PENINGKATAN KEKERASAN SHAFT PADA GEAR PUMP LOKAL DENGAN PROSES HEAT TREATMENT

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PENINGKATAN SIFAT MEKANIS SPROKET IMITASI SUPRA 125 DENGAN SISTIM PACK KARBURISING

ANALISA PENGGUNAAN TEMPURUNG KELAPA UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAHAN PISAU TIMBANGAN MEJA DENGAN PROSES PACK CARBURIZING

ANALISA PENINGKATAN SIFAT MEKANIK MATERIAL RING PISTON TOP KOMPRESI YAMAHA JUPITER Z DENGAN PROSES HEAT TREATMENT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI PENGARUH NORMALISING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA PLAT JIS SM 41B MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016 DAN E 6013

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL AISI 4340

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

STUDI KOMPARASI HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS MATERIAL RING PISTON BARU DAN BEKAS

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

ANALISIS PENGARUH TEMPERING

PENGUJIAN SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PISAU HAMMER MILL PADA MESIN PENGGILING JAGUNG PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA CABANG SEMARANG

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS BAJA ASSAB 705 M YANG DIGUNAKAN PADA KOMPONEN STUD PIN WINDER

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

HEAT TREATMENT. Pembentukan struktur martensit terjadi melalui proses pendinginan cepat (quench) dari fasa austenit (struktur FCC Face Centered Cubic)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Available online at Website

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

PERLAKUAN PANAS MATERIAL AISI 4340 UNTUK MENGHASILKAN DUAL PHASE STEEL FERRIT- BAINIT

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

KARAKTERISASI BAJA CHASIS MOBlL SMK (SANG SURYA) SEBELUM DAN SESUDAH PROSES QUENCHING

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

PENINGKATAN KEKAKUAN PEGAS DAUN DENGAN CARA QUENCHING

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS BAJA SKD-11 YANG DIGUNAKAN PADA KOMPONEN STUD PIN WINDER

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT

07: DIAGRAM BESI BESI KARBIDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4340

PENGARUH TYPE PENGERASAN TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN, KEDALAMAN DIFUSI DAN STRUKTUR MIKRO BAJA KARBON RENDAH (MILD STEEL) YANG TELAH DIKARBURISASI

Pengaruh Heat Treatment Dengan Variasi Media Quenching Air Garam dan Oli Terhadap Struktur Mikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

ANALISIS PENINGKATKAN KUALITAS SPROKET SEPEDA MOTOR BUATAN LOKAL DENGAN METODE KARBURASI

PROSES NORMALIZING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

PENGARUH TEMPERATUR CARBURIZING PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP SIFAT SIFAT MEKANIS BAJA S 21 C

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 1029 DENGAN METODA QUENCHING DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MAKRO STRUKTUR

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

PENGARUH JENIS BAHAN DAN PROSES PENGERASAN TERHADAP KEKERASAN DAN KEAUSAN PISAU TEMPA MANUAL

ANALISA PROSES SPRAY QUENCHING PADA PLAT BAJA KARBON SEDANG

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang material baja karbon sedang AISI 4140 merupakan low alloy steel

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP STRUKTUR MIKRO LOGAM ST 60

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBONISASI DENGAN BAHAN ARANG KAYU BK

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

PROSES QUENCHING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA KARBON RENDAH (ST41) DENGAN METODE PACK CARBIRIZING

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA JIS S45C

NASKAH PUBLIKASI. Disusun : YOGI KUNCORO NIM : D

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

ANALISIS SIFAT MEKANIS ANTARA NOKEN AS STANDAR DAN NOKEN AS REKONDISI PADA SEPEDA MOTOR

ANALISA PERUBAHAN DIMENSI BAJA AISI 1045 SETELAH PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

PENGARUH TEMPERATUR DAN HOLDING TIME DENGAN PENDINGIN YAMACOOLANT TERHADAP BAJA ASSAB 760

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Karakterisasi Material Sprocket

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat perkakas, alat-alat pertanian, komponen-komponen otomotif, kebutuhan

PENGARUH ANNEALING TERHADAP LAS MIG DENGAN GAS PELINDUNG CO2 (100%) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO DAN MAKRO PADA BAJA STAM 390 G

