingga kuartal pertama tahun 2008, secara umum cukup terasa adanya sejurnlah peningkatan yang berarti berkaitan dengan kemampuan masyarakat dalam memahami dan mempraktekkan nilai-nilai demokrasi. Salah satu indikasinya dapat dilihat dari cara-cara masyarakat dalam menyikapi perbedaan yang terjadi di dalam lingkungan sosial politik masing-masing. Secara umum, masyarakat juga terlihat lebih toleran dalam menyikapi sejumlah persoalan sosial yang berkembang dan menjadi sorotan publik dan media rnassa. Salah satu sarana penting untuk mengukur adanya kemajuan ataupun kemunduran dalam kesadaran politik masyarakat dan peningkatan rasa saling percaya antar kelompok masyarakat adalah penyelenggaraan pilkada. Pelaksanaan pilkada pada tahun 2007 secara umum berjalan sangat lancar dan damai. Salah satu indikator penting adalah pelaksanaan pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Ibukota DKI Jakarta pada pertengahan tahun 2007. Sejak awal persiapan pilkada, veriflkasi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur hingga masa kampanye, pemungutan suara dan proses penghitungan suara, tidak ada kekerasan dan perselisihan berarti y4ng menimbulkan perkara di pengadilan ataupun KPUD. Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah tingginya kesadaran para calon kepala daerah sendiri untuk menerima kekalahan. Hal ini telah meningkatkan secara berarti kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi dan telah berperan dalam menjaga harmonisasi antar kelompok masyarakat yang majemuk, mengingat DKI Jakarta adalah cermin dari kemajemukan Indonesia. Keberhasilan serupa juga terjadi di sejumlah daerah yang melaksanakan pilkada di seluruh tanah air. Sebagai negara bangsa (nation state) yang tengah melakukan konsolidasi demokrasi, dalam upaya untuk meningkatkan rasa kebangsaan dan cinta tanah aiq semua dinamika dan konflik kepentingan perlu dikelola secara damai tanpa disertai guncangan dan ketidaksta ilan politik nasional. Pada tahun 2008 penguatan pondasi kebangsaan masih akan terus dilakukan anlara lain melalui peningkatan kesadaran akan pentingnya ketaatan pada UUD 1945 dan supremasi hukum, termasuk kemampuan menghayati nilai-nilai penting bagi peningkatan dinamika kehidupan bersama yang ada di dalam ideologi Pancasila. Hal ini hanya dapat dilakukan apabila lembaga-lembaga hukum yang ada mampu melakukan terobosan-terobosan nyata dalam pemberantasan tindak pidana korupsi dan tindak-tindak pidana kelas tinggi lainnya, sehingga kepercayaan masyarakaterhadap hukum meningkat. Selanjutnya, masyarakat diharapkan mampu meneladani nilai-nilai baik dalam kehidupan publik, kehidupan diri dan lingkungan terdekatnya. Kebijakan-kebijakan yang tepat dari pemerintah juga telah mampu mengurangi dan menghilangkan dampak-dampak negatif dari konflik-konflik yang berdimensi politik di daerah-daerah yang rawan terhadap munculnya konflik vertikal maupun horizontal. Pada tahun 2007 keadaan yang stabil dan damai terus dapat dipelihara di NAD, Papua, Maluku dan Poso, suatu situasi yang sesungguhnya sudah dimulai sejak tahun 2005. Pendekatan II.]-l

