BAB I PENGANTAR. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu tinggi, dan sarana prasarana transportasi yang lebih

profesional, bersih dan berwibawa.

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Strategi Implementasi..., Baragina Widyaningrum, Program Pascasarjana, 2008

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN. NOMOR 064 TAHUN 2016-Si.1-BKD/2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

BAB VIII PENUTUP. dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 15 /M.PAN/7/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM REFORMASI BIROKRASI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki posisi yang strategis dalam pembuatan kebijakan dan pelayanan publik.

EVALUASI KURIKULUM DIKLAT BERBASIS KOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN SOFT COMPETENCY PELAKSANA KEMENTERIAN KEUANGAN:

BAB I PENDAHULUAN. sebagai target capaian organisasi dalam visi-misi. Tentunya, aspek SDM baik dari

BAB I PENDAHULUAN. permasalahannya berupa pola pikir pemerintah dalam struktur pemerintahan,

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Seleksi Pegawai. Lembaga Penegak Hukum. Promosi.

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN

Konsepsi Rekruitmen Calon Pegawai ASN (CP ASN)

Menimbang Kembali Gagasan Revisi UU Aparatur Sipil Negara

PENYELENGGARAAN ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I PENDAHULUAN

ARAHAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PADA ACARA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Dasar Hukum Terbentuknya Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Latihan Kabupaten Lampung Selatan

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB I PENDAHULUAN. lainnya sehingga harus benar-benar dapat digunakan secara efektif dan efisien

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. antara lain, dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN. Pemerintah adalah alat pelaksana pelayanan publik. Pemerintahan hadir

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk. mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen

SOSIALISASI REFORMASI BIROKRASI PROGRAM PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR

MANAJEMEN KARIR JABATAN FUNGSIONAL

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN APLIKASI PENILAIAN PRESTASI KERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI SAMBUTAN PADA RAPAT KOORDINASI KEBIJAKAN PROGRAM SDM APARATUR

A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010-

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN. Kedudukan pemerintah daerah berkaitan dengan otonomi daerah, bergulirnya otonomi

Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

PROSES PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN REFORMASI BIROKRASI

BUDAYA KERJA MERUBAH MINDSET APARATUR

KEBIJAKAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011)

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM Aparatur

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesi

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

I. PENDAHULUAN. ketatanegaraan adalah terjadinya pergeseran paradigma dan sistem. dalam wujud Otonomi Daerah yang luas dan bertanggung jawab untuk

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

AGENDA. I. Reformasi Birokrasi dan Reformasi Peradilan. Hasil penilaian TQA RB Tindak lanjut Reformasi Peradilan: visi ke depan

KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA, 2010

Jakarta, Maret 2013 Kepala Badan Kepegawaian Negara. Eko Sutrisno

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN AGAMA KOTABUMI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

RENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI BIDANG SDM APARATUR

BAB V PENUTUP. Pelaksanaan pengawasan diantaranya: b. Tindak lanjut hasil pengawasan sangat diperlukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2015, No Tahun 1999 Nomor 167; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Ta

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik melalui peningkatan pelayanan publik.

BAB I PENDAHULUAN. Birokrasi yang berbelit dan kurang akomodatif terhadap gerak ekonomi mulai

KERANGKAACUANKERJA BADAN KEPEGAWAIAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN Doc KAK Sub Bid Jabatan Page 1

2 c. bahwa dalam rangka melakukan penyesuaian ketentuan pelaksanaan mengenai kepegawaian berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

I. PENDAHULUAN. Reformasi di bidang kinerja pemerintahan tidak akan membuahkan hasil optimal

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada era-era yang lalu tidak luput dari

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR

Transkripsi:

BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan publik yang baik, efisien, efektif dan berkualitas menuntut kehadiran sumber daya manusia (SDM) aparatur khususnya pegawai yang profesional, bertanggungjawab, adil, jujur dan kompeten dalam bidangnya. Dengan kata lain, seorang pegawai dalam menjalankan tugas tentunya harus profesionalisme dan memiliki kompetensi sesuai kualifikasi bidang keahlian yang dimilikinya. Data Badan Kepegawaian Negara (BKN) menunjukkan bahwa sampai dengan tahun 2011 terdapat hampir 4,6 juta pegawai negeri sipil (PNS) yang menuai banyak kritik terkait dengan rendahnya kualitas dan tidak profesionalnya PNS dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai aparatur negara. Banyak faktor yang menjadi penyebab kondisi ini, di antaranya tidak berimbangnya rasio jumlah PNS dengan para stakeholders-nya. PNS di Indonesia hanya 1,9% dari total jumlah masyarakat Indonesia (Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Area Perubahan Bidang SDM Aparatur). Kuantitas pegawai sebagai aspek yang penting dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya harus diikuti dengan mengefisienkan jumlah pegawai. Kuantitas pegawai dan efisiensi jumlah pegawai dipandang sebagai formula yang dapat diterapkan guna memastikan setiap pegawai dapat bekerja secara lebih maksimal sesuai dengan posisinya. PNS yang juga sering disebut birokrat, sesungguhnya adalah public servant yang wajib memberikan pelayanan publik terbaik kepada 1