I. PENDAHULUAN. Definisi baja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu benda

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan logam dalam pembuatan alat alat dan sarana. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan upaya pengembangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

Baja adalah sebuah paduan dari besi karbon dan unsur lainnya dimana kadar karbonnya jarang melebihi 2%(menurut euronom)

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ZINC DAN KETAHANAN KOROSI PADA PERMUKAAN LINK ENGINE HANGER SEBELUM PROSES PELAPISANNYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PERBEDAAN KONDISI TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN DARI BAJA AISI 4140

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

ANALISA PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP NILAI KEKERASAN BAJA AISI 1050 DENGAN METODE PACK CARBURIZING

PEMILIHAN PARAMETER PERLAKUAN PANAS UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAJA PEGAS 55 Si 7 YANG DIGUNAKAN SEBAGAI PENAMBAT REL KERETA API

Sistem Besi-Karbon. Sistem Besi-Karbon 19/03/2015. Sistem Besi-Karbon. Nurun Nayiroh, M.Si. DIAGRAM FASA BESI BESI CARBIDA (Fe Fe 3 C)

BAB I PENDAHULUAN. Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

KARAKTERISASI BAJA SMO 254 & BAJA ST 37 YANG DI-ALUMINIZING

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISA KEKERASA DAN STRUKTUR MIKRO TERHADAP VARIASI TEMPERATUR TEMPERING PADA BAJA AISI 4140

Pengaruh Heat Treatment dengan Variasi Media Quenching Air dan Oli terhadap Struktur Mikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

BAB II KERANGKA TEORI

Pengaruh Variasi Media Karburasi Terhadap Kekerasan Dan Kedalaman Difusi Karbon Pada Baja ST 42

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

Laporan Praktikum Struktur dan Sifat Material 2013

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

PENELITIAN TENTANG PENINGKATAN KEKERASAN PADA PERMUKAAN BUSHING DENGAN HEAT TREATMENT METODE KONVENSIONAL

Transkripsi:

Peningkatan Kekerasan Shaft pada Gear Pump Lokal (Minardi dkk.) PENINGKATAN KEKERASAN SHAFT PADA GEAR PUMP LOKAL DENGAN PROSES HEAT TREATMENT Minardi, Muh. Amin, Solechan * Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Semarang Jl. Kasipah No.12, Semarang 50254 *Email: Solechan1981@gmail.com Abstrak Ketersediaan shaft gear pump lokal yang berkualitas di PT Asia Pasific Fibers Semarang menjadi kendala, sehingga masih mengandal import dari negara Amerika Serikat dan Jerman. Pengadaan shaft gear pump import indent antara 3-6 bulan,waktu pengiriman lama dan harga shaft import 216USD/pcs lebih mahal dibanding lokal Rp.125.000-250.000/pcs menyebabkan biaya perawatan mesin dan produksi menjadi besar. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan metode peningkatan sifat mekanis pada shaft gear pump lokal melalui Heat treatment dengan parameter utama temperatur pemanasan dan waktu penahanan yang tepat. Methodologi penelitian yang digunakan dengan eksperimen skala laboratorium, maka pada langkah proses heat treatment dengan temperatur pemanasan 1000 C dengan waktu penahan 2 jam selanjutnya di dinginkan dengan gramus kemudian distempering dengan temparatur 700 C variasi waktu penahan 2, 4, dan 6 jam, untuk mengurangi tegangan dalam, menaikkan keuletannya dan meningkatkan kekerasannya. Hasil penelitian ini menunjukkan, secara umum kekerasan dan tegangan tarik meningkat, dengan heat treatment meningkatkan tegangan tarik sebesar 42.8% (dari 62.1 Kg/mm 2 menjadi 90.5 Kg/mm 2 ) dan meningkatkan kekerasan 45.52% (dari 180.14 HVN menjadi 262.14 HVN), dengan proses tempering dengan temperatur 700 o C dengan waktu selama 6 jam. Hasil ini menunjukkan bahwa metode ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan sifat mekanik shaft gear pump lokal. Kata Kunci : Shaft, perlakuan panas, gromus temperature waktu penahanan, 1. PENDAHULUAN Penggunaan gear pump di PT.Asia Pasific Fibers Jl.Raya Kaliwungu Km.19 Semarang sebanyak 896 buah (Departement Mekanik 2012). Kebutuhan penggantian spare part gear pump dari tahun ketahun semakin meningkat, tahun 2010 sebanyak 50 set, tahun 2011 sebanyak 86 set dan tahun 2012 sebanyak 120 set. Spare part gear pump masih menggandalkan import dari negara Amerika serikat dan Jerman. Ketersediaan spare part import sekarang ini mengalami kendala yaitu barang indent 3-6 bulan, harga mahal dan waktu pengiriman lama. Masalah ketersediaan spare part import di PT.Asia Pasific Fibers diatasi dengan membuat spare part lokal kerena pengadaan barang cepat, harga murah dan pengiriman barang tidak lama.shaft gear pump dibuat lokal karena sering mengalami kerusakan dengan harga murah Rp.125.000-250.000/pcs dibanding harga import $216/pcs, waktu pembuatan dan pengiriman cepat. Kendala dari shaft gear pump lokal adalah kualitas material yang kurang bagus yaitu kekerasan dan koefisien muai yang rendah sehingga menyebabkan terhentinya putaran gear pump secara mendadak.(wawancara Rois Masduki, 2012) Peningkatan sifat mekanis shaft gear pump lokal dapat dilakukan dengan perlakuan permukaan. Pelapisan permukaan shaft dilakuan secara hard chromium plating, semprot panas dengan molybdenum, pemberian metal composites, ceramic composites sebagai pelapis permukaan (Mollenhauer, 1997). Peningkatan sifat mekanis bisa bertambah dengan perlakuan panas (heat treatment).melalui perlakuan panas yang tepat, tegangan dalam dapat dihilangkan, besar butir dapat diperbesar atau di perkecil, ketangguhan ditingkatkan atau dapat dihasilkan permukaan yang keras di sekeliling inti yang ulet (Amstead B.H dkk, 1981). Penelitian ini untuk peningkatan kekerasan dan koefisiean muai shaft gear pump lokal dengan proses heat treatment.diharapkan material lokal dapat menyaingi kualitas material import. 2. METODELOGI PENELITIAN Bahan dari penelitian adalah Shaft Gear Pump Original dan Shaft Gear pump Lokal yang ditunjukan pada Gambar 1. Material shaft gear pump original digunakan sebagai bahan dasar 46 ISBN 978-602-99334-2-0

