BAB II TINJAUAN UMUM AEDES AEGYPTI DAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TELAAH PUSTAKA. Gambar 2.1 Morfologi nyamuk Aedes spp. (Wikipedia, 2013)

BAB II LANDASAN TEORI

Bagaimanakah Perilaku Nyamuk Demam berdarah?

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Aedes sp. ,

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

BAB II TINJAUAN MENGENAI AEDES AEGYPTI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tjitrosoepomo (1993), klasifikasi sirih (Piper bettle L.) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di awal atau penghujung musim hujan suhu atau kelembaban udara umumnya

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan. salah satu masalah kesehatan lingkungan yang cenderung

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) disebut juga dengue hemorrhagic fever

BAB I PENDAHULUAN. 3 tahun berturut turut. Berdasarkan laporan yang masuk dari rumah sakit dan

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.)TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nyamuk termasuk jenis serangga dalam ordo diptera, dari kelas insecta.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB IV PENGGUNAAN METODE SEMI-PARAMETRIK PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI PULAU JAWA DAN SUMATERA

bio.unsoed.ac.id MENGENAL PEI\IYAKIT DEMAM BERDARAH PENDAHULUAN penderita dan keluarganya, karena kurangnya pengertian dan pemahaman tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa

BAB I PENDAHULUAN. Dengue, keduanya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit. chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya.

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

NYAMUK SI PEMBAWA PENYAKIT Selasa,

IDENTIFIKASI JENIS KONTAINER DAN MORFOLOGI NYAMUK Aedes sp DI LINGKUNGAN SD AISYIAH KECAMATAN METRO SELATAN KOTA METRO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), juta orang di seluruh dunia terinfeksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Nyamuk Aedes aegypti Klasifikasi Nyamuk Aedes aegypti

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam

I. PENDAHULUAN. Diantara kota di Indonesia, Kota Bandar Lampung merupakan salah satu daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit menular cukup tinggi dan prevalensinya meningkat karena

I. PENDAHULUAN. serangga yaitu Aedes spesies. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah. penyakit demam berdarah akut, terutama menyerang anak-anak dengan

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian (Profil

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB I PENDAHULUAN. kejadian luar biasa dengan kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk penular

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi Nyamuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

II MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT DBD

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

SITUASI PENDERITA DBD DI KABUPATEN GARUT 1 JANUARI S.D.17 MARET 2009

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bionomik Nyamuk Aedes aegypti 2.2 Klasifikasi Nyamuk Aedes aegypti

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan dan musim kemarau. Salah satu jenis penyakit yang sering

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PENYAKIT-PENYAKIT DITULARKAN VEKTOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit yang masih menjadi fokus utama masyarakat Internasional serta

BAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang optimal dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu : faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengue adalah penyakit infeksi virus pada manusia yang ditransmisikan

I. PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 90 % dan biasanya menyerang anak di bawah 15 tahun. 2. Demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat karena

TINJAUAN PUSTAKA. : Dicotyledoneae. perdu yang memiliki batang pohon besar dan berkayu keras. Cengkeh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami 2 musim, salah

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung jumlah pasien serta semakin luas. epidemik. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Aedes aegypti adalah jenis nyamuk yang tidak. asing di kalangan masyarakat Indonesia, karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyakit. Demam Berdarah Dangue (DBD) yaitu Aedes aegypti dan Aedes

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar belakang. Demam berdarah dengue merupakan masalah utama penyakit menular

I. PENDAHULUAN. bagi manusia, seperti demam berdarah, malaria, kaki gajah, dan chikungunya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN UMUM AEDES AEGYPTI DAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 2.1 Aedes aegypti Mengetahui sifat dan perilaku dari faktor utama penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), yakni Aedes aegypti, akan sangat membantu dalam melaksanakan suatu pencegahan. Dari kebiasaannya dapat diprediksi tempat mana saja yang berpotensi terjangkit wabah Demam Berdarah Dengue. Gambar 1.1 Nyamuk Aedes aegypti Klasifikasi ilmiah Aedes aegypti Kerajaan : Animalia Filum : arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Diptera 4

Familia Subfamilia Genus Spesies : Culicidae : Culicinae : Aedes (Stegomyia) : A. Aegypti Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus Dengue penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue. Selain Dengue, A. aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus Dengue, A.aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran Dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakit Demam Berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit Demam Berdarah Dengue. [6] 2.1.1 Morfologi Aedes aegypti Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan garis-garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuknyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk ini kerap berbeda antar populasi, hal ini tergantung kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh oleh nyamuk selama perkembangan. Perbedaan nyamuk jantan dan betina tidak terlalu signifikan kecuali dalam hal ukuran tubuhnya. Nyamuk jantan memiliki ukuran lebih kecil daripada nyamuk betina dan terdapat rambutrambut tebal pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang. [6] 5