2 masyarakat. Sebagaimana tertuang dalam Ketetapan Majelis Permusayawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor VI/2001 tentang Penyelenggaraan kekuasaan Negara yang Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, sesungguhnya sudah mengamanatkan agar Presiden membangun kultur birokrasi Indonesia menjadi birokrasi yang transparan, akuntabel, bersih dan bertanggung-jawab serta dapat menjadi pelayan masyarakat dan menjadi teladan masyarakat. Birokrasi harus melaksanakan pemerintahan yang baik dan bersih (clean and good governance). Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Bab I butir 8 menyebutkan bahwa manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah keseluruhan upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas dan derajat profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi dan kewajiban kepegawaian, yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan, promosi, penggajian, kesejahteraan dan pemberhentian. Pada intinya manajemen kepegawaian lebih berorientasi pada profesionalisme SDM aparatur (PNS), yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat secara jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan, tidak partisan dan netral, keluar dari semua pengaruh golongan dan partai politik dan tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Untuk dapat melaksanakan tugas pelayanan dengan persyaratan yang demikian, SDM aparatur (PNS) dituntut memiliki profesionalisme dan berwawasan global serta memiliki kompetensi yang tinggi sesuai dengan lingkup tugasnya. Permasalahan yang paling mendasar tentang sumber daya manusia aparatur (PNS) yang profesional dan memiliki kompetensi yang tinggi sesuai dengan bidang tugasnya seperti yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang

3 dan menjadi harapan dari semua lapisan masyarakat serta pihak-pihak yang memiliki kepentingan, hingga saat ini masih merupakan suatu harapan yang jauh dari pada kenyataan. Karena berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Political Risk Consultancy (PERC), menyimpulkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara terburuk dalam bidang birokrasi. Bahkan riset dengan metode yang sama dan dilakukan pada tahun 2000 oleh peneliti yang sama yaitu PERC hasilnya telah menyimpulkan bahwa birokrasi di Indonesia memperoleh skor 8,0 dari kisaran skor 0 untuk yang terbaik dan 10 untuk yang terburuk (Political Risk Consultancy, 2012). Rendahnya kinerja para birokrasi (PNS) mengakibatkan rendahnya kualitas pelayanan publik yang ada, bahkan akan berdampak pada pengguna jasa karena pembangunan infrastruktur tidak berjalan dengan maksimal yang berakibat harus membayar biaya lebih mahal (high cost). Gambaran buruknya birokrasi dalam hal kinerja dari pegawai yang rendah disebabkan oleh kurangnya atau bahkan tidak kompetennya sebagian pejabat struktural di lingkungan pemerintah. Untuk mewujudkan sumber daya manusia aparatur (PNS) yang profesional dan memiliki kompetensi, pembinaan karier pegawai dilaksanakan atas dasar perpaduan antara sistem prestasi kerja dan karier dengan mempertimbangkan kompetensi dan potensi. Pembinaan SDM aparatur berbasis kompetensi merupakan suatu keharusan agar organisasi (birokrasi) dapat mewujudkan pegawai yang memiliki kinerja yang lebih baik, memberikan pelayanan publik yang terbaik, tidak terkecuali pegawai pada lingkungan Kementerian Pertahanan.

4 Kementerian Pertahanan semenjak tahun 2011 melalui biro kepegawain telah mulai melaksanakan model Assessment Center guna memenuhi kebutuhan sumber daya manusia aparatur di lingkungan Kementerian Pertahanan. Sasaran yang ingin dicapai yaitu adanya sumber daya yang berintegritas, kompeten, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera, merupakan hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam mereformasi bidang SDM. Dengan melaksanakan Assessment Centre membangun sistem penilaian kinerja berdasarkan kompetensi, transparan dan user friendly, sistem pengadaan dan seleksi yang transparan, adil dan akuntabel, pola pengembangan dan pelatihan berdasarkan kompetensi; serta standar kompetensi diacu dalam pola mutasi jabatan, the right man in the right place. Di bidang kelembagaan pemerintahan, Assessment Center dapat diimplikasikan sebagai instrumen dalam penataan dan pengembangan organisasi pemerintah yang lebih rasional, efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan tugas dan fungsi organisasi. Pelaksanaan Assessment Center pada sektor pemerintahan merupakan sarana dasar dalam membentuk profesionalisme SDM aparatur serta peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat, termasuk pada Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan. Berangkat dari uraian di atas, peneliti sangat tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang implementasi Assessment Center dalam pengembangan sumber daya manusia aparatur pada Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan.

