PERBANDINGAN V-MODEL TRADISIONAL DAN ADVANCE V-MODEL

dokumen-dokumen yang mirip
PEMETAAN RUMAH MAKAN DI SEKITAR UNIVERSITAS JEMBER MENGGUNAKAN V-MODEL

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN FITNESS CENTER (STUDI KASUS: VERTICAL GYM)

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem yang dibangun pengembang adalah berbasis web. Untuk dapat

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, alat yang di gunakan adalah sebagai berikut: 1. Perangkat Keras (Hardware)

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. ditulis dan diterjemahkan oleh language software (bahasa Pemrograman) untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN TESTING

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian rekayasa perangkat lunak yang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada pembuatan Plugin Penjadwalan Seminar pada Jurusan Ilmu

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. collaborative filtering ini digambarkan pada gambar 3.1

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

1. Personal Computer (PC) atau Laptop. 32/64 bit architecture processor, 2 GB Random Access Memmory (RAM), Sistem Operasi Windows XP/7/8.

IMPLEMENTASI DAN ANALISA SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. (Software Development Life Cycle). System Development Life Cycle (SDLC) adalah

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. Sembada dan digunakan agar dapat memudahkan pengguna untuk menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA SISTEM. Aplikasi Sistem Penerimaan Karyawan dibuat berbasis web dengan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN POLA MODEL-VIEW- CONTROLLER (MVC)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Ruang Baca Jurusan Ilmu Komputer Fakultas

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III LANDASAN TEORI

PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. hal proses pengolahan data, baik itu data siswa, guru, administrasi sekolah maupun data

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. telah dibuat pada tahap tiga. Adapun kebutuhan software (perangkat lunak) dan

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Rancang Bangun Sistem Informasi Akademik berbasis SMS Gateway dengan Metode Rapid Application Development

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dimengerti oleh komputer. Analisa dan perancangan akan diterjemahkan kedalam

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Rekam Medis pada Rumah Sakit Mata Masyarakat Surabaya.

APLIKASI POTENSI DAN PELUANG INVESTASI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN BERBASIS WEB

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Perancangan Analisa

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI. pembelian dilakukan dengan mengubah bentuk barang. 2003). Menurut Soemarso S.R (1994) kegiatan pembelian dalam perusahaan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. Tahap perancangan dalam pembuatan program merupakan suatu hal yang

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu:

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kebutuhan Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. telah dibuat pada tahap tiga. Adapun kebutuhan software (perangkat lunak) dan

Halaman StyleJob Buyer (Admin)

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

APLIKASI SISTEM PENGELUARAN KAS PADA PT ITHACA RESOURCES


BAB III LANDASAN TEORI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

PENGEMBANGAN DAN ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN BIMBINGAN SKRIPSI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. terhadap aplikasi analisis kepuasan pelanggan pada Speedrocky Gym Surabaya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dapat mengatasi permasalahan yang telah diangkat pada penelitian ini. Tahaptahap

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Sistem Informasi Praktik Industri Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Berbasis Web

Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Aset IT Pada PT. Tirta Investama Plant Citeureup Berbasis Web

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dapat mengatasi permasalahan yang telah diangkat pada penelitian ini. Tahaptahap

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENANGANAN KELUHAN PELANGGAN BERBASIS WEB PADA PT. DATASYS INTEGRATED TECHNOLOGY

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. keras dan perangkat lunak untuk sistem ini adalah sebagai berikut :

BAB IV IMPEMENTASI DAN PENGUJIAN

Transkripsi:

PERBANDINGAN V-MODEL TRADISIONAL DAN ADVANCE V-MODEL Windi Eka Y.R, Saiful Bukhori, Dhani Ismoyo Program Studi Sistem Informasi Universitas Jember Email : windi.ilkom@unej.ac.id Abstrak V-Model merupakan salah satu metode dalam Software Development Life Cycle (SDLC). Tahapan V-Model digambarkan dengan bentuk V dimana tahapan pada bagian kiri merupakan proses pengumpulan kebutuhan sampa ke proses penulisan kode, sedangkan tahapan pada bagian kanan merupakan sederetan proses pengujian. Munculnya pengembangan V-Model tradisional menjadi advance V-Model dengan menambahkan satu siklus dalam tahap pengujian. Perbandingan hasil aplikasi antara penggunaan kedua model ini diimplementasikan pada pengembangan sistem informasi pemetaan rumah makan di sekitar Universitas Jember. Berdasarkan perbandingan kedua model tersebut, dapat diketahui perbedaan yang positif khususnya dengan penerapan advance V-Model Kata Kunci: SDLC, V-Model, Advance V-Model I. PENDAHULUAN Software Development Life Cycle (SDLC) adalah tahapan-tahapan yang harus dilakukan ketika pengembangkan perangkat lunak. SDLC berfungsi untuk membuat, merencanakan, mengestimasi, dan mengontrol perangkat lunak yang dibangun. Tahapan yang harus dilakukan diantaranya adalah pengumpulan kebutuhan, analisa, desain, penulisan kode, dan pengujian. Beberapa model yang dapat digunakan dalam SDLC adalah waterfall, incremental, spiral, v-model, agile, dan masih banyak lagi [1]. V-model merupakan model SDLC yang dikembangkan dari model Waterfall dan digambarkan dalam bentuk V [2]. Tahapan dalam V-Model hampir sama dengan Waterfall, hanya pada model ini tahapan pengujian dirinci untuk masing-masing tahap. Munassar dan Govardhan telah membandingkan lima model SDLC, dimana salah sau dari model tersebut adalah v-model [4]. Penelitian ini menghasilkan detail perbandingan antara kelima model tersebut dari segi konsep. Penelitian ini menunjukkan keuntungan dan kerugian dari masing-masing model. Ratcliffe telah meneliti keuntungan penggunaan v-model dalam pembangunan perangkat lunak [5]. Hasil dari penelitiannya menyebutkan bahwa v-model merupakan framework yang memiliki kemudahan dalam melakukan estimasi biaya dan monitoring kualitas yang tinggi. Munculnya pengembangan model ini pada tahun 2010 diteliti oleh Mathur dan Malik yag dinamakan advance V-Model[3]. Kedua model ini mempunyai perbedaan dalam hal pengujian. Untuk membandingkan hasil dari kedua model ini, maka harus diimplementasikan pada pembangunan sistem informasi atau perangkat lunak. Jurnal ini membahas tentang perbandingan antara v-model dan advance v-model dengan mengimplementasikan pada pembangunan sistem informasi pemetaan rumah makan di sekitar Universitas Jember. 1. V-Model II. METODELOGI PENELITIAN V-model merupakan pengembangan dari model waterfall. V-model merupakan kepanjangan dari Validasi/ Verivikasi Model.V-model pertama kali diusulkan oleh Paul Rook pada tahun 1980 dan dikenal dengan nama v-model tradisional [3]. V- model mendemonstrasikan hubungan antara proses pembangunan sistem (development activities) dan proses pengujian system (testing activities) [3]. Berbeda dengan pemodelan lainnya, dalam pemodelan v-model proses pengujian jauh lebih kompleks karena dibagi menjadi beberapa bagian yang lebih detail. Proses pengembangan sistem meliputi requirement analysis, requirements specification, design specification, dan program specification. Sedangkan dalam proses pengujian meliputi acceptance testing, system testing, integration testing, dan units testing. Diantara develompment activities dan testing activities terdapat proses penulisan kode. Alur tahapan pada v-model dapat dilihat pada gambar 1.

c. Security Mengevaluasi fungsi yang tepat dari keamanan sistem untuk memastikan integritas dan kerahasiaan data. ini meliputi pengujian penggunaan akses userapakah sudah sesuai dengan hak akses yang diberikan, berkaitan dengan keamanan data pada sistem. 2. Advance V-Model Gambar 1. V-Model [3] Model ini dikembangkan dari v-model tradisional pada tahun 2010 oleh Mathur dan Malik [3]. Perkembangan dari model ini adalah penambahan satu tahap lagi pada pengujian. Alur advance v- model dapat dilihat pada gambar 2. d. Deployment dan/atau simulasi sistem dalam lingkungan fisik dan operasionalnya jika diterapkan. Maksudnya di sini adalah bagaimana jika sistem tersebut diterapkan pada lingkungan yang berbeda, mulai dari peramaban yang berbeda serta sistem operasi yang berbeda III. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian untuk membandingkan kedua metode SDLC ini adalah untuk mengetahui dampak dari penambahan beberapa tahap pada pengujian. Kedua model tersebut diimplementasikan kedalam pembangunan sistem informasi pemetaan rumah makan di sekitar Universitas Jember (SIGRUMA). Tahap pertama, pengembangan aplikasi menggunakan v-model tradisional. Setelah alur v- model selesai dan aplikasi terbentuk, dilakukan penambahan tahapan pada alur testing sesuai dengan alur pada advance v-model. Gambaran dari aplikasi dapat dilihat pada gambar 3 dan 4. ambar 2. Advance v-model [3] Beberapa tahap pengembangan v-model dimulai dari test cases, regression testing, security testing dan deployment testing. Penjelasan dari tahapan berikut adalah [3] : a. Test Cases Test Cases adalah seperangkat kondisi atau variabel dimana tester akan menentukan apakah sebuah sistem aplikasi atau perangkat lunak memenuhi spesifikasi pada bagian unit. ini dilakukan setelah melakukan unit testing. G Gambar 3. Halaman untuk melihat rumah makan b. Regression yang dilakukan untuk menguji hasil modifikasi utau koreksi dari pengujian sebelumnya. Dari hasil pengujian dan pembetulan sebelumnya dites lagi pada fase pengujian ini untuk membuktikan bahwa hasil perubahan telah benar.

