I. PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Guru juga sebagai pengatur dan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;

I PENDAHULUAN. SMP Negeri 4 Terbanggi Besar yang terletak di jalan Proklamator Raya Link.IV

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu. sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar berperan sangat

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

V. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dari Sekolah Dasar sampai pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPS adalah membina anak

seperti adanya fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah seperti bangunan sekolah yang baik, juga tersedia alat atau media pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Menurut Hasbullah (2009:2). Kegiatan pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam UU Sistem. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab I ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yaitu latar

I. PENDAHULUAN. Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah masalah penting keberhasilan suatu bangsa. Pendidikan

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. secara komprehensif, baik fisik, mental, maupun emosional.

BAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki 4 (empat) program studi keahlian yaitu keuangan, tata niaga,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Oleh karena itu, selayaknya mata

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

I. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin

BAB I PENDAHULUAN. terampil, bermartabat, bermoral dan berkualitas. Usaha perbaikan mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang berkembang semakin cepat. Masalah pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri, masyarakat maupun bangsa. Di dalam Undang-undang nomor 20 tahun. 2003Pasal 1 tentang sistem Pendidikan Nasional bahwa:

I. PENDAHULUAN. manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

BAB I PENDAHULUAN. sorotan yaitu pada sektor pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan pada

I. PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

BAB I PENDAHULUAN. lanjut dan penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPS di

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan mengemukakan beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

I. PENDAHULUAN. Besar. Proses pembelajaran yang dilakukan selama ini masih monoton dan

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang dihadapkan kepada masalah-masalah yang menuntut adanya. pemecahan masalah itulah yang kita kenal dengan diskusi.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL NUMBER HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN JARINGAN KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal penting dan kunci keberhasilan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dapat memahami dan mengerti maksud pembelajaran.

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk mengembangkan potensi dirinya. Selain itu, pendidikan. potensi diri yang dilakukan melalui proses pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. Kota Metro adalah kota pendidikan, terdapat Sekolah Menengah Tingkat Atas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

kebutuhan anak yang berusia antara 7-12 tahun. Anak dalam kelompokusia 7-12 tahun menurut Piaget (dalam Riyanto : 2002), anak pada usia ini pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, orang tua, maupun masyarakat, karena pembelajaran matematika di

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. melalui proses pembelajaran. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Guru mengajar hendaknya memiliki kemampuan yang cukup, ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pernapasan manusia adalah sistem organ yang terjadi dalam tubuh manusia. Pada materi ini siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

I. PENDAHULUAN. (2012:5) guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran geografi yang dilakukan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

I. PENDAHULUAN. Dalam kegiatan sehari-hari komunikasi dilakukan baik di lingkungan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Guru merupakan pemegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran, karena guru bukan hanya sekedar penyampai materi, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Guru juga sebagai pengatur dan mengarahkan pembelajaran agar dapat dilaksanakan secara efektif juga menarik, sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut. Mata Pelajaran IPS merupakan perpaduan pengetahuan sosial, maka bentuk pembelajarannya pun berupa menerapkan teori, konsep, prinsip ilmu social untuk menelaah fakta seperti, pengalaman, pristiwa, gejala dan masalah-masalah sosial yang ada dalam lingkungan masyarakat, sehingga siswa dapat memahami dan mampu memecahkan masalah-masalah sosial. Pembelajaran IPS bukan saja bertujuan untuk memenuhi pengetahuan peserta didik dengan berbagai fakta dan materi yang harus dihafalnya, melainkan juga untuk membina mental siswa dan melatih ketrampilan para siswa baik ketrampilan fisik maupun kemampuan berpikirnya dalam mengkaji dan mencari pemecahan dari masalah sosial yang dialaminya. Sehingga siswa akan sadar dengan tanggungjawab terhadap hak dirinya sendiri maupun kewajibannya kepada masyarakat, dan siswa akan