5 1.2 Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang di atas peneliti mengajukan rumusan masalah bagaimana Implementasi Assessment Center dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia di Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dihasilkan pertanyaan penelitian sebagai berikut : a. Bagaimana implementasi Assessment Center dalam pengembangan sumberdaya manusia di Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan? b. Kendala apa yang dihadapi dalam implementasi Assessment Center dalam pengembangan sumber daya manusia di Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan? c. Bagaimana strategi pengembangan implementasi Assessment Center dalam mendukung ketahanan pegawai di Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui implementasi Assessment Center dalam pengembangan sumberdaya manusia di Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan. b. Untuk mengetahui kendala apa yang dihadapi dalam implementasi Assessment Center dalam pengembangan sumber daya manusia di Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan.

6 c. Untuk mengetahui strategi pengembangan implementasi Assessment Center dalam mendukung ketahanan pegawai di Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Manfaat Akademik. Diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan kajian ketahanan nasional dari perspektif pengembangan sumber daya aparatur melalui Assessment Center yang dilakukan di Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan. b. Manfaat Praktis. Diharapkan dapat memberikan masukan kepada Kementerian Pertahanan dalam pengembangan sumber daya manusia melalui implementasi Assessment Center. 1.5 Keaslian Penelitian Beberapa penelitian tentang Implementasi Assessment Center telah dilakukan oleh peneliti lain, namun penelitian tentang Implementasi Assessment Center di Kementerian Pertahanan sepengetahuan peneliti sampai dengan saat ini belum pernah dilakukan. Pembahasan yang menyinggung masalah Assessment Center, pernah dilakukan oleh Farisa H. Wedhalaksmi, tahun 2013 dalam tesis yang berjudul Umpan Balik Hasil Assessment Centre Untuk Meningkatkan Keterikatan Kerja Karyawan. Subjek penelitian merupakan para pimpinan lini tengah yang direkomendasi untuk mengikuti Assesssment Centre. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen. Dalam penelitian ini dibuktikan bahwa

7 pemberian umpan balik hasil Assessment Centre dapat meningkatkan keterikatan kerja karyawan. Penelitian lain tentang Assesssment Centre dilakukan oleh Dyah Ayu, tahun 2006 dengan judul Penciptaan Sistem Penilaian Kinerja Yang Efektif Dengan Assessment Center. Penelitian ini menyatakan bahwa tujuan dari suatu organisasi adalah untuk meningkatkan kualitas organisasi dalam arti peningkatan kinerja secara keseluruhan bagi organisasi itu, serta menemukan cara terbaik bagaimana mengembangkan dan memotivasi karyawan, serta mengkomunikasikan sistem penilaian yang berlaku pada organisasi. Beberapa penelitian tersebut tampak masih menitik beratkan pada sistem Assessement Center secara umum, sedangkan pengembangan SDM melalui Assessement Center di lingkungan Kementerian Pertahanan belum pernah di bahas. Dengan demikian substansi keaslian penelitian dari kajian yang dilakukan menjadi terpenuhi. 1.6 Sistematika Penulisan Pembahasan tentang implementasi Assessment Center dalam pengembangan sumber daya manusia di Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan, terdiri dari delapan bab, dimana setiap bab terdiri dari beberapa sub bab yang banyaknya tergantung dari besar dan pentingnya persoalan yang dibahas. Secara rinci sistematika penulisan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut : Bab pertama pengantar, bab ini merupakan bagian awal tesis berisikan sub-sub yang menguraikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah,

8 tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan. Bab kedua tinjauan pustaka dan landasan teori. Bab ini menguraikan tentang tinjauan kepustakaan yang relevan dan landasan teori Assessment Center serta pengembangan sumber daya manusia serta kerangka pemikiran. Bab ketiga membahas metode penelitian yang digunakan sebagai pendekatan dalam penelitian ini. Bab empat membahas tentang diskripsi Kementerian Pertahanan, khususnya Dirjen Strahan Kemhan meliputi visi, misi, tujuan dan kondisi sumber daya manusia di Dirjen Strahan Kemhan. Bab lima menguraikan tentang implementasi Assessment Center dalam pengembangan SDM Aparatur Bidang Pertahanan Negara di Dirjen Strahan Kemhan, yang meliputi perundang-undangan dan penyelenggaraan Assessment Center. Bab enam berisikan tentang kendala apa yang dihadapi dalam implementasi Assessment Center dalam pengembangan sumber daya manusia bidang pertahanan negara di Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kemhan RI Bab tujuh menganalisis strategi yang dikembangkan dalam implementasi Assessment Center guna pengembangan sumber daya manusia aparatur bidang pertahanan negara di Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kemhan RI Bab delapan adalah penutup, bab ini merupakan bagian akhir penulisan tesis berisikan tentang kesimpulan dan saran/rekomendasi yang penulis anggap penting dan perlu ditindaklanjuti dalam implementasi program Assessment Center di Dirjen Strahan Kemhan yang akan datang.