Telur Aedes aegypti tidak mempunyai tanda-tanda spesifik karena mirip dengan telur dari spesies-spesies Aedes yang lain yaitu berbentuk ellips dengan titik-titik poligonal pada seluruh dinding selnya. Larvanya mempunyai siphon relatif pendek dengan satu berkas rambut di daerah subventral. [5] 2.1.2 Perilaku Aedes aegypti Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi sampai siang hari. Penularan hanya dilakukan oleh nyamuk betina saja karena hanya nyamuk betina yang menghisap darah. Hal ini dilakukannya karena nyamuk betina membutuhkan asupan nutrisi untuk memproduksi telur. Baik nyamuk jantan maupun betina keduanya memperoleh nutrisi makanan dari nektar bunga atau tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah. Demam Berdarah Dengue kerap menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk jenis ini. Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang mengarah kepada peningkatan kompetensi vektor, yaitu kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk kurang handal dalam menghisap darah, berulang kali menusukan proboscisnya, namuk tidak berhasil menghisap sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus menjadi semakin besar. Di Indonesia, nyamuk A.aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan, dimana terdapat banyak genangan air bersih dalam bak mandi ataupun tempayan. Oleh karena itu, jenis ini bersifat urban, bertolak 6

belakang dengan A.albopictus yang cenderung berada di daerah hutan berpohon rimbun (sylvan areas). [6] Menurut hasil pengamatan yang dilakukan di Kelurahan Papanggo, Kodya Jakarta Utara khususnya tempat penampungan air (TPA) rumah tangga menunjukan bahwa TPA yang paling banyak ditemukan jentik dan pupa nyamuk A.aegypti adalah jenis tempayan yang terbuat dari tanah dan drum besar. Kemungkinan penyebabnya adalah karena TPA seperti tempayan mempunyai risiko pecah bila dikuras, selain karena volumenya besar sehingga sulit dikuras. Di daerah perkotaan habitat nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sangat bervariasi, tetapi hanya 90% ditemukan pada wadah-wadah buatan manusia. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Aedes aegypti meletakan telurnya antara lain jenis dan warna penampungan air, airnya sendiri, suhu kelembapan dan kondisi lingkungan setempat. Perkembangan nyamuk Aedes aegypti tidak tergantung pada musim hujan, walaupun jumlah kasus Demam Berdarah Dengue di Indonesia kelihatannya bertambah selama musim penghujan. [7] Telur Aedes aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering. Jika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang dapat mempengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung lebih rakus dalam menghisap darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi menghasilkan nyamuk-nyamuk yang tidak rakus ketika menghisap darah. [6] 7

2.1.3 Siklus Aedes aegypti Lingkaran hidup nyamuk ini melalui metamorfose sempurna, artinya sebelum menjadi stadium dewasa harus mengalamani beberapa stadium pertumbuhan yakni telur, beberapa stadium larva dan stadium pupa. Satu siklus lamanya kira-kira 14-21 hari dan ini sangat tergantung dengan adanya persediaan makanan dan temperatur yang sesuai. Pengetahuan tentang oviposisi (tempat bertelur) dan breeding place (tempat berkembang biak larva) dalam siklus hidup mempunyai arti tersendiri karena ada kaitannya dengan program penanggulangan vektor (Aedes aegypti). [5] Nyamuk A.aegypti meletakkan telurnya pada permukaan air bersih secara individual. Telur Aedes aegypti berbentuk ellips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lainnya dan memiliki panjang kurang dari 1 mm. Telur yang berwarna putih ini kemudian berubah warna menjadi semakin gelap, dan beberapa jam kemudian menjadi hitam legam. Warna gelap ini berfungsi untuk melindungi telur-telur tersebut agar tidak terlihat oleh serangga maupun burung pemangsa. Setelah masa inkubasi telur berlalu, telur menetas dalam 1-2 hari menjadi larva. Terdapat empat tahapan perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa dimana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Pekembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung. [6 dan 9] 8

Gambar 1.2 Siklus nyamuk Aedes aegypti 2.2 Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit febril akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis mirip dengan nyamuk Malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotip virus dari genus Flavivirus. Setiap serotip cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotip (hiperendemisitas) dapat terjadi. Penyakit ini ditunjukan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia). Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntahmuntah atau diare. Pada umumnya Demam Berdarah Dengue lamanya sekitar 6-7 hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 15 hari orang yang tertular dapat mengalami salah satu bentuk dari penyakit ini, yaitu: 1) Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun. 2) Dengue Fever (DF) atau Dengue Klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak pendarahan di bawah kulit. 9

