BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KETEBALAN LAPISAN POLA PADA METODE LOST FOAM CASTING TERHADAP AKURASI UKURAN BESI COR NODULAR FCD 450

KARAKTERISTIK PENGECORAN LOST FOAM PADA BESI COR KELABU DENGAN VARIASI KETEBALAN BENDA

BAB I PENDAHULUAN. membersihkan coran. Hampir semua benda-benda logam yang. Perkembangan material berbasis besi ( ferro), khususnya

TUGAS AKHIR POLA DAN PENGECORAN BODY RUBBER ROLL UNTUK SELEP PADI

PENGARUH PENAMBAHAN 12%Mg HASIL REMELTING ALUMINIUM VELG BEKAS TERHADAP FLUIDITY DAN KEKERASAN DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat. ini, menuntut manusia untuk melaksanakan rekayasa guna

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

Metal Casting Processes. Teknik Pembentukan Material

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

Redesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) B-80

BAB I PENDAHULUAN. cairan logam tersebut dicorkan ke dalam rongga cetakan dan didinginkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN PENGECORAN KONSTRUKSI CORAN DAN PERANCANGAN POLA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK PENGECORAN KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KETEBALAN BENDA TERHADAP KEKERASAN BESI COR KELABU DENGAN PENGECORAN LOST FOAM

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KETEBALAN BENDA TERHADAP KEKERASAN BESI COR KELABU DENGAN PENGECORAN LOST FOAM

BAB I PENDAHULUAN. melakukan rekayasa guna memenuhi kebutuhan yang semakin kompleks, tak terkecuali dalam hal teknologi yang berperan penting akan

ANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat dicor dalam cetakan yang rumit dengan mudah. kali memproduksi komponen alat pertanian. Pada tahun 1850 di Inggris

BAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang

REDESAIN DAN PENGGUNAAN MESIN CENTRIFUGAL CASTING

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat ketahanan

BAB V PROSES PENGECORAN BAB V PROSES PENGECORAN

ISSN hal

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian. dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli

PENENTUAN TEMPERATUR OPTIMUM PADA PENGECORAN INVESTMENT CASTING DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN TANAH LIAT

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi pengecoran sangat berpengaruh terhadap. kemajuan Industri manufacture. Oleh karena itu pengembangan teknologi

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor

PENGARUH UKURAN PASIR TERHADAP POROSITAS DAN DENSITAS PADA PENGECORAN ALUMINIUM SILIKON (95% Al- 5% Si) DENGAN METODE PENGECORAN EVAPORATIF

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi zaman sekarang berkembang sangat cepat dan pesat,

BAB I PENDAHULUAN. karbon, dimana suhu cairnya yang rendah (1200 ). Besi cor. biasanya mengandung silicon sekitar 1% - 3%. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hubungan antara komposisi dan pemprosesan logam, dengan

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

L.H. Ashar, H. Purwanto, S.M.B. Respati. produk puli pada pengecoran evoporatif (lost foam casting) dengan berbagai sistem saluran.

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

I. PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

Proses Manufaktur (TIN 105) M. Derajat A

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VARIASI UKURAN PASIR CETAK TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN TARIK CORAN SCRAP PISTON SEPEDA MOTOR. Sigit Gunawan 1, Sigit Budi Hartono 2 2.

MODUL PDTM PENGECORAN LOGAM

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TUANG TERHADAP KETANGGUHAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PENGECORAN ALUMINIUM

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik kalangan

PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR

BAB I PENDAHULUAN. atau mata bajak dengan menempa tembaga. Kemudian secara kebetulan

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn

ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MEKANIS DAN KOMPOSISI KIMIA ALUMUNIUM HASIL PEMANFAATAN RETURN SCRAP

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TUANG PADA PENGECORAN DAUR ULANG Al-Si TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN DENGAN POLA LOST FOAM

MATERIAL TEKNIK LOGAM

STUDI SIMULASI DAN EKSPERIMEN PENGARUH KETEBALAN DINDING EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 METODE SAND CASTING

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

OPTIMASI DESAIN CETAKAN DIE CASTING UNTUK MENGHILANGKAN CACAT CORAN PADA KHASUS PENGECORAN PISTON ALUMINIUM

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu. sehingga tercipta alat-alat canggih dan efisien sebagai alat bantu dalam

BAB V KERAMIK (CERAMIC)

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266

PENGUJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU PADA BLOK REM KERETA API