mempunyai sikap yang kritis serta peduli terhadap permasalahan yang ada di lingkungannya. 2 Guru IPS harus memiliki ilmu pengetahuan sosial, dan menguasai materi/bahan yang akan diajarkan baik berupa konsep, teori maupun fakta, juga harus memiliki bekal kemampuan/keterampila n mental,kemampuan /keterampilan personal dan sekaligus memiliki kemampuan/keterampilan sosial. Guru IPS juga dituntut kreativitasnya untuk menciptakan suasana belajar yang dapat merangsang/ mendorong keterlibatan siswa secara aktif, selain itu guru juga harus mampu dan terampil memilih model pembelajaran, memanfaatkan sumber belajar, dan menggunakan media/alat bantu dalam pembelajaran IPS, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Sementara itu Guru mata pelajaran IPS di SMP Negeri 10 Kotabumi berjumlah 8 orang, yang terdiri 1 orang laki-laki dan 7 orang perempuan dengan berpendidikan dari berbagai disiplin ilmu ke-ips-an (Geografi, Ekonomi,Sejarah, dan Administrasi Pendidikan). Adapun jumlah seluruh siswa SMP Negeri 10 Kotabumi pada tahun pelajaran 2012-2013 dapat kita lihat pada tabel berikut; Table 1.1. Jumlah Siswa SMPN 10 Kotabumi Tahun Pelajaran 2012-2013. NO Kelas Jumlah Persentase (%) Jumlah Siswa Jumlah Rombel L P L P 1 VII 162 131 55 45 293 7 2 VIII 127 120 51 49 247 6 3 IX 124 121 51 49 245 6 Jumlah 413 372 53 47 785 19 Sumber: Profil data SMPN 10 Kotabumi

3 Jumlah keseluruhan siswa adalah 785 siswa, dengan jumlah rombongan belajar 19 kelas (kelas IX berjumlah 6 kelas, kelas VIII berjumlah 6 kelas, dan kelas VII berjumlah 7 kelas), dan rata-rata tiap kelas 38 siswa. Hasil dari pengumpulan data yang penulis lakukan melalui pengamatan, dokumen dan wawancara terhadap guru-guru mata pelajaran IPS diketahui bahwa, keterampilan dasar IPS siswa dalam proses pembelajaran IPS masih rendah, indikasinya adalah siswa kurang terampil membaca materi pembelajaran IPS dengan menggunakan media pembelajaran IPS seperti, atlas, peta, globe, dan grafik. Malu dan takut dalam bertanya kepada teman atau pun kepada guru. Tidak mau menjawab pertanyaan dari teman maupun guru. Kurang berani mengemukakan ide/pendapat. Kurang bekerja sama dan diskusi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain, dan siswa apabila di beri tugas masih tidak tepat waktu dalam menyelesaikannya. Hal tersebut dapat dilihat di tabel keadaan siswa kelas IX C dalam proses pembelajaran IPS di bawah ini. Tabel 1.2. Hasil Observasi Keadaan Siswa Kelas IX C dalam Pembelajaran IPS. Kelas Aktivitas Siswa Di Kelas Siswa yang Kurang terampil Siswa yang terampil Membaca materi dengan media IPS 16 20 IX.C Menjawab pertanyaan guru/teman 18 18 Bertanya kepada teman/guru 23 13 36 Memecahkan masalah 20 16 SISWA Mengemukakan pendapat/ide 24 12 P : 20 Tanggung jawab menyelesaikan tugas 20 16 L : 16 Bekerjasama dengan teman 24 12 Berdiskusi dalam kelompok 17 19 Sumber: Hasil Pengamatan Guru Mata Pelajaran IPS Pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012-2013

4 Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS disetiap kelas rata-rata 62% belum mencapai KKM dan 38% yang sudah mencapai KKM. Sedangkan hasil evaluasi kognitif empat kompetensi dasar semester ganjil klas IX C pelajaran IPS tahun pelajaran 2012-2013, yaitu (1) K.D. 3.1: Mendiskripsikan perubahan sosial pada masyarakat= 58,65. (2) K.D.3.2: Menguraikan tipe-tipe perilaku masyarakat dalam menyikapi perubahan sosial budaya= 62,43. (3) K.D.4.1: Mendiskripsikan uang dan lembaga keuangan= 66,72. (4) K.D.4.2: Kemampuan menganalisis perdagangan internasional= 65,55. Sehingga hal tersebut lah yang menjadi alasan penulis untuk meneliti dan untuk memperbaiki serta meningkatkan beberapa hal tersebut agar siswa mempunyai keterampilan dasar dalam pembelajaran IPS dan meningkatkan percaya diri siswa serta kemampuan akademik. Menurut refleksi penulis keadaan dan hasil belajar siswa seperti itu disebabkan oleh beberapa hal antara lain; intake siswa sebelumnya yang rata-rata masih rendah, pelaksanaan pembelajaran IPS masih menekankan pada penguasaan konsep pengetahuan dengan cara menghapal atau mengingat, guru IPS masih kurang trampil dalam menggunakan media pembelajaran IPS/alat peraga pada waktu kegiatan pembelajaran, hal ini disebabkan latar belakang pendidikan guru tidak sesuai dengan materi yang akan disampaikan ke siswa, pembelajaran masih sering berpusat pada guru (teacher centered) yang artinya guru masih sering mendominasi kelas karena sering menggunakan metode ceramah yang divariasikan dengan tanya jawab. Guru IPS ini juga masih kurang memiliki pengetahuan dan ketrampilan bagaimana mengelola pembelajaran keterpaduan dalam IPS dan dalam memilih model pembelajaran untuk pembelajaran IPS.