3) Dengue Haemorhagic Fever (DHF), memiliki gejala yang sama seperti pada Dengue klasik di tambah dengan pendarahan dari hidung (epistaksis/mimisan). 4) Dengue Shock syndrome (DSS), gejalanya sama dengan DHF ditambah dengan syok. Bentuk ini sering berujung pada kematian. Karena seringnya terjadi pendarahan dan syok maka penyakit ini memiliki angka kematian yang cukup tinggi. Oleh karena itu, setiap penderita yang diduga menderita penyakit Demam Berdarah Dengue dalam tingkat yang manapun harus segera mendapatkan perawatan. Penyebab demam berdarah menunjukan demam yang lebih tinggi, pendarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. [6] 2.2.1 Penyebaran Demam Berdarah Dengue di Indonesia Kasus penyakit Demam Berdarah Dengue di Indonesia termasuk terbesar di dunia setelah Thailand. Setiap tahunnya, sejak penyakit ini ditemukan pada tahun 1968 hingga tahun 1998, rata-rata 18 ribu penderita mesti dirawat. Dari jumlah tersebut, sekitar 700 sampai 750 penderita meninggal dunia. Seluruh wilayah Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue karena nyamuk Aedes aegypti sendiri tersebar luas di pemukiman penduduk maupun tempat-tempat umum, kecuali yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Pada saat ini seluruh propinsi di Indonesia sudah terjangkit penyakit ini baik di kota maupun desa terutama yang padat penduduknya dan arus transportasinya lancar. Menurut laporan Ditjen PPM penyakit ini telah tersebar di 27 propinsi di Indonesia. Dari 300 kabupaten di 27 propinsi pada tahun 1989 (awal Pelita V) tercatat angka kejadian sebesar 6,9 % dan pada akhir Pelita V meningkat menjadi 9,2 %. Pada kurun waktu yang sama angka kematian tercatat sebesar 4,5 %. Kasus luar biasa demam berdarah di Indonesia, tepatnya di Jakarta, terjadi pada tahun 1998 yang mencapai angka penderita 15.452 orang dan angka kematian 134 orang. [1] 10

2.2.2 Tempat Potensial Bagi Penularan DBD Penularan Demam Berdarah Dengue dapat terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk penularan. Adapun tempat potensial untuk terjadinya penularan DBD adalah: [1] 1) Wilayah yang banyak kasus DBD (endemis) 2) Tempat-tempat berkumpulnya orang-orang yang datang dari berbagai wilayah sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran beberapa tipe virus Dengue, antara lain: a. Sekolah b. Rumah Sakit / Puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya c. Tempat umum lainnya seperti : hotel, pertokoan, pasar, restoran, tempat-tempat ibadah dan lain-lain 3) Pemukiman baru di pinggir kota, karena di lokasi ini penduduk umumnya berasal dari berbagai wilayah dimana kemungkinan di antaranya terdapat penderita atau carier. 2.2.3 Penanggulangan DBD Hal pokok dalam masalah penanggulangan adalah pencegahan. Sekiranya dapat ditempuh dalam kaitannya dengan pencegahan yaitu: 1. Terhadap vektor (Aedes aegypti), yaitu dengan mencegah transmisi (penyebaran) melalui pemutusan rantai orang-nyamuk-orang. 2. Terhadap virusnya, yaitu mencegah terjadinya infeksi dengan vaksinasi. Cara penanggulangan yang pertama adalah hal yang sangat penting, tetapi tidak mudah dilaksanakan karena kesadaran penduduk mengenai pencegahan DBD masih sangat kurang. Cara yang kedua sepertinya masih dapat diharapkan kemungkinannya di masa mendatang meskipun sekarang tidak bisa berbuat banyak karena banyaknya tantangan di bidang virologi dan imunologi yang belum terpecahkan. Dalam penanggulangan vektor dapat 11

dilakukan beberapa hal terhadap telur, larva, dan nyamuk dewasa. Cara-cara penanggulangan vektor pada umumnya adalah secara biologik. [5] Tugas Akhir ini akan membahas pencegahan mengenai penanggulangan yang pertama di atas. Tetapi, ini hanyalah salah satu alternatif yang dapat dijadikan pilihan untuk pencegahan penyebaran Aedes aegypti. 12