BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Kabupaten Padang Pariaman

BUPATI PADANG PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan. Saat kaum wanita menjadi kaum terdidik, mempunyai hak-hak kepemilikan, dan

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Kecamatan V Koto Kampung Dalam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1956 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM KABUPATEN DALAM LINGKUNGAN DAERAH PROPINSI SUMATERA TENGAH

BAB 1 : PENDAHULUAN. badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya.

PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PADANG (Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 Tanggal 21 Maret 1980)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST)

I. PENDAHULUAN. Motivasi terbesar yang mendasari perjuangan rakyat Indonesia merebut

PEMERINTAH KOTA PADANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LOKASI DAN ALOKASI BLM PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 PNPM DAERAH TERTINGGAL & KHUSUS ALOKASI BLM (Rp. x Juta) SUMATERA BARAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Barat yang terdiri dari 17 Kecamatan dengan 46 Nagari. Luas wilayah Kabupaten ini adalah

04. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB - V PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 33 TAHUN 1986 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA ADMINISTRATIF PARIAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

Lampiran I.13 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Tentang: PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM KABUPATEN DALAM LINGKUNGAN DAERAH PROPINSI SUMATERA TENGAH *) PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM. PROPINSI SUMATERA TENGAH.

BAB I PENDAHULUAN. kelompok ekonomi kaya dan miskin. Terdapat pada penjelasan Undang-Undang

DAFTAR RAYONISASI SMP KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NO RAYON SEKOLAH ASAL 1 SMP NEGERI 1 PADANG BEBAS RAYON (PSB ONLINE 30%)

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku buruk tentang sampah. Masyarakat membuang sampah sembarangan.

ANALISIS POLA PERSEBARAN PENGGUNAAN BAHASA JAWA DI NAGARI PADUKUAN KECAMATAN KOTO SALAK KABUPATEN DHARMASRAYA ABSTRACT


PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN MALALAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PESISIR SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional senantiasa dilakukan untuk mencapai

ANALISA PELAKSANAAN KEMITRAAN ANAK ANGKAT BAPAK ANGKAT (ABA) DALAM USAHA AGRIBISNIS KELAPA SAWIT DI PT. GMP KEC. PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA PARIAMAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA PARIAMAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2013


KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. berada dalam kawasan Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun saat ini, kabupaten

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan ide-ide ataupun gagasannya kepada orang lain. Samsuri (1987:4)

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi

UNTUK TINGKAT SEKOLAH DASAR / SLB

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung

IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS

2 SDS AL HIDAYAH KAYUTANAM LUBUK BONTA, DESA TAROK KEC. 2X11 KAYU TANAM C

IV. GAMBARAN UMUM DAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN DESA DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

BAB IV HASIL PENELITIAN. km dari Parit Malintang ibu kota kabupaten Padang Pariaman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau ( field

PEMERINTAH KABUPATEN AGAM KECAMATAN BASO NAGARI SIMARASOK Alamat : Anak Ala Jorong Simarasok Kode pos 26192

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat tutur bahasa Minangkabau dalam berinteraksi cenderung

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

IMPACT DEVELOPMENT OFFICE REGENCY DISTRICT PADANG PARIAMAN OF SOCIAL SHARE COMMUNITY ECONOMIC IN REGION PARIT MALINTANG SUBDISTRICT ENAM LINGKUNG.

I. PENDAHULUAN. pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu

III.METODE PENELITIAN. Bagian metode penelitian dalam tesis ini terdiri dari, desain penelitian yang

GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. kebudayaan, kota ini merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jumlah kepala keluarga dan jumlah jiwa orang. 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN I - 1

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SUBSISTEM DI DALAM SISTEM AGRIBISNIS KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

4.1. Sejarah Berdirinya Pemerintah Provinsi Riau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN I-1

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

BUPATI MERANGIN PROVINSI JAMBI

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG MELALUI PENDEKATAN LAHAN DAN SUMBERDAYA PETERNAK DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN, SUMATERA BARAT.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OP-014 STUDI KELAYAKAN LOKASI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Kecil untuk Memenuhi Kebutuhan Air Menggunakan Saluran Suplesi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian terhadap tindak tutur komisif penjual dan pembeli cabai di Pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Wirotho Agung, sebelah Selatan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2005 NOMOR 21