5 Mengalamami keadaan tersebut diatas maka penulis akan melakukan perbaikan pembelajaran dengan penelitian melalui pelaksanakan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together), yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan Dasar siswa kelas IX.C di SMP Negeri 10 Kotabumi. Karena model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif, yang menekankan pada kegiatan pembelajaran yang membagi siswa dalam beberapa kelompok dan memberikan penomoran kepada setiap siswa di dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Selain itu pembelajaran tipe Numbered Head Together (NHT) dibentuk untuk mempengaruhi pola interaksi siswa, di mana siswa dijadikan subjek yang berupaya menggali informasi dari berbagai sumber, mengolah sendiri informasi, memecahkan sendiri masalahmasalah dari suatu materi yang dipelajari, melaporkan informasi dengan mempresentasikannya. Melalui pembelajaran yang inovatif, menantang dan menyenangkan ini siswa diharapkan dapat meningkatkan penguasaan kompetensi dalam pembelajaran, dan dapat memiliki ketrampilan dasar IPS seperti, siswa tidak malu dan takut dalam bertanya kepada teman atau pun kepada guru, siswa mampu menjawab pertanyaan dari teman maupun guru, siswa berani mengemukakan ide/pendapat, siswa mampu kerja sama dan berdiskusi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain, dan apabila di beri tugas siswa dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu.

6 Seperti apa yang dikatakan oleh Sudjarwo (2012:192), model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dirancang unuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik, meningkatkan kinerja siswa dalam tugastugas akademik, agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang dan untuk mengembangkan keterampilan siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagai tugas, aktif bertanya, mengahargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya. Olson & Hergenhahn (2010:313) menyatakan bahwa, pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan. Bahkan, perkembangan kognitif anak bergantung pada seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan, perkembangan kognitif itu sendiri merupakan proses berkesinambungan tentang keadaan ketidakseimbangan dan keadaan keseimbangan. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka identifikasi permasalahan pembelajaran IPS di kelas IX.C SMP Negeri 10 Kotabumi dalam penelitian ini adalah : 1. Model pembelajaran IPS yang digunakan masih monoton, kurang bervariasi, dan kurang efektif, karena masih di dominasi oleh metode ceramah atau divariasikan dengan tanya jawab

7 2. Guru Masih kurang terampil dalam menggunakan alat atau media pembelajaran IPS. 3. Proses pembelajaran IPS selama ini lebih banyak menekankan pada penguasaan konsep pengetahuan, dan masih sering menggunakan pendekatan Teacher Centered. 4. Siswa kurang diberi latihan untuk memecahkan masalah-masalah sosial baik secara individu maupun secara kelompok. Guru lebih banyak bertanya mengenai sub-sub pokok bahasan yang sifatnya hafalan, bukan analisa. 5. Hasil belajar dan ketrampilan dasar IPS siswa IX C masih rendah. 1.3. Batasan Penelitian. Untuk mengefektifkan proses penelitian, maka peneliti membatasi kajian penelitian sebagai berikut: 1. Fokus penelitian dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan dasar IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) 2. Penelitian membahas materi berdasarkan pemetaan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) pada semester genap kelas IX. 3. Sasaran tindakan atau variabel yang dikenai tindakan adalah keterampilan dasar IPS. 4. Penelitian dilakukan di kelas IX.C semester genap tahun 2012-2013 di SMP Negeri 10 Kotabumi.

8 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus masalah yang dihadapi, maka rumusan masalahnya adalah: 1.4.1. Bagaimana perencanaan pembelajaran model kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) yang dapat meningkatkan keterampilan dasar IPS siswa kelas IX.C SMP Negeri 10 Kotabumi?. 1.4.2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran model kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) yang dapat meningkatkan keterampilan dasar IPS siswa belajar kelas IX.C SMP Negeri 10 Kotabumi?. 1.4.3. Apakah pelaksanaan pembelajaran model kooperatif tipe NHT (numbered Head Together) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX C SMP Negeri 10 Kotabumi?. 1.5. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.5.1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) yang dapat meningkatkan keterampilan dasar IPS siswa kelas IX.C SMP Negeri 10 Kotabumi. 1.5.2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran model kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) yang dapat meningkatkan keterampilan dasar IPS siswa kelas IX.C SMP Negeri 10 Kotabumi.