Gambar 4. Halaman untuk petunjuk arah rumah makan. Pada model v-tradisonal, kesalahan hanya ditemukan pada 2 tahap pengujian yaitu integration dan acceptance. Detil dari kesalahan yang ditemukan adalah: 1. Integration testing Kesalahan pertama yang ditemukan pada tahap ini adalah ketika userid baru yang diisi sudah tersedia diisikan kemudian menekan tombol update maka akan muncul pesan error yang menyatakan duplikat primary key. Error terjadi karena userid adalah primary key sehingga harus unik dan tidak boleh sama. Kesalahan dapat dlihat pada gambar 5. Gambar 7. Kesalahan menampilkan informasi. Gambar 5. Kesalahan edit userid Kesalahan kedua yang ditemukan pada tahap ini adalah edit pasword member oleh admin. Kesalahan terjadi karena ketika field salah satu atau semua kosong sistem langsung mengirim ke halaman update member. Jika disesuaikan dengan hasil yang diharapkan, maka sistem seharusnya menampilkan alert bahwa field harus diisi semua. Kesalahan pada edit pasword dapat dilihat pada gambar 6. Gambar 6. Kesalahan pada edit pasword member 2. Acceptance testing di tahap ini ditemukan satu kesalahan oleh user, yaitu menu makanan dan harga yag ditampilkan hanya satu macam dan berulang kali. Detail kesalahan dapat dilihat pada gambar 7. Setelah dilakukan pengecekan pada pengkodeannya ditemukan kesalahan pada saat menampilkan menu makanan dan harga yang disimpan dalam array. Ketika dilakukan perulangan sebanyak menu yang ada, seharusnya menu makanan dan harga yang ditampilkan adalah menu makanan dan harga ke-n bukan ke-0. Setiap kesalahan yang ditemukan pada pengujian v-model telah ditangani dengn baik. Hasil dari v-model tradisional akan ditambahkan satu alur tambahan sesuai dengan advance v-model. yang dilakukan pada advance v-model adalah : 1. Test Cases ini didasarkan pada nilai kompleksitas siklomatik di tahapan unit testing.modul yang memiliki nilai kompleksitas siklomatik paling tinggi adalah Update Rumah Makan dengan nilai kompleksitas siklomatis 10.Sebanyak 10 test cases dibuat untuk menguji setiap jalur pada modul Update Rumah Makan. 2. Regression dilakukan untuk mengetahui kebenaran pembetulan dari hasil integration testing. ini juga dilakukan untuk mengetahui apakah ada kesalahan lain yang disebabkan oleh pembetulan dari hasil integration testing. Pada integration testing semua kesalahan yang didapat berasal dari usecase edit member, sehingga pada pengujian ini yang diuji berkaitan dengan fitur edit member. 3. Security Salah satu contoh pengujian ini adalah menguji hak akses yang diberikan pada user.