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Senada dengan tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini, yakni berusaha

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG

Transkripsi:

32 A. Pendekatan dan Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dengan Strategi grounded theory (teori dari bawah). Penelitian ini dikategorikan penelitian kualitatif karena data yang diperoleh dari informan berupa tuturan yang dilakukan oleh informan. Dalam penelitian ini, strategi tersebut dimaksudkan untuk mengawali penelitian dengan analisis strategi kesantunan berbahasa yang digunakan penutur keluarga Minangkabau pada langgam kato mandaki-manurun hingga penyusunan perangkat pembelajaran berbicara berupa modul sebagai bentuk implikasi pembelajaran. Berdasarkan pendekatan tersebut, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Metode deskriptif adalah mendeskripsikan data yang diperoleh apa adanya. Tujuannya adalah mendeskripsikan data atau memberikan gambaran secara sistematis Semi (1993, hlm.24). Metode merupakan cara yang ditempuh peneliti dalam menemukan pemahaman sejalan dengan fokus dan tujuan yang ditetapkan. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk deskripsi yang dilanjutkan dengan analisis, yaitu mendeskripsikan strategi kesantunan berbahasa keluarga Minangkabau pada langgam kata mandaki-manurun, serta rancangan perangkat pembelajaran berbicara berupa modul sebagai bentuk implikasi pembelajaran berbicara di sekolah. B. Deskripsi Wilayah Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman. Berikut akan dijelaskan letak Kecematan Sungai Geringging yaitu sejarah geografis, letak geografis, dan kehidupan masyarakat yang ada`di Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman.

33 1. Sejarah Geografsi Kecamatan Sungai Geringging Kecamatan Sungai Geringging merupakan bagian wilayah dari Kabupaten Padang Pariaman. Kabupaten Padang Pariaman dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tanggal 19 Maret 1956 tentang Pembentukan Daerah otonom Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah, Provinsi Sumatera tengah dibentuk menjadi 14 Kabupaten, yang salah satunya adalah Kabupaten Padang Pariaman dengan batas-batas sebagai yang dimaksud dalam pasal 1 dari Surat Ketetapan Gubernur Militer Sumatera Tengah tanggal 9 Nopember 1949 No. 10/G.M/S.T.G./49, dikurangi dengan daerah Kampung- Kampung Ulak Karang, Gunung Pangilun, Marapalam, Teluk Bajur, Seberang Padang dan Air Manis dari kewedanaan Padang Kota yang telah dimasukkan kedalam daerah Kota Padang, sebagai dimaksud dalam Surat ketetapan Gubernur Kepala Daerah Propinsi Sumatera Tengah Tanggal 15 Agustus 1950 No.65/G.P./50 Bupati Padang Pariaman semasa Agresi Milter Belanda Tahun 1948 adalah Mr.BA. Murad Sampai akhir tahun 2007 Kabupaten Padang Pariaman memiliki 17 Kecamatan, 46 nagari dan 364 korong. Kecamatan yang paling banyak memiliki nagari adalah Kecamatan Nan Sabaris dan Kecamatan Enam Lingkung yang mempunyai 5 nagari, sedangkan Kecamatan yang paling sedikit memiliki nagari adalah Kecamatan Lubuk Alung dan Kecamatan IV Koto Aur Malintang yang hanya mempunyai 1 nagari. Sampai akhir tahun 2007 pula, Kecamatan VII Koto Sungai Sarik masih merupakan Kecamatan yang memiliki korong terbanyak, yakni 41 korong, dan yang paling sedikit adalah Kecamatan IV Koto Aur Malintang, yakni 5 korong. (http://padangpariamankab.bps.go.id/?hal=publikasi_detil&id=37)