9 1.5.3. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran model kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) apakah dapat meningkatkan keterampilan dasar IPS siswa kelas IX.C SMP Negeri 10 Kotabumi. 1.6. Manfaat Penelitian Manfaat hasil penelitian ini secara umum adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di kelas IX.C SMP Negeri 10 Kotabumi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together). Secara khusus dapat diuraikan manfaat hasil penelitian ini sebagai berikut: 1.6.1. Bagi Siswa a. Meningkatkan ketrampilan dasar IPS pada siswa kelas IX.C SMP Negeri 10 Kotabumi. b. Melatih serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui metode diskusi dalam pembelajaran IPS. c. Meningkatkan penguasaan konsep-konsep pada materi pembelajaran IPS. d. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. 1.6.2. Bagi Guru a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kreativitas guru dalam pembelajaran IPS yang relevan dengan tujuan pembelajaran IPS.

b. Membantu guru mengatasi kesulitan dalam mengembangkan dan menguasai model pembelajaran, yang mampu meningkatkan 10 keterampilan dasar IPS pada siswa. c. Bagi guru, hasil penelitian ini akan digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. d. Guru akan berusaha menerapkan strategi dan pendekatan yang sesuai untuk pembelajaran IPS sehingga siswa memiliki kecerdasan intelektual, social, dan emosional. 1.6.3. Bagi Sekolah a. Menjadi masukan dalam upaya peningkatan perbaikan pembelajaran IPS bagi guru-guru. b. Meningkatkan citra sekolah di mata masyarakat pada umumnya, orang tua siswa pada khususnya. 1.7. Ruang Lingkup Penelitian Lingkup penelitian ini meliputi Pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together). Dan pada Peningkatan Keterampilan dasar IPS meliputi delapan indikator yaitu, membaca materi dengan menggunakan media pembelajaran IPS, menjawab pertanyaan, bertanya, pemecahan masalah, mengemukakan pendapat/ide, tanggungjawab, bekerja sama dan berdiskusi dalam kelompok.

11 1.7.1. Ruang Lingkup Keilmuan Menurut Sapriya (2009:7) Mata Pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya. Pargito (2010:33) menyatakan bahwa, pada tingkat pendidikan dasar dan menengah, pembelajaran IPS di implementasikan sebagai social sciences. Social sciences dalam Bahasa Indonesia adalah ilmu-ilmu sosial, karena pada dasarnya ilmu sosial tidak tunggal tetapi terdiri dari beberapa cabang atau jenis seperti sosiologi, antropolgi, geografi, psikologi, ilmu politik, ilmu ekonomi, ilmu hukum, ilmu sejarah dan sebagainya. Standar kompetensi dan kompetensi dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di tingkat sekolah menengah pertama (SMP) meliputi bahan kajian sosiologi, sejarah, geografi dan ekonomi, bahan kajian itu menjadi mata pelajaran IPS. Jenjang SMP pengorganisasian materi pelajaran IPS menganut pendekatan terpadu (integrated) artinya materi pelajaran dikembangkan dan disusun mengacu pada aspek kehidupan nyata peserta didik sesuai dengan karakteristik usia, tingkat perkembangan berfikir dan kebiasaan bersikap dan berperilaku. Ketentuan bahwa dalam mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai. Lebih lanjut Pargito (2010 : 34) menyatakan bahwa, IPS sebagai pengembangan pribadi seseorang akan dapat membekali seseorang dalam pengembangan diri melalui berbagai keterampilan sosial dalam kehidupannya. Pendidikan IPS disini

12 harus membekali siswa tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai sehingga semua itu dapat membentuk citra diri siswa menjadi manusia yang memiliki jati diri yang mampu hidup ditengah masyarakat dengan damai dan dapat menjadikan contoh teladan serta memberikan kelebihannya pada orang lain. Pada penelitian ini kompetensi yang akan diteliti adalah kompetensi dasar mendiskripsikan pembagian permukaan bumi atas benua dan samudera, pada standar kompetensi memahami hubungan manusia dengan bumi. Standar Kompetensi memahami usaha mempertahankan Republik Indonesia, pada kompetensi dasar mendiskripsikan perjuangan bangsa Inndonesia merebut Irian Barat. Dan pada kompetensi dasar mendiskripsikan perkembangan lembaga internasional dan peran Indonesia dalam kerjasama Internasional.