REPUBLTK lndonesia pemerintah yang dilakukan secara dialogis dan persuasif ternyata telah cukup memberikan kontribusi positif dalam menjaga stabilitas politik dan menjaga harmonisasi masyarakat di daerah-daerah bersangkutan. Aceh sudah berkembang menjadi provinsi yang stabil, damai dan terbuka sejak penandatanganan MoU antara pemerintah dan GAM pada tanggal 15 Agustus 2005, yang kemudian berlanjut dengan pemberlakuan UU No. 1l Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh yang sangat akomodatif terhadap aspirasi politik masyarakat Aceh. Kepercayaan masyarakat Aceh juga makin menguat terhadap pemerintah pusat pasca berhasil dilangsungkannya Pilkada Gubernur Aceh yang dinilai jujur dan demokratis pada akhir tahun 2006. Hal ini sangat penting bagi keberlanjutan pembangunan Aceh pada khususnya dan dapat menjadi salah satu barometer bagi upaya peningkatan harmonisasi kehidupan seluruh komponen bangsa pada umumnya. Pemerintah juga menerapkan prinsip kebijakan yang serupa di papua dengan mengedepankan dialog dengan masyarakat dan unsur-unsur pemerintah daerah dan wakil rakyat yang sudah dipilih secara demokratis. Pemerintah menerbitkan Inpres No. 5 Tahun 2007 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat yang sering disebut sebagai New Deal Policy for Papua. Inpres ini diterbitkan setelah mempertimbangkan berbagai masukan dan aspirasi masyarakat Papua berkaitan dengan prioritas pembangunan Papua serta mengingat perlunya kebijakan perlakukan khusus terhadap putra putri Papua. Keberhasilan yang cukup menggembirakan juga terjadi di Maluku dan Maluku Utara pada tahun 2007, yang merupakan tahun keempat atau terakhir dari pemberlakuan Inpres No. 6 Tahun 2003 tentang Percepatan Pe mulihan Pembangunan Provinsi Matuku dan Maluku Utara Pasca Konflik. Melalui upaya peningkatan kapasitas dan kapabilitas pemerintahan di daerah, pelaksanaan rehabilitasi, serta peningkatan secara terus menerus upaya dialog dan komunikasi efektif serta pendampingan terhadap masyarakat, ternyata pemberlakuan Inpres No. 6 Tahun 2003 cukup mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah serta menjadi salah satu pilar yang sangat penting bagi pemulihan keadaan damai yang berkelanjutan di wilayah Maluku dan Maluku Utara. Meskipun terjadi persoalan mengenai Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara, tampaknya kasus ini akan dapat diselesaikan secara hukum. Selanjutnya, pemerintah daerah diharapkan segera mempersiapkan exit strateg,t sebagai tindak lanjut dan keberlanjutan hasil yang telah dicapai melalui petaksanaan empat tahun Inpres No. 6 tahun 2003, sehingga pada tahun 2008 dan 2009 Maluku dan Maluku Utara sudah dapat sepenuhnya berjalan secara normal dan mandiri. Pemulihan konflik Poso juga mendapat respon yang baik dari pemerintah daerah dan kelompok-kelompok masyarakat lokal. Inpres No. 14 Tahun 2005 tentang Langkahlangkah Komprehensif Penanganan Masalah Poso telah berhasil menciptakan kondisi keamanan yang relatif kondusif bagi upaya peningkatan kesejahteraan rakyat lebih lanjut, serta menjadi dasar yang mantap bagi keberhasilan pengungkapan berbagai kasus terorisme dan penangkapan para pelaku tindak kekerasan dan kriminal yang meresahkan masyarakat selama beberapa tahun sebelumnya. Program rehabilitasi sarana dan prasarana sosialjuga telah berhasil dilaksanakan secara cukup memadai oleh pemerintah. Pada tahun 2008 dan 2009, berbagai upaya akan terus dilakukan untuk membangun sikap saling percaya melalui II.t - 2

pelembagaan dialog publik yang diharapkan dapat dipelopori oleh organisasi-organisasi kemasyarakatan Di samping beberapa pencapaian pada tahun 2007 danperkiraan pencapaian tahun 2008, secara umum beberapa tantangan utama yang masih akan dihadapi pada tahun 2009 antara lain : menjaga kepercayaan dan harmonisasi yang sudah terbangun secara berkelanjutan, mendorong peningkatan kapasitas dan kredibilitas lembaga-lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga penegak hukum, lembaga-lembaga politik dan kemasyarakatan di daerah, mengatasi berbagai ekses psikologis negatif dari konflik di masa lalu, serta meningkatkan kualitas kesadaran politik dan meningkatkan sikap-sikap toleran terhadap perbedaan dan kemajemukan bangsa. Peningkatan kualitas layanan informasi dan adanya akses masyarakat terhadap informasi yang objektif akan juga menjadi kekuatan utama untuk menjaga harmonisasi di dafam masyarakat. Oleh karena itulah peran media center yang terus berkembang selama beberapa tahun terakhir akan terus diperkuat peran dan fungsinya dalam menyampaikan dan menyediakan informasi yang akurat, berimbang dan benar kepada masyarakat luas yang membutuhkannya. Media center diharapkan dapat menjadi salah satu sarana untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah sehingga pada gilirannya menjadi sumber informasi yang penting untuk menjaga harmonisasi di dalam masyarakat. B. SASARAN PEMBANGUNAII TAIIUN 2OO9 Sasaran pembangunan tahun 2009 dalam Peningkatan Rasa Saling Percaya dan Harmonisasi antar Kelompok Masyarakat adalah : l. Meningkatnya kemampuan koordinasi dan komunikasi aparatur pemerintah dalam melakukan kerjasama dengan masyarakat untuk menyelesaikan berbagai persoalan sosial pol itik kemasyarakatan; 2. Meningkatnya kapasitas dan kemandirian organisasi-organisasi masyarakat sipil dalam memberikan advokasi dan meningkatkan wawasan sosial politik dan hukum masyarakat; 3. Menguatnya kapasitas dan kredibilitas ruang publik serta meningkatnya pelayanan informasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat; 4. Terjaganya harmonisasi di dalam masyarakat. C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGT]NAN TAHUN 2OO9 Arah kebijakan pembangundn tahun 2009 untuk Peningkatan Rasa Saling Percaya dan Harmonisasi Antar Kelompok Masyarakat adalah : l. Meningkatkan kapasitas dan kredibilitas aparatur pemerintah daerah dalam menjaga harmonisasi di dalam masyarakat termasuk di dalamnya upaya untuk penegakan hukum; 2. Meningkatkan kapasitas dan peran organisasi masyarakat sipil dalam memberikan advokasi dan meningkatkan wawasan sosial politik dan hukum masyarakat; II.l - 3

3. 4. 5. Memperkuat penghayatan masyarakat atas ideologi Pancasila, konstitusi negara dan pentingnya penegakan hukum; Memperkuat ruang publik di dalam masyarakat; Meningkatkan peran media massa dan penguatan media center sebagai wadah penyebaran infbrmasi yang benar dan bertanggung jawab kepada masyarakat. II.l -4