34 Tahun 2010 Kabupaten Padang Pariaman melakukan pembentukan nagari sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 13 tahun 2010 sehingga di Kabupaten Padang Pariaman terdapat 60 Nagari. Kecamatan yang paling banyak memiliki nagari adalah Kecamatan Nan Sabaris, Kecamatan Lubuk Alung, Kecamatan Enam Lingkung dan Kecamatan IV Koto Aur Malintang yang mempunyai 5 nagari, sedangkan Kecamatan yang paling sedikit memiliki nagari adalah Kecamatan Sintuk Toboh Gadang, Ulakan Tapakis, Kecamatan Batang Gasan dan Kec V Koto Kampung Dalam yang hanya mempunyai 2 nagari. Semenjak dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) DPRD No 05/KEP.D/DPRD.2008 dan SK Bupati Padang Pariaman Nomor 02/KEP/BPP/2008 tertanggal 2 Juli 2008, Ibukota Kabupaten Padang Pariaman dipindahkan dari Kota Pariaman ke Parit Malintang, yakni Nagari Parit Malintang Kecamatan Enam Lingkung. (http://padangpariamankab.bps.go.id/?hal=publikasi_detil&id=37) Posisi astronomis Kabupaten Padang Pariaman yang terletak antara 0 0 11 0 0 49 Lintang Selatan dan 98 0 36 100 0 28 Bujur Timur, tercatat memiliki luas wilayah sekitar 1.328,79 Km 2, dengan panjang garis pantai 60,50 Km 2. Luas daratan daerah ini setara dengan 3,15 persen dari luas daratan wilayah Propinsi Sumatera Barat. Sampai akhir tahun 2007, Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari 17 (tujuh belas) Kecamatan dengan Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam tercatat memiliki wilayah paling luas, yakni 228,70 Km 2, sedangkan Kecamatan Sintuk Toboh Gadang memiliki luas terkecil, yakni 25,56 Km 2 Rata-rata curah hujan secara keseluruhan untuk Kabupaten Padang Pariaman pada tahun 2007 adalah sebesar 368,4 mm, dengan rata-rata hari hujan sebanyak 19 hari per bulan. Tamperatur rata-rata untuk Kabupaten Padang Pariaman adalah 25,70 derajat celcius dengan kelembapan relatif 85,9 persen. Gambar 2 Grafik Perbandingan Luas Kecamatan di Kabupaten Padang Pariaman

35 Keterangan: 1. Batang Anai 2. Lubuk Alung 3. sintuk Toboh Gadang 4. Ulakan Tapakis 5. Nan Sabaris 6. 2xII Enam Lingkung 7. Enam Lingkung 8. 2xII Kayu Tanam 9. VII Koto 10. Patamuan 11. Padang Sago 12. V Koto Kampung Dalam 13. V Koto Timur 14. Singai Limau 15. Batang Gasan 16.Sungai Geringging 17. IV Aur Malintang Berdasarkan gambaran tersebut dapat terlihat bahwa Kecamatan sungai geringging berada pada urutan ke 16 dilihat dari luas wilayahnya. Sungai geringging merupakan Kecamatan yang terletak di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Indonesia. Kecamatan Sungai Geringging berbatasan langsung dengan Kecamatan Sungai Limau sebelah selatan, Kecamatan IV koto Aur Malintang sebelah utara, batang gasan sebelah barat, dan V koto kampung dalam

36 sebelah timur dengan letak geografis 100 07 00 bujur timur dan 0 33 00 lintang selatan. 2. Letak goegrafis Kecamatan Sungai Geringging Gambar 3 Letak Geografis Kecamatan Sungai Geringging Berdasarkan Peta Sumber : Badan Statistic Kabupaten Padang pariaman