Mata Kuliah: Proses Manufaktur II (Pengecoran, Pembentukan) 3 sks

Komposisi Distribusi Butir Pasir Cetak terhadap Tingkat

Momentum, Vol. 13, No. 1, April 2017, Hal ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu logam besi (ferro) dan logam bukan besi (non ferro). Logam ferro yaitu

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si

II. KEGIATAN BELAJAR 2 DASAR DASAR PENGECORAN LOGAM. Dasar-dasar pengecoran logam dapat dijelaskan dengan benar

PENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP CACAT CORAN PADA PEMBUATAN CRANKSHAFT MESIN SINAS METODE PENGECORAN PASIR DENGAN BAHAN FCD 600

PROSES MANUFACTURING

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut :

ANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN

PEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

11 BAB II LANDASAN TEORI

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RISER (PENAMBAH) DALAM PENGECORAN BESI COR KELABU DENGAN METODE PENGECORAN LOST FOAM

BAB I PENDAHULUAN. walaupun harga produk luar jauh lebih mahal dari pada produk lokal. yang menjadi bahan baku utama dari komponen otomotif.

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengecoran logam merupakan suatu proses pembuatan benda yang dilakukan melalui beberapa tahapan mulai dari pembuatan pola, cetakan, proses peleburan, menuang, membongkar dan membersihkan coran. Hampir semua benda-benda logam yang berbentuk rumit baik logam ferro maupun non ferro mulai dari berukuran kecil sampai besar dapat dibuat melalui proses pengecoran. Perkembangan material berbasis besi (ferro), khususnya material coran baik kelas besi cor dan baja cor ditanah air telah meningkat sedemikian rupa mengikuti tuntutan kualitas yang berkaitan dengan fungsi produk cor itu sendiri. Persaingan ketat di industri pembuat komponen otomotif yang menjanjikan kontinuitas pesanan massal, telah dikuasai oleh industri-industri pengecoran besar yang mengaplikasikan berbagai jenis mesin produksi yang semakin canggih dan dilengkapi dengan pengendalian mutu yang cermat. Fakta yang terjadi memperlihatkan bahwa kebanyakan industri-industri kecil sampai menengah lebih banyak mengaplikasikan teknologi pengecoran sederhana dan lebih fleksibel dalam mengikuti keinginan pelanggannya. Industri pengecoran kecil hanya mampu menghasilkan permintaan produk-produk dalam jumlah terbatas, yang tentunya sangat sukar untuk dilakukan di industri besar. Hal ini memacu para praktisi pengecoran logam berbasis besi (ferro) untuk semakin meningkatkan kualitas produk maupun kapasitas produksinya. Namun demikian, peningkatan ini kemudian menimbulkan berbagai masalah dan tantangan baru yang harus dihadapi oleh praktisi-praktisinya, mulai dari kualitas dan ketersediaan bahan mentah, tuntutan terhadap kecepatan proses yang semakin tinggi, persaingan harga maupun masalah-masalah yang berkaitan dengan teknis maupun menejemen. Teknologi industri di Indonesia yang semakin maju, berpengaruh besar terhadap penggunaan besi cor nodular yang semakin dibutuhkan dikalangan industri. Permintaan produk-produk besi cor bergrafit bulat atau sering disebut ferro casting ductile (FCD) setiap tahun semakin meningkat. Besi cor nodular masuk dalam kelas 1

2 besi cor. Jenis besi cor ini sekarang banyak digunakan sebagai bahan pengganti baja untuk komponen-komponen seperti pada mesin-mesin pertanian, komponen otomotif (camshaft, crankshaft, gear, bosh), konstruksi (arms, sprockets, tool holder). Hal ini dikarenakan sifat fisik dan mekanik yang dimiliki hampir menyamai sifat-sifat yang dimiliki oleh baja konvensional baik dari segi kekuatan tarik, perpanjangan, maupun keliatannya. Salah satu besi cor nodular (FCD) standar yang banyak digunakan saat ini adalah FCD 450. Sifat utama dari coran FCD 450 baik fisik maupun mekanis sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari faktor waktu, temperatur, dan proses pencampuran cairan logam dengan bahan paduan. Proses nodularisasi (pencampuran paduan Fe-Si-Mg dengan logam cair) adalah merupakan salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian dalam pembuatan FCD agar nantinya bisa diperoleh graphit yang baik berbentuk bulat serta distribusinya merata, sehingga coran memiliki kekuatan fisik maupun mekanik yang tinggi. Metode dalam pengecoran logam berkembang menjadi berbagai macam jenis seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan ilmu pengetahuan dan meningkatnya kebutuhan manusia. Metode pengecoran ditinjau dari jenis cetakannya dapat digolongkan menjadi metode pengecoran logam cetakan tetap dan tidak tetap. Metode pengecoran logam cetakan tetap diantaranya metode high pressure die casting, low pressure die casting, centrifugal casting dan gravitiy die casting, sedangkan metode pengecoran cetakan tidak tetap diantaranya pengecoran cetakan pasir, investment casting, dan lost foam casting (LFC). Setiap jenis metode pengecoran memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga dalam pemilihan proses produksi dengan metode pengecoran harus mempertimbangkan dari berbagai sisi baik biaya, kualitas, fungsi dan lain-lain. Permasalahan yang muncul dalam pemilihan proses pengecoran logam diantaranya berkaitan dengan jumlah, harga dan spesifikasi benda yang akan diproduksi. Permasalahan yang lain adalah hasil produk yang akan dibuat hanya sebanyak satu benda atau sebagai sampel baik dalam ukuran yang besar atau kecil. Permasalahan ini kurang menguntungkan apabila menggunakan cetakan tetap ataupun cetakan pasir karena diperlukan pola yang akan meningkatkan harga produksi. Permasalahan yang lain juga adalah jika benda tersebut dalam jumlah sedikit dan bentuknya rumit maka akan mahal apabila dibuat dengan menggunakan