D.8 penelitian. Shaft gear pump Original dijadikan referensi untuk hasil datanya sebagai komparasi dengan Shaft gear pump lokal apakah terjadi perbedaan sifat mekanis dan komposisi kimia a) b) Gambar 1. a). Shaft Gear Pump Original b). Shaft Gear Pump Lokal 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengujian Komposisi Kimia Pengujian komposisi kimia material shaft gear pump original dan shaft gear pump lokal yang selanjutnya akan dianalisa unsur kandungan kimia yang terdapat pada material masingmasing. Material shaft gear pump original nantinya sebagai pembanding dengan material shaft gear pump lokal secara komposisi kimianya. Hasil uji komposisi kimia material shaft gear pump original ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil uji komposisi kimia shaft gear pump original Paduan Fe C Si Mn P S Cr Co Ni Mo Cu shaft gear pump original 89,9 1,56 0,6 0,24 0,02 0,04 4,76 0.06 0,14 4,56 0.143 Hasil pengujian komposisi kimia shaft gear pump original menunjukkan bahwa kandungan unsur besi 89,9 % wt, karbon 1,561 % wt, silikon 0,603 % wt dan Chrome 4,761 % wt. Unsur Fe dan C serta Cr mendominasi dari unsur lainnya, unsur itu berpengaruh terhadap sifat mekanik materialnya. Data hasil pengujian komposisi kimia material shaft gear pump lokal., ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Komposisi kimia shaft gear pump lokal Paduan Fe C Si Mn P S Cr Co Ni Mo Cu shaft gear pump lokal 95,7 0,37 0,17 0,64 0,03 0,01 0,79 0,03 1,83 0,2 0,23 Hasil pengujian komposisi kimia material shaft gear pump lokal dibandingkan dengan material shaft gear pump original. mengalami perbedaan dari unsur, yang dominan yaitu besi (Fe), karbon (C),Chrome (Cr), dan Molybdenum (Mo). Pada unsur besi mengalami kenaikan sedangkan unsur karbon, chrome dan molybdenum mengalami penurunan, ini akan berpengaruh terhadap sifat mekanis khususnya kekerasan. Pada shaft gear pump original nilai karbon lebih tinggi, semakin besar prosentase karbon, maka kekerasan dan kekuatan tarik semakin tinggi, tetapi keuletan dan ketangguhan semakin rendah (Callister, 2008). Pada shaft gear pump original nilai chrom juga lebih tinggi dibanding shaft gear pump lokal semakin tinggi nilai unsur chrom dan molybdinum maka kekuatan tarik semakin tinggi, juga dapat mencegah korosif dan tahan terhadap panas. Apabila ditinjau dari uji komposisi kimia, material shaft gear pump original termasuk jenis AISI M48 karena semua kandungan komposisinya masuk dalam klassifikasi dalam tabel. (ASM Vol.1 2005). Material AISI M48 merupakan baja jenis tool steel diaplikasikan untuk membuat alat alat konvensional, baja ini mempunyai nilai kekerasan 67-69HRC (ASM Vol.1 2005). Material shaft gear pump lokal dilihat dari uji komposisi kimia termasuk jenis AISI 4140 yang merupakan baja karbon,bila dilihat dari Prosiding SNST ke-4 Tahun 2013 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 47