37 Berdasarkan data statistik Sungai Geringging memiliki Luas wilayah 99,35 Km2 dan kondisi wilayah berbukit-bukit dengan ketinggian dari permukaan laut 25m. Jumlah penduduk sekitar 25.815 jiwa dengan jumlah rumah tangga 5.61 yang tersebar pada empat Nagari yaitu nagari Kuranji Hulu, Nagari Malai 111 Koto, Nagari Batu Gadang Kuranji Hulu, dan Nagari Singai Sirah Kuranji Hulu. Dari jumlah penduduk 25.815 jiwa 70% diantaranya bermata pencarian petani. (www.pertanian.padangpariamankab.go.id), sedangkan 10% dari 30% tersisa berprofesi sebagai PNS, dan 20% lainnya berprofesi sebagai wiraswasta. Selain itu, penduduk sungai geringging juga banyak yang bekerja di perantauan. Geografi luas wilayah Kecamatan Sungai Geringging sekitar 7,48 persen dari luas Kabupaten Padang pariaman. Kecamatan sungai geringging secara ast ronomis terletak pada 100 0 07 ' 00 bujur timur dan 0 0 33' 00" lintang selatan dengan luas 99,35 km 2. luas ini setara dengan 7,48% dari luas Kabupaten padang pariaman ( 1.328,79 km 2. Selain itu, pada tahun 2012, nagari yang ada di Kecamatan Sungai Geringging 4 Nagari yaitu Kuranji Hulu, Malai III Koto, Batu Gadang Kuranji Hulu dan Sungai Sirah Kuranji Hulu. dilihat dari luasnya, Nagari Sungai Sirah Kuranji Hulu merupakan Nagari terluas yakni 35,70 km 2 dan Nagari Batu Gadang Kuranji Hulu adalah Nagari yang luas nya terkecil yaitu 17,08 km 2. Luas daerah Sungai Geringging menurut Nagari dan Korong luas daerah / area (km 2 ) (2) 01 Kuranji Hulu 27,94 01). Balai Satu Batu Mangaum 6,21, 02) Simpang Tanjung Alai 03) tanjung Alai Barat 9,31, 04) Tanjung Alai Timur, 05) Balekok, 06) Balai Kamis, 12,42, 07) Kapalo Padang, 08) Kalawi 09) Lambeh 6,21, 10) Sungai Geringging, 11) Sungai Geringging II 12,42, 12) Simpang Malai, 13) Ujung Tanah, 14) Balai Kamih Batu Gadang, 15) Kampung Koto, 16) Durian Bukue 17,08, 17) Kuba'an, 18) Koto Tinggi, 19) Kampung Pinang, 20) Koto Bangko, 21) Sungai Sirah 13,97, 22) Bungo Tanjung, 23) Kampung Kaciak, 24) Kubu Alahan Kuranji 12,42, 25) Sungai Rantai 26. Ladang Rimbo Timur 9,31, 27) Ladang Rimbo barat. Jumlah /total99,35

38 Nagari/Korong/. (http://padangpariamankab.bps.go.id/?hal=publikasi_detil&id=37) Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa kecamatan sungai Geringging terdiri atas empat kenagarian, yaitu Kuranji Hulu, Nagari Malai 111 Koto, Nagari Batu Gadang Kuranji Hulu, dan Nagari Singai Sirah Kuranji Hulu. Selain itu, 70% diantaranya bermata pencarian petani, 10% berprofesi sebagai PNS, dan 20% lainnya berprofesi sebagai wiraswasta, serta sebagaian penduduk sungai Geringging juga banyak yang bekerja di perantauan. Sealanjutnya, data dalam penelitian ini diambil pada keluarga dengan berbagai lintas profesi. C. Korpus dan Sumber Data Penelitian Data yang menjadi korpus dalam penelitan ini adalah tuturan. Tuturan yang dimaksud yaitu jenis tuturan, strategi bertutur, dan konteks tuturan pada langgam kato mandaki-manurun yang digunakan oleh penutur keluarga Minangkabau di Kecamatan Sungai Garinggiang, Kabupaten Padang Pariaman. Sumber data penelitian ini adalah penutur Bahasa Minangkabau di Kecamatan Sungai Garinggiang, Kabupaten Padang Pariaman yang terdiri atas 6 keluarga dengan berbagai profesi, yaitu petani, pedagang, ustadz, supir angkutan kota, PNS, dan polisi yang terbagi atas tuturan suami kepada istri, kakak kepada adik dan orang tua kepada anak dan sebaliknya. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan berdasarkan hasil data yang penulis peroleh dari kantor Kecamatan Sungai Geringgiang rata-rata masyarakat Sungai Geringgiang bermata pencaharian PNS, petani, dan pedagang. Informan yang diambil dalam penelitian ini, penulis dapatkan melalui pengamatan di lapangan dan berdasarkan kriteria atau syarat-syarat seorang informan serta saran tambahan dari pegawai yang ada di Kecamatan Sungai Geringging.