3 pengecoran cetakan tetap dan akan sulit apabila menggunakan cetakan pasir. Metode alternatif yang dapat digunakan untuk memproduksi dengan jumlah sedikit, dengan bentuk yang rumit adalah dengan menggunakan metode pengecoran dengan pola cetakan polystyrene foam atau yang lebih dikenal dengan pengecoran evavoratif (lost foam casting). Lost foam casting (LFC) merupakan salah satu metode pengecoran dengan biaya yang efektif dan proses pengecoran yang ramah lingkungan. Pengecoran lost foam merupakan salah satu jenis pengecoran yang menggunakan bahan expanded polystyrene (EPS) sebagai bahan untuk membuat pola dan ditanam dalam pasir silika menjadi cetakan. Ketika logam cair dimasukkan ke dalam cetakan, expanded polystyrene akan mencair dan menguap sehingga tempat itu akan diisi oleh cairan logam (Askeland, 2001). Pengecoran lost foam memiliki banyak keuntungan. Salah satu keuntungan dari lost foam casting adalah fleksibilitas dalam mendesign pola pengecoran. Pengecoran lost foam juga mampu untuk memproduksi bentuk-bentuk rumit yang sering sulit dilakukan dengan metode pengecoran lain (Department of Energy Washingthon, D.C.1998). Dalam dua dekade terakhir pengecoran lost foam casting proses telah diadopsi secara luas untuk memproduksi bagian kompleks tanpa kebutuhan untuk inti. Lost foam casting secara luas digunakan untuk coran paduan aluminium untuk menghasilkan komponen yang mempunyai bentuk yang kompleks (Guler dkk, 2014). Penelitian tentang pengecoran lost foam dengan material aluminium lebih banyak dilakukan jika dibandingkan dengan material ferro (besi dan baja). Metode pengecoran lost foam casting tidak hanya mempercepat dalam pembuatan prototipe dari hasil coran, akan tetapi telah menjadi sebuah metode untuk produksi massal. Harga produksi yang lebih rendah juga merupakan salah satu faktor penting dari metode pengecoran, karena pola pengecoran dibuat dari expanded polystyrene foam (EPS) dan peralatan untuk pengecoran tergolong sederhana dan tidak mahal, sehingga metode ini dapat digunakan untuk skala pengecoran kecil. Para pendesain dapat mengurangi proses pemesinan hasil cor sehingga mengurangi sampah benda padat. Pasir bekas cetakan dapat digunakan lagi dengan mudah karena tidak menggunakan bahan pengikat (Behm dkk, 2003).