Peningkatan Kekerasan Shaft pada Gear Pump Lokal (Minardi dkk.) jumlah karbon baja ini termasuk baja karbon sedang yang diaplikasikan pada crankcases, konstruksi dan permesinan. (Amin, 2012) 3.2 Pengujian Struktur Mikro Shaft Gear Pump Pengujian struktur mikro bertujuan untuk melihat struktur mikro material shaft gear pump original dan buatan lokal baik sebelum dan sesudah mengalami perlakuan panas. Hasil struktur mikro shaft gear pump Hasil pengamatan stuktur mikro material shaft gear pump original ditampilkan pada Gambar 2.a dengan pembesaran 200X. Struktur mikro untuk shaft gear pump original didominasi butir-butir ferit yang berwarna terang, sedangkan fasa perlit lebih berwarna gelap dan fasa martensit yang berwarna hitam, ini sesuai dengan hasil uji komposisi, dimana unsur C sebanyak 1,56 % dan Chrom 4,76 Butir ferit cenderung lebih halus sedangkan butir perlit lebih kasar. a) b) Gambar 2. Stukturmikro Shaft Gear Pump a). Original b). local Hasil pengamatan stuktur mikro material shaft gear pump lokal ditampilkan pada Gambar 2.b, Struktur mikro untuk shaft gear pump lokal tanpa pelakuan panas didominasi butirbutir ferit yang berwarna terang, sedangkan fasa perlit lebih berwarna gelap, ini sesuai dengan hasil uji komposisi, dimana unsur C sebanyak 0,37 % dan nikel 1,83 Butir ferit cenderung lebih halus sedangkan butir perlit lebih kasar. Shaft gear pump lokal tanpa haet treatment merupakan struktur awal dari proses perlakuan panas dimana semua daerah shaft gear pump hanya terdapat unsur perlit dan ferit saja. Kandungan struktur tersebut menyebabkan shaft gear pump memiliki keuletan tinggi. Ferit adalah salah satu fasa penting di dalam baja yang bersifat lunak dan ulet sedangkan struktur perlit mempunyai sifat yang keras karena mengandung karbon. Hasil pengamatan stuktur mikro material shaft gear pump lokal penahanan waktu 2 jam ditampilkan pada Gambar 3.a. Struktur mikro shaft gear pump lokal dengan holding time 2 jam menunjukkan bahwa struktur-struktur perlit jumlahnya semakin banyak dan ukuran butirannya mulai merata di sepanjang penetrasi walaupun pada sisi perlitnya masih terdapat banyak ferit dan fasa martensit timbul. Peningkatan jumlah pearlite yang lebih banyak dibandingkan dengan struktur mikro material awal dapat terjadi karena adanya pengaruh penambahan unsur karbon ke dalam material selama proses difusi intertisi karbon. Hasil pengamatan stuktur mikro material shaft gear pump lokal dengan penahanan waktu 4 jam ditampilkan pada Gambar 3.b. Stuktur Mikro Shaft Gear Pump Lokal HT 4 jam menunjukkan bahwa peningkatan jumlah pearlite yang paling banyak dibandingkan dengan struktur mikro yang lain, selain itu penetrasi dari karbon juga cukup dalam dan butiran butiran pada perlit ukurannya lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi sebelumnya. Dengan ukuran butir yang lebih besar maka kekerasan yang dihasilkan juga akan lebih besar. 48 ISBN 978-602-99334-2-0