39 D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi dan wawancara sebagai data awal. Selanjutnya dilanjutkan dengan penerapan metode simak. Sudaryanto (1998, hlm.23) menyatakan bahwa metode simak merupakan metode yang dilakukan untuk menyimak pemakaian bahasa guna memperoleh data yang bersifat lingual. Metode simak dijabarkan dalam beberapa teknik yang sesuai dengan alat penentunya, yaitu: (1) teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC) merupakan kegiatan menyadap yang dilakukan tanpa melibatkan penulis untuk berpartisipasi dalam pembicaraan, penulis hanya berperan sebagai penyimak pasif, (2) teknik rekam, penulis melakukan penyimakan dengan menggunakan alat rekam berupa Telepon Genggam (HP), dan (3) teknik catat, penulis mencatat data yang sudah direkam. E. Instrumen Penelitian Instrumen merupakan alat yang digunakan dalam rangka mendapatkan data penelitian. Maka instrumen utama dalam penelitian yang akan dilaksanakan adalah penulis sendiri yang dibantu dengan format inventaris data, peralatan tulis dan alat perekam (telepon genggam). F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini adalah teknik kuantitatif. Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan teknik interaktif, yaitu teknik analisis data dengan cara mereduksikan data, menyajikan data dan menarik kesimpulan Miles dan Huberman (1992, hlm.16-19). Proses menganalisis data kualitatif dengan teknik interaktif dalam penelitian ini dapat dirincikan sebagai berikut:

40 Setelah data-data yang diperlukan terkumpul lalu dianalisis. Penganalisisan data dengan langkah sebagai berikut: (1) mentranskripsikan data tuturan lisan yang telah direkam ke dalam bahasa tulis, (2) menerjemahkan hasil transkripsi ke dalam bahasa Indonesia, (3) mengklasifikasikan data ke dalam format inventaris data, berdasarkan jenis tindak tutur, strategi bertutur, dan konteks tuturan yang digunakan keluarga penutur bahasa Minangkabau di Sungai Garinggiang, Kabupaten Padangpariaman, (4) menganalisis dan mendeskripsikan jenis tindak tutur, strategi bertutur, dan konteks tuturan yang digunakan keluarga penutur bahasa Minangkabau di Sungai Geringging, Kabupaten Padang Pariaman, (5) membahas hasil temuan berdasarkan teori, dan (6) menyimpulkan hasil temuan, dan (7) berdasarkan hasil temuan penulis kemudian membuat rancangan pembelajaran berupa MODUL berdasarkan data tuturan yang telah diperoleh dalam bentuk strategi kesantunan bertutur siswa di sekolah dengan menggunakan kata sapaan yang tepat untuk orang yang lebih besar atau dihormati. G. Teknik Pengabsahan dan Penyajian Data Teknik pengabsahan data dalam penelitian ini menggunakan metode triangulasi. Moleong (2002, hlm.178) menjelaskan bahwa teknik triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Pengabsahan data bertujuan untuk menentukan validitas data. Proses validasi data dalam penelitian ini menggunakan dua orang validator yang ahli di bidang pragmatik. Selanjutnya, analisis data dalam penelitian ini diklasifikasikan ke dalam format inventaris data seperti terlampir. Berdasarkan temuan data yang telah melalui proses triangulasi tersebut peneliti membuat rancangan pembelajaran dalam bentuk modul pada pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu aspek berbicara siswa pada Sekolah Dasar di Sumatera Barat.

41