4 Walaupun teknologi ini memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan pengecoran metode konvensional, akan tetapi metode pengecoran ini masih memiliki permasalahan. Permasalahan-permasalahan dalam pengecoran lost foam sangat banyak. Permasalahan yang utama yaitu hasil produk pengecoran yang permukaannya masih kasar. Permasalahan yang lain adalah masih banyaknya cacat coran (defect) yang terjadi. Pengaruh temperatur penuangan dan waktu juga akan mempengaruhi hasil coran. Ukuran dan bentuk dari butiran pasir (mesh) berbeda akan menghasilkan benda cor dengan karakteristik yang berbeda pula (Kumar dkk. 2007). Perbedaan ini tentu membutuhkan pengetahuan agar dapat diperoleh benda cor dengan hasil yang baik jika ditinjau dari ukuran butiran pasir yang digunakan. Permasalahan lain yang mempengaruhi kualitas benda cor adalah adanya porositas yang disebabkan karena faktor silika, karateristik polystyrene foam, juga temperatur penuangan sehingga mempengaruhi sifat mekanis material serta material refraktori yang digunakan sebagai pelapis dari pola polystyrene. Pengetahuan tentang pengaruh parameter-parameter di atas terhadap material tertentu sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil benda cor yang baik. Setiap material kemungkinan akan memiliki pengaruh berbeda terhadap hasil benda cor ketika menggunakan bahan dan alat yang sama. Diusulkan bahwa dalam pengecoran dengan metode lost foam casting, pelapisan dengan material refraktori dikembangkan sebagai lapisan pada permukaan pola untuk memberikan dukungan terhadap berat pasir sebelum logam cair membeku. Pelapisan dengan refraktori harus tahan terhadap suhu tinggi logam cair. Salah satu faktor yang diduga penting untuk memproduksi hasil coran berkualitas tinggi dengan metode lost foam casting adalah pelapisan pola expanded polystyrene dengan material refraktori. Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang pengaruh tebal lapisan pada pola expanded polystyrene (EPS) terhadap kekasaran permukaan, kekerasan, akurasi ukuran, porositas, dan struktur mikro pada paduan besi cor nodular FCD 450 dengan menggunakan metode lost foam casting.

5 1.2 Rumusan Masalah Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pelapisan pada pola EPS menggunakan refraktori Zircon Okside (ZrO2), dan bahan pengikat Colloidal Silica (O2Si) terhadap hasil pengecoran besi cor nodular FCD 450 menggunakan metode lost foam casting. Variabel tebal pelapisan pada pola expanded polystyrene (EPS) akan divariasikan. Setiap sampel pada masing-masing tebal lapisan akan dilakukan pengujian akurasi ukuran, kekasaran permukaan, kekerasan, porositas. Pengujian pendukung lainnya adalah pengujian struktur mikro hasil pengecoran paduan besi cor nodular FCD 450 setelah dilakukan pelapisan. 1.3 Batasan Masalah Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda, maka peneliti membuat beberapa batasan masalah pada penelitian ini antara lain: a. Material refraktori yang digunakan sebagai pelapis pola EPS adalah material refraktori Zircon Okside (ZrO2). Bahan pengikat yang digunakan adalah Colloidal Silica (O2Si). b. Pasir cetak yang digunakan adalah pasir silika dengan ukuran AFS (Average Fineness Size) 51. c. Material yang diuji dalam penelitian ini adalah paduan besi cor nodular FCD 450. Komposisi paduan cairan logam FCD 450 sudah ditentukan oleh industri tempat pengecoran yaitu PT. Aneka Adhi Logam Karya d. Material pola yang digunakan dalam pengecoran LFC ini adalah expanded polystyrene (EPS) high density (17 kg/m 3 ). e. Pengujian-pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari pengujian uji akurasi ukuran, kekasaran permukaan, uji porositas, pengujian kekerasan, dan pengamatan struktur mikro. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi tebal lapisan pada pola expanded polystyrene (EPS) menggunakan material refraktori Zircon Okside (ZrO2) dan bahan pengikat Colloidal Silica (O2Si) terhadap:

6 a. Akurasi ukuran besi cor nodular FCD 450 b. Kekasaran permukaan besi cor nodular FCD 450. c. Porositas dari besi cor nodular FCD 450. d. Kekerasan besi cor nodular FCD 450. e. Struktur mikro yang terbentuk pada hasil pengecoran besi cor nodular FCD 450. f. Nodul count pada struktur mikro dari besi cor nodular FCD 450. g. Nodularity dari struktur mikro besi cor nodular FCD 450. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Mengetahui parameter pelapisan pola EPS yang dapat menghasilkan coran yang memiliki sifat fisik dan mekanis yang baik dengan menerapkan metode pengecoran lost foam casting pada besi cor nodular FCD 450. b. Mengetahui karakteristik besi cor nodular FCD 450 setelah dilakukan pelapisan pola dan pengecoran dengan metode lost foam casting. c. Menjadi acuan dalam pengecoran menggunakan metode lost foam casting yang lebih lanjut. d. Menambah khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam rekayasa material dan bidang industri pengecoran. e. Memberikan gambaran perbandingan metode lost foam casting dan metode pengecoran konvensional kepada industri pengecoran di Indonesia.