Menguji kesesuaian hak akses user sistem terkait fitur yang dapat diakses oleh tiap user. User pada sistem ini dibagi menjadi pengujung, member, dan admin. ini dilakukan dengan cara menguji URL pada user yang tidak sesuai atau tidak diijinkan. Metode keamanan yang digunakan untuk membagi hak akses pada sistem ini dengan menggunakan session. Session adalah suatu cara agar suatu variable dapat diakses dibanyak halaman web [6].Aplikasi yang menggunakan session salah satunya adalah situs yang menggunakan login. Jika suatu halaman diakses, tetapi sessionnya tidak memiliki status login maka dianggap belum login. Pada sistem ini session digunakan untuk menyimpan userid user dan level user. Terdapat 2 level user yang digunakan pada sistem ini yaitu admin dan member. Pada setiap halaman dilakukan pengecekan apakah user yang melakukan login levelnya sesuai dengan halaman yang diakses. Jika terjadi penyimpangan seperti melakukan copyurl pada halaman yang bukan menjadi hak aksesnya maka akan muncul alert yang muncul peringatan untuk melakukan login sesuai akses yang diberikan dan session akan langsung dihapus. 4. Deployment ini sering disebut juga pengujian konfigurasi. ini dilakukan untuk mengetahui apakah sistem sudah berjalan normal jika dijalankan pada lingkungan yang berbeda. Sistem dicoba dijalankan pada semua platform dan berada di lebih dari satu lingkungan sistem operasi [7]).Sistem dicoba pada sistem operasi windows dan ubuntu para peramban yang ada di masing-masing sistem operasi seperti internet explorer, google chrome, opera dan mozilla firefox. Hasil dari perbandingan implementasi dari kedua model tersebut adalah implementasi advance v- model lebih detail dan tingkat kesalahan yang didapatkan lebih rinci. Ada beberapa pengujian pada v-model tradisional yang tidak terlalu rinci contohnya system testing pada v-model hanya menguji pada kesesuaian sistem dengan kebutuhan user, tetapi pada advance v-model pengujian dilanjutkan pada hak akses user. Hasil perbandingan implementasi dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil perbandingan v-model tradisional dan advance v-model. Pembanding Tradisional V- Model Advanced V- Model White Box Unit dilakukan pada semua unit untuk menguji alur sistem minimal Unit Test Case Setelah melakukan pengujian unit, Black Box Sistem Penerapan Sistem satu kali. Integration dilakukan oleh pengembang pada seluruh unit sistem yang berkaitan dengan input dan output sistem. Jika ditemukan kesalahan, maka akan dilakukan pengujian lagi terhadap seluruh sistem. System Tetsing dilakukan dengan mencocokan sistem dan kebutuhan yang diinginkan user. Accepment dilakuakan langsung pada user yang bersangkutan. ini dilakukan untuk mengetahui kesesuai dengan user. dilakukan pengujian secara keseluruhan pada satu unit yang memiliki nilai kompleksitas siklomatis paling tinggi. Hal tersebut dilakukan karena unit yang memiliki nilai kompleksitas siklomatis paling tinggi rentan terhadap kesalahan. Integration Regression Awalnya dilakukan pengujian integrasi.jika temukan kesalahan, maka akan diuji menggunakan regression testing. ini dilakukan pada unit yang terkait dengan kesalahan sebelumnya, jadi tidak perlu dilakukan pengujian pada keseluruhan sistem. System Tetsting Security tidak hanya berhenti pada kebutuhan user, tetapi berkaitan dengan hak akses user. Accepment Deployment tidak hanya untuk mengetahui kesesuaian user, tetapi penerapannya pada beberapa lingkungan terkait dengan keseuaian jalannya sistem.

IV. KESIMPULAN Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah penerapan v-model pada SIGRUMA telah memudahkan proses pembangunan, merencanakan dan melakukan kontrol kualitas sejak dini. Hasil perbandingan antara kedua model ditemukan adanya perbedaan yang positif khususnya dengan penerapan advance V-Model. Penerapan advance v-model telah menghasilkan dokumen pengujian yang lebih spesifik, detail, dan rinci. Contohnya pada pengujian white box, pengujian pada v-model tradisional dilakukan pada semua unit untuk menguji alur sistem minimal satu kali. Sedangkan pada advance v-model pengujian dilanjutkan dengan memilih unit yang mempunyai kompleksitas siklomatik paling tinggi, karena pada unit ini paling rentan terhadap kesalahan. V. DAFTAR PUSTAKA [1] Amlani R. Comparision of Different SDLC Models. International Journal of Computer Application & Information Technology. 2013; Vol.II (Issue 1): pages. [2] Balaji S, Murugaiyan S. Waterfall vs V-model vs Agile : Comparative study in SDLC. International Journal of Information Technology and Business Management. 2012; Vol 2; No 1. [3] Mathur S, Malik S. Advancements in the V- Model. International Journal of Computer Applications. 2010. Vol I; No 12. [4] Munassar N, Govardhan A. A Comparison Between Five Models of Software Engineering. International Journal of Computer Science Issues. 2010. Vol 7. Issue 5. [5] Ratcliffe A. SAS Software Development with the V-Model. SAS Global Forum. 2011. Paper 124. [6] Adeline, Resi Try. Penggunaan Session Pada PHP. 2010 [7] Pressman, Roger S. Rekayasa Perangkat Lunak.Yogyakarta: Penerbit Andi. 2012