D.8 a) b) c) Gambar 3. Stuktur Mikro Shaft Gear Pump Lokal a) 2 jam b) 4 jam c) 6 jam Hasil pengamatan stuktur mikro material shaft gear pump lokal dengan penahanan waktu 6 jam ditampilkan pada Gambar 3.c. Struktur mikro shaft gear pump lokal dengan penahanan waktu 6 jam dapat dilihat dengan mikroskop logam menunjukkan warna terang adalah ferrite dan warna gelap adalah pearlite, warna hitam adalah martensit Pada struktur ferrite lebih banyak dibandingkan dengan struktur pearlite, hal ini menunjukkan pada spesimen shaft gear pump dapat dilakukan treatment dikarenakan kandungan ferrite yang masih banyak. Pertumbuhan butir bertambah besar dengan bertambahnya waktu apabila suhu menimbulkan gerakan atom yang cukup signifikan. Jika laju pendinginan lambat atom karbon dapat berdifusi dan membentuk struktur yang kasar. Pada suhu normal material berbutir halus lebih kuat dibandingkan material yang berbutir kasar (Van vlack, 2001). Masukan panas sangat tergantung dengan besar kecilnya temperatur, semakin besar temperatur maka masukan panas akan semakin besar. Masukan panas yang besar menyebabkan lambatnya pendinginan sehingga terbentuk struktur ferit dan perlit yang kasar (Asfarizal, 2008). Kekuatan baja ferit perlit sangat tergantung pada besar kecilnya butir ferit, karena itu tindakan memperhalus butir adalah tindakan tepat dalam usaha memperbaiki kekuatan dan ketangguhan baja ferit perlit (Wiryosumarto, 2008). Pengaruh unsur karbon sangat penting, semakin besar prosentase karbon maka kekerasan dan kekuatan tarik semakin tinggi, tetapi keuletan dan ketangguhan semakin rendah (Callister, 2008). Dan apabila ditinjau dari uji komposisi kimia, material shaft gear pump lokal termasuk jenis baja AISI 4140 karena semua kandungan komposisinya masuk dalam klassifikasi. Ukuran dan jumlah nodul grafit yang terbentuk selama pembekuan dipengaruhi oleh jumlah karbon, jumlah inti grafit, dan pilihan praktik inokulasi. Unsur silikon, nikel berpengaruh pemicu pembentukan grafit, serta berpengaruh pada tingkat kekerasan ferit. Unsur mangan berfungsi sebagai penstabil perlit dan kekuatan meningkat tetapi mengurangi keuletan dan kemampuan permesinan. (ASM vol. 1, 2007). Quenching dengan pendinginan langsung memakai gramus dapat mempengaruhi kekerasan permukaan benda uji, hal tersebut dapat diketahui dengan melihat hasil kekerasan benda uji. Pada proses pengerasan suatu material akan diperoleh hasil yang maksimal bila dicapai struktur martensit. Dan struktur martensit ini hanya dapat dicapai dari fase austenit yang didinginkan dengan cepat. Dengan pendinginan yang cepat dari temperatur austenit maka diperoleh bentuk kristal BCC yang tergeser menjadi BCT akibat perbedaan temperatur yang tinggi (Callister, 2008). 3.2 Hasil Pengujian Kekerasan Shaft Gear Pump Pengujian kekerasan dilakukan dengan mengambil sebanyak 5 titik dipermukaan shaft gear pump. Dengan menggunakan metode Vikers hardness dengan beban 200 N dan penetrator kerucut intan 120 o.. Prosiding SNST ke-4 Tahun 2013 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 49

Peningkatan Kekerasan Shaft pada Gear Pump Lokal (Minardi dkk.) Gambar 4. Hasil uji kekerasan material shaft gear pump Data kekerasan spesimen shaft gear pump original,buatan lokal dengan waktu penahan 2, 4 dan 6 jam dalam bentuk grafik ditunjukkan pada Gambar 4. Untuk waktu penahan 6 jam kekerasan shaft gear pump lokal mendekati kekerasan shaft gear pump original, walaupun nilainya masih jauh dibawahnya. Shaft gear pump lokal, dengan temperatur tempering 700⁰C dengan penahanan waktu 6 jam memiliki nilai yang paling optimal bila dibandingkan dengan temperatur tempering 700⁰C dengan waktu penahanan 2 jam dan 4 jam dengan peningkatan kekerasan 45,52%. Nilai kekerasan shaft gear pump lokal semakin lama waktu penahanan nilai kekerasan semakin meningkat. Meningkatkan kekerasan material shaft gear pump lokal dengan proses perlakuan panas dengan temperatur austenite 1000 selama 2 jam diquenching dengan gramus kemudian ditempering tempartur 700 selama 2,4,6 jam, penahan waktu 2 jam kekerasan material shaft gear pump lokal naik sebesar 10,34% dari shaft gear pump tanpa perlakuan panas sedangkan dengan penahanan 4 jam naik sebesar 27,43%. Material shaft gear pump lokal dengan penahanan waktu 6 jam memiliki nilai yang paling optimal bila dibandingkan dengan penahan 2 dan 4 jam dengan peningkatan kekerasan 45.52%. Nilai kekerasan ini masih jauh dari shaft gear pump original,yaitu nilai rata-rata kekerasan shaft gear pump original 627,95HVN dan nilai rata-rata kekerasan shaft gear pump lokal, perlakuan panas waktu penahanan 6 jam 262.14HVN. Meskipun telah dilakukan perlakuan panas, nilai kekerasan tertinggi material shaft gear pump lokal dengan metode austempering belum bisa menyamai nilai kekerasan shaft gear pump original, hal ini disebabkan karena terdapat perbedaan komposisi kimia yang sangat tinggi pada kandungan karbon (C),Chorme (Cr) dan Molibdenun (Mo) 4. KESIMPULAN 1. Material shaft gear pump original dan shaft gear pump lokal dari Komposisi kimia berbeda, shaft gear pump original dapat digolongkan tool steel grade AISI M48 sedangkan lokal digolongan corban steel sedang yaitu grade SAE-AISI 1040. 2. Sifat mekanik material shaft gear pump lokal, dengan proses heat treatment peningkatan nilai kekerasan optimum pada waktu penahanan 6 jam, nilai kekerasannya sebesar 262.14HVN meningkat 45,52% dibanding dengan shaft gear pump lokal tanpa heat treatment, dan masih dibawah nilai kekerasan shaft gear pump original. 3. Nilai kekuatan tarik shaft gear pump lokal yang paling optimum pada penahanan waktu 6 jam dengan nilai kekuatan tarik 90.5 Kg/mm 2 meningkat 42.8% dibanding shaft gear pump lokal tanpa perlakuan panas harga lebih murah dari shaft gear pump original. 50 ISBN 978-602-99334-2-0

D.8 DAFTAR PUSTAKA ASM Metals Handbook. (1990-1, 2005-2), Vol 01 : Properties and Selection Irons, Steels, and High-Performance Alloys, ASM Internationa Amstread, BH. dkk. (1995), Teknologi Mekanik edisi ketujuh oleh Ir. Sriati Djaprie, M.Met. Erlangga, Jakarta. Departement Mekanik., 2012., PT. Asia Pasifik Fiber., Kendal Semarang. Mollenhauer, D.H., 1997, Interlaminar Deformation at a Hole in Laminated Composites: A Detailed Experimental Investigation Using Moiré Interferometry, Doctor of Philosophy Dissertation available for download at the Virginia Polytechnic Institute and State University library s Callister, D William. (2008), Material Science and Engineering, John Willey and Sons Inc, New York. Wiryosumarto, H.,Okumura T., (2008), Teknologi Pengelasan Logam, Cet. 10, PT. Pradnya Paramita, Jakarta Van Vlack, Lawrence, 1985, Elements Of Materials Science and Engineering 5th Edition, USA: Addison-Wesley Publishing Company Prosiding SNST ke-4 Tahun 